NovelToon NovelToon
Benih Kembar Darah BingBai

Benih Kembar Darah BingBai

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Kembar / Lari Saat Hamil / Anak Genius / One Night Stand / Hamil di luar nikah
Popularitas:22.6k
Nilai: 5
Nama Author: Phopo Nira

Fang Hua Yi merupakan seorang wanita sebatang kara yang hanya bekerja sebagai pemburu terbaik di Biro penangkapan siluman, hantu dan iblis yang bernama BingBai.

Berniat memanfaatkan pesta pendirian Kekaisaran Xian Yu untuk menjebak pria yang dicintainya secara diam-diam. Rupanya jebakan itu malah mengenai dirinya sendiri, hingga membuatnya menghabiskan malam panas bersama dengan pria yang tidak dia kenal sampai menumbuhkan dua kehidupan lain di dalam perutnya.

13 tahun kemudian, Fang Hua Yi memutuskan kembali bergabung dengan Biro dengan membawa kedua putra kembarnya. Namun, siapa sangka rahasia besar satu persatu mulai terkuak.

Tidak hanya tentang siapa ayah dari kedua putra kembarnya. Akan tetapi, juga menguak tentang identitas Hua Yi yang sesungguhnya yang berakhir menjadi rebutan dari lima penguasa alam sekaligus.

Siapakah identitas Hua Yi sebenarnya?

Apakah sebuah rahasia besar akan terungkap?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Phopo Nira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29. Kebimbangan Hati Si Kembar

“Aah, satu hal lagi! Jangan pernah mengucapkan kata-kata yang buruk terhadapnya seperti itu lagi. Aku sungguh tidak menyukainya, jika aku mendengarnya sekali lagi maka akan aku cabut lidahmu itu. Apa kau mengerti?” Imbuh Ding Chen, sedangkan Lei Wu hanya bisa mengangguk pasrah sebagai jawaban.

Ye Ding Chen lantas berbalik dan seketika menyadari bahwa pestanya semakin kacau atas perbuatannya barusan. Namun dengan santainya Ye Ding Chen berkata, “Upss, maaf! Aku tidak sengaja menghancurkan pesta kalian. Anggap saja ini bayaran karena kalian seenaknya menjadikan diriku sebagai menantu Kaisar langit.”

Kaisar Alam Langit, Li Fang Zhao spontan membuang muka menghindari tatapan Ye Ding Chen. Jelas dia marah karena secara tidak langsung penolakan Ye Ding Chen terhadap putrinya membuatnya malu dihadapan semua tamu yang hadir. Namun, mana mungkin Ye Ding Chen peduli akan kemarahannya lagipula bukan dirinya yang lebih dulu memulainya.

“Kalian semua silakan lanjutkan pestanya, saya akan pamit undur diri lebih dulu,” ujar Ye Ding Chen yang langsung menghilang begitu saja.

...****************...

Beberapa saat yang lalu, di kediaman sederhana Hua Yi dan kedua putra kembarnya ….

Blaarrr …

Duarr ….

Suara ledakan energi spiritual yang saling berbenturan terdengar begitu memekikkan telinga. Akan tetapi, Guru besar Lan segera memasang segel pelindung pada rumah itu agar pembicaraannya dengan kedua anak kembar itu tidak terganggu dengan pertarungan yang tengah terjadi. Membiarkan Guru Jiang berjuang sendirian melawan pasukan klan iblis yang seolah tiada hentinya.

“Abaikan saja suara pertarungan diluar sana, bagaimana pun juga Guru kesayangan kalian itu tidak akan mati hanya karena pasukan kecil dari klan iblis. Mari kita fokus dengan pembicaraan ini lebih dulu,” ujar Guru besar Lan setelah tidak mendapat jawaban apapun dari kedua anak kembar itu.

