NovelToon NovelToon
TOLONG CABUT PAKU DI KEPALA KAMI

TOLONG CABUT PAKU DI KEPALA KAMI

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Iblis / Mata Batin / Hantu / Tumbal
Popularitas:248.6k
Nilai: 5
Nama Author: Cublik

“Tolong cabut paku di kepala kami! Tolong! Argh sakit!”
“Tolong aku! Paku ini menusuk otak hingga menembus batang tenggorokan ku! Tolong!”

Laila baru saja dimutasi ke wilayah pelosok. Dia menempati rumah dinas bekas bidan Juleha.

Belum ada dua puluh empat jam, hal aneh sudah menghampiri – membuat bulu kuduk merinding, dan dirinya kesulitan tidur.

Rintihan kesakitan menghantuinya, meminta tolong. Bukan cuma satu suara, tetapi beriringan.

Laila ketakutan, namun rasa penasarannya membumbung tinggi, dan suara itu mengoyak jiwa sosialnya.

Apa yang akan dilakukan oleh Laila? Memilih mengabaikan, atau maju mengungkap tabir misterius?

Siapa sebenarnya sosok bidan Laila?

Tanpa Laila tahu, sesungguhnya sesuatu mengerikan – menantinya di ujung jalan.

***

Instagram Author ~ Li_Cublik

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cublik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tolong : 28

“Kakak!” Mia berusaha menurunkan bajunya, tapi sia-sia karena Laila sudah melihat bekas luka memenuhi tubuh bagian atas.

“Ini ulah Iblis itu ‘kan?”

Mia terdiam, tapi linangan airmata nya sudah menjawab semuanya.

Laila tidak berhenti, terus mencecar, mengangkat lebih tinggi baju Mia hingga dibawah ketiak.

"Bekas cakaran ini awal pertama si Iblis Jahanam itu menggagahi mu 'kan? Lalu ini!" Ditekannya sedikit kuat daging tumbuh membentuk barisan gigi. "Ini pun kau dapatkan sewaktu dirimu ketakutan, memberontak saat mahkotamu direnggut hingga setelahnya mengalami demam selama satu Minggu, benar?"

Suara tangis Mia kian melengking, bahunya berguncang, dia meringkuk miring memeluk lututnya.

"Dan ini!" Laila meraba memar bewarna merah kebiruan di bagian dada yang baru tumbuh, area perut, pinggang dan perut. "Baru dua hari lalu dia datang kembali menggaulimu, kan?"

Hust!

Susah payah Mia berusaha duduk, kala hampir kembali berbaring dikarenakan tubuhnya sangat lemah, Laila membantu dengan menahan punggung.

"Tolong jangan membahasnya dengan suara keras, Kak. Disini, atau dimanapun itu tak ada tempat aman. Banyak makhluk halus para pengikutnya yang selalu mengintai,” dia cemas, wajahnya kian pias, air matanya mengalir semakin deras.

Hiks hiks hiks.

Pertahanan diri Mia roboh, gadis belia yang seharusnya menikmati masa remaja itu – dipaksa melayani nafsu binatang Iblis yang disembah sang ayah.

Ya, Laila mengetahui hal itu. Dia mendengar teriakan kesakitan, lolongan menyayat hati seorang Mia saat tengah digagahi dua malam yang lalu.

Disaat kedatangan si Iblis, seluruh penghuni rumah di buat tertidur seperti orang mati. Kecuali Sopyan – dia berjaga sambil bersujud di depan kamar putrinya.

Pada saat itu juga, rumah dinas Laila dikelilingi kabut tebal kiriman Mbah Patmi. Agar sang iblis tidak mengendus adanya perawan pemilik hari lahir Jumat Kliwon.

Meskipun Laila bisa melindungi dirinya sendiri, dikarenakan dia juga memiliki pegangan berupa ilmu warisan buyutnya, tapi Mbah Patmi menaruh rasa khawatir.

“Aku takut, Kak. Kalau sampai Anto jadi korban, lalu bagaimana denganku dan Ibuk. Cuma dia harapan dan kebanggaan kami. Aku dan Ibuk bekerja mati-matian supaya Anto tetap bersekolah, agar tak bodoh seperti diriku,” suaranya tenggelam oleh isak tangis.

