Gimana perasaan kalian disaat ada seorang wanita, sedang berjuang mencari nafkah keluarga di negeri orang, harus menelan pil pahit mendengar kabar sang anak terlantar, sedangkan sang suami memilih menikah lagi dengan kekasih lama nya .
Penderitaan tak selesai begitu saja, ketika sang mantan suami memilih mengabaikan anak kandungnya, dan mencurahkan seluruh kasih sayang kepada sang anak tiri, Dia berusaha kuat dan bertahan demi sang buah hati, Di tengah gempuran rasa cemburu yang masih ada di hatinya, melihat kemesraan sang mantan yang dia lihat setiap hari.
Hingga kesedihan berangsur terobati dengan kehadiran sosok dokter, yang menangani sang anak saat itu, Kedekatan Dokter Nino dengan Devan bagikan ayah dan anak, membuat sang ayah kandung cemburu dan menaruh rasa iri dengan kehidupan sang mantan istri.
Next langsung baca bab bab selanjutnya .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ꧁ঔৣ☬Rmls☬ঔৣ꧂, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perang saudara
Acara yang tadinya sangat mewah dan meriah berubah menjadi ricuh dan mencekam, Para tamu langsung mengamankan diri ketika dua tuan muda bertarung dengan sangat sengit nya, seolah ingin membuktikan siapa yang hidup dan siapa yang mati.
Rama yang sejatinya sangat ahli dalam hal bela diri sangat menguasai pertarungan, Hal itu dibuktikan dengan jatuhnya Nino berulangkali, seakan tak puas Rama melempar apa pun yang ada di samping mengenai seluruh tubuh Nino, yang kini tergeletak tak berdaya dengan darah mengalir entah darimana.
Citak pun dengan lihai membantai para pengawal Wijaya group hingga habis tak tersisa, ketika mereka mencoba menghadang tuan mudanya, semua telah tumbang Tinggal target utama yang kini nampak tegang melindungi dua wanita nya, miris dia bahkan mengorbankan anak kandung demi melindungi kekasih dan anak tirinya.
"Rama jangan mendekat!!"Perintah Richard dengan panik mencoba menghadang Rama dengan tangan nya, tak hanya dia Puput dan Vanes pun juga bercucuran keringat dingin, mereka tak mau mati konyol di tangan tuan muda itu.
Semua orang nampak terdiam dan menunduk di belakang pengawal mereka masing-masing, mereka tak mau membela pihak manapun yang hanya membuat diri mereka tak aman, keputusan mereka sama diam dan menyelamatkan diri masing-masing, bahkan Maria sang ibunda pun juga ikut mengamankan diri, membuat mereka semua yakin bagaimana menakutkan nya suasana malam ini.
"Lo hina surga ku, gua lepas nyawa lo".
Brakkkkkkkkk~~~~~
"Akhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh"
"Udah Ram?"Tanya Xelo tiba-tiba muncul entah darimana, membuat semua terkejut dan beralih fokus ke arahnya.
"Uncle kenapa?"Tanya Divan nampak bingung di tengah gendongan Xelo.
"Uncle lapar yok cari makan"Jawab Rama mengambil gendongan Divan dan membawanya pergi, diikuti dengan citak dan anak buahnya dari belakang.
"Tan"Panggil Risa dengan menggoyangkan tubuh Maria yang sedang melamun, Maria pun langsung tersadar dan menatap ke arah Rama yang sudah mulai menghilang.
"Selamatkan Nino cepat!!!!!!!!!!!" Perintah Maria menggema ke seluruh ruangan, membuat para pengawal berhamburan ke arah Nino yang tergeletak tak berdaya.
Para tamu pun di persilahkan untuk meninggalkan ruangan acara, dengan satu syarat tidak boleh satu pun membocorkan peristiwa mencengangkan ini.
Dengan cepat pengawal membawa tubuh Nino ke mobil dan membawanya ke rumah sakit, kondisi Nino sangat memprihatikan dengan luka sobek begitu parah di bagian tangan kanan.
Maria pun mengajak Risa masuk ke dalam mobil miliknya, dan bergegas melaju menyusul mobil yang membawa Nino di depannya.
"Mas suruh pengawal untuk membawa Richard ke rumah sakit, aku rasa kita melupakannya" Ucap Maria dengan sedikit kesal yang segera di angguki oleh Anton, bagaimana pun mereka juga manusia yang punya hati, tidak seperti Rama yang entah terbuat dari apa hatinya.
Mobil melaju dengan sangat kencangnya, para ajudan dengan sigap berpencar mencoba memecah kemacetan, yang sudah menjadi penyakit di negara kita ini.
