NovelToon NovelToon
Pria Dari Belgia

Pria Dari Belgia

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Beda Dunia / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: Kelly Hasya

"Aku sudah lama tidak pernah merindukan siapapun. Karena aku tahu, rindu itu cukup berat bagiku. Tapi sekarang, aku sudah mulai merindukan seseorang lagi. Dan itu kamu..!"

Maarten tahu, hidupnya tak pernah diam. Dia bekerja di kapal, dan dunia selalu berubah setiap kali ia berlabuh. Dia takut mencintai, karena rindu tak bisa dia bawa ke tengah laut.

"Jangan khawatir, kupu-kupumu akan tetap terbang.
Meski angin membawa kami ke arah yang berbeda,
jejak namamu tetap tertulis di sayapnya"

Apakah pria dari Belgia itu akan kembali?
Atau pertemuan kami hanya sebatas perjalanan tanpa tujuan lebih?

(Kisah nyata)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kelly Hasya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PELAJARAN

Pagi itu datang seperti pelukan hangat dari semesta. Matahari belum tinggi, tapi sinarnya sudah menari lembut di dinding kamarku. Udara masih segar, seolah malam yang berat telah dicuci bersih oleh angin. Aku duduk di dekat jendela, memandangi langit yang berwarna biru pucat, dengan awan-awan tipis seperti kapas yang baru dibentangkan.

Kupikir pagi ini akan terasa biasa saja. Tapi setelah percakapan tadi malam, rasanya ada yang berubah dalam diriku. Seperti ada kesadaran baru yang tumbuh, tentang luka, tentang kekuatan, dan tentang bagaimana cinta kadang menyamar sebagai penjara.

Di kejauhan, suara burung bersahutan. Dunia terlihat sederhana. Tidak seperti hati manusia. Tapi entah kenapa, untuk pertama kalinya setelah sekian lama, aku merasa sedikit lebih ringan. Sedikit lebih berani untuk melangkah.

Handphone-ku bergetar pelan di atas meja. Sebuah panggilan masuk dari temanku. Namanya Nisa. Aku mengangkat telfonnya sambil memandangi langit pagi.

“Halo Nis....?”

Suara di seberang langsung terdengar lirih dan patah.

“Kel... aku nggak kuat lagi...”

Aku terdiam. Nada suaranya sudah cukup memberitahu segalanya.

“Dia ke hotel lagi semalam. Sama cewek lain...” lanjutnya terbata.

Aku memejamkan mata, berusaha menahan amarah. Ini bukan pertama kalinya, Nisa mengadu seperti ini.

“Nis... Kamu harus berhenti menyakiti dirimu sendiri,” 

Kataku pelan, menahan emosi agar tak ikut larut.

“Tapi aku sayang... Aku tuh... Sayang banget sama Evan!”

Evan adalah pacar Nisa. Dia pria bermasalah. Dari luar terlihat tenang, tapi sebenarnya penuh amarah yang dipendam. Ia posesif, suka mengatur, dan sering membuat Nisa merasa bersalah atas hal-hal yang bukan salahnya. Hubungan mereka selalu dipenuhi drama, tapi Nisa terlalu sayang untuk benar-benar pergi.

“Aku tahu. Tapi sayang itu nggak cukup kalau kamu yang selalu jadi korbannya.”

Telepon itu menjadi hening sejenak, hanya tersisa suara napasnya yang berat dan putus-putus.

“Aku ngikutin Evan lewat GPS...” Katanya pelan.

Aku terdiam. Mencoba mendengarkannya.

“Dia bilang mau istirahat di rumah. Tapi lokasinya ada di hotel".

Suaranya pecah. Isak tangis terdengar, membuat moment ini semakin dramatis. 

“Dan aku liat… Evan sama cewek lain…!”

Aku menarik nafas. Rasanya ingin marah, tapi aku tahu Nisa butuh didengar, bukan dihakimi.

“Nis… kamu harus lepas dari dia,” Aku memberikan saran

“Tapi aku sayang banget sama dia..”

Aku diam sejenak, menunggu Nisa tenang. Lalu aku bicara pelan, tapi tegas.

“Nis, kamu tahu nggak? luka nggak akan sembuh kalau terus kamu tutupin pakai senyum palsu!”

Dia hanya menangis di ujung telepon.

“Kamu pantas dicintai tanpa harus merasa takut, tanpa harus ditekan, tanpa harus selalu minta maaf atas hal yang bukan salahmu!”

Nisa terisak. Tidak menjawab sedikitpun.

“Kalau kamu terus bertahan hanya karena kenangan, tandanya kamu sedang menyakiti diri kamu sendiri! Demi seseorang yang bahkan nggak peduli kamu sedih atau nggak...,.”

“Aku cuma takut sendiri, Kel… Aku gak mau kesepian....” Jawaban Nisa terdengar lirih. Aku tau, ini adalah bagian tersulit dari jatuh cinta.

“Sendiri itu bukan kutukan, Nis. Kesepian juga bukan berarti hidup kamu harus berhenti. Kadang, itu cara Tuhan memberikan ruang agar kamu sembuh dan bertemu versi terbaik dari dirimu.”

Ini bukan pertama kalinya Nisa curhat soal Evan. Dan jujur saja, aku mulai merasa lelah. Rasanya semua nasihatku hanya masuk telinga kanan, keluar telinga kiri. Berkali-kali aku bilang dia pantas bahagia, pantas dihargai, tapi dia selalu kembali ke lingkaran yang sama. Hubungan mereka seperti lagu sedih yang terus diputar ulang, penuh tangis, janji palsu, dan air mata lagi. Kadang aku ingin bilang “Sudah cukup,” tapi aku tahu, yang sedang dia butuhkan bukan jawaban, tapi seseorang yang mau tetap diam dan mendengarkan, meski hatinya sendiri mulai letih.

