NovelToon NovelToon
YISHA : After Reincarnation

YISHA : After Reincarnation

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Romansa Fantasi / Cinta Seiring Waktu / Elf / Fantasi Wanita
Popularitas:6.4k
Nilai: 5
Nama Author: Rin Arunika

Beberapa tahun lalu, Sora dikhianati oleh kekasih dan sahabatnya. Mengetahui hal itu, bukannya permintaan maaf yang Ia dapatkan, Sora justru menjadi korban kesalah pahaman hingga sebuah ‘kutukan’ dilontarkan kepadanya.

Mulanya Sora tak ambil pusing dengan sumpah serapah yang menurutnya salah sasaran itu. Hingga cukup lama setelahnya, Sora merasa lelah dengan perjalanan cintanya yang terus menemui kebuntuan. Hingga suatu hari, Sora memutuskan untuk ‘mengistirahatkan’ hatinya sejenak.

Tanpa diduga, pada momen itulah Sora justru menemukan alasan lain dibalik serangkaian kegagalan kisah cintanya.

Yisha : After Reincarnation - Pertemanan, Kisah Cinta, Dan Pengorbanan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rin Arunika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

#30

Cahaya matahari pagi yang sedari tadi terus mengintip akhirnya bisa memasuki ruangan itu setelah Bi Lena menyibak gorden yang menutupi jendela.

Pagi itu, Agnes telah jauh lebih baik dan kondisinya berangsur stabil.

“Wah … Cuacanya agak mendung ya Dek …” ucap Bi Lena sambil terus menatap langit dari tepi jendela.

“Iya, Bi. Kalau mendung dan udaranya dingin gini bawaannya pengen tidur terus…” balas Agnes sambil ikut menatap jendela dari ranjang perawatannya.

“Dek Agnes ini kan memang masih harus istirahat total, Dek. Ya memang mesti banyakin tidurnya,” kini Bi Lena melempar pandangannya pada Agnes.

“Hehehee…” Agnes tertawa kecil melihat Bi Lena memanyunkan bibirnya. Sesaat Ia teringat pada mendiang Ibunya. “Bi Lena… Bisa ke sini sebentar?”

“Iya Dek, Bibi bisa bantuin apa?” Tanya Bi Lena sambil berjalan mendekati Agnes.

“Aku boleh peluk Bi Lena gak? Tiba-tiba aja aku kangen banget sama Ibuku…” Kedua mata Agnes tampak berkaca-kaca.

“Ya ampun, dek…” Bi Lena mengabulkan permintaan sederhana Agnes. Wanita paruh baya itu lalu merengkuh tubuh Agnes dalam dekapannya.

Setelah beberapa saat larut dalam momen yang mengharu biru itu, Agnes lalu melepaskan dekapannya dari Bi Lena dan menyeka wajahnya sambil mencoba menata kembali pikirannya.

“Makasih, Bi,” kata Agnes dengan suara yang masih sedikit gemetar.

“Iya Dek Agnes…”

“Ngomong-ngomong, Sora kok belum ngehubungin Aku ya Bi? Ke Bi Lena udah ngabarin? Biasanya dia kan cerewet banget,” Agnes mengalihkan topik pembicaraan.

“Belum, dek. Non Sora belum ngehubungin Bibi. Mungkin masih sibuk banget,” jawab Bi Lena.

Sebenarnya, jauh dalam hati Bi Lena dirinya juga merasa khawatir tentang Sora. Pasalnya, Yasmin sebagai sosok yang Sora sebut namanya dalam pesan terakhirnya juga tak kunjung mengabari Bi Lena. Kedua orang itu sama-sama tak bisa Bi Lena hubungi. Hingga akhirnya Bi Lena hanya bisa menunggu mereka terlebih dahulu memberi kabar.

Ditengah momen itu, tiba-tiba saja ponsel Bi Lena berbunyi menandakan sebuah panggilan masuk. Kedua wanita itu lalu terperanjat dan Bi Lena cepat-cepat merogoh ponsel dari dalam tas miliknya.

