semoga kalian suka yaww makasihh♥️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jestimjaber, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bagian 30
"Hanna, kak Leo nya ada?" Gadis tersebut mengangguk
"Ada kak, bentar ya aku panggilin kakak masuk lah dulu" Alice langsung mengikuti gadis tersebut masuk, dan duduk di ruang tamu
Tak berselang lama Leo datang dengan pakaian sederhana nya. Ia terlihat datar saja
"Alice, sama siapa kamu datang?" terdengar basa basi
"Hai, Gue sendiri dong emang selama ini lu lihat gue sama siapa?" ia berusaha memancing Leo
"hehe..kirain sama cowo lu" Alice langsung melirik Leo, namun ia hanya diam saja.
"Gue udah dengar semua nya dari Gani, leo. Gue minta maaf tapi tidak seharusnya kita seperti ini" ia sengaja datang emang buat membicarakan soal ini
"sori ya lice, gue udah lancang suka sama lu. Tapi gue janji gue akan pendam perasaan ini sampai benar benar hilang. Maaf" tatapan Leo ke alice terlihat sendu, namun Alice juga melihat betapa tulus nya tatapan itu
"Lu engak salah leo, gue engak nyalahin lu menurut gue itu wajar engak ada pertemanan beda lawan jenis yang hanya piur sebagai sahabat" Leo hanya menunduk saja
"Gue sadar lice, gue engak cocok buat lu dan itu selama nya. Oh iya gue denger lu udah tunangan selamat ya" Alice mendekat kan duduk nya tepat di samping Leo
"Tetap lah seperti dulu leo, aku tidak bisa membayangkan kalau kita sampai asing. Kamu sudah seperti orang yang sangat berarti bagi ku. Tolong jangan berubah" tatapan kedua nya saling bertemu
"Lice, semua orang punya masa nya dan kita tetap akan asing suatu hari nanti. Suami mu tidak akan terus membiarkan kamu bersama ku, seperti nya aku tidak bisa kalo harus seperti dulu" ia mengalihkan pandangan nya
"Aku mengerti itu, jujur leo aku pernah menyukai mu namun aku kesampingkan rasa suka itu agar persahabatan Kita tetap utuh. Dan akhirnya aku terbiasa hanya menganggap mu sebagai sahabat" terlihat dari wajah nya Leo seperti tidak menyangka
"Lice, lupakan semua tentang kita kemarin. Kamu fokus lah kepada masa depan kamu, kamu tidak butuh aku lagi sekarang. kamu akan memiliki pria yang cinta nya lebih besar dan dia siap melindungi mu kapan pun itu. Berbahagialah Alice" deg rasa nya Alice ingin sekali menangis
"kok kamu gitu si, kenapa dari dulu kamu tidak pernah memperjuangkan cinta mu itu kalo kamu memang sudah mencintai ku dari dulu, Leo" Tak terasa air mata Alice sudah turun mengenai kedua pipi nya
"Aku pria miskin alice, aku tidak memiliki apa apa. aku tidak bisa membahagiakan mu dan kedua orang tua mu pasti sangat ingin kamu hidup dengan pria yang berkecukupan dan mapan aku tidak ingin mengambil paksa kamu dari orang tua mu" Leo menekan setiap perkataan nya
"kamu kok gitu si leo, aku tidak pernah menganggap mu seperti itu begitupun orang tua ku. Kalo kamu memang dari dulu suka sama aku harus nya kamu berjuang leo" leo menangkis tangan Alice yang hendak memegangi tangan nya
"Alice, tidak ada orang tua yang rela anak nya menikah dengan pria miskin yang tidak memiliki apa apa. Ia akan memilih pria yang kehidupan nya sudah terjamin, dan aku bukan pria itu. Lupakan aku Alice pak Vincent lebih berarti untuk mu" entah kenapa mendengar kata kata seperti itu Alice merasa kesal
"Maaf aku telah menyakiti mu selama ini, aku pamit" Alice menyeka air mata nya lalu sedikit berlari keluar dari rumah Leo. Entah kenapa rasa nya ia tak sanggup mendengar setiap perkataan yang keluar dari mulut Leo sekarang
Untung nya saat ini ia sedang membawa mobil sendiri, Alice langsung masuk dan menangis bahkan sampai memukul stir mobil nya. Ia merasa kecewa sakit hati dengan semua perkataan yang dilontarkan Leo, ia tidak pernah menganggap leo serendah itu tapi kenapa ia malah merendahkan diri nya sendiri
Sore hari nya Alice mengajak Vincent untuk pergi, tak lama Vincent datang kerumah meminta ijin kepada papa Alice dan mereka segera pergi
"Kamu tumben ngajak saya jalan, biasa nya harus dipaksa dulu" ucap Vincent, Alice hanya diam saja
"Saya lagi butuh hiburan, udah Mas diam aja" Vincent geleng geleng
"kamu hanya menganggap saya sebagai bahan hiburan?"