“Apa kamu masih ingat, Nis? Aku juga pernah ditinggalkan… Selama 2 bulan. Tanpa kabar, tanpa alasan. Dan aku nggak kejar-kejar dia. Nggak minta penjelasan. Karena aku tahu, orang yang benar-benar sayang nggak akan pergi diam-diam"

Aku jeda sebentar, membiarkan kata-kataku masuk ke telinganya.

“Cinta yang sehat tidak membuatmu kehilangan diri sendiri, tapi membuatmu semakin mengenal dirimu dengan cara yang indah........"

Nisa masih terisak menahan tangis. Aku bisa memahami perasaannya. Tapi aku juga harus mengingatkan kalau yang dia lakukan itu hanya menyakiti dirinya sendiri.

"Cinta yang sehat itu membuatmu merasa tenang, bukan gelisah. Merasa cukup, bukan terus mempertanyakan..... "

Aku mencoba membuka hati dan pikiran Nisa secara perlahan. 

“Nis, sekarang kamu pulang dan istirahat. Dan mulai besok, jangan peduli lagi dia ada di mana, dengan siapa. Karena pria yang benar-benar cinta, gak akan buat kamu terus bertanya. Jangan membuang waktumu hanya untuk orang yang sama sekali gak peduli sama kamu...”

“Jadi aku harus ninggalin dia…?”

Dia bertanya dengan nada ragu.

“Kamu mau ninggalin dia atau enggak, itu pilihan kamu. Tapi kamu harus tahu, mempertahankan hubungan yang buat kamu menangis tiap malam itu bukan cinta, itu luka yang kamu pelihara sendiri.”

Hari itu, entah kenapa aku merasa seperti seorang motivator. Kata-kata bijak mengalir dari mulutku seolah aku tahu semua jawaban. Padahal, aku sendiri masih sering diam-diam menangis di malam hari, memeluk sepi yang tak pernah benar-benar pergi. Aku bicara tentang melepaskan, tentang cinta yang sehat, tentang keberanian untuk berhenti mencintai seseorang yang tak tahu cara menghargai, padahal aku sendiri masih belajar bagaimana caranya tidak berharap pada seseorang yang memutuskan untuk pergi.

Hanya saja bedanya, aku selalu menikmati rasa sakitku dalam diam. Aku tidak berteriak, tidak mencari pelukan, tidak meminta dipahami. Aku hanya duduk, diam, dan membiarkan perih itu menjelma menjadi puisi. Mungkin itu satu-satunya cara agar aku tetap kuat, di tengah segala yang pernah membuatku patah.

Ketika seseorang meninggalkanku, bahkan aku tidak ingin bertanya kenapa? Bukan karena aku tidak peduli, tapi karena aku tahu, jawaban pun tak akan menyembuhkan apa pun. Kepergian yang tiba-tiba seringkali lebih jujur daripada alasan yang dibuat-buat.

Aku belajar, bahwa diam adalah bentuk paling dewasa dari kesedihan. Bahwa menerima adalah satu-satunya jalan untuk bertahan tanpa menyakiti diri sendiri. Aku pernah menunggu, berharap, dan bertanya. Tapi semua itu hanya membuat luka di hatiku semakin lebar. Maka kali ini aku memilih diam. Bukan karena aku lemah, tapi karena aku tahu, cinta yang harus dikejar bukanlah cinta yang pantas dipertahankan.

Jika seseorang bisa dengan mudah pergi tanpa menoleh, maka aku tak perlu mengejar dengan air mata. Hati ini bukan tempat singgah. Ia rumah yang seharusnya membuat orang ingin tinggal. Dan jika seseorang memilih pergi, maka biarlah dia hilang bersama kenangannya. Aku akan tetap di sini, tumbuh dari luka yang pernah ditinggalkan.

Dan aku selalu mengatakan ini, baik pada diriku atau juga temanku :

Jangan mengejar orang yang bahkan tidak ingin melihatmu. Kalau harus jadi detektif hanya untuk tahu dia ada dimana, mungkin kamu sedang mencintai bayangan.

Cinta itu bukan teka-teki yang harus selalu ditebak.

Kalau dia benar mencintaimu, kamu tidak perlu jadi pengejar, cukup jadi dirimu sendiri, dan dia akan pulang.

Tapi kalau dia menjauh tanpa penjelasan, mungkin itu jawabannya..!

1
Dewi Ink
syediih ka
Kelly Hasya: sudah baca sampe bab mana nih? hehee
total 1 replies
Kelly Hasya
pengen nangiiissss 😢😢😢
Kelly Hasya
😢😢😢😢😢😔
Kelly Hasya
😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭
Kelly Hasya
😭😭😭😭😭😭
Kelly Hasya
🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
Kelly Hasya
Maarten pria yang istimewa 🌼🌼🌼
Kelly Hasya
Sedihhh 😭😭😭😭
Kelly Hasya
bikin nangiss 😭😭😭😭😭
Kelly Hasya
oke🌼🌼🌼🌼🌹
Kelly Hasya
mantapp
Kelly Hasya
keren 👍👍
Kelly Hasya
kelasss....
Kelly Hasya
kupu-kupu cantik 🌼🌼🌼
Kelly Hasya
kereeennn 🏆🏆🏆
Kelly Hasya
KEREN 🌼🌼🌼🌼🌼
Kelly Hasya
LUPAKAN MASA LALU 🌹🌹🌹🌹🌹
Kelly Hasya
Maarten dan Kelly cocok bangetttt🏆🍟
Kelly Hasya: 🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼
total 1 replies
Kelly Hasya
mantap
Kelly Hasya
gak bosen bacanya❣️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!