NovelToon NovelToon
Santriwati Tengil Untuk Gus Zindan

Santriwati Tengil Untuk Gus Zindan

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:6.6k
Nilai: 5
Nama Author: Riyaya Ntaap

menceritakan kisah cinta antara seorang santriwati dengan seorang Gus yang berawal dari permusuhan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riyaya Ntaap, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

jeolus

**

" Heh! "

Diva mengedipkan matanya berulang kali, ia memiringkan kepalanya untuk melihat Gus zindan yang sudah dengan sarkas mengusap wajahnya. Perlakuan Gus zindan begitu tiba tiba, diva pun sampai terkejut.

" Apa sih Gus "

" Gabaik melihat lawan jenis sampai segitunya. Air liur kamu sampai mau keluar. " Gus zindan memasang wajah masamnya. Pria itu langsung bangkit dari duduknya. Diva memperhatikan tingkah Gus zindan yang tiba tiba saja berdiri.

Tiba tiba saja Gus zindan memintanya untuk menggeser duduknya, namun Tampa suara, hanya dengan isyarat tangan saja.

" Gus ngapa sih? Ga jelas amat "

" Kamu yang ga jelas, dari tadi saya perhatiin kamu ngeliatin Rafi terus. "

" Namanya lagi melihat masa depan, emang salah ya? "

" Masa depan mataneee " Gus zindan mengusap wajahnya, greget melihat tingkah diva. Entah kenapa, Gus zindan merasa tidak suka saat istrinya menatapi pria lain dengan tatapan kagum.

Istri? Gus zindan terkekeh di dalam hati, logika nya semakin menggila dan tidak masuk akal. Tampa alasan, dia merasa tidak suka ketika tatapan diva pada pria lain berbeda dengan tatapan diva padanya yang terkesan biasa biasa saja. Mungkin kah ini yang dinamakan cemburu?

Gus zindan menggelengkan kepalanya pelan, menghalau isi pikiran randomnya. Ia berusaha menangkis pikiran itu, mana lah mungkin ia begitu mudah merasa cemburu pada tatapan diva untuk Rafi.

" Ya Allah " Gus zindan kembali mengusap wajahnya dengan kasar, ternyata walaupun ia bertukar posisi duduk dengan diva, nyatanya tidak membuat diva kehilangan akal.

Gadis itu tetap bisa mencari cara untuk mengintip Rafi dengan duduk lebih mundur. Karena kesal, Gus zindan melepas peci yang ia kenakan, kemudian memasangkannya pada diva. Kebetulan ukuran peci itu cukup besar untuk membuat mata diva juga tenggelam dan tidak bisa melihat apa apa.

" Ih Gus zindan apaan sih! " Dengan kasar diva melepaskan peci itu, ingin rasanya ia melempar peci itu untuk meluapkan kekesalannya pada Gus zindan, tapi ada banyak orang di tempat itu. Setidaknya pasti ada satu orang yang tatapannya tertuju pada mereka.

" Berhenti ngeliat Rafi, atau saya kurung kamu di rumah. "

" Bodo amat! Malah bagus kalo di kurung di rumah, jadi ga perlu sekolah. "

Diva menjulurkan lidahnya, mengejek Gus zindan yang sudah tampak begitu kesal. Ia kembali berusaha curi curi pandang ke arah Rafi yang kelihatan begitu tampan malam ini. Namun lagi lagi Gus zindan berusaha untuk menghalanginya.

" Gusss " diva memasang senyuman paksa, membuat Gus zindan ikut tersenyum. Sebuah senyuman puas, karna berhasil membuat diva merasa jengkel dengan tingkahnya yang menghalangi diva melihat Rafi.

" Iyaaa, zaujati "

" Idih, najong " diva memeluk tubuhnya sendiri, merasa merinding saat mendengar panggilan Gus zindan.

Walaupun diva tak pandai bahasa arab, bahkan nilai bahasa arabnya rendah, ia cukup tau makna panggilan zaujati karena kata itu sering muncul di novel yang ia baca jika berlatarbelakang sebuah pesantren.

Gus zindan mengangkat bahunya acuh, tak peduli dengan respon diva yang kelihatan begitu najis dengan ucapannya. Gus zindan sendiri tidak paham dengan isi pikirannya malam ini yang begitu random, mungkin sudah tertular isi pikiran random diva.

Acara terus berlanjut, memakan banyak waktu bahkan hingga melewati batas waktu yang telah di perkirakan. Hingga diva pun Tampa sadar tertidur, dengan kepala yang menyandar pada bahu Gus zindan.

Gus zindan dengan sigap membenahi posisinya, memberi ruang yang cukup nyaman untuk diva. Di rangkul nya bahu diva, agar ia tidak terjatuh dengan posisi tidur yang duduk seperti itu.

" Lamaaa bangettt siii selesainya, udah ngantuk banget. " Dila menutup mulutnya yang menguap, menahan kantuk karena kyai habib masih betah berbicara di depan sana.

