Seri kedua Kau Curi Suamiku, Kucuri Suamimu. (Hans-Niken)
(Cerita Dewa & Fitri)
Masih ada secuil tentang Hans-Niken, ya? Juga Ratu anak kedua Hans.
Pernikahan yang tak diharapkan itu terjadi, karena sebuah kecelakaan kecil yang membuat warga di kampung Fitri salah mengartikan. Hingga membuat Fitri dan Dewa dipaksa menikah karena dituduh melakukan tindak asusila di sebuah pekarangan dekat rumah Fitri.
Fitri berusaha mati-matian supaya Dewa, suaminya bisa mencintainya. Namun sayangnya cinta Dewa sudah habis untuk Niken, yang tak lain istri dari Papanya. Dewa mengalah untuk kebahagiaan Papanya dan adik-adiknya, tapi bukan berarti dia berhenti mencintai Niken. Bagi Dewa, cinta tak harus memiliki, dan dia siap mencintai Niken sampai mati.
Sayangnya Fitri terus berusaha membuat Dewa jatuh cintai padanya, meski Dewa acuh, Fitri tidak peduli.
"Aku bisa membuatmu jatuh cinta padaku, Tuan!"
"Silakan saja! Cinta tidak bisa dipaksakan, Nona! Camkan itu!"
Apakah Fitri bisa menaklukkan hati Dewa?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hany Honey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 29 - Penasaran
Dewa duduk di sofa yang berada di ruang tamu. Dewa tidak mengerti, kenapa Tama sampai tahu soal ini. Padahal sudah beberapa hari Dewa tutupi sendiri soal itu.
“Tidak salah kalau Tama tahu, semua pasti sudah tahu kalau dia bakal balik ke Indonesia lagi. Tapi kenapa harus sekarang?” batin Dewa.
Fitri melihat suaminya yang bengong di tempatnya seperti sedang memikirkan sesuatu. Setelah Tama datang, Dewa langsung berubah seperti orang yang sedang punya masalah besar.
“Mas? Kok bengong? Apa sedang ada masalah?” tanya Fitri lalu duduk di sebelahnya.
Dewa sedikit terjingkat saat Fitri tiba-tiba duduk di sebelahnya. Bahkan pria itu tidak tahu apa yang tadi ditanyakan sang istri padanya.
“Kamu kok di sini? Sejak kapan?” tanya Dewa gugup.
“Barusan, sih. Kenapa sih, Mas? Ada apa?” jawab Fitri seraya menanyakan kembali pertanyaan yang tak sempat Dewa dengar tadi.
“Ada apa gimana maksudnya, Sayang?” tanya Dewa.
“Aku tadi tanya kamu sedang ada masalah apa? Kok bengong gitu dari tadi setelah Tama pulang? Kenapa? Kamu berantem lagi sama Tama? Sudah dong, Mas? Tama memang seperti itu orangnya, lagian aku sama Tama gak ada rasa apa-apa, meski dia setiap hari ke sini, bahkan dia itu yang selalu jagain aku ke mana-mana. Tapi, aku hanya anggap dia itu kayak kakakku saja. Toh dia kan memang sepupu kamu? Kamu harusnya tahu, hatiku ini milik siapa? Mau seribu pria tampan dan kaya raya mendekatiku, hatiku ini tidak akan lari dari pemiliknya, Mas. Sayang sekali sih, pemiliknya masih belum bisa menerimanya.”
Ungkapan Fitri tadi membuat hati Dewa tercubit. Dewa benar-benar dibuat merasa bersalah pada Fitri. Apalagi selama tiga tahun dia tidak pernah menganggap Fitri. Meski begitu, Fitri tetap menjaga hatinya. Walaupun ada Tama yang selalu ada dengannya, tapi hati dan cinta Fitri masih utuh untuk Dewa. Pria yang pertama kali membuatnya jatuh hati, dan sampai sekarang cinta itu tidak pernah berubah.
