Saat semua mahasiswi mencari muka di hadapan Revan, si dosen tampan tapi dingin. Ayunda justru sudah kehilangan mukanya. Setiap kali bertemu Revan, Ayunda selalu dalam masalah yang membuatnya malu di hadapan dosennya itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gadis Scorpio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28
Perasaan kecewa membuat Revan kembali ke setelan pabrik. Dia tidak lagi melihat atau memberi perhatian pada Ayunda. Sementara Ayunda kini menjalani hari-harinya dengan damai.
Tak terasa satu minggu lagi Ayunda dan teman-teman seangkatannya akan melaksanakan wisuda.
Ayunda merasa sangat senang sekaligus sedih. Senang karena berhasil mendapatkan gelar sarjana, tapi juga Ayunda sedih karena sang ibu sudah tidak ada untuk mendampingi di saat dia wisuda.
"Ayunda, kamu belum pulang?" sapa salah satu teman kerja Ayunda di Velvet hotel.
"Ini sudah mau pulang." balas Ayunda sambil membereskan seragam miliknya ke dalam tas.
Tadi Ayunda sempat melamun karena teringatkan sang ibu.
Setelah hampir delapan bulan tinggal gratis di apartemen Pak Revan, Ayunda berencana untuk pindah ke rumah kontrakan. Dia tidak mungkin tinggal di sini selamanya.
Ayunda juga sudah punya tabungan untuk memulai hidup baru. Mungkin dia akan mencari pekerjaan yang lebih baik dengan ijazah sarjananya.
Meski masih satu minggu lagi, tapi Ayunda sudah mulai membereskan barang-barang miliknya yang ada di apartemen. Ayunda juga sudah mulai mencari tempat tinggal yang baru.
Hari wisuda.
Acara wisuda di adakan pada hari sabtu, pukul dua siang. Sama seperti yang lainnya, di hari istimewa ini Ayunda memakai kebaya dan merias wajahnya menggunakan jasa MUA. Meski tidak memakai pakaian dan riasan yang mewah, Ayunda tetap terlihat sangat cantik. Teman-teman pria Ayunda sampai pangling melihatnya. Tak terkecuali Aldi dan Revan.
Aldi hanya bisa menatap nanar sambil mengagumi kecantikan Ayunda. Sementara Revan yang beberapa minggu ini mengabaikan Ayunda, jadi tak bisa berpaling dari menatap gadis itu.
Tapi Ayunda sama sekali tidak menyadari jika dia menjadi pusat perhatian. Malah Raya yang menyadarinya. Raya yang memang menyimpan dendam pada Ayunda merasa kesal melihat pak Revan yang terus memperhatikan Ayunda. Raya kemudian merencanakan sesuatu untuk menghancurkan Ayunda.
Tak hanya kecantikan yang membuat Revan terus menatap pada Ayunda, tapi nilai yang di peroleh oleh gadis itu juga sangat membanggakan. Sehingga hari ini Revan seolah melupakan perasaan kecewa yang dia rasakan pada Ayunda beberapa waktu lalu.
Sampai pada akhir acara, Ayunda ingin langsung pulang. Namun teman-temannya yang lain mengajak Ayunda untuk mengadakan pesta kecil-kecilan sebagai tanda perpisahan. Awalnya Ayunda menolak karena pesta itu di adakan di sebuah club. Tapi mereka meyakinkan Ayunda jika masih sore, suasana club tidak akan ramai.
*
Revan melihat jam di pergelangan tangannya. Waktu sekarang sudah pukul tujuh malam. Sudah hampir dua jam dia di apartemen. Menunggu Ayunda pulang. Revan ingin memberi ucapan selamat kepada Ayunda secara langsung bersama sebuah boneka wisuda besar dan bouquet bunga.
Revan pikir Ayunda sedang bekerja di Velvet hotel, namun saat dia menelpon Yudi, temannya itu mengatakan jika hari ini Ayunda libur. Revan tiba-tiba merasa cemas.
Kemudian dia mencari tau keberadaan Ayunda melalui informasi dari para mahasiswanya. Ada beberapa kelompok mahasiswa yang baru di wisuda mengadakan pesta perpisahan.
Revan mendatangi tempat itu satu per satu untuk mencari Ayunda. Entah mengapa dia merasa firasat buruk yang akan menimpa Ayunda.
*
"Ayunda ayolah coba minum ini sedikit saja." kata Raya yang sengaja menyuruh Ayunda minum alkohol.
"Tidak, Raya. Aku minum ini saja." tolak Ayunda dan memilih minum soft drink.
Namun begitu Raya tidak putus asa. Jika dia tidak bisa membuat Ayunda mabuk dengan minum alkohol, dia akan mencoba cara lain.
Kemudian Raya pergi menemui seseorang yang juga ada di club ini. Sepertinya Raya sudah sering datang ke sini.
"Aku butuh dua." kata Raya tanpa basa basi kepada seorang pemuda.
"Seperti biasa?" tanya pemuda itu.
"Tidak. Satunya untuk... " Raya kemudian berbisik untuk menjelaskan maksudnya.
Revan pasti mau melanjutkan pengobatan kakinya apabila Ayunda sudah bersamanya...
ko pindah kota macam mana cerita ma dosennya