“Sampai kapan kau mau menahan, dan diam saja atas perbuatan bejat bapakmu, Mia?” tanya Laila, dirinya duduk tepat dihadapan kakaknya Anto, lutut mereka saling bersentuhan.

Mia menggeleng, tidak tahu harus menjawab apa, karena memang dirinya sudah putus asa.

“Mungkin sampai Anto lulus SMU, Kak. Biar dia bisa merantau keluar dari desa ini,” jawabnya meragu.

“Ya, dengan membiarkan para orang tua kehilangan anak gadis dan remaja laki-laki? Apa kau terima bila kukatakan dirimu dan ibumu egois, Mia?” Laila menatap lekat netra basah banjir air mata.

“Tidak, Kak. Memang kenyataannya seperti itu. Aku bodoh, penakut, tapi sekaligus kejam – tak jauh berbeda dari mereka pemuja Setan terkutuk. Tiba waktunya malam persembahan, aku bersyukur karena bukan Anto yang dijadikan tumbal, tapi disaat bersamaan … diri ini menangis mengingat ada orang lain kehilangan salah satu cahaya hidup mereka.” Dia semakin menunduk, menyembunyikan kepalanya disana.

“Mia, tolong lihat aku!” Lutut bergetar itu diguncangnya.

Mia menghapus air matanya, lalu menatap tidak berdaya.

“Kalian bisa melawannya. Agar terbebas dari Iblis itu, Mia.”

“Tak mungkin, Kak! Ibuk hampir mati di hukum karena ketangkap saat kami hendak melarikan diri setelah Anto dilepaskan dan diganti dengan Suster Ineke.” Mia menggelengkan kepala, suaranya hampir susah ditangkap oleh Laila, karena wajah gadis itu bersembunyi di lipatan paha.

"Selepas nya, Juragan besar meneluh Ibuk – sehingga dia mulai sakit-sakitan. Tak ada obat mujarab dapat menyembuhkannya, sering kumat, kejang-kejang." Mia tergugu, dia patah arang, menerima dijadikan pemuas nafsu.

Pada waktu itu, Sopyan kecolongan. Remaja yang hendak dipersembahkan, berhasil diculik Santo, lalu dibawa keluar desa.

Sementara tumbal wajib ada kalau tidak nyawanya melayang. Disaat terdesak – dirinya menyodorkan darah dagingnya sendiri.

Namun, rencananya diketahui oleh Mia dan juga Astuti. Berdua mereka menyusuri hutan bersuhu dingin, aura mencekam demi menyelamatkan Anto. Ibu dan anak itu bersimpuh, memohon ampunan, mengemis belas kasih demi orang yang mereka sayangi.

Ternyata aroma Mia, menarik sang Iblis yang bersemayam dalam patung.

Suryo yang dapat berkomunikasi dengan sang Tuan, bergegas memberikan syarat.

Tak ada pilihan lain, gadis baru menginjak berumur lima belas tahun itu menyetujui. Sebulan kemudian saat malam bulan purnama – Mia digagahi secara brutal. Pun, pada malam-malam berikutnya setiap bulan penuh, si Iblis datang menikmati tubuh ringkih itu.

"Mia, buka telapak tanganmu, biar aku bisa mencari celah membebaskan kalian,” dustanya, aslinya dia ingin melihat jelas potongan adegan yang tidak tertangkap indera pengelihatan nya.

“Kakak dukun?” tanya Mia polos, dia menatap ragu, ekspresinya cemas.

“Bukan, cuma bisa sedikit meramal masa lalu dan depan,” ucapnya merendah.

Kendatipun ragu, Mia mengulurkan tangannya untuk digenggam.

Laila memejamkan mata, langsung saja potongan adegan seperti puzzle mulai menyatu memberinya banyak informasi yang membuat jantungnya sejenak berhenti berdetak, lalu berdenyut kuat sehingga terasa menyakitkan.

‘Ada jalan, tapi sangat beresiko. Dapat menyebabkan kematian dan bila sedikit saja salah melangkah bisa berakibat fatal bagiku dan lainnya, termasuk para arwah korban mereka.’

“Mia, bisakah kau mempercayai ku? Sebagaimana dirimu percaya pada Kak Ida, Bang Santo – sehingga memberikan informasi kepada mereka, siapa saja nama calon tumbal yang akan dipersembahkan.”

