Lanjutan Chelsea and The Ghosts
Bermula dari Seiichi Park yang dihantui oleh arwah gadis koma bernama Sasikirana, membuat dirinya terlibat kasus kejahatan yang sadis, terstruktur hingga tidak memperdulikan nyawa manusia.
Kasus Sasikirana membuat Seiichi bersama dengan Divisi Kasus Dingin Polda Metro Jaya berhadapan dengan mafia hukum yang bukan hanya dari kejaksaan tapi juga kehakiman.
Puncaknya, saat ada korban, Klan Pratomo pun turun membantu para polisi-polisi yang masih lurus dan berdedikasi.
Generasi ke delapan klan Pratomo
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hana Reeves, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Semoga ...
Ruang Kerja Irjen Dean Thomas dan Brigjen Rayyan
"Jadi kamu merasa jenuh di divisi PPA?" tanya Irjen Dean Thomas sambil membaca surat tugas Iptu Grace. "Ini kamu yang minta atau bagian PPA yang kirim kamu?"
Bagian Polri yang menangani urusan perempuan dan anak adalah Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA). Unit ini bertugas memberikan perlindungan dan pelayanan terhadap perempuan dan anak yang menjadi korban kejahatan serta penegakan hukum terhadap pelakunya.
"Saya yang minta pak Dean."
"Kenapa? Selain kamu merasa jenuh. Kenapa tidak di divisi narkotika atau major crimes?" Irjen Dean Thomas menatap tajam ke Iptu Grace.
"Tidak mau Ndan. Saya sudah lelah dengan semua orang toxic."
"Disini juga toxic lho, dik. Hubungan kami di divisi kasus dingin itu toxic, tidak bisa lepas dan kami sudah solid. Jadi kalau ada anak baru, kita kasih percobaan satu bulan karena tidak mudah bersama dengan arwah. Tahu sendiri kan kita divisi klenik !" ucap Irjen Dean Thomas.
"Baik Ndan. Terima kasih."
"Kamu di meja dulu. Baru nanti kita pikirkan kamu partner dengan siapa."
"Siap Ndan!" Iptu Grace memberikan hormat dan keluar dari ruang kerja ayah Alfie itu dan nyaris bertabrakan dengan Brigjen Rayyan.
"Eh? Maaf pak Rayyan. Saya yang salah." Iptu Grace tampak kikuk karena tidak menyangka Brigjen Rayyan berada di balik pintu.
"Tidak apa-apa. Sudah urusannya dengan Pak Dean?" tanya Brigjen Rayyan.
"Sudah pak. Permisi." Iptu Grace pun kembali ke ruang kerja sementara Brigjen Rayyan menutup pintu.
"Kamu tidak curiga, bang Dean?" tanya Brigjen Rayyan.
"Sangat curiga. Kenapa tiba-tiba? Dan aku tidak pernah percaya akan kebetulan!" Irjen Dean Thomas menatap sahabatnya. "Ajaran pak Quinn almarhum."
Brigjen Rayyan tersenyum. "Kita terlalu merasuk ajarannya pak Quinn. Bahkan aku ketularan suka ganti nama orang juga."
Irjen Dean Thomas tertawa kecil. "Apa rencana Seiya dan Steven?"
Brigjen Rayyan tersenyum smirk.
"Akhirnya ada yang berguna juga daripada dipakai cari maling snack," kekeh Irjen Dean Thomas.
***
Ruang Interogasi Divisi Kasus Dingin Polda Metro Jaya
AKBP Atikah merasa kepalanya pusing tujuh keliling karena menginterogasi Lenny Martina itu sama saja membuat tensinya naik. Wanita di depannya seperti orang yang tidak merasa salah. Entah apa yang salah dengan serum kejujuran, malah membuat Lenny Martina tetap bebal. Apa memang dia begitu sifatnya yang NPD atau berusaha tetap bodo amat.
"Jadi menurutmu ... Para pria itu pantas mati?" tanya AKBP Nana yang harus minum kopi espresso dua shot karena saking gemasnya.
"Tentu saja! Aku sudah bosan, sudah ambil harta mereka, tidak ada gunanya lagi kan?" jawab Lenny Martina enteng.
"Baiklah ... Kalau begitu, kamu ditahan sampai proses pengadilan." AKBP Nana pun berdiri dan memasang borgol ke Lenny Martina. "Kamu masuk sel dulu dan besok kamu baru dipindahkan ke lapas wanita."