"Tidak astaga" Vincent hanya bisa tersenyum, ia emang suka sekali mengoda Alice akhir akhir ini
"oh iya Alice, kemarin saya sudah memesan tiket untuk kamu dan keluarga sudah saya berikan ke papa kamu" Mata alice membulat sempurna
"kenapa harus mas yang beliin, aku juga masih bisa beli kok" Vincent menghela nafas
"saya juga tau kamu bisa beli, saya hanya ingin memberikan nya saja untuk mu dan keluarga. Memang nya salah?" Alice tiba tiba saja langsung memeluk
"engak mas, makasih ya" vincent hanya tersenyum saja
Mereka pun menuju ke sebuah rumah yang entah itu rumah apa, Vincent menyuruh Alice untuk turun
"Ini apa mas? Rumah siapa? Teman kamu?" Vincent menggeleng, lalu menarik Alice untuk masuk
"Selamat datang Tuan" Sapa seorang pria disamping sembari membungkuk kan badan nya nya
"Felix sudah di dalam?" Pria tersebut mengangguk
Vincent terus mengandeng tangan Alice untuk masuk, terlihat didalam nya sebuah ruangan kecil yang sangat rapi namun tertutup
"Selamat datang tuan" pria tersebut melirik alice dan membungkuk kan badan nya. Alice hanya tersenyum saja
"Saya mau lihat proposal kemarin saja, Mana berkas nya?" Dengan gerakan cepat pria tersebut memberikan sebuah berkas
Vincent melepaskan genggaman tangan nya lalu membuka berkas tersebut, Alice langsung merapatkan diri mendekati Vincent.
"Kayak nya semua nya beres, Minggu besok saya ada urusan ke luar negri kalian selesai kan saja" Beberapa pria disitu mengangguk
Lalu Vincent mengajak Alice untuk pergi dari situ, sebenarnya alice masih penasaran tempat apa itu
"Mas, kita beli jajan dulu ya" Vincent yang hendak membuka kan pintu. Langsung berbalik badan
"Mau jajan dimana?" Alice memonyongkan bibir nya
"Ya kita jalan dulu aja, nanti sambil lihat lihat dijalan" Vincent mengangguk, lalu menyuruh Alice untuk segera masuk
Vincent segera melajukan mobil nya untuk keluar dari pekarangan rumah tersebut.
"Mas" Vincent menoleh sebentar
"Hmm" jawab nya singkat, sebenarnya ia takut Bertanya hanya saja ia penasaran
"Tadi rumah siapa? Itu anak buah kamu?" Vincent tersenyum
"kamu penasaran?" Alice tentu saja langsung mengangguk
"Iya itu anak buah saya, itu rumah salah satu anak buah saya. Tadi saya kesana cuma nanyain proposal" jawab Vincent
Mereka pun berjalan jalan disekitar kota sembari mampir ke restoran dan tempat tempat indah lainya. Malam hari nya sekitar pukul delapan malam mereka baru saja sampai di rumah Alice Vincent masuk untuk bertemu kedua orang tua Alice, setelah itu baru ia bisa pulang
pikirannya maen aja sm temen cwo nya