Hello Mr Mafia

Kulit lembut dan halus milik Quqi dapat Damian rasakan, tak terasa senyum Damian terukir meskipun hanya sedikit.

Baru saja Damian ingin meletakkan Quqi Kembali, pandangan mata nya kembali ke bawah dan melihat pemandangan yang tak seharusnya ia lihat.

"Oh siallll!" Geram Damian dan segera beranjak dari ranjang, sebelum itu dia kembali menutupi tubuh Quqi dengan selimut nya.

Damian memasuki kamar mandi untuk melakukan rutinitas nya yang datang secara mendadak itu.

Setelah satu jam baru lah Damian keluar dengan hanya menggunakan handuk saja, tatapan mata Damian langsung beralih pada Quqi yang tertidur dengan lelap.

Drtttttt Drtttttt Drtttttt

"Ha..."

"Broo! Bagaimana kondisi Quqi? Apa dia baik-baik saja?" Tanya Bima dengan khawatir.

"Ya, kalian bisa tenang. Dia sudah tidur" Jelas Damian.

"Thanks brother, jangan Lo apa apain dia! Ingat itu!" Ancam nya.

"Hmm, kapan kalian kesini?"

"Mungkin besok pagi, kami masih mengurus masalah ini!"

"Baiklah"

Damian memutuskan sambungan telepon nya dan Kembali melotot melihat pemandangan yang membuat nya tersiksa.

Selimut yang Quqi kenakan sudah terbuka hingga perut, dengan penuh tekad yang tinggi Damian akhirnya memilih untuk melepaskan pakaian Quqi dan mengganti kan nya dengan kemeja nya.

Mata Damian terus saja terpejam saat menggantikan nya, bahkan jantung Damian berpacu dengan cepat karena takut salah pegang.

"Hahh...hah..." Nafas Damian nampak ngos-ngosan karena sudah selesai menggantikan pakaian Quqi.

"Huftt.... Ternyata menggantikan pakaian wanita sangat berbahaya ketimbang menyerang musuh yang menggunakan bom!" Pikir Damian.

Di tempat pesta, seorang laki-laki yang mengenakan pakaian putih sudah terluka dan babak belur.

"Berani-beraninya laki-laki brengsek seperti mu menyentuh adikku!" Marah Bara dan Kembali menghajar Saga.

"Akhh...Apa yang kau lakukan! Jangan menuduh sembarangan!" Marah Saga karena tak terima.

"Cihh! Lo pikir kami bodoh hah!!" Marah Bima dengan menendang kepala Saga.

Tak ada yang mencegah mereka, semua orang tua Saga dan orang tua Jennifer di pegang oleh bodyguard mereka yang bertubuh besar dan kuat.

Farel menyalakan video yang terpasang di monitor, di sana terlihat Saga yang tengah memberikan seorang pelayan obat untuk di masukkan ke dalam minuman.

Sang pelayan itu bahagia karena mendapatkan uang yang banyak dari Saga, dengan segera ia menghampiri Quqi dan memberikan nya minum.

Video itu juga menunjukkan pelecehan Saga saat memegang Quqi di depan toilet, meskipun CCTV tersebut sudah di matikan tapi mereka bukanlah orang sembarangan.

Mereka bisa menyadap CCTV itu dengan mudah, semua hadirin yang ada di sana terkejut melihat video tersebut dan memandang keluarga Saga dan Jennifer dengan jijik.

"Apa kau mau mengelak lagi brengsek?" Sinis Farel dengan mencengkeram rahang Saga hingga terdengar suara keretakan.

"Akhhhhhhh..." Ringis Saga karena rahangnya remuk.

"Hiks...Tolong lepaskan suami ku, dia tidak bersalah. Dia pasti di jebak" Ucap Jennifer dengan histeris.

"Cih, sampah!" Sinis Kevin pada Jennifer dengan jijik.

Farel melepaskan cengkraman nya dan langsung menendang dada Saga hingga ambruk tak sadarkan diri.

"Saga....Hiks...." Tangis Jennifer dan ibu Saga.

"Saya tidak akan membunuhnya! Tapi akan saya pastikan dia akan membusuk di penjara dengan keadaan lumpuh!" Marah Bima.

"Tidak hiks....Tolong maafkan dia hikss...."

"Maafkan? MAAF SAYA TIDAK SEBAIK ITU! SETITIK DARAH ADIK SAYA LEBIH BERHARGA DARI PADA NYAWA NYA!" Sinis Kevin membuat Jennifer semakin histeris karena banyak polisi yang datang untuk membawa Saga.