NovelToon NovelToon
Ternyata, Aku Salah Satunya Di Hatimu

Ternyata, Aku Salah Satunya Di Hatimu

Status: tamat
Genre:Cerai / Teen Angst / Tamat
Popularitas:134.9k
Nilai: 5
Nama Author: X-Lee

Di balik kebahagiaan yang ku rasakan bersamanya, tersembunyi kenyataan pahit yang tak pernah ku duga. Aku merasa istimewa, namun ternyata hanya salah satu dari sekian banyak di hatinya. Cinta yang ku kira tulus, nyatanya hanyalah bagian dari kebohongan yang menyakitkan. Cinta yang seharusnya menguatkan, justru menjadi luka yang menganga.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon X-Lee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

29. Perhatian Seorang Sahabat

Setelah tubuh Sandi Julian menghilang dari pandangan, Julia menghela napas panjang, seolah ingin melepaskan beban yang selama ini menghimpit dadanya. Di balik sorot matanya yang dingin dan sikap acuh tak acuhnya terhadap Julian, tersimpan luka dan kenangan yang tak mudah untuk dilupakan. Jujur saja, ia tak bisa membohongi diri sendiri bahwa ia pernah begitu dekat dengan ibunya Julian—seseorang yang telah memberinya kasih sayang tulus saat dunia terasa begitu sunyi.

Perempuan itu, ibu Julian, adalah sosok yang begitu hangat. Lembut dalam tutur kata, hangat dalam pelukan, dan selalu menyambut Julia dengan senyum ramah setiap kali ia berkunjung ke rumah Julian dulu. Bahkan, sering kali Julia merasa seperti menemukan kembali sosok seorang ibu yang telah lama hilang dari hidupnya. Beliau memperlakukannya bukan sekadar sebagai pacar anaknya, tetapi sebagai anak sendiri. Sebuah hubungan yang tak dibangun dalam sehari, tapi dari percakapan demi percakapan, pelukan demi pelukan, perhatian kecil yang diam-diam menambal kekosongan hati Julia.

Namun, semua itu hancur seketika saat kenyataan pahit terungkap. Julia masih mengingat hari itu dengan jelas—hari di mana hatinya seakan diremukkan. Julian, orang yang ia percaya sepenuh hati, ternyata berselingkuh. Yang lebih menyakitkan, perempuan itu adalah adik kelas mereka, seseorang yang Julia kenal dan pernah ia bantu dalam beberapa tugas kuliah. Rasanya seperti ditikam dari depan dan belakang sekaligus.

Sejak kejadian itu, Julia tidak hanya memutuskan hubungan dengan Julian, tetapi juga memilih menjauh dari keluarganya, termasuk dari ibunya yang begitu ia sayangi. Ia tidak pernah kembali, tidak pernah memberi kabar. Bukan karena ia tidak merindukan sosok ibu yang hangat itu, tetapi karena hatinya dipenuhi oleh ego dan kemarahan yang belum sembuh. Ia merasa dikhianati, dan dalam kemarahan itu, ia menolak segala bentuk keterikatan yang mengingatkannya pada Julian, bahkan jika itu berarti harus meninggalkan satu-satunya sosok ibu yang ia miliki setelah kepergian mamanya.

Julia hidup berdua dengan kakaknya sejak SMA. Mamanya, yang semula penuh cinta dan perhatian, berubah sejak ayah mereka menikah lagi. Luka karena pengkhianatan, rasa kehilangan, dan kesepian yang terus menumpuk akhirnya menghancurkan jiwa mamanya. Tanpa ada yang menduga, mamanya memilih jalan paling menyakitkan—mengakhiri hidupnya sendiri. Julia masih ingat bagaimana ia menemukan surat perpisahan yang ditinggalkan, kata-kata terakhir yang menggambarkan betapa hancurnya hati seorang perempuan yang ditinggal suami dan merasa tak punya lagi alasan untuk bertahan.

Sejak itu, dunia Julia berubah. Ia membangun tembok tinggi di sekeliling hatinya. Tidak mudah percaya, tidak mudah membuka diri. Itulah sebabnya ketika ia akhirnya bisa merasakan kasih seorang ibu dari ibu Julian, ia merasa seolah diberi kesempatan kedua. Namun, Julian menghancurkan itu semua. Dan meski waktu telah berlalu, luka itu belum sepenuhnya sembuh.