Bukan Fitri bodoh, karena masih sangat mencintai Dewa yang lama mengabaikannya, dan tidak pernah membalas cintanya. Tapi itulah cinta, kadang membuat orang kehilangan logikanya jika sudah bermain dengan apa yang namanya cinta. Seperti Fitri, meski seribu kali Tama mengungkapkan perasaannya pda Fitri, selalu memberikan kejutan setiap hari pada Fitri, selalu membuatnya tersenyum, bahkan sedikit melupakan rasa sakit yang Dewa torehkan saat itu. Namun, sedikit pun Fitri tidak merespon ungkapan Tama, dan tidak pernah ia berpindah hati, tetap Dewa yang dia cintai.
Kali ini Dewa merasakan bagaimana tulusnya Fitri padanya. Dewa sekarang tahu besarnya cinta yang Fitri punya untuknya. Bahkan tiga tahun, Fitri pun masih setia padanya, meski Dewa tidak baik memperlakukan dirinya.
Dewa tiba-tiba memeluk Fitri. Menenggelamkan wajahnya di dada Fitri. Ada perasaan nyaman dan tenang setiap dia memeluk Fitri. Bahkan dia tidak mengerti kenapa bisa setenang ini saat memeluk istrinya. Beban pikirannya seketika terasa ringan, meski beban itu membuat pikiran Dewa kacau dan sedikit sakit kepala.
“Kenapa, Mas?” tanya Fitri dengan mengusap kepala suaminya.
“Tidak apa-apa, nyaman saja begini. Aku minta maaf ya, Sayang? Selama ini aku menyakiti kamu. Selama ini aku membuang kamu, tak menganggap kamu, hanya karena perasaanku yang salah. Aku minta maaf. Jangan pernah tinggalkan aku apa pun yang terjadi ya, Sayang? Aku mohon.”
Fitri mengernyitkan keningnya, entah kenapa suaminya tiba-tiba berkata seperti itu. Seketika pikirannya tertuju pada Tama, setelah kedatangan Tama, suaminya itu jadi seperti ini. Fitri yakin Tama yang membuat suaminya seperti itu.
“Kenapa bilang begitu? Apa Tama ada mengancam kamu barusan?” tanya Fitri.
“Tidak, dia hanya membicarakan pekerjaan saja,” jawab Dewa.
“Kok kamu jadi melow begini? Sudah yuk berangkat? Sudah siang ini, Mas?” ajak Fitri.
“Iya sebentar aku ambil tas kerjaku, dan kunci mobil.”
Dewa menguraikan pelukannya pada Fitri. Lalu tiba-tiba mendaratkan kecupan kilas di bibir Fitri, dan dia beranjak dari tempat duduknya untuk ke ruang kerjanya, mengambil tas kerjanya, juga berkas penting yang harus ia kerjakan hari ini. Fitri hanya mengernyitkan keningnya, dan menggelengkan kepalanya setelah mendapatkan perlakuan Dewa yang begitu aneh sekali pagi ini.
^^^
Ratu selesai menemui kliennya hari ini. Meski hatinya masih terasa nyeri karena kejadian kemarin, dan semalam Reyfan memutuskan hubungannya, karena memang itu yang terbaik untuk mereka, namun dirinya harus bisa menepikan perasaan nyeri itu demi untuk pekerjaannya, supaya tidak berantakan.
Sedangkan Andra, sejak dari tadi dia menunggu Ratu di cafe yang berada tidak jauh dari Hotel itu. Setelah satu jam menunggu Ratu, dia jenuh juga dan akhirnya dia ke cafe untuk ngopi sambil menunggu Ratu selesai meeting dengan klien.
Ponsel Andra berdering, dan terlihat nama Ratu di layar ponselnya. Andra segera menggeser tombol hijau di layar ponselnya.
“Iya, Non. Apa sudah selesai?” tanya Andra.
“Sudah, saya tunggu di lobi, ya?” jawab Ratu.
