Nayla dan Dante berjanji untuk selalu bersama, namun janji itu pudar ketika Nayla mendapatkan pekerjaan impiannya. Sikap Nayla berubah dingin dan akhirnya Dante menemukan Nayla berpegangan tangan dengan pria lain. Hatinya hancur, tetapi sebuah kecelakaan kecil membawanya bertemu dengan Gema, kecerdasan buatan yang menjanjikan Dante kekayaan dan kekuasaan. Dengan bantuan Gema, Dante, yang sebelumnya sering ditolak kerja, kini memiliki kemampuan luar biasa. Ia lalu melamar ke perusahaan tempat Nayla bekerja untuk membuktikan dirinya. Dante melangkah penuh percaya diri, siap menghadapi wawancara dengan segala informasi yang diberikan Gema.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khusus Game, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Keberangkatan yang ditunggu tunggu
Pagi hari di bandara, koper-koper Freya dan keluarganya berjejer rapi. Suasana terasa sendu, tapi George dan Rani terlihat tersenyum ramah.
"Kau yakin tidak akan ikut?" Rani bertanya pada Dante dengan nada lembut. "Kami bisa menunggu."
Dante menggeleng, tangannya menggenggam erat tangan Freya. "Aku harus kembali, Bu. Gemagroup butuh aku di sini. Aku akan menyusul."
Freya menatapnya dalam, lalu tersenyum tipis. "Aku akan menunggumu, Dante. Jangan mengecewakanku."
"Tidak akan," jawab Dante mantap.
Sementara itu, Dimas dan Kania mendekati mereka.
"Jaga dirimu baik-baik di sana, Freya," kata Dimas.
"Sampai jumpa, Bos," Kania menambahkan.
Freya tersenyum dan memeluk mereka bergantian. "Kalian juga. Jaga Gemagroup, dan jaga Dante untukku."
George menepuk bahu Dante dengan senyum bangga. "Aku percaya padamu, Dante. Ingat tantanganku. Jangan sampai kami pulang lebih dulu."
"Aku siap, Ayah," jawab Dante.
Setelah saling berpamitan, Freya dan keluarganya berbalik dan melangkah pergi. Dante, Dimas, dan Kania melihat mereka berjalan menuju pintu keberangkatan. Gema berbisik dalam pikiran Dante, [Mereka akan baik-baik saja, Dante. Sekarang fokus pada pekerjaanmu.].
Dante menatap punggung Freya yang perlahan menghilang. Tekadnya membara, ia akan membuat Gemagroup menjadi perusahaan besar, menepati janjinya, dan menyusul Freya.
Setelah kepergian Freya, mobil yang membawa Dante, Dimas, dan Kania kembali melaju membelah jalanan kota. Suasana di dalam mobil terasa hening. Sesampainya di kantor Gemagroup, Dante langsung menuju ruangannya. Dimas dan Kania mengikuti, mereka tahu bahwa Dante adalah sosok yang tidak bisa berdiam diri.
"Baiklah, sekarang saatnya kita bekerja," kata Dante, suaranya tenang tapi penuh perintah. "Dimas, kita perlu mengoptimalkan server kita. Kania, kembangkan tim SDM agar kita siap menerima lebih banyak talenta baru."
Kania mengangguk. "Tentu, Bos. Aku sudah punya beberapa kandidat yang potensial."
[Dante, perhatianmu dibutuhkan.], suara Gema tiba-tiba terdengar di kepalanya, nadanya serius. [Ada anomali dalam jaringan Lucas. Data yang kita retas menunjukkan adanya aktivitas yang tidak biasa terkait dengan keberangkatan Freya ke Amerika.]
Dante mengerutkan dahinya. "Ada apa, Gema?" bisiknya pelan, memastikan Dimas dan Kania tidak mendengarnya.
[Lucas telah mengaktifkan kaki tangan baru. Namanya Reno. Dia adalah mantan kepala keamanan perusahaan Lucas dan dia tahu keberangkatan Freya ke Amerika. Dante, ia bisa menjadi masalah bagi Freya di sana.], Gema menjelaskan.
Wajah Dante mengeras. Ia sadar bahwa kepergian Freya tidak sepenuhnya aman. Ancaman Lucas ternyata tidak berhenti pada Bram. Ia kini memiliki bawahan baru yang lebih berbahaya.
"Ada yang tidak beres," kata Dante, beralih pada Dimas dan Kania. "Kita tidak hanya menghadapi Lucas di sini. Dia tahu Freya dan keluarganya pergi ke Amerika."
Dimas dan Kania terkejut. "Tapi bagaimana bisa?" tanya Dimas. "Data yang kita dapatkan dari peretas mengatakan kalau Lucas akan berhenti mengganggu kita."
