Cinta akan hadir seiring datangnya waktu, kita hanya perlu bersabar, entah besok, lusa tau tahun depan kita tidak akan bisa menebaknya. Ikuti saja alurnya, agar kau tahu kemana tempat ia akan berlabuh, ya cintaku ada di kamu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Neisa Krestianningrum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
# 28.
Soraya mengalami kontraksi hebat, air ketubannya sudah merembes di sela sela pahanya, melihat itu, mama lena segera meminta Pak jamal untuk membawa Soraya ke rumah sakit terdekat. "Mah mah, aku gak kuat, sakit" ringisnya sambil memegangi perutnya yang besar.
Sesampai dirumah sakit, Soraya segera dibawa ke ruang bersalin. "mah, aku sudah tidak kuat mah, rasanya sakit sekali" kata Soraya, peluh kini membanjiri wajahnya. Sebenarnya mama lena ingin mendampingi sang anak dengan masuk ke ruang bersalin, tapi dicegah oleh dokter karena bisa menghambat jalannya persalinan. Mau tak mau mama lena menunggu di luar. Ia hanya bisa berdoa untuk keselamatan Soraya dan bayinya. Setelah berjuang selama 2 jam Soraya berhasil melahirkan bayi yang cantik.
"Oek oekkkkk" tangis bayi Soraya. Bayi cantik dengan berat 2,8 kg. Sementara Soraya masih lemas, dan masih dalam penanganan dokter.
Bastian yang sudah datang, langsung menghampiri mama lena, mereka berdua masih menunggu diluar kamar bersalin itu. Melihat pintu ruang itu terbuka, mama lena segera menghampiri sang dokter. "bagaimana dok?" taanya mama Lena dengan wajah khawatirnya.
"alhamdulillah, semuanya sehat dan selamat bu, bayinya berjenis kelamin perempuan, untuk selanjutnya nyonya soraya dan bayinya aan kami pindahkan ke ruang perawatan" jelas san dokter.
Sementara bastian hanya diam tak mengeluarkan sepatah kata pun, ia masih curiga terhadap Soraya, banyak kejanggalan kejanggalan yang memenuhi otaknya.
Soraya yang sudah dibawa ke ruang perawatan itu ingin sekali melihat anak yang baru saja dilahirkannya, "Suster, dimana anak saya?" tanya Soraya dengan suara lemah.
"Anak ibu diruang perawatan bayi, ibu cepat sehat ya agar bisa melihat bayi ibu" terang suster.
"Iya suster terima kasih" ucap Soraya. Ia merasa sangat bahagia telah melahirkan seorang bayi, ia akan pergunakan bayi itu sebagai alasan agar bastian tetap disisinya walaupun bayi itu bukan anak Bastian, tetapi anak dari Andi, mantan kekasihnya.
Dokter andi yang diam diam mengikuti Soraya itu bersembunyi di balik pintu lalu tanpa sengaja mendengar semua apa yang dibicarakan suster dengan mantan kekasihnya , ia sebenarnya sudah tak tahan dan ingin segera masuk. Setelah melihat suster itu pergi, ia segera berjalan mendekat dan menutup pintu serta mengunci pintu kamar Soraya. Soraya yang melihat itu kaget dan tak menyangka andi akan menemuinya di rumah sakit.
"Soraya...benar kamu melahirkan" tanya andi seraya berjalan mendekati.
"An..di" terlihat Soraya yang gugup. Ia panik setengah mati, terlihat kekhawatiran dalam wajahnya.
"Katakan dengan jujur apa benar anak yang kau lahirkan itu anakku?" ulanginya lagi.
"Tidak, dia a..anakku dan anak suamiku" bohong Soraya.
"Aku tahu kau berbohong Soraya" lalu ia menatap tajam wanita dihadapannya itu.
"Benar Andi aku tidak bohong, anak itu adalah anakku dan suamiku Bastian".
"Apa kau lupa pada malam itu Soraya, aku mengeluarkan benihku ke dalam rahimmu" bisiknya ditelinga Soraya.