Lenny Martina menatap AKBP Nana. "Apakah semalam kalian main AI? Atau hologram?"
AKBP Nana dan AKBP Atikah menatap bingung. "AI? Hologram? Kita itu di kantor polisi, bukan studio animasi," jawab AKBP Atikah.
"Jadi yang ... Semalam?" Untuk pertama kalinya AKBP Nana dan AKBP Atikah bisa melihat emosi sebenarnya Lenny Martina.
"Yang kamu pingsan itu? Memangnya kamu semalam lihat apa?" tanya AKBP Atikah.
"Jadi benar, tadi malam tidak ada hologram?" tanya Lenny Martina.
"Tadi malam malah tidak ada penjaga disini," jawab AKBP Nana.
Wajah Lenny Martina memucat. "Ja ... Jadi yang semalam ...."
"Memangnya kamu lihat apa?" ulang AKBP Atikah polos.
"Bi ... bisakah aku dikirim ke sel yang banyak orang? Aku ... tidak mau sendirian," pinta Lenny Martina.
"Maaf, Lenny. Kamu itu penjahat kelas berat. Aku tidak mau ada korban di sel!" senyum AKBP Nana.
"Please? Tolong, jangan tinggalkan aku di sel sendiri! Pleaaaseeeeee ...." rengek Lenny Martina.
"Akhirnya kita lihat emosi kamu ... Kamu lihat hantu-hantu suami kamu kan? Seru bukan?" seringai AKBP Nana. "Begitulah kata orang kalau ketakutan atas kejahatannya sendiri. Dalam pikirannya akan terbayang para korbannya di kondisinya yang terakhir."
AKBP Atikah menghela nafas panjang. Senangnya jadi Sadako ....
***
"Hukuman mati, mas." Jaksa Sandra menatap suaminya saat mendapatkan kabar bahwa pelaku pembunuh berantai sedang diinterogasi. Jaksa Sandra yang memegang semua berkas kasus di Jakarta dan sedang berkoordinasi dengan kejaksaan daerah tempat korban ditemukan.
"Apa kamu yakin?" tanya AKBP Victor.
"Yakin. Kejahatannya sudah diluar Nurul. Jika dia dihukum seumur hidup, tidak menutup kemungkinan akan berulah lagi karena orang-orang seperti itu macam perokok. Nagih!" jawab Jaksa Sandra. "Lagipula, aku juga tidak ikhlas kasih makan dia tiga kali sehari seumur hidup dia. Enak kali!"
AKBP Victor tersenyum gemas kalau istrinya mulai keluar badassnya.
"Kamu, mbak Nana, Daisy, Shea dan Hana, kalau dikumpulkan, yang ada penjahat mending bunuh diri deh!" kekeh AKBP Victor.
***
Warung Dekat Rumah Duka Tan
Bripda Ghafar langsung menyampaikan informasi yang dia peroleh ke AKP Arief yang langsung menghubungi AKP Steven. Disepakati bahwa nanti malam, mereka semua akan tiba di travel Fast Track, guna menangkap Hendrik Tan.
AKBP Victor juga meminta kepada Jaksa Sandra untuk memberikan surat penahanan terhadap Hendrik Tan. Mumpung istrinya ada di Polda. Bripda Ghafar dan Bripda Samsudin masih tetap berada di warung itu guna mengawasi Hendrik Tan sementara AKP Arief kembali ke Polda Metro Jaya.
***
Ruang Monitoring Divisi Kasus Dingin Polda Metro Jaya Jakarta
"Jadi Grace pindah ke divisi kasus dingin? Disaat kita sedang menyelidiki kasus Jaksa Ammar Thahir?" desis AKBP Nana.
"Itu yang membuat kita bertanya-tanya," ucap AKBP Victor.
"Apakah kita akan memakai serumnya Nyun?" tanya jaksa Sandra.
"Benar. Steven dan Seiya juga sudah sepakat karena ini terlalu aneh kalau dia hanya bosan di PPA."
Keempat orang itu saling berpandangan. "Semoga dia bukan mata-mata yang dikirim untuk mengawasi kita," ucap AKBP Nana.
***
Yuhuuuu up malam Yaaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu
baru tole ya pak Hendrik, belum mbak lilis🤭🤭
Ada y ank durjana ky gtu,pdhl ibunya yg hmil trs mlhirkn dia k dnia....bnting tulang jg dmi anknya,glirn udh tua mlah d hbisi anknya sndri....