“Baik, Non.”
Andra menghabiskan kopinya yang tinggal sedikit, lalu dia langsung kembali ke lobi hotel untuk menjemput Ratu. Andra mendengar ponselnya berdering lagi, tapi itu bukan dari Ratu.
“Ya halo!”
“Kamu di mana Andra?”
“Lagi ada urusan! Nanti malam saja aku pulang!”
Andra langsung mematikan sambungan telefonnya secara sepihak. Seperti biasa, kalau dirasa tidak penting sekali, Andra tidak mau lama-lama mengangkat telefon yang baginya tidak penting.
Andra sudah sampai di lobi hotel, dan Ratu pun baru saja sampai di lobi. Andra langsung menyambut Ratu dengan begitu ramah, lalu membukakan pintu mobilnya.
“Silakan, Non,” ucap Andra, sambil tangannya memegang bagian atas pintu, karena takut kepala Ratu terbentur bagian itu.
“Terima kasih, Andra,” jawab Ratu.
Baru kali ini ada Sopir yang seperti itu. Ramah, dan perhatian sekali. Mungkin masih muda, jadi seperti itu.
“Ini mau ke mana lagi, Non?” tanya Andra.
“Bisa temani aku minum kopi sebelum ke kantor, Ndra?” pinta Ratu.
“Bisa, mau di mana ngopinya?” tanya Andra lagi.
“Nanti aku kasih tahu, jalan saja dulu,” perintah Ratu.
Andra mengangguk, dia melajukan mobilnya sesuai perintah Ratu. Entah kenapa dia ingin mengajak Andra minum kopi bersama, padahal sebelumnya Ratu tidak pernah mengajak sopirnya ngopi bersama. Kali ini mungkin beda bagi Ratu, karena Andra terbilang masih muda sekali, mungkin dia itu hanya di atas Putri sedikit umurnya.
“Kamu sudah lama kerja sama Papa?” tanya Ratu.
“Iya, sudah cukup lama. Sekitar dua atau tiga tahun ini,” jawab Andra.
“Tapi kok aku jarang lihat kamu, ya? Biasanya Papa kan setiap tahun mengadakan Family Gathering dengan semua karyawannya? Semua diajaknya tanpa kecuali, tapi waktu tahun lalu aku ikut, tidak ada kamu?” tanya Ratu.
“Ehm ... sa—saya tidak ikut, Non. Waktu itu, Bapak saya sedang sakit, jadi saya harus gantian jaga bapak saya dengan adik dan ibu saya,” jawab Andra.
“Oh begitu, ya?”
Entah kenapa Ratu penasaran sekali, Papanya punya orang suruhan macam Andra. Biasanya orang suruhan Papanya tidak pernah ada yang semuda ini. Ratu makin penasaran siapa Andra sebenarnya. Itu kenapa Ratu mengajak Andra ngopi dulu sebelum ke kantor, karena Ratu ingin tahu tentang Andra. Sepenasaran itu pada Andra, hingga dirinya lupa akan sakit hatinya kali ini.
padahal susah dan sgt sulit tp ratu keren
lain crita ma dewa smpe 3 th lho biarin si fitri
dann ohh dewaaaa.. tukann fitri aja segitunya ma kamu masa iya kmu mau nyakitin lagi fitri kan kasihan 😭😭
ayo dewa seleksaikan maslah kmu dgn viona dlu
biar g ada slh paham jd terus terang aja lebih baik dgr dr mulut suami sndri dro pd org lain itu menyakitKan
tp jgn terkecoh ya dewa istrimu itu lho ya cantik kann masa iya baru baikan masa mau cekcok lagi g luci tau wa
katany masih muda penampilan kek nya g kalah deh dr yg lain sukur2sia cuma nyamar aja jd sopir biar g kthuna klo kaya raya
lanjit kk thor
mkin mesra nnti si dewa mlh jd bucin akut nnti sm fitri