Kini, berdiri sendirian, Julia menatap kosong ke kejauhan. Dalam diam, ia bertanya-tanya: apakah ibunya Julian masih mengingatnya? Masih merindukannya seperti dulu? Apakah mungkin, di balik semua kemarahan dan luka, masih ada ruang untuk memaafkan?

***

Eva menatap sahabatnya yang duduk terpaku di ujung sofa. Matanya mengerjap pelan, memandangi Julia yang tampak sedang tenggelam dalam pikirannya sendiri. Di ruangan yang tenang itu, hanya suara detik jam di dinding yang terdengar.

"Kamu lagi mikirin apa, Jul?" tanya Eva dengan lembut, memecah keheningan.

Julia tersentak, seperti baru sadar akan keberadaannya di ruangan itu. Ia buru-buru menggeleng, berusaha tersenyum tapi tak bisa menyembunyikan guratan kesedihan di wajahnya. "Enggak! Aku enggak mikirin apapun," sahutnya cepat, mencoba terdengar meyakinkan.

Eva menyipitkan mata, tidak begitu percaya dengan jawaban itu. "Kamu pasti kangen yaa sama ibunya Julian?" tebaknya, dengan nada yang penuh empati.

Julia diam. Matanya meredup. Rasa sesak yang sejak tadi ia tekan, kini mulai merayap ke permukaan. Ia menghela napas dalam-dalam, lalu akhirnya mengangguk pelan. Meski begitu, ia masih memilih diam, tidak membalas ucapan Eva. Hanya anggukan itu yang menjadi jawaban paling jujur dari hatinya.

Eva memperhatikan sahabatnya dengan penuh rasa sayang. Ia tahu, Julia selalu sulit mengekspresikan perasaannya, apalagi jika itu berkaitan dengan hal yang menyakitkan.

"Kalau kamu kangen, turunkan ego kamu. Dan jenguk beliau ke kampungnya. Permasalahan Julian padamu enggak ada hubungannya dengan ibunya," ucap Eva, suaranya terdengar lebih tegas, namun tetap lembut. "Andai aku tidak sibuk dengan urusan perceraian besok, maka aku akan ikut menjenguk ibunya Julian. Beliau cukup baik saat itu. Kamu dan aku, kita berdua, pernah merasakan kasih sayang seorang ibu dari beliau. Ingat nggak, waktu kita pertama kali ke rumah mereka? Beliau menyambut kita dengan tangan terbuka, masakannya enak banget, dan senyumannya hangat. Beliau memberikannya dengan tulus kepada kita, tanpa syarat."

Julia menunduk. Ada bayangan kenangan yang tiba-tiba hadir di benaknya. Ia masih ingat betapa hangatnya pelukan Bu Erna waktu itu, saat ia sedang dalam kondisi terpuruk. Rasanya seperti pulang ke rumah yang tak pernah ia punya. Tapi sekarang, semua terasa jauh, dan keruh oleh konflik yang terjadi dengan Julian, anak laki-laki satu-satunya.

"Aku ingin sekali menemui Bu Erna," akhirnya ia berkata lirih, "tapi aku terlalu malas berinteraksi dengan anaknya itu."

Eva tersenyum kecil, mengangguk memahami. "Yasudah, enggak masalah. Setidaknya kamu sudah jujur soal itu," katanya bijak. Kemudian matanya melirik Julia dengan tatapan menggoda, "Oh yaa, kamu ngapain ke sini? Tumben banget. Aku pikir, kamu ke sini ingin menemui Julian," lanjutnya sambil menyengir.

"Sembarangan!" seru Julia, wajahnya langsung memerah. "Jangan asal nebak deh, Ev!" ucapnya kesal. Eva malah tertawa terbahak, melihat reaksi sahabatnya yang seperti biasanya—mudah tersulut tapi cepat mereda.

"Aku ke sini membawakan kamu makanan," ujar Julia sambil mengeluarkan bungkusan dari dalam tas kain yang ia bawa. "Aku tahu kamu bekerja cukup ekstra beberapa hari ini. Kamu terus menyibukkan diri sehingga lupa istirahat." Nada suaranya terdengar seperti seorang kakak yang sedang mengomel lembut.