"Ternyata benar dugaanku selama ini" batin Bastian, ia tanpa sengaja mendengar percakapan istrinya itu dengan seseorang.
Orang itu beranjak pergi dari kamar Soraya, takut ketahuan, Bastian segera bersembunyi dibalik pintu. Soraya yang menghadap ke samping tak mengetahui Bastian masuk, yang ia dengar hanya derap langkah orang mendekat.
"Apa lagi Andii?" tanyanya tanpa tahu yang masuk adalah bastian
"Kau mengingau ?" tanya Bastian dengan nada mengejek.
"Mass,,, maaf aku kira?" kata Soraya dengan gugup.
"Kamu kira siapa?" tanya Bastian dengan curiga.
Merasa terpojok, Soraya berpura pura mengaduh kesakitan lalu meminta Bastian memanggilkan dokter.
"Tidak apa apa Bu, ibu harus banyak istirahat ya jangan kebanyakan pikiran" terang dokter.
"Iya dokter terimakasih".
Bastian yang tak menghiraukan istrinya itu segera meninggalkannya dan menuju ke ruang rawat bayi. Bastian ingin melihat bayi yang dilahirkan Soraya.
Tanpa sengaja, ia menabrak seorang dokter.
"Maaf saya terburu buru" kata Dokter Andi lalu berlenggang pergi.
"Dia kan yang berada diruang Soraya" gumamnya dalam hati.
Andi dengan langkah tergesa menuju ruang perawatan bayi, ia ingin melihat bayi yang dilahirkan mantan kekasihnya itu, perlahan ia mendekat, dilihatnya bayi mungil nan cantik dengan rambut keriting, hidung mancung dan mata sipit persis seperti dirinya.
Matanya berkaca kaca "Anakku,,ini ayah sayang" sambil menahan isak tangis.
Bastian yang sudah sampai di ruang bayi melihat seseorang menggendong bayi Soraya.
"Apakah dia ayah nya?" tanya dalam hati.
"Aku akan menunggunya dan berbicara dengannya".
Melihat orang itu meninggalkan ruangan dengan segera Bastian menyusul dan mencegatnya.
"Tunggu, bisakah anda ikut dengan saya, ada sesuatu yang ingin saya bicarakan dengan anda" ajak Bastian.
Orang itu mengangguk tanda setuju. Mereka berjalan menuju kafe depan rumah sakit.
"Saya Bastian suami Soraya" jelas bastian
"Maaf Pak Bastian bukankah anda ini suami dari nona Ara? Apakah anda lupa dengan saya, saya adalah dokter terapi nona Ara" lanjutnya.
Mendengar hal itu sontak saja Bastian kaget. Ia tak mengira orang yang ia curigai adalah Dokter Andi.
"Langsung saja ada yang mau saya tanyakan tentang Soraya" kata Bastian
Deg, ia tak mampu berkata apa apa. "Apakah rahasianya akan terbongkar" batin Dokter Andi.
"Ada hubungan apa anda dengan Soraya ?" tanyanya pada pria dihadapannya.
"Saya adalah mantan kekasih Soraya" kata Dokter Andi jujur, ia tak mau menutupinya lagi, ia akan berjuang demi sang anak.
"Saya tadi melihat anda menjenguk Soraya, dan mengatakan bahwa anak yang dilahirkan Soraya adalah anak anda, apakah itu benar?"
"Maafkan saya Pak Bastian, dulu saya dan Soraya saling mencintai, kami menjalin kasih selama 4 tahun tapi dari pihak keluarga Soraya tidak merestui, kejadian bermula, pada saat saya bertemu dengan Soraya dihotel sepertinya ia sedang mengejar seseorang dan tingkah nya ah itu...maaf saya tidak bisa meneruskannya" jelasnya.
"Kami telah melakukan hal yang tidak seharusnya dilakukan, saya memang masih mencintainya dan saat itu Soraya adalah yang pertama bagi saya dan itupun sebaliknya" imbuhnya lagi.
Bastian yang mendengar penjelasan dokter Andi, diam diam merekamnya sebagai bukti.
"Lalu apakah anak yang dilahirkan Soraya adalah anak anda?" tanya Bastian.