kampung Gaib adalah sebuah kampung terpencil yang terletak di daerah pegunungan yang sangat jauh dari pusat kota dan kampung ini merupakan kampung sesat yang memuja sekte hitam dan setiap bulan selalu mencari tumbal untuk kampung tersebut. Adat istiadat ini telah ada sejak kepala desa tersebut ganti dengan kepala desa baru.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kriicers, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29•
"Tidakk kamu yang mengejar ku kamu yang menggodaku, aku hanya pergi ingin mencari kayu bakar tapi tadi kamu yang mengajakku untuk melakukan hal itu ". Ucap Parlan dengan lantang kepada Caca yang hampir merasa putus asa.
"Dasar wanita jala*g bisanya cuma godain suami orangg ". Umpat seorang wanita yang ternyata itu adalah istri dari parlan.
"Lebih baik bunuh saja wanita ini. Dia telah mengotori kampung kita dasar wanita tidak bermoral". Warga yang sudah tidak bisa menahan emoosi pun juga ikut menjadi provokator untuk membunuh Caca.
Kemudian dari belakang kerumunan itupun munculah Aldi yang entah dari mana ia keluar. Kemudian Aldi pun menghampiri Caca yang masih dipegang oleh tetua Sholihin dan beberapa warga.
"Bukankah itu bang Aldi"? Damar menunjuk ke arah Aldi yang baru saja sampai di kerumunan tersebut.
"Mas? Mas Aldiii? Tolong aku mas jelaskan kepada mereka bahwa aku tidak bersalah ". Ucap Caca trenyuh.
"Aku kira kamu adalah wanita baik -baik Caca, sampai - sampai aku sudah mengutarakan perasaanku kepadamu, tapi aku bersyukur karena tabiat buruk kamu itu sudah aku ketahui sebelum kita sah menikah ". Ucap Aldi lalu dia tanpa berbicara lagi langsung pergi entah kemana.
"Sudah tetua bunuh saja wanita jala*ng ini sudah turun temurun peraturan di kampung ini jika wanita dan pria yang terbukti bersalah Ia akan dihukum mati". Teriak Lala dengan mata penuh dendam dengan Caca.
"Baiklah untuk membayar semua kesalahan dari gadis ini semua warga bebas untuk menghukum wanita ini sampai mati. Dia harus bertanggung jawab atas apa yang telah ia perbuat di kampung ini". Ucap tetua Sholihin. Sekilas ada senyuman aneh yang ditunjukan oleh Lala.
"Itulah akibatnya merebut pria yang aku sayangi Caca". Batin Lala.
Kemudian para warga pun menggeret Caca dan mulai untuk menyiksa Caca dengan kejam. Ada yang menggunakan kayu untuk memukul Caca, ada juga yang memakai batu sampai - sampai darah mengalir dari tubuh Caca yang sudah tidak berdaya tersebut. Jimmy dan teman - teman nya pun tidak luput dari pemandangan yang ada di depan. Melihat kengerian dan kekejaman dari warga desa membuat mereka tidak percaya sekaligus mematung berdiri melihat kekejaman demi kekejaman yang diberikan kepada Caca oleh warga kampung.
"Kenapa mereka sangat kejam kepada sosok itu apa salah dia dan kenapa Lala malah ikut menyiksa nya huhuhu ". Dina yang tidak percaya dengan pemandangan yang ada di hadapannya pun menggigil ketakutan sambil menutup wajahnya dengan tangan.
"Ternyata benar kampung ini adalah kampung sesat yang mempunyai tradisi mengerikan ". Ucap Jimmy dengan tatapan kosong ke depan.
" Huhuhu aku ingin pulangggg aku ingin keluar dari kampung inii". Ucap Dina yang masih menggigil ketakutan melihat kebiadaban kampung itu. Setelah para warga puas menyiksa Caca dengan keji mereka pun menggotong tubuh yang sudah tidak bernyawa itupun pergi untuk dibuang ke hutan tanpa memakamkan jenazah Caca. Setelah melihat kejadian itu mereka langsung tiba di penginapan kembali dengan hanya membutuhkan waktu sepersekian detik. Dilihat sosok Caca yang masih setia menunggu Jimmy dan teman - temannya sadar karena setelah melihat kejadian itu mereka pingsan.