Mata Mia terbelalak, dia tidak percaya akan pernyataan Laila. “Kakak tahu?”

“Iya.” Laila mengangguk. “Percayalah kalau sebenarnya kau itu gadis yang baik, hanya saja sialnya memiliki bapak titisan Iblis.”

Diam-diam Mia dan sang ibu bekerja sama dengan Ida, mereka memberikan informasi rahasia yang dibahas di hunian lurah Karsa.

Mia memiliki keistimewaan, dan hal tersebut mau dimanfaatkan oleh Laila.

“Ya, aku percaya, Kak. Sudah muak sekali diri ini dijadikan alat pemuas nafsu Iblis, diperas tenaganya bagai seekor Kuda, dicaci maki dan sama sekali tak dihargai oleh pria bergelar bapak,” adunya pilu.

“Ayo pulang! Kita obati lukamu, nanti suruh ibumu diam-diam ke rumah, ya. Biar bisa mendapatkan pengobatan juga.” Laila menarik tangan Mia, menuntun gadis yang mulai tenang.

“Apa bisa sembuh, Kak? Aku pernah minta obat di puskesmas, tapi tak mengatakan dan memperlihatkan luka. Sama sekali tidak ada efeknya obatnya itu.” Mia merangkul pinggang Laila.

Laila cuma tersenyum, membantu Mia berjalan dan kembali naik Kuda.

***

Ternyata Mia tidak datang sendirian, ada ibunya ikut serta. Mereka mengetuk pintu belakang rumah dinas Laila.

"Masuklah!" Daun pintu dibuka lebar, lalu ditutup lagi.

Astuti terlihat sangat sungkan, matanya memindai sekitar hingga menatap atap kamar yang pintunya terbuka lebar. "Plafonnya rubuh? Lantas kemana barang-barangnya si Ajiz?"

.

.

Bersambung.

1
_yuniarti.sherli_
ralat bukan pindah ke pedalaman tapi udah pindah alam 😅😂
Rina Canigo
Hanya satu kata TERBAIK
Hafifah Hafifah
bukan pindah tugas tapi mereka udah mati dibunuh ama si suryo dan komplotannya
Rina Canigo
kaaak ...ini ntah yg ke berapa akun bolak balik lihat Up terbaru,,,,kenapa ngak sabaran aku baca novel kakak
Y.S Meliana
akhir'y stlh maraton baca nyampe jg di part ini kak 😄 horrreeee... bisa minta apdet sesuka hati ini mah, iya kan kak cublik 🤭
Y.S Meliana
sebentar kak cublik, aku tarik napas dulu 🤭. klo baca cerita kak cublik tuh serasa ga napas 😄
isnaini naini
brpa bnyk ya yg sdh jd krbn
Betri Betmawati
pindah alam iyA
isnaini naini
msh meraba raba..ada misteri apa dibalik tmbok rmh juragan pram...
堅監.
baru awal aja udah horor bangt ini mah
Cublik: Terima kasih sudah mampir Kakak 😊
total 1 replies
isnaini naini
br mulai bc sdh merinding thor....
Cublik: Terima kasih sudah berkenan membaca Kak 😊
total 1 replies
Marlina Prasasty
ihhh lagi seru-serunya bersambung
Bun cie
laila cs keren banget buat sedesa heboh👏👍..damini karsa abdul mulai nggak tenang tuh..suryo dimana ya?🤔
Y.S Meliana
nama jin'y unik, jin kamprett 🤣. yg sabar y jin, majikanmu jg unik sm ky kamu, jadi serasi 😄
💜⃞⃟𝓛 ❤️⃟Wᵃf༄SN⍟𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌🦈
mamous kauu kau kira mampu hadehh blm satu selesai satunya timbul
mampus kauu
Hafifah Hafifah
teror udah dimulai
Hafifah Hafifah
katanya dukun sakti kok punya rasa takut juga ya 🤣🤣🤣
Salim ah
baru awal teror dimulai sudah pada panik teriak2🙄🤔
Mommy'ySnowy 💕
ank siapa itu yg d teror mbak kun? 😱😱😱
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
ini baru permulaan jd nikmatilah pertunjukan berikutnya ya 😏😏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!