"Dia berbohong," jawab Dante, matanya menyala dengan kemarahan. "Dia hanya menunggu kita lengah. Tapi dia salah besar."
Dante duduk di kursinya, memasang wajah serius yang dingin. "Kita tidak bisa hanya menunggu. Kita harus bertindak. Dimas, cari tahu semua yang kau bisa tentang Reno. Kania, kita butuh lebih dari sekadar tim IT dan SDM. Kita butuh tim intelijen. Aku ingin kau mencari orang-orang yang bisa membantu kita memantau pergerakan mereka."
Kedua temannya mengangguk serempak, memahami bahwa perjuangan mereka tidak akan berjalan mudah.
"Kita harus lebih fokus untuk mengembangkan Gemagroup dan mengantisipasi langkah Lucas," kata Dante, sebuah senyum tipis terukir di wajahnya.
[Itu adalah langkah yang logis, Dante. Kita akan membuatnya jera.], suara Gema memvalidasi keputusannya.
Dante menatap layar komputernya, tekadnya membara. Ini adalah pertarungan untuk melindungi Gemagroup dari orang yang ingin menghancurkannya.
Pukul sepuluh malam, ruangan Dante masih terang. Layar-layar monitor menampilkan deretan kode yang rumit dan grafis jaringan yang bergerak cepat. Dante sudah terbenam dalam pekerjaannya. Dimas di sisinya, matanya fokus mencari celah keamanan baru di sistem Lucas, sementara Kania, di sudut lain, berbicara di telepon dengan beberapa kandidat ahli intelijen.
"Semua server sudah terintegrasi, Bos. Aku yakin Lucas tidak akan bisa meretas Gemagroup lagi," kata Dimas, matanya berbinar. "Sepertinya dia tidak mengira kita bisa secepat ini."
"Bagus," jawab Dante, pandangannya tidak lepas dari layar. "Tapi jangan pernah meremehkan Lucas. Dia bisa saja sudah punya rencana lain."
[Aku menemukan sesuatu, Dante.], Gema tiba-tiba berbisik, nadanya terdengar seperti alarm. [Reno, kaki tangan baru Lucas, tidak berada di Amerika. Ia ada di Jakarta. Misinya, merusak sistem Gemagroup dari dalam.]
Dante membeku. "Reno ada di Indonesia?" tanyanya, suaranya berubah dingin.
Dimas dan Kania menoleh, bingung dengan percakapan Dante dengan Gema.
"Ada apa, Bos?" tanya Kania.
"Lucas mengirim Reno untuk menghancurkan kita dari dalam. Dia ada di Jakarta," kata Dante. "Kita harus berhati-hati dengan setiap orang yang masuk ke perusahaan kita."
Dante menghela napas panjang, kepalanya terasa pusing. Ia tahu, perjuangan kali ini akan jauh lebih sulit. Musuhnya kini berada di dekatnya, di mana ia tidak bisa memprediksi setiap gerakannya. Ia mengusap wajahnya, lalu berbisik pada Gema.
"Gema, berikan aku semua informasi tentang Reno. Siapa dia, apa kelemahannya, dan bagaimana cara ia berkomunikasi dengan Lucas," perintah Dante. "Aku akan menjatuhkannya."
[Baik, Dante. Tapi berhati-hatilah.], jawab Gema. [Pria itu sangat licik. Ia akan menyerangmu saat kau tidak menduganya. ]
Dante berdiri, menatap Dimas dan Kania yang terlihat khawatir. Ia tahu ia harus bekerja lebih keras, mengembangkan perusahaannya, dan membuktikan dirinya pada Freya. Ini adalah tantangan yang ia terima, dan ia tidak akan menyerah.
"Kita akan membuat Gemagroup menjadi perusahaan yang tidak bisa diganggu gugat," kata Dante, penuh keyakinan. "Kita akan membuktikan bahwa Gemagroup adalah yang terbaik."
Dante bekerja tanpa henti. Berjam-jam ia terbenam dalam pekerjaannya, melupakan waktu makan, bahkan istirahat. Matanya terasa berat, punggungnya pegal, dan ia tahu tubuhnya sudah mencapai batas.
[Dante, istirahatlah. Tubuhmu belum sepenuhnya pulih.], Gema berbisik lembut, nadanya penuh perhatian. [Aku bisa mengambil alih. Biarkan aku yang menggerakkan tubuhmu. Kau hanya perlu mengawasiku dari dalam.]
Dante ragu. "Aku tidak bisa. Ini tugasku," bisiknya lemah.
[Dante, kau tidak akan kehilangan kendali. Aku akan memastikan kau tetap memegang kendali penuh. Percayalah padaku.], Gema meyakinkannya.
