Walau sudah menyandang status sebagai istri selama satu tahun, wanita yang bernama lengkap Arina Mafaza ternyata masih perawan. Entah alasan apa sehingga sang suami tidak menyentuhnya.
Dan malam itu Arina harus menerima kenyataan pahit, ia di jebak oleh suami nya sendiri sehingga ia tidur dengan pria yang tidak ia kenal. Hidup Arina benar-benar hancur apalagi saat suaminya justru menuduh dirinya selingkuh.
Namun tidak ada seorang pun tau kalau pria yang bersama Arina malam itu ternyata seorang Milliader.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Indah R Y, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29
Arina berdiri terpaku di ambang pintu rumahnya yang sunyi. Sepi yang menggema di dalam ruangan seolah mengejek luka di hatinya. Ia telah kembali. Tapi untuk apa? Untuk siapa? Rumah ini bukan lagi rumah tanpa tawa anaknya.
Tangannya gemetar saat menyentuh dinding. Napasnya memburu, dadanya sesak seperti tenggelam dalam air. Ghazi adalah segalanya baginya. Lalu Arga... dia mengambil darinya—tanpa ampun, tanpa belas kasihan.
"Bagaimana bisa dia lakukan ini padaku, ...?" bisiknya, suara yang nyaris tak terdengar.
Ia teringat malam itu, malam yang mengubah hidupnya. Kata-kata Mirza dan Carissa terngiang-ngiang di kepalanya—tentang wanita bayaran, tentang jebakan. Tapi tetap saja... bagaimana bisa Arga menjadi pria itu?
Arina memeluk dirinya sendiri, tangisnya pecah. Ia mengingat rasa sakit yang dia alami, bukan hanya secara fisik tapi juga luka di jiwanya
---
Di sisi lain kota, Celine pulang dalam kondisi hancur. Langkahnya gontai, matanya bengkak, rambutnya berantakan. Saat membuka pintu rumah, sang Mama, langsung berdiri dari sofa.
"Celine? Apa yang terjadi sayang?!"
Wajah Celine bergetar, lalu tubuhnya jatuh ke pelukan Mama Rika. Tangisnya meledak.
"Aku... aku nggak tahan lagi, Ma. Aku bukan siapa-siapa di matanya! Bahkan saat kami duduk semeja pun, dia tak melihatku!"
Mama Rika menggenggam pipinya, mencoba menenangkannya. "Sayang, kamu bilang mau makan malam dengannya. Apa yang dia lakukan padamu?"
"Aku menanyakan hubungan kami... dan dia—dia hanya menatapku dingin. Seperti... seperti aku pengganggu! Kami sudah bertunangan dua tahun, Ma! Tapi dia... dia tidak pernah menggandeng tanganku, apalagi mengajakku keluar seperti pasangan lain. Aku ini apa?!"
Papa Jaya, berjalan mendekat dan menggenggam pundaknya. "Kau tunangannya, dan itu tidak akan berubah. Aku akan bicara dengan Tuan Dierja. Dia tak bisa memperlakukanmu seperti ini."
Celine menggeleng, menatap kosong ke arah jendela. "Tapi aku tidak yakin dia pernah menganggapku tunangannya. Tidak dalam hati..."
Mama Rika menuangkan segelas air hangat. "Jangan menyerah, sayang. Hanya kamu yang layak berdiri di samping Arga Percayalah pada Mama."
---
Malam semakin larut. Arina duduk sendirian di ruang tamunya. Wajahnya tampak tenang, tapi matanya kosong, seperti seseorang yang telah kehilangan separuh jiwanya.
"Aku harus mendapatkan anakku kembali. Aku tak bisa menyerah. Ghazi anakku... darah dagingku."
Ia berdiri. Matanya bersinar oleh tekad. "Besok, aku akan ke rumah sakit. Rumah sakit yang aku pilih. Aku akan melakukan tes sendiri. Aku tidak akan membiarkan Tuan Arga mengambil segalanya dariku... ."
Ding dong.
Suara bel pintu membuatnya menoleh. Siapa malam-malam begini?
Saat pintu dibuka, ia menemukan Pandu dan Bunga berdiri di ambang. Wajah mereka tegang, penuh rasa bersalah.
"Apakah... kamu tidak akan mengizinkan kami masuk?" tanya Pandu pelan.
Arina menatap mereka beberapa detik, lalu berbalik tanpa sepatah kata. Pandu dan Bunga pun masuk, menutup pintu perlahan. .
Bunga menatap sekeliling. " Zi di mana?"
Mata Arina mulai berair lagi. Ia menggigit bibir bawahnya, mencoba keras menahan air mata.
"Arga... dia membawa Zi," jawabnya nyaris tak terdengar.
"Apa?!" Pandu membungkuk ke depan. "Maksudmu... dia mengambil Zi darimu?! Tapi bukankah dia bilang kamu punya waktu 24 jam?"
"Dia merenggut Zi dariku seperti aku ini bukan ibu nya... Seperti aku ini... tidak punya hak!" Arina menggenggam erat bantal di pangkuannya. "Bagaimana bisa dia melakukan itu?!"
"Apa yang kamu lakukan saat itu? Kamu tidak melawan?" tanya Pandu, suaranya meninggi karena panik.
"Aku tak sempat. Dia datang, bersama anak buahnya... dan aku terlalu lemah." Air mata Arina akhirnya jatuh. "Aku gagal sebagai ibu..."
Bunga berjalan mendekatinya dan memeluknya erat. "Tidak... kamu bukan ibu yang gagal. Kamu ibu yang kuat, Rin, kamu tidak sendiri. Kita akan cari jalan."
Arina menutup mata, bersandar di pelukan Bunga, hatinya hancur tapi mulai terbentuk kekuatan baru dari serpihan luka itu.
---
ya anakmu ttp haram lah walau di nikahi danis,gk bisa pake marga bpknya kl perempuan Danis tak bisa jd walinya. gk bisa dpt warisan bhkan hbis nikah pun gk boleh di kumpuli suami smp hbis lahiran, set br akad lagi.
rumit hukum nya kl hamil di luar nikah kita tak bisa nuntut nafkah, Danis kl mmberi uang itu bkn nafkah tp kayak sedekah saja.
😀😀❤❤❤❤
❤❤❤❤❤❤
❤❤❤❤
Arga kesirep...
❤❤❤❤❤❤
lanjuttttt..
❤❤❤❤❤