“Sora bukan, Bi?” tanya Agnes penasaran.

Bi Lena berdecak. “Hmmp. Bukan, dek. Ini Mas Ivan yang telpon,”

“Oalah…” sahut Agnes.

“Iya Mas, ada apa?” Tanya Bi Lena pada Pak Ivan yang berada di kediaman Sora.

“Ini, Bu. Di depan rumah ada laki-laki yang namanya Reza, nyari-nyari Non Sora, nyari-nyari Dek Agnes juga,” Pak Ivan terdengar kesal.

“Orang itu lagi? Ya ampun… Biarin di luar aja, Mas. Jangan dikasih masuk,” geram Bi Lena. Lalu setelahnya sambungan telpon itu berakhir.

“Apa katanya, Bi?” rasa ingin tahu Agnes muncul ketika melihat perubahan raut wajah dan nada bicara Bi Lena barusan.

Bi Lena tampak berpikir keras untuk menjawab pertanyaan Agnes. Ia menimbang akan seperti apa reaksi Agnes nanti jika gadis itu mengetahui masalah yang Pak Ivan bicarakan lewat telpon tadi.

Kemudian setelah cukup lama menimbang-nimbang, Bi Lena akhirnya menjawab pertanyaan Agnes. “Biasalah, Dek. Oknum yang minta sumbangan,” Bi Lena berbohong.

“Ooo... Emang ke rumah orang kaya ada juga ya yang minta-minta begitu? Kirain cuma di komplek aku aja,” Agnes terkekeh.

“Uh! Jangan salah, Dek. Mereka malah punya jumlah minimal donasi sama pake surat yang lengkap. Rapi banget.” Bi Lena mengangkat kedua jempolnya ke udara.

“Waahhh... Baru tahu aku,” Agnes terperangah mendengar ucapan Bi Lena.

Sejauh ini, Agnes terlihat semakin akrab dengan Bi Lena. Selain karena Bi Lena yang menuruti perintah Sora untuk menjaga Agnes, kondisi Agnes yang kini memang tak memiliki siapapun lagi dalam hidupnya juga cukup mempengaruhi hal itu.

#

Tadi malam, Sora akhirnya mendapatkan kembali kesadarannya sekitar pukul sebelas ketika hujan lebat dan gemuruh saling bersahutan.

Di sebelahnya, terdapat Yasmin yang tertidur lelap dengan tubuh meringkuk ke arah Sora. Sejenak Sora berpikir bahwa Yasmin begitu terlalu baik karena selalu berada di sisinya.

Jauh dalam diri Sora, saat itu Ia ingin segera pulang menuju rumahnya. Namun, selain karena keberadaan Yasmin di sampingnya serta cuaca di luar sana yang kurang mendukung, kala itu juga Sora merasa tubuhnya begitu lemas. Ia merasa tubuhnya seperti babak belur habis dikeroyok oleh sangat banyak orang. Karenanya, Sora memutuskan untuk kembali beristirahat dan mengumpulkan energinya.

Lalu pada keesokan harinya, Sora telah merasa jauh lebih baik dari tadi malam. Tubuhnya pun kini terasa segar dan lebih bertenaga.

Masih di tempat tidurnya, Sora kini beranjak menuju kamar mandi untuk membasuh wajahnya. Ia tidak mendapati keberadaan Yasmin di sana.

Namun, ketika Ia menatap cermin lebar yang berada di atas wastafel, Sora merasa ada sesuatu yang aneh pada dirinya.

Entah kenapa, Sora merasa dirinya kembali teringat dan begitu merindukan sesosok pria dengan rambut panjangnya yang berwarna putih. Kita sudah tahu sosok pria yang saat itu muncul dalam pikiran Sora.

“Tidak, tidak, tidak,” Sora menggelengkan kepalanya dengan cepat untuk menghapus perasaan anehnya itu.

Apa-apaan yang barusan itu, pikirnya. “Enggak. Ini pasti karena Aku habis bangun tidur langsung ke kamar mandi...”