“Ayah kalian sudah setuju, kalau kalian menjadi muridku! Bagaimana pun juga ilmu yang aku miliki jauh lebih tinggi dan luas dibandingkan siapapun di dunia. Eehmm, … kecuali pasangan Kakek Nenek penghuni istana WangLing itu. Intinya hanya aku yang bisa mengajarkan kalian berdua cara menggunakan kekuatan darah BingBai.” Guru besar Lan terus berusaha membujuk kedua anak kembar itu dengan berbagai cara.

Terlihat jelas baik Yi Chen maupun Jia Rui mulai goyah dengan segala bujuk rayu Guru besar Lan. Akan tetapi, mereka sudah berjanji akan meninggalkan tempat itu bersama sang ibu. Dibanding keinginan keduanya yang ingin menjadi lebih kuat agar bisa melindungi sang ibu, janji mereka lebih penting dari apapun.

“Maaf, Guru besar Lan! Kami tidak bisa menerimanya, jika Ibu memang menginginkan pergi dari tempat ini. Maka kami akan sell mengikuti keinginannya.” Yi Chen akhirnya menolaknya dengan terpaksa.

“Hahahaaa … Pilihan yang naif sekali! Memangnya dengan kekuatan kalian saat ini bisa melindungi Ibu kalian jika dalam bahaya, hmm?” tanya Guru Besar Lan terkesan meremehkan, “Ayo, aku perlihatkan seberapa banyak orang yang menginginkan darah kalian saat ini.” lanjutnya.

Guru besar Lan kemudian beranjak dari tempat duduknya, mengajak kedua anak kembar itu keluar dari rumah untuk menyaksikan langsung pertarungan yang sedang terjadi. Sebelum itu, Guru besar Lan sudah kembali memasang energi pelindung dan juga mantra penghilang agar keberadaan mereka tidak diketahui musuh. Dan betapa terkejutnya Yi Chen dan Jia Rui melihat banyaknya pasukan klan iblis yang sudah berhasil di hajar habis-habisan oleh Guru Jiang.

Perhatian kedua anak kembar itu kni tertuju pada pertarungan Guru Jiang dengan dua orang yang mengenakan topeng. Pertarungan yang sangat sengit, sampai kedua belah pihak mengeluarkan jurus dan mantra terbaik milik masing-masing. Ratusan pedang yang digerakkan dengan energi spiritual, bahkan kelopak bunga, tetesan air dan daun yang berguguran bisa dijadikan senjata mematikan dengan penggunaan energi spiritual yang tepat.

“Kalian melihatnya, bukan?” Guru besar Lan kembali buka suara, “Apakah kalian yakin bisa menghadapi mereka dengan kekuatan yang kalian miliki saat ini?” sambungnya.

Yi Chen dan Jia Rui hanya bisa saling memandang satu sama lain. Mereka sadar bahwa kekuatan mereka saat ini tidak bisa menghadapi musuh yang lebih kuat seperti yang saat ini sedang dilawan oleh Guru Jiang. Meski begitu, tetap saja keinginan sang Ibu akan selalu menjadi prioritas mereka.

“Kami memang tidak bisa melawan mereka, tapi jika Ibu ….”

“Jangan menolaknya dulu! Begini saja, sebelum ayah kalian muncul maka kalian bisa mengikuti keinginan ibu kalian. Namun, jika ayah kandung kalian sudah muncul dan mengakui kalian berdua sebagai anaknya. Saat itu juga aku anggap kalian sudah setuju menjadi muridku,” sela Guru Besar Lan yang tidak ingin mendengar kata penolakan lagi.

“Jangan memaksa kami! Meski ayah muncul dan mengakui kami sebagai anaknya, jika Ibu menolak keberadaannya maka kami akan tetap mengikuti ibu kami.” Yi Chen menegaskan.

“Benar, ibu yang paling utama! Untuk menghadapi mereka, kami akan mencari cara sendiri untuk menjadi lebih kuat dari sekarang,” Jia Rui menambahkan.

“Haaah … memang benar-benar anak Ding Chen,” gumam Guru besar Lan menghela napas pasrah.

“Baiklah, bagaimana pun juga kalian berdua akan tetap menjadi muridku di masa depan. Untuk apa perdebatan ini,” lanjutnya.

