Menjadi istri pengganti calon suami kakaknya yang meninggal dalam kecelakaan karena dirinya. Alena harus merasakan siksaan dari suaminya sebagai bentuk balas dendam.
Namun, apakah yang terjadi jika akhirnya kebenaran terungkap mengenai kecelakaan itu?
Season 2
Alea Prasetya adalah anak pertama dari Shaka dan Alena. Namun kepribadiannya yang introvert membuatnya dijauhi teman dan membuat orang tuanya menjodohkannya dengan anak rekan bisnis mereka. Bagaimana kisahnya?
COVER BY NOVELTOON
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yenita wati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kebenaran
Keesokan harinya, Shaka masih menunggui Nadia didalam ruangannya. Orang tua juga ada disana. Shaka duduk disamping ranjang Nadia. Tiba-tiba Hpnya berdering. Itu adalah panggilan dari Sean. Shaka langsung keluar ruangan itu dan mengangkatnya. "Halo Sean." jawab Shaka.
"Aku sudah mendapatkan informasi tentang orang yang bernama Leon." ucap Sean.
Mata Shaka terbelalak. Jantungnya seketika berdegup kencang. "Katakan Sean." ucap Shaka sambil mengatur nafasnya.
"Leon datang ke Amerika tepat 5 bulan yang lalu." ucap Sean.
Leon mengingat-ingat. 5 bulan yang lalu adalah kejadian saat Nadia dan Alena kecelakaan. "Lalu." ucap Shaka tidak sabar menunggu kelanjutan dari informasi Sean.
"Dia datang dengan seorang gadis yang merupakan kekasihnya. Namun dia menjual gadis itu disana. Sebuah bar besar mempromosikan gadis itu. Dan...." Sean menggantung kalimatnya.
"Dan apa Sean?" Shaka tidak sabar menunggu jawaban Sean. Jantungnya terus berdegup kencang.
"Gadis itu adalah Nadia, tunanganmu yang pernah dinyatakan meninggal." ucap Sean mengakhiri rasa penasaran Shaka.
Deg, Shaka terduduk lemas di kursi koridor rumah sakit itu. Ternyata yang dibilang Alena benar. Nadia kabur dengan pacarnya dan berusaha meninggalkannya menjelang hari pernikahannya.
"Leon. Dimana dia?" tanya Shaka.
"Tidak ada yang melihatnya selama sebulan belakangan. Anak buahku juga sudah mencari keberadaannya namun mereka tidak menemukannya. Dia juga sebatang kara karena orang tua angkatnya sudah meninggal 6 bulan yang lalu." ucap Sean.
Shaka terdiam. Rasanya sangat sulit menerima kebenaran ini.
"Shaka, aku turut prihatin. Seharusnya aku...."
"Tidak, apa-apa Sean. Banyak yang terjadi selama 5 bulan ini. Aku akan menceritakannya saat kita bertemu. Aku ucapkan terima kasih karena kau sudah membantuku mencari tau tentang Leon." ucap Shaka.
"Tidak, masalah. Ceritakanlah padaku kapanpun kau mau. Aku akan menjadi pendengar yang baik." ucap Sean.
"Baiklah, sampai jumpa." Shaka mematikan panggilan itu. Dia memegangi kepalanya. Rasanya beban berat tengah memenuhi kepalanya. Hanya penyesalan yang ada. Jika dulu dia mendengarkan Alena, pasti saat ini Alena masih bersamanya.
Shaka melangkahkan kakinya kembali ke ruangan Nadia. Dia menutup pintu setelah masuk kedalam. Tangannya mengepal erat. Sorot mata yang sangat tajam. Matanya menatap lurus ke arah Nadia yang sedang dipasangi selang infus. Seketika amarahnya berubah menjadi rasa iba. Nadia memang bersalah, namun dia menjadi korban keganasan Leon dan akhirnya dia harus menderita merasakan penyakit mematikan itu. Dia tidak bisa memojokkan Nadia didepan orang tuanya. Dia harus mencari cara agar Nadia mengatakannya sendiri. Dengan begitu siapapun tidak akan salah paham lagi dengan Alena.
Shaka melangkah dan kembali duduk disamping ranjang Nadia. Tak berselang lama, Nadia pun membuka matanya. Dia tersenyum saat melihat Shaka setia menunggunya. "Shaka." ucapnya pelan.
Shaka terdiam. Kata-kata Sean masih terngiang-ngiang ditelinganya. "Kau sudah sadar." ucap Shaka.
"Dimana ini? Bagaimana dengan pernikahan kita?" ucapnya sedih.
"Jangan pikirkan itu. Sekarang bukan waktu yang tepat." ucap Shaka.
"Nadiaaaa." Sarah yang baru saja datang langsung menghampiri Nadia dan memelukanya.
"Kau sudah sadar Nak." ucap Sarah sambil menangis.
"Ibu aku sakit apa?" tanya Nadia.
"Kau hanya kelelahan saja." ucap Sarah sambil mengelus kepala Nadia.
"Bu, bagaimana dengan pernikahanku." ucap Nadia.
"Pernikahan terpaksa dibatalkan karena saat itu kau pingsan." ucap Sarah.
"Aku ingin menikah dengan Shaka Bu. Nikahkan kami sekarang Bu." ucap Nadia.
"Tidak Nak, kau masih sakit. Jangan pikirkan itu sekarang. Kau hanya perlu fokus pada kesehatanmu saja." ucap Sarah.
"Nadia, aku ingin mengatakan sesuatu." ucap Shaka.
"Apa itu?" tanya Nadia.
"Aku sudah mengetahui keberadaan Leon." ucap Shaka berbohong. Dia ingin melihat bagaimana ekspresi Nadia.
Dan benar saja. Nadia terlihat terkejut dengan perkataan Shaka. "Hah? Di..Dimana dia?" tanya Nadia gugup.
"Aku menyuruhnya tinggal di hotel." ucap Shaka.
"Apa? Kau menyuruhnya tinggal di hotel?" tanya Nadia heran.
"Ya, dia sudah menceritakan yang sebenarnya." Jawab Shaka.
"A...apa yang dia katakan?" tanya Nadia.
"Katanya dia sangat mencintaimu dan meminta maaf atas apa yang telah dia lakukan padamu." ucap Shaka
"Apa?? Seenaknya saja dia meminta maaf. Aku tidak akan memaafkannya. Kesalahannya sangat besar dan tidak akan pernah aku maafkan." ucap Nadia dengan penuh emosi.
"Kesalahan apa? Dia bilang bahwa dia hanya memutuskanmu saat dia sudah menemukan wanita lain. Wajar saja kalau dia minta maaf." ucap Shaka.
"Tidak. Itu bohong. Dia sudah menipuku." Nadia semakin terlihat emosi.
"Menipu bagaimana? Aku lihat sepertinya dia pria baik-baik." ucap Shaka.
"Tidak!!! Dia telah menipuku. Dia mengatakan akan menikahiku saat kami sudah pergi ke Amerika. Padahal kenyataannya dia malah menjualku. Dia membuatku menjadi PSK dan melayani puluhan pria hidung belang selama aku disana!!!!" Teriak Nadia sekencang-kencangnya sambil menangis.
Kedua orang tuanya terkejut mendengar pernyataan dari Nadia. Begitupun Nadia, dia tersadar dengan apa yang telah dia ucapkan. Dia menutup mulutnya dan melihat raut wajah kecewa Shaka. Ibunya terkulai lemas di pelukan Ayahnya. Dia tidak menyangka putri kesayangannya akan mengalami nasib setragis ini karena kesalahannya sendiri.