" Biar ga ngantuk, noo liat sahabat kita tercinta. " Kayla menunjuk ke arah diva dan Gus zindan dengan bibirnya, membuat kedua temannya menurut dan menatap lurus pada objek yang di tunjuk oleh Kayla.

Mereka langsung tersenyum senyum sendiri, merasa salah tingkah melihat Gus zindan yang begitu lucu dan romantis.

" Diva ga ada jaim jaim nya yaa, dia lagi di depan loh padahal. Bisa bisanya tidur " sisi menggelengkan kepalanya, merasa salut dengan teman nya yang lebih mementingkan tidurnya dari pada nantinya menjadi bahan gunjingan.

" Biarin aja, malahan lucu. Jadi pengen gabung deh "

" Dih " respon cepat Kayla dan sisi dengan serempak, dengan wajah yang sangat tidak mendukung perkataan asbun sisi.

" Kayak ayah sama anak ga sii? Diva terlalu mungil, padahal kayaknya kalo lagi sama kita, besarnya tuh sama kok sama kita. " Sisi kembali menatap lurus ke depan.

Mereka bertiga sudah tidak lagi berfokus pada apa yang di sampaikan oleh kyai habib, mereka malah lebih berfokus pada diva dan Gus zindan.

" Walaupun kelihatan kayak ayah sama anak. Tapi gitu gitu Gus zindan bisa jadi ayah dari anak anaknya diva. "

" Yaiyalah, namanya udah matang. "

" Anjay matanggg "

" Dila! " Tegur Kayla dan sisi dengan kompak saat Dila lagi lagi keceplosan dengan bahasanya.

Tak lama kemudian acara pun selesai, semua para santri sudah di arahkan untuk kembali ke kamar asramanya Masing masing. Ternyata masa liburan akan di mulai dari hari esok. Tinggal menunggu keluarga mereka kapan menjemput saja.

" Diva tidur dari tadi? " Tanya kyai habib, melihat cucunya sedang menggendong istrinya. Cara zindan menggendong diva yang membuatnya kelihatan lucu. Diva seperti anak kecil yang tengah di gendong oleh ayahnya, bukan ala ala bridal style.

" Iya, kakek. "

" Yaudah bawa pulang, malam ini biar dia tidur di rumah. Ga baik kalau kamu mengantar dia ke asramanya, karena di sana ada santri lain. "

Gus zindan menganggukkan kepalanya, kyai habib pun lantas pergi.

" Lucu banget istri kamu, kecik. "

Gus zindan menatap tajam Rafi yang melihat diva tidur di gendongannya.

" Cepet nikah deh, kamu. Nii bocah liar soalnya, takutnya kamu di apa-apain. "

" Rela sih kalau ana di apa-apain, soalnya dia lucu. "

" Istighfar, raf. Istri orang loh ini. "

" Gapapa, siapa tau kamu ada niat buat ceraikan dia. Nanti kalau cerai kabarin ya, soalnya ana minat. " Ustadz Rafi Menaik turunkan kedua alisnya, ia bahkan mengedipkan sebelah matanya, sengaja mengerjai Gus zindan.

" Cogil "

" Ini yang di namakan lelaki gentleman. Melamar wanita di depan suaminya. "

" Gila! " Umpat Gus zindan dengan rasa panas di hatinya. Ia bahkan menendang tulang kering kaki ustadz Rafi karena merasa begitu kesal. Ustadz Rafi tertawa terbahak bahak, merasa puas bisa mengerjai Gus zindan.

" Udah ah, pulang sana. Kasian calon istri ana tidur di posisi gendong gitu pasti ga nyaman. "

" Punya nyawa berapa? "

" Sepuluh, aman lah. "

Usai berkata demikian, ustadz Rafi langsung cabut, sebelum nyawanya yang hanya satu itupun titipan Tuhan, malah di cabut oleh zindan, mewakili malaikat pencabut nyawa, hanya karena merasa cemburu.

Gus zindan mendengus singkat, tangan kanan nya bergerak mengelus kepala diva dengan lembut.

" Entah kenapa, saya merasa ga suka kamu di godain Rafi ataupun sebaliknya. Apa saya jatuh cinta sama bocah labil dan tengik kayak kamu? " Ujarnya, berbicara dengan dirinya sendiri dan diva yang sudah pasti tidak akan mendengar.

" Bisa gila saya, kalau ternyata saya bener bener cinta sama kamu. Bisa bisa gosong, terbakar api cemburu karna cinta sama gadis labil yang kerjaan nya godain lelaki tampan. " Gus zindan menghela nafas panjang, ia mulai melangkahkan kakinya untuk berjalan pulang.

Di sepanjang perjalanan, Gus zindan berusaha meresapi perasaan nya sendiri walaupun di selingi sangkalan kecil, bahwa ia tidak mungkin jatuh cinta pada diva.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!