Dengan satu jentikan tangan, sebuah energi spiritual yang sangat besar langsung menyerang kedua orang bertopeng itu hingga keduanya memuntahkan darah segar dan segera menghilang dari sana. Tak lama kemudian, energi pelindung yang terpasang mulai menghilang. Menyisakan Guru Jiang yang terkejut karena musuhnya langsung kabur begitu saja.

“Guru Jiang, sudah waktunya kita kembali untuk saat ini,” perintah Guru besar Lan.

“Ta-tapi bagaimana dengan kedua bocah ini?” Guru Jiang jelas mengkhawatirkan kedua muridnya.

“Pengawal khususnya sudah berada di sini. Jadi, mereka akan tetap aman untuk sementara waktu. Kita harus melaksanakan rencana selanjutnya agar mereka tidak bisa lari lagi ke depannya,” ujar Guru besar Lan yang menyadari keberadaan Jing Yan Li, salah satu orang kepercayaan Ding Chen lainnya di sana.

Yi Chen dan Jia Rui hanya bisa menatap kepergian Guru Jiang dan Guru besar Lan dengan perasaan tidak rela. Meski awalnya menyebalkan, tetapi Guru Besar Lan rupanya menepati janjinya mencarikan tentang keberadaan ayah kandung mereka bahkan melindungi mereka dari bahaya. Namun, mengingat perjuangan Ibu mereka selama ini yang melahirkan dan merawat mereka sendirian selama ini membuat Yi Chen maupun Jia Rui ingin selalu mengutamakan keinginannya.

“Ge, apakah kita mampu melindungi Ibu dengan kekuatan kita yang sekarang? Meskipun memiliki keturunan darah BingBai, tetapi kekuatan itu tersegel sangat kuat di dalam tubuh kita,” ujar Jia Rui pada Yi Chen, keduanya jelas menyadari akan kekuatan masing-masing yang mereka miliki saat ini tidak sebanding dengan kekuatan musuh yang menargetkan mereka.

Bersambung, ….

1
@pry😛
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Fahmi Ardiansyah
🤣🤣🤣 dasar asal comot ni Ye dhi chen
@pry😛
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Fahmi Ardiansyah
sabar hua yi jgn bersikap egois terus.
@pry😛
🤣🤣🤣🤣cmbr dy
Budhe Satryo
AQ yg baca az jg ikut tertawa gemes kok 😍😍😍😍
Budhe Satryo
jngan sampai ad yg menculik sikembar lho kak
Budhe Satryo
selalu dibuat penasaran tiap episodenya
Budhe Satryo
y Ampun ikut bahagia bngt anaknya bisa langsung Nerima ...Ding Chen selamat berjuang ditunggu kebucinannya kak
Budhe Satryo
Alhamdulillah bntr lg terbongkar
tp sepertinya ad pengkhianat yg lapor ue klan iblis ni
Budhe Satryo
wkwkwk anak ma ayah sama az kasian diibu dibohongi 😄😄😄😄
Budhe Satryo
hua yi posisinya memang berat wajar kalu bersikap seperti itu
Fahmi Ardiansyah
iya hua Yi merasa di abaikan sama mereka ber3 n mungkin juga ada rasa cemburu Krn kedekatan si kembar n ayahnya😄😄😄
Fahmi Ardiansyah
semoga gak ada yg bisa menculik mereka.
Budhe Satryo
wah siapa kawan hua yi ini sepertinya dr klan iblis
Budhe Satryo
kupikir ad pengkhianat ternyata guru kan sendri penyebarnya 🤣🤣🤣🤣🤣
Budhe Satryo
wah ad pengkhianat ini pasti yg nyebarin keberadaan si kembar
Budhe Satryo
wah keren....Ding Chen ...harus kau lindungi donk
Budhe Satryo
g sabar dngn. bucinnya kalian deh
Budhe Satryo
akhirnya bisa berkumpul yg Kusuka dr karya kak Popo nanti akan dibuat bucin sebicin bucinnya ...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!