Yuna gadis Rapunzel yang terkurung di kastil mewah, hingga seorang Pangeran membawanya dan memberinya kebebasan yang dia inginkan. Namun, itu tidak seindah yang dia bayangkan, dia adalah umpan, kebaikan Pangeran adalah bayang semu.
Dia berkali-kali patah hati, berkali-kali menahan kesedihan. Pangeran adalah sesuatu yang menyakitkan untuk dia miliki.
Sedih namun manis, gundah namun lucu, gelisah namun kocak. Dia akan melewati hari-harinya dengan tawa meskipun menyimpan luka, dia akan menjadi binar diantara makhluk indah lainnya.
Hingga akhirnya dia bertemu dengan seseoarang yang benar-benar bisa membuatnya tertawa dan melupakan sedihnya.
Pangeran... jangan pernah menyesal jika seseorang mengambil Tuan putri dari mu.
"Aku masih saja mencintai mu, bahkan ketika kamu mematahkannya berkali-kali"
*Kisah ini akan membuat mu tertawa dalam rasa sesak. Terima kasih... selamat membaca🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon F.A queen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30_Anak kucing 2
"Masuk," Leo memberinya satu payung, sedangkan dia kembali ke dalam mobil. Yuna segera berlari ke dalam tanpa membawa payung dari Leo, untuk apa? Untuk apa payung itu? Bukankah dia sudah terlanjur basah kuyub saat ini, lalu apa gunanya payung?
Yuna segera membasuh dirinya dengan air hangat, tapi dia masih merasa sangat kedinginan. Dia segera menyudahi dan segera menyembunyikan dirinya dibalik selimut, memejamkan matanya, dia merasa sangat lelah.
"Yuna aku akan menemani mu," ucapnya sambil jongkok bersama Yuna. Dia memegangi payung untuk Yuna, bajunya yang masih kering secara otomatis langsung terkena cipratan hujan.
"Apa kau tidak takut kena hukuman juga dari Ayah ku Kak?" tanya Yuna, suaranya bergetar menahan dingin.
"Tidak masalah, asalkan itu bersama mu Yuna," Dia tersenyum dan mengenggam tangan Yuna, mentransfer energi hangat tangannya. Yuna tersenyum. Waktu itu mereka hanya anak kecil yang berusia sembilan dan dua belas tahun. Anak cowok dengan rambut sedikit gondrong yang dia sukai diam-diam. Yuna kecil selalu membayangkan bahwa dia akan menjadi pengantin teman kecil itu.
Yuna membuka matanya ketika dia merasa ada sesuatu yang menempel di bibirnya. Antara sadar dan tidak dia melihat Leo tengah menciumnya, Yuna menyungginggkan bibirnya, tersenyum dan kemudian kembali memejamkan matanya. Dia baru saja bermimpi tentang teman masa kecilnya dan saat ini dia sedang bermimpi tentang Leo. Tapi tiba-tiba dia merasakan pahit di tenggorokannya, dia terbatuk dan segera bangun dari tidurnya. Leo segera memberinya minum.
"Terima kasih," Yuna menyerahkan gelasnya pada Leo. Tiba-tiba dia mengingat sesuatu, dia membuka matanya lebar...
"Aaaaaaa," dia berteriak sekeras-kerasnya. Dia ingat bahwa setelah mandi dia langsung tidur tanpa mengganti handuknya dan saat ini dia sudah memakai baju dengan lengkap.
"Leo kau... kurang ajar," Yuna menunjuk Leo dengan marah. Leo tersenyum menyeringai seperti hewan buas yang mendekati mangsanya.
"Apa aku salah jika melihat tubuh istri ku sendiri? Aku bahkan sudah menyentuh semuanya," Leo berbicara dengan nakal, wajah Yuna langsung memerah.
"Kau...," Yuna kehabisan kata-kata dan merasa sangat malu. Dia segera bersembunyi dalam selimut. Leo tersenyum puas mengerjai Yuna, dia memang mengganti bajunya namun dia tidak menyentuh area terlarang.