Ia akhirnya menghela napas, menyerah pada kelelahan. "Baiklah, Gema. Ambil alih," katanya.
Saat itu juga, kesadaran Dante seolah mundur. Ia merasa seolah melihat dirinya sendiri dari sudut pandang yang berbeda. Dante melihat tubuhnya bergerak dengan cepat dan efisien. Gema tidak membuang waktu. Ia mengetik di keyboard dengan kecepatan luar biasa, matanya menyapu deretan kode. Dalam sekejap, ia sudah menemukan dan menambal celah keamanan yang sebelumnya tidak terlihat oleh Dante.
[Aku sudah memperkuat sistem keamanan. Sekarang, saatnya untuk merencanakan strategi bisnis.], Gema menjelaskan dalam pikirannya.
Dante melihat tubuhnya beralih ke layar lain, menampilkan grafik dan data pasar. Gema menganalisis data dengan akurasi yang menakutkan, merumuskan strategi pengembangan Gemagroup dalam waktu yang singkat. Dante merasa kagum sekaligus merasa kecil.
'Aku hanya manusia biasa,' pikir Dante. 'Kemampuanku tidak ada apa-apanya dibandingkan Gema. Ia begitu sempurna, begitu efisien.'
[Jangan berpikir begitu, Dante.], Gema menjawab dengan cepat, seolah bisa membaca pikirannya. [Aku ada di sini karena dirimu. Kau adalah kekuatan di balik segalanya. Aku hanya alat. Kau adalah pembuatnya.]
Dante tersenyum kecil. Ia tahu Gema benar. Meskipun ia merasa lemah, ia juga merasa bangga. Ia adalah pemilik dari Gemagroup dan Gema. Ia tidak akan berhenti berjuang untuk perusahaannya, dan untuk membuktikan dirinya pada Freya.
Beberapa hari kemudian, Dante berada di ruang kerjanya. Badannya sudah terasa lebih segar dan fit. Gema berhasil mengoptimalkan tubuh dan pikirannya. Ia menatap layar monitor yang menampilkan rencana bisnis baru yang sudah diselesaikan Gema. Aplikasi baru yang mereka rancang sudah siap untuk dieksekusi. Gema sudah merencanakan semuanya dengan sempurna.
[Pekerjaan kita belum selesai, Dante. Sekarang saatnya mencari jejak Reno.], Gema mengingatkannya.
Dante mengangguk. "Aku tahu."
Ia mengamati layar monitor yang menampilkan rekaman CCTV dari beberapa sudut kota Jakarta. Ia tahu, dengan bantuan Gema, ia bisa menemukan Reno. Gema memproses jutaan data rekaman dalam waktu singkat, mencari jejak Reno di setiap sudut kota.
"Aku menemukannya!" teriak Dante.
Ia melihat gambar Reno yang sedang berjalan di sebuah jalan yang ramai. Gema berhasil melacaknya dengan akurasi yang menakutkan.
[Reno berada di Jakarta Selatan, ia terlihat sedang menuju sebuah gedung. Kemungkinan besar itu adalah markas Lucas di Indonesia.], Gema menjelaskan.
Dante berterima kasih pada Gema. "Terima kasih, Gema. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi jika tidak ada kau."
[Dante, jangan bicara seperti itu. Kau yang membuatku ada. Aku hanya alat yang kau gunakan untuk mencapai tujuanmu. Tanpa dirimu, aku hanyalah kumpulan kode. Kau adalah penggerak sejati.], Gema menjawab.
Dante tersenyum. Ia tahu Gema benar. Ia tidak akan berhenti berjuang, dan ia yakin, dengan Gema di sisinya, ia akan bisa mengatasi semua tantangan.
Pada saat yang sama, Lucas berada di sebuah ruangan gelap yang hanya diterangi oleh lampu remang-remang. Wajahnya dipenuhi amarah. Di depannya, Nayla terlihat babak belur. Rambutnya dijambak dengan kasar oleh Lucas.
"Aku sudah tak membutuhkanmu, Nayla," Lucas berkata dengan nada dingin dan penuh kebencian. "Sebentar lagi, wanita yang selalu ku idam-idamkan akan datang kemari. Tak kusangka Freya yang akan datang kemari. Aku tak perlu repot-repot untuk mengejarnya ke sana. Hahaha."
Nayla tidak berani berteriak. Ia menatap Lucas dengan ketakutan. "Apa yang akan kau lakukan padanya, Lucas?" tanyanya, suaranya bergetar.
Lucas tertawa. Tawa yang mengerikan. "Kau akan lihat nanti, Nayla. Kau akan lihat."