Hidup di tengah-tengah para Pria yang super Possessive tidak membuat Soraya Aleysia Abigail Jonshon merasa Terkekang Ataupun diatur. Karena hanya dia satu-satunya perempuan yang hidup di keluarga itu, baik Ayah maupun kakak-kakaknya, mereka menjaganya dengan super ketat . Bagi mereka, Raya adalah anugrah Tuhan yang harus benar-benar dijaga, gadis itu peninggalan dari Bunda mereka yang telah lama meninggal setelah melahirkan sosok malaikat di tengah-tengah mereka saat ini.
Raya adalah sosok gadis jelmaan dari bundanya. Parasnya yang cantik dan mempesona persis seperti bundanya saat muda. Maka dari Itu baik Ayah maupun Kakak-kakaknya mereka selalu mengawasi Raya dimanapun Gadis itu berada. Secara tidak langsung mereka menjadi Bodyguard untuk adik mereka sendiri.
Penasaran sama kisahnya? kuylah langsung baca.....!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ana_nanresje, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
28_Gertakan Untuk DuoR
Kedua pria itu mendaratkan bokongnya kasar pada Sofa. Saat ini Rey dan Randi, kakak beradik itu sedang gusar memikirkan perkataan Ayahnya.
" Arrrrrggg. Kalau begini terus Aku bisa gila kak. Kenapa Ayah tidak mempercayai kita?"
" Tenanglah," Rey membetulkan posisi duduknya kedua tangannya saling bertautan " Kita harus bisa mengatasi semua ini dengan tenang. Ingat Ayah tidak boleh mengetahui yang sebenarnya kalau kita masih tidak menerima pertemanan Cia dengan Shaka."
" Tapi bagaimana jika ayah mengetahuinya?" Celetuk Randi membuat Rey menoleh kearahnya.
" Mangkanya jaga mulut mu itu agar kebenaran tentang kita tidak di ketahui oleh Ayah."
" Kenapa kak Rey bicara seperti itu? Seakan akan aku tidak bisa menjaga rahasia dengan baik."
" Tapi itu kenyataannya," Telak Rey membuat Randi merengut " Kamu selalu lemah jika sudah menyangkut Cia, aku takut jika mulut mu itu lemes dan keceplosan di depan Cia."
" Iya iya. Aku akan menjaga rahasia ini dengan baik. Lagi pula aku semakin kesal dengan si Shaka itu, kenapa Ayah bisa seyakin itu jika Cia akan baik-baik saja bila berteman dengannya? Ayah kan tau aisss sudahlah membicarakannya membuat darahku mendidih!"
" Bukan darah mu saja. Rasanya darah aku pun sama. Kamu ingat, semalam ayah marah besar pada kita dan itu karena dia!" Kedua tangan Rey terkepal kuat, kilatan amarah terlihat jelas dari sorot mata yang ia pancarkan.
" Ck. jika seperti ini terus Shaka bisa merebut Cia dari kita!" Ucap Randi tak terima " Kak apa kita akan terus diam?"
" untuk saat ini kita jangan bertindak dulu, biarkan semuanya berjalan dengan semestinya Aku yakin Ayah pasti mengirim uncle John untuk memata matai kita."
" Hem itu pasti kak. Lalu bagaimana dengan Paul dan Roy, apa mereka masih perlu mengawasi Cia?"
" Aduhhh... sakit kak!" Ringis Randi yang mendapatkan satu geplakan di kepalanya.
" Kamu ini seorang dokter tapi pola pikir mu itu seperti siput sangat lambat. Biarkan saja mereka mengawasi Cia walaupun Ayah mengizinkan Cia berteman dengan Shaka dan percaya jika pria itu bisa menjaganya dengan baik, tapi tidak ada salahnya untuk berjaga jaga. Jadi biarkan mereka tetap mengawasi Cia!"
Randi mengangguk membenarkan perkataan kakaknya " demi apapun Aku tidak akan membiarkan pria itu merasa di atas awang-awang. Mungkin hari ini kita kalah tapi besok dan lusa aku yakin kita dapat membuktikan pada Ayah jika membuatkan Cia berteman dengan Shaka membuat nyawa Cia berada dalam bahaya!"
" Hem. Maka dari itu terus kerahkan anak buah mu untuk mengumpulkan bukti agar ayah mempercayai kita!" Rey menoleh pada Adiknya yang juga sedang menatapnya. Kedua pria itu mengangguk membulatkan tekad mereka jika keputusan mereka adalah benar, dan dengan cepat mereka akan segera membuktikannya. Bukan merebut Cia saja, tapi menurut mereka Shaka juga merebut kepercayaan Liam - ayah mereka. Dan mereka tidak suka milik mereka di rebut oleh orang lain.
Flashback
Rey dan Randi hanya bisa menunduk dan terdiam, saat ini mereka sedang menghadap Ayahnya. Di seberang sana Ayahnya sedang menatap lekat pada kedua putranya - kakak dari putri kecilnya.
" kenapa diam? Bukankah ini yang kalian inginkan? Melihat putriku menangis dan menderita!"
" Ayah tidak habis fikir kenapa kalian bisa bersikap seperti itu pada Cia? Kenapa?!"
" Jawab Rey Randi!" Bentak sang Ayah membuat kedua pria itu saling melirik lalu mengangkat wajah menatapnya.
Pria paruh baya itu memijit pelipisannya. Melihat putrinya yang terus menangis bahkan tak mau menyentuh makanannya membuat Ayah beranak tiga itu merasa gagal menjadi sosok Ayah yang baik.
" Ayah," Panggil Rey " Kami hanya ingin menjaga Cia kami tidak ingin hidupnya berada dalam bahaya. Maka dari itu kami harus menjauhkan Cia dari Shaka!"
" Iya Ayah, yang di ucapkan Kak Rey itu benar!" Timpal Randi " Bagi kami keselamatan Cia itu nomor satu ayah. Ayah dengarkan kami, mana mungkin kami tega melihat Cia hidup menderita bahkan dia terus mengurung diri di kamar membuat hati kami terluka saat melihat kondisinya!"
" Tapi tindakan kalian lah yang membuatnya seperti itu," Sahut