Di tengah kesunyian, tiba-tiba Risa Teringat Divan yang sekarang berada bersama Rama, tubuhnya pun seketika bergetar mengingat kejadian tragis yang menimpa Nino, otak kecilnya seketika berfikiran buruk mengingat hubungan Divan dan Nino.
"Apa kamu baik-baik saja sayang, tenanglah Nino akan baik-baik saja" ucap Maria mencoba menenangkan sang calon menantu, ketika melihat tubuh Risa mendadak bergetar dengan hebat.
"Tan Divan?"Ucap Risa dengan wajah pucat dan ketakutan.
Maria pun seketika teringat, calon cucunya berada bersama Rama dan anak buahnya, dia juga mengerti dengan ketakutan yang Risa rasakan, membuat dia tersenyum dengan tangan mengusap lembut pundak Risa, untuk sekedar memberikan ketenangan.
"Tenang Divan akan baik-baik saja, Rama tidak sejahat yang kamu pikirkan, dia seperti tadi karena ada hal yang harus dia lindungi, dia akan seperti itu juga ada yang mengganggu Tante walaupun menurut orang itu wajar, tapi tidak dengan pandangan Rama dia akan bereaksi dengan cepat dan sangat menakutkan".
"Begitu pula dengan Nino, dia juga tidak sepenuhnya benar dan salah, dia hanya melindungi papah kandungannya walaupun dia salah, tetapi sebagai anak dia sudah melakukan hal yang betul, jika tindakan yang Rama ambil seperti itu"
"Jadi jika kamu melihat Rama seperti tadi, cukup diam dan lihatlah karena akan membantu pun hanya lah sia-sia, dan bernasib seperti Nino"
Jelas Maria membuat Risa sedikit tenang, jika di pikir-pikir lebih dalam lagi, apa yang di lakukan Rama tidak lah sepenuhnya salah, dia hanya berusaha melindungi surganya dari pria brengsek seperti Richard, dan yang membuat dia terkejut iyalah sebuah fakta bahwa Richard orang tua dari Nino, wajar juga dia berusaha mati matian melindunginya, walaupun sang papa nampak acuh dan memikirkan diri sendiri.
Tak beberapa lama rombongan telah sampai di rumah sakit terbesar di kota, kebetulan rumah sakit yang mereka tuju salah satu cabang dari perusahaan Nino, membuat dia mendapatkan perlakukan sedikit sepesial dan layanan cepat pastinya.
"Mohon tunggu disini, hanya petugas yang diperoleh kan masuk kedalam, kami mohon pengertiannya" Ucap salah satu dokter sebelum masuk ke ruang UGD, membuat Risa dan Maria terduduk pasrah di kursi ruang tunggu.
.
.
.
.
Warung bakso pinggir jalan.
"Uncle mau minta es krim Boleh?" Tanya Divan dangan sorot mata puppy eyes nya, memberikan sihir untuk Rama hingga pria itu mengagukan kepala.
"Yeahhh, pak mau eskrim nya dua scrub sama meses yang banyak yaaa"Pinta Divan kepada sang penjual membuat semua orang gemas, dengan bocah tampan itu.
Begitu juga dengan Xelo dan citak yang duduk satu meja dengan Divan, mereka nampak gemas dan menoel pipi chubby itu.
"Divan gak mau nambah lagi bakso nya?" Tanya Xelo ketika bakso bocah itu telah habis menyisakan kuahnya saja.
"No, Ivan kenyang ental gak bisa bobok" Jawab Divan dengan menyendok es krim yang baru sampai ke mulutnya, bocah kecil itu nampak belepotan dan mengotori sebagian dari mulutnya, membuat Rama dengan cepat mengambil sendok dan menyuapinya.
"Isshh, uncle Ivan bisa sendili tauk"Ucap bocah itu dengan cemberut membuat semua tertawa.
Hal itu tak luput dari pandangan Xelo, bahkan pria remaja itu tak lupa mengabadikan moments, dan mengunggahnya ke akun Instagram miliknya, tak lupa dengan caption "My baby boy❣️" yang seketika menjadi buah bibir untuk para followernya, bahkan tak sedikit dari mereka ikut gemas dengan tingkah lucu sang bocah, dan tak sedikit juga yang kepo dengan sosok bocah tampan berwajah Korea itu, sehingga bisa duduk dan akrab dengan tuan muda Wijaya yang super cuek dan kejam itu.
"Gue kira dia akan menjadi selebgram sebentar lagi" ucap Xelo dengan senyum melihat postingan terbaru nya.
"Why?"Tanya Rama masih fokus menyuapi bibir monyong Divan.
"Nih" ucap xelo dengan menunjukan postingan terbaru nya, Rama pun tersenyum dan memiliki ide brilian.
"Buatin Divan akun tik tok and Instagram"
"Oke, dengan senang hati".
Jangan lupa like coment and favorit, karena saya butuh itu untuk penyemangat.