"Aku membuatkan mu bubur, apa kau mau makan?"
Yuna menggeleng di balik selimut.
"Aku sudah membuatkan mu dan kamu tidak mau makan? Besok aku tidak akan memberi mu makan selama satu bulan," Leo menarik selimut Yuna. "Kau mau makan atau tidak?" Leo sedikit berteriak. Yuna diam membiarkannya.
"Terserah," ucapnya lalu pergi keluar dengan membanting pintu.
Jika sudah begini, Yuna tidak bisa berbuat apa-apa kecuali menurutinya. Yuna duduk dan menurunkan kakinya dari tempat tidur, matanya melihat baskom berisi air dan kompres di atas meja, lalu ada kotak obat di sebelahnya. Dia segera memegang keningnya, sedikit demam. Yuna mengangkat ujung bibirnya, tersenyum... dia tadi demam tinggi hingga tidak sadar. Yuna memegang bibirnya.
'Ciuman tadi... bukan mimpi, dia memberi ku obat.'
"Karena kamu sudah memberi ku obat maka aku memaafkan mu," ucapnya dan kemudian langsung berdiri.
Leo sedang menonton telefisi ketika Yuna pergi kedapur dan mengambil bubur, masih hangat.
"Apa kau sudah makan?" Yuna menghampiri Leo dan duduk di sebelahnya. Mata Leo hanya meliriknya sedikit dan kembali fokus dengan berita bisnis yang dia tonton.
"Leo, apa kau sudah makan?" Yuna mengulang pertanyaannya. Tak ada jawaban.
'Ck....dia mendiamkan ku lagi,' Yuna menyuap bubur ke dalam mulutnya. Hmmm, rasanya sangat lezat. Dia menatap Leo dari samping, hidung mancung Leo semakin terlihat jelas, sudut bibir Leo tertutup rapat membuat bibirnya semakin menggemaskan, bulu matanya yang indah semakin eksotik seperti merak yang sedang memamerkan bulunya.
Laki-laki ini... jantung Yuna berdegup. Leo melirik, menyadari bahwa Yuna memperhatikannya, lirikannya membuat Yuna dengan segera berpaling dan menyuap lagi bubur ke dalam mulutnya hingga habis.
***@***
Yuna memilih beberapa sayur dan bahan yang dia butuhkan.
"Ada yang bisa saya bantu Nona?" seseorang menjejerinya. Dia segera menoleh, lalu menaikkan satu alisnya, mengingat-ingat sebentar.
"Vano...," ucapnya sambil menunjuk. Vano tersenyum puas karena Yuna mengingat namanya.
"Aahh, syukurlah nama ku begitu mudah untuk di ingat."
"Kau sedang apa di sini?" tanyanya pada Vano sambil clingak-clinguk mencari seseorang yang mungkin di gandeng Vano.
"Hai, Nona... jangan meremehkan ku. Pusat perbelanjaan ini milik ku," Vano dengan nada bercanda menyombongkan sedikit asetnya.
"Serius?? Wah wahh, bakal dapet diskon banyak nih dari si boss."
"Diskon? Kau bahkan bisa mengambilnya secara gratis jika kau mau."
"Hahaaa tidak begitu juga...," Yuna nyengir "Aku tidak suka barang gratisan," Yuna memelankan suaranya. Vano tertawa.
"Hahaa iya, iya... kau adalah Nyonya Leo."
Yuna mengangguk membenarkan ucapan Vano.
"Apa kau suka karaoke?" tanya Vano. Yuna langsung antusias. Karaoke?? sudah sangat lama dia tidak melakukan itu, entah berapa tahun yang lalu, mungkin ketika dia masih SMA.
"Suka," jawabnya dengan segera.
bikin novel Bru Lgi lah kakak author..
klu gk tertarik mna mungkin sampai cium😘
dr yg aku baca Yuna memang cantik banget Vano bahkan Karel jg suka Leo masih ketutup cinta buta Kiara .
novel sekarang gk ada yg menari pasti bacanya berhenti di tengah jlan udh bosen duluan para author hilang semua