Lalu setelah Sora keluar dari kamar mandi, dirinya mendapati Yasmin baru saja memasuki ruangan kamar itu. Dilihatnya Yasmin membawa sebungkus roti tawar dengan satu wadah selai coklat pada kedua tangannya.

“Mevine, kau habis dari mana?” Tanya Sora.

Sontak kedua mata Yasmin membulat ke arah Sora. Dan Sora buru-buru menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Kedua wanita itu tampak sama-sama terkejut dengan pertanyaan yang meluncur dari mulut Sora barusan.

“Ra…?” kata Yasmin pelan. Ia masih terperangah tak percaya.

“Aduh, Bu. Maaf…” Sora masih menutup mulutnya dengan satu tangannya.

“A-apa tadi? Kamu manggil aku apa?” Yasmin berjalan mendekati Sora. Sebungkus roti dan selai itu Yasmin tangkup di lengan kirinya.

“Maaf Bu. Aku tadi keceplosan,” Sora menjadi terlihat panik dan salah tingkah.

Kemudian, Yasmin meraih lengan Sora dan mengajaknya duduk di tepi tempat tidur.

“Katakan. Apa ada hal aneh yang kamu alami atau kamu rasakan setelah kamu siuman?” Yasmin memegang jemari Sora setelah menaruh roti dan selai itu di tengah tempat tidur.

Sora menghela nafas sambil menyiapkan hati dan pikirannya untuk menjawab pertanyaan Yasmin. “Aku,- hanya merasa bingung, Bu...”

“Bingung kenapa, Ra? Katakan saja padaku...” Yasmin sangat siap untuk menjadi tempat Sora menceritakan kegelisahannya.

“Sejujurnya, ketika aku memasuki ruangan aneh di balik portal itu, entah kenapa aku merasa sangat tidak asing. Aku sejenak berpikir bahwa seharusnya aku datang ke tempat itu sejak dulu, padahal aku tidak pernah tahu tentang keberadaan tempat itu, Bu…” Sora menundukkan pandangannya dari tatapan Yasmin

Yasmin tak henti menatap wajah Sora yang tertunduk. Sebenarnya Yasmin sedikit merasa senang ketika mendengar cerita Sora barusan. Saat itu Yasmin sangat yakin bahwa ingatan dari jiwa dalam tubuh Sora pasti telah kembali. Namun wanita itu juga merasa cemas melihat Sora yang seperti akan kehilangan akal sehatnya. Sora cukup sering terlihat seperti orang linglung.

“Ra… Kamu pernah cerita ke aku kalau misalnya kamu pernah dapet ingatan tentang sosok yang mirip aku dengan nama yang asing, kan?” Yasmin menggenggam erat lengan Sora.

“Iya, Bu,” Sora masih belum menatap wajah Yasmin dan terus menundukkan kepalanya.

“Sekarang, coba lihat aku. Perhatikan aku baik-baik,” kata Yasmin.

Perlahan, Sora mengangkat wajahnya dan dilihatnya Yasmin masih duduk manis di hadapannya. Lengan Yasmin yang putih dan cerah sangat cocok dengan baju kaos berwarna putih yang dikenakannya. Semakin naik, terlihat pula senyum yang Yasmin sunggingkan tampak begitu tulus. Namun ketika Sora melihat kedalam mata Yasmin, Sora tampak terkejut dengan apa yang dilihatnya.

“Bu!” tatapan Sora melebar ketika Ia melihat bola mata Yasmin berkilau kehijauan seperti emerald.

Tubuh Sora bahkan tersentak sebab gadis itu benar-benar merasa terkejut melihat kedua mata Yasmin. Kemana perginya bola mata berwarna coklat itu?

1
anggelly queen
Baru baca awalan udah ngerasa bakalan seru...
nga kan bosen.
Semangat thorr
Rectoverso
Cepet sembuh athorrr .../Whimper/
Rectoverso
Mulutnya diam, tapi hatinya mikir keras, wkwkwkwkkk /Hey/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!