"Aduh kepalaku pusing banget nih".
"Kepalaku juga seperti berputar putar ".
"kalian sudah melihat kan kebiadaban para warga kampung Alas, dan jika kalian berkenan tolong cari jenazahku lalu kalian pergi sejauh mungkin dari kampung ini".
Jelas Caca.
"Tapi dua teman kami masih hilang entah kemana, kalau kamu bisa membantu menemukan mereka kami juga akan membantumu, ". Pinta Dina kepada Sosok Caca tersebut.
"Sebelumnya aku meminta maaf kepada kalian, dua teman kalian akan sangat sulit untuk di selamatkan. Teman wanita kalian aku melihat Lala temanku menculiknya dan akan dijadikan tumbal ke genderuwo sesembahan warga kampung ini, dan untuk teman laki - laki kalian aku tidak yakin bisa menyelamatkannya karena dia telah membuat janji kepada siluman ular dan telah melakukan hubungan badan dengannya saat kalian tidak berada di sampingnya.
Degggggggggg.....
Sontak penjelasan Caca membuat ketiga anak itupun melongo tidak percaya.
"Ja ja jadi Sam yang telah membuat masalah dan kekacauan ini sampai sampai dia memfitnah kami agar dia selamat dari amukan warga". Dina bermonolog sampai ia pun tidak habis fikir dengan Sam begitu juga dengan Jimmy dan Damar.
"tolong carikan mayatku di sekitar hutan Ciliwung, disana kalian akan bertemu dengan seorang nenek yang baik hati hanya dia yang bisa membantu kalian menemukan jalan keluar sekaligus mencari mayatku. Aku akan berusaha mencoba menyelamatkan teman - teman kalian". Jawab Caca untuk meyakinkan kalian.
"Terimakasih Caca kami juga akan berusaha untuk mencari mayat mu dan menguburkannya dengan layak".
"Ternyata masih ada orang sebaik kalian, terimakasih, akan tetapi jangan terlalu berharap kepada teman wanita kalian, aku mempunyai firasat kalian akan menemukan teman kalian itu seperti menemukan mayatku ". Ujar Caca kepada Jimmy dan kawan - kawannya setelah itu sosok Caca menghilang digantikan dengan kepulan asap putih yang perlahan juga menghilang.
"Apa maksud Caca barusan jika kita akan menemukan Lala seperti kita menemukan mayat Caca"? Tanya Dina penasaran kepada kedua rekannya.
"Sudahlah jangan berfikir macam -macam kita harus cepat - cepat membantu Caca untuk menemukan mayatnya ke hutan Ciliwung". Ujar Jimmy.
"Tapi apakah kamu tau dimana letak hutan Ciliwung itu"? Tanya Damar kepada Jimmy.
"Aku pernah mendengarnya dari bapakku, kampung ini dan kampungku dialiri sebuah sungai yang sangat memanjang namanya sungai kalideres. Seingat ku bapak pernah bilang jika kita menyusuri sungai ini akan menemukan sebuah kampung dan itu adalah kampung Alas. Setelah melewati pinggiran kampung Alas kita akan sampai di hutan lebat dengan pohon pinusnya. Dan itu adalah hutan Ciliwung".
"Kalau begitu sebaiknya kita sekarang bergegas supaya matahari belum begitu naik, supaya kita tidak ketahuan oleh warga mumpung mereka masih tertidur". Tambah Dina.
Kemudian mereka bertiga mulai mengemasi barang - barang mereka dan semua peralatan untuk pergi ke hutan Ciliwung hutan yang dimaksud oleh Caca. Mereka pergi melewati belakang penginapan yang akan langsung menuju ke sungai. Takutnya jika mereka melewati dari depan akan ketahuan oleh warga.
"Ayo kita lewat dari belakang penginapan ini"! Titah Jimmy kepada kedua temannya. Mereka terus berjalan sampai menemukan sungai kalideres yang dimaksud. Setelah itu mereka kembali menyusuri sungai ke arah utara menuju hutan.