"5 milliar untuk rahimmu! Lahirkan seorang pewaris untukku! Setelah dia lahir, kau boleh pergi!"
Nayla bingung untuk mengambil keputusan secepat itu. Tetapi dia sangat membutuhkan uang untuk biaya operasi Ayahnya yang mengalami kecelakaan lalu lintas beberapa waktu lalu.
"Jika sampai satu tahun, aku tidak kunjung melahirkan. Apa kompensasinya?"
"Kau harus tetap mengembalikan uangku dengan menjadi budak wanitaku!"
Bagaimana reaksi Nayla? Akan kah dia tetap melanjutkan syarat pernikahan kontrak dengan CEO di tempat dia bekerja? Bagaimana nasib Keluarga Nayla Suherman selanjutnya? Akan kah tumbuh benih-benih cinta di dalam nya. Yuk kepoin cerita Nayla dan Mahendra Wijaya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Najwa Camelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pria Kemayu
Selamat membaca..
🍒
🍒
🍒
Pria kemayu itu, kini berdiri di depan lemari besar sambil menepuk-nepuk telunjuknya di depan dagu. Seolah tengah berpikir keras.
Setelah beberapa menit berlalu, ia tetap tak menemukan solusi. Akhirnya Hansen pun memutar tubuhnya. "Bagaimana kalau Nona Nayla saja yang memilih gaunnya?" ucap pria kemayu itu.
Nayla tidak menjawab dengan bersuara, melainkan dia menjawab dengan memanyunkan bibir sambil mengangkat kedua bahunya. "Hmm.."
Hansen yang sudah tidak sabar menunggu pilihan Nayla. Hansen pun meraih tangan Nayla hingga tubuh istri kecil Mahen itu kini tepat berada di depan lemari besar penuh dengan gaun-gaun cantik yang harus segera dipilih oleh Nayla.
Merasa terpojok dan tidak punya pilihan lain. Nayla mulai menggerakkan tangannya untuk menyibakkan satu persatu rentetan gaun yang menggantung di rak lemari besar itu.
Sedetik kemudian, matanya agak melebar ketika menemukan sebuah dress berenda warna pink. Tanpa lengan dengan panjang selutut. Tampilannya cute dan manis. Dengan tersenyum gadis cantik itu menjatuhkan pilihannya pada dress berenda warna pink tersebut dan memberikan pada Hansen.
Untuk pertama kalinya, Hansen melihat gadis sepolos Nayla. Gadis yang tidak ingin mempercantik dirinya. Dia hanya ingin berpenampilan yang sederhana saja. Gadis yang sangat langka dan tak masuk akal, jika ada seorang gadis yang sedang dekat dengan seorang CEO perusahaan besar se-Asia.
Nayla mendongak lagi. Ia menatap Hansen, pria kemayu yang berprofesi sebagai make up artis. Ekor mata Hansen masih memantau Nayla.
"Tidak.. Tidak! Aku tidak setuju!" tolak Hansen dengan telak. Satu tangannya langsung merebut dress berenda warna pink itu dengan kasar. Istri kecil Mahen sampai tersentak.
"Apa kau ingin mempermalukan profesi aku sebagai make up artis ternama?" ucap Hansen sambil menatap tajam ke dalam manik indah milik Nayla.
Nayla menarik napas dalam lalu menghembuskannya dengan kasar. Nayla mengayunkan langkahnya menjauh dari hadapan Hansen sambil melayangkan tinju ke udara sebagai tanda kesalnya. "Terserah kamu saja! Kamu ingin di lempar Tuan Mahendra Wijaya atau tetap dengan profesimu itu!"
"Kecil-kecil ratu ngeyel! Jadi gadis itu yang anggun dan penurut! Biar terlihat cantik!"
Hansen terheran-heran dengan pemikiran Mahendra Wijaya. Apa yang sebenarnya merasuki jiwa seorang Mahendra Wijaya sampai membawa gadis itu kemari? Sedangkan Mahendra sudah memiliki seorang istri sah yang cantik dan modis dalam penampilan nya. Apalagi sekarang ini, istri Mahen berprofesi sebagai Artis terkenal di negeri ini. Artis yang selalu membintangi film-film yang booming dengan rating tertinggi.
'Apa selera Tuan Mahendra Wijaya telah berubah?' Hansen menebak-nebak sendiri mencari jawabannya dengan seolah-olah sedang mengukir bentuk tubuh Nayla yang tidak seberapa tinggi. Tapi jika diukur dengan gadis-gadis Pribumi, tinggi tubuh Nayla juga tidak pendek banget. Nayla memiliki tinggi hampir di angka 165 lebih.
"Saya tidak tau, Bos?" assisten nya mengangkat dua tangan nya di depan dada. "Maybe, dia masih bersegel," lanjutnya.
Kedua orang itu terus menghibah. Hansen memanyunkan bibir, lalu mengangguk pelan. "Bisa dikatakan begitu. Mungkin itu satu-satunya alasan kuat dan dijadikan maskod oleh gadis sok polos itu," ucap Hansen menutup kalimatnya dengan senyum sinis yang mengejek.
Sesaat kemudian, Nayla telah keluar dari kamar mandi. Kedua pria kemayu itu, seketika membulatkan bola matanya dengan mulut yang menganga tidak percaya.
"Oh, Ya Tuhan.." lantang Hansen.
💖💖💖💖💖