Eva menatap bungkusan makanan itu dengan mata berbinar. Ia mengikuti Julia yang berjalan ke meja di depan sofa dan meletakkan makanan itu di sana. Aromanya langsung memenuhi ruangan, membuat perut Eva yang tadi tidak terasa lapar, kini langsung merespons.

"Wah, harum sekali masakan chef Julia," kata Eva sambil duduk di sofa dan mencium aroma yang menguar dari makanan itu. "Pasti enak banget."

Julia tersenyum, senyum hangat yang mulai menghapus kegundahannya tadi. "Ini semua aku masakin buat kamu," katanya penuh tulus.

"Wah, serius?" tanya Eva dengan mata membesar, senang bukan main.

Julia mengangguk mantap. Eva pun mulai mengambil sendok dan mencicipi masakan buatan Julia. Beberapa detik kemudian, ia mengangguk-angguk puas sambil mengunyah.

"Hmm... enak sekali. Kamu harus buka warung makan deh!" ucap Eva, sambil terus menikmati makanan itu. Keheningan tadi berganti dengan tawa kecil dan rasa syukur yang hangat.

Di tengah segala beban dan luka masing-masing, mereka tahu, kehadiran satu sama lain tetap menjadi tempat pulang yang paling nyaman.

-***

1
Isabela Devi
semoga anaknya Brando dan Julia cepat ketemunya thor
Isabela Devi: baik thor
total 2 replies
Isabela Devi
tapi Julia kalo buat kesalahan sekali lagi maka maaf dari sudah habis
Isabela Devi
ngapain sekarang kamu harus sedih Julia, apa yang kamu sudah terlaksana sesuai dengan ke inginan anda
Isabela Devi
Julia Julia, apakah di dunia nyata ada seorang ibu sekejam itu, maski anak itu lahir karena kesalahan, anak itu tak bersalah, kenapa harus menghukum buah hatinya sendiri, sungguh kejam
Isabela Devi
biarlah julia pergi, mungkin itu lebih baik
Isabela Devi
Julia terlalu piara keegoisannya sendiri, maka jalanilah krrgoisanmu julia
Isabela Devi
biarkan Brandon bersan hans mungkin itu lebih baik, dr pada tiap hari hans ga merasakan kasih sayang dari mamanya sendiri
Isabela Devi
Julia terlalu egois bangat
Ninik Prasetyawati
terima kasih udah menuntaskan cerita ini,usul kelanjutan kisah Hansen dan sepupu2nya dong
X-Lee: untuk Edward--anak sulung Eva dan Arsen, ada cerita terbarunya, judulnya Gairah Terlarang Kakak Iparku. nantikan bab terbarunya yaa 🥰
total 1 replies
Maria Mariati
terimakasih Thor udah memberi cerita yang bagus buat kami ,sampai ketemu di cerita2 selanjut nya, semangat 💪💪💪💪😍😍
X-Lee: love sekebon yaa 🥰🤩
total 1 replies
Maria Mariati
bagusss ,aku suka yang gercep2 begini
Diana Ninetyfour
hhaaddddeehhh.....tegang bener ....
jangan lama2 ya thor up nya....seru nich...
Btw, selamatkan Jihan dan Brandon pulang dengan selamat ya thor....please jgn ada kesedihan lagi dikeluarga mereka ...🙏
X-Lee: bawa relax dulu 😁
total 1 replies
Diana Ninetyfour
jangan lama2 hilangnya thor....gak usah nunggu gede dulu si Jihan. Langsung diketemukan aja.....💪
Maria Mariati
semoga lekas ketemu,kasihan bayinya,masa nasib nya sama kaya bapak sama tante nya
Randa kencana
Ceritanya sangat menarik
X-Lee: terimakasih
total 1 replies
Elisabeth Ratna Susanti
keren banget 😍
X-Lee: terimakasih
total 1 replies
Diana Ninetyfour
lanjut aja thor ceritanya....tp jgn ada sedih2 atau menegangkan ya....🙏
X-Lee: oke siap 😃
total 1 replies
Maria Mariati
boleh tuh thorrr biar makin rame dan seru😍😍😍
Maria Mariati: boleh si Julia sama Eva punya baby lagi pasti seru tuh
total 2 replies
Mar Yati
sebentar lagi pasti akan ada Julia kecil 😍😍😍
Mar Yati: Ayukk Thor udah ga sabar nihhh 😍😍😍
total 3 replies
Elisabeth Ratna Susanti
like plus iklan 👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!