SQUEL "GAIRAH SANG CASANOVA"
SERI KEEMPAT.
#POVPELAKOR
Karena kesalahan di masa lalu, membuat seorang wanita yang kini bekerja di sebuah club' malam bertekad menghancurkan rumah tangga seseorang.
Dia adalah Bianca, wanita cantik dengan tubuh gemulai, juga parasnya yang cantik rupawan. Namun, nasib baik sepertinya tidak berpihak padanya.
Bianca hidup sebatang kara, setelah sang ayah meninggal saat dia remaja. Semua keluarga tidak ada yang sudi menampungnya hingga dia hidup dengan liar di luar sana.
Dan ia merasa semua nasib sial itu akibat perbuatan seorang wanita bernama Joana, yang kini terlihat bahagia dengan suaminya. Hidup penuh tawa, dan bergelimang harta.
Hingga akhirnya Bianca bertekad, untuk menggoda suami wanita itu.
"Bizard Welling Tanson, aku akan membuatmu jatuh dalam pelukanku dan menghancurkan Joana!"
Apa yang membuat Bianca ingin membalaskan dendamnya pada Joana? Cus ikuti ceritanya.
Salam Anu 👑
Ig @nitamelia05
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ntaamelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27. Kacau
Hari itu Bizard tidak pulang ke rumah maupun ke mansion kedua orang tuanya. Dia lebih memilih menghabiskan waktu di sebuah hotel dengan berbagai minuman beralkohol yang menemani rasa sepinya.
Entah berapa banyak botol yang dia pesan, hingga terlihat memenuhi lantai. Sementara puntung rokok ikut berserak di dalam asbak.
Dia melakukan semua itu karena berharap semua masalah dalam rumah tangganya dapat ia lupakan, walaupun hanya sebentar.
Bizard terlihat sangat kacau, pandangan matanya kosong, menatap jendela kaca sambil bersandar di sofa.
Sementara di tangannya masing-masing memegang benda yang sama sekali tak membantu, dia menghisap benda bernikotin yang ada di tangan kanannya. Kemudian menghembuskannya ke udara dengan kasar, hingga terbatuk-batuk.
Uhuk!
Bizard menepuk-nepuk dadanya.
"Apa yang harus aku lakukan sekarang, Jo? Kamu mau aku seperti apa?" lirih Bizard dengan bola matanya yang sudah berkaca-kaca, pandangan pria itu mengabur hingga air mata itu jatuh.
Setegar-tegarnya seorang pria, akan menangis juga pada akhirnya. Jika hatinya terus-menerus dipermainkan seperti ini. Bizard tergugu, dia menjatuhkan botol minuman yang ada di tangan kirinya, kemudian menyembunyikan wajah di antara kaki yang dia tekuk.
Dia terus seperti itu hingga senja mulai datang.
Di antara kekalutan yang dia rasa. Ponselnya berdering. Menampilkan nama Bianca, sementara nomor Joana sudah dia bisukan. Dua-duanya sama-sama menghubungi Bizard. Namun, sepertinya Bizard enggan untuk menanggapi keduanya.
Perlahan dia mengambil ponsel, tetapi bukan untuk menerima panggilan dari Bianca. Padahal wanita itu juga mengirimi Bizard beberapa pesan, menanyakan kabar pria itu.
Bizard hanya membacanya sekilas, kemudian tangannya bergerak untuk menghubungi Aneeq—saudara kembarnya. Entah kenapa dia ingin pria itu datang. Beruntung, tak perlu menunggu lama sang kakak langsung menerima panggilan darinya.
"Halo, Bee, ada apa?"
Ada jeda di sana, sebab Bee tak langsung menjawab pertanyaan dari Aneeq. Dia malah merasa bimbang, ingin meminta Aneeq datang atau tidak. Sebab pria itu pasti akan memberondonginya dengan banyak pertanyaan.
"Bee, apa kamu mendengarku?" Kini Aneeq sudah berada di basemen bersama dengan Caka—sang asisten sekaligus adik iparnya.
"Halo, An. Kamu bisa tidak datang ke tempatku?" tanya Bizard dengan suara yang terdengar sumbang. Membuat Aneeq yakin, ada yang terjadi dengan saudaranya itu.
"Tempatmu yang mana? Perusahaan? Atau rumah?"
"Hotel Mandala. Kamar nomor 237," jawab Bee dengan cepat.
"Oke. Aku akan ke sana sekarang." Setelah mengatakan itu, panggilan pun terputus. Aneeq langsung meminta Caka untuk datang ke hotel yang Bee maksud. Dan selama di perjalanan dia menghubungi Jennie—sang istri, meminta izin untuk pulang terlambat, karena dia harus menemui Bizard.
"Apa ada sesuatu yang terjadi, An?" tanya Caka merasa penasaran, karena raut wajah Aneeq terlihat berbeda. Walau bagaimanapun, kini mereka semua sudah menjadi keluarga, jadi apapun masalah yang terjadi di antara saudara kembar istrinya, dia pun tidak bisa diam saja.
Aneeq terlihat bingung, sebab dia pun belum tahu alasan apa yang membuat Bee memintanya untuk datang.
"Aku belum tahu, Ca. Bee tidak memberitahu apapun padaku."
Caka manggut-manggut. "Boleh aku ikut bergabung?"
"Maaf, Ca, aku tidak bermaksud menolak niat baikmu. Tapi sepertinya Bee tidak membutuhkan banyak orang, aku yakin di antara kami dia hanya menghubungi aku, itu artinya, dia tidak butuh siapapun."
Pria yang sudah memiliki empat orang anak kembar itu pun mengangguk. Dia paham akan hal itu, sudah lama dia berada di keluarga istrinya, bahkan sejak mereka sama-sama masih bocah.
"Aku mengerti, An. Kalau begitu aku akan langsung pulang."
"Ya, tolong sembunyikan hal ini dari Mommy dan Daddy. Sepertinya Bee tidak ingin mereka tahu, makanya dia tidak pulang ke mansion."
Caka kembali mengangguk. Hingga tak berapa lama kemudian, mereka sampai di hotel Mandala. Tempat di mana Bizard berada. Tanpa ba bi bu, Aneeq langsung mengayunkan kaki untuk menemui saudara kembarnya itu.
Pintu terbuka.
Namun, kamar itu terlihat gelap, sebab Bizard memang belum beranjak sama sekali dari duduknya. Dia masih di tempat yang sama, seperti pertama dia datang ke tempat ini.
Aneeq melangkah masuk, dan dia langsung merasakan aroma alkohol bercampur asap rokok yang menyeruak. Memenuhi indera penciumannya.
Pria itu mencoba mencari saklar lampu, dia merabaa-raaba ke dinding, hingga dia menemukan benda itu.
Pyarrr!
Begitu lampu menyala, dia langsung disuguhkan pemandangan yang terlihat sangat menyedihkan. Bizard terlihat sudah mabuk, kepalanya bersandar pada sofa, sementara dia duduk di lantai dengan kaki yang memanjang.
"Bee," panggil Aneeq, memastikan kalau itu memang adiknya.
Bizard yang masih mampu mendengar pun akhirnya menoleh. Samar-samar dia melihat wajah seseorang mendekat, dan dia teringat dengan Aneeq. Dia kembali tergugu.
"Hatiku sakit, An. Hatiku sakit."
***
Pokoknya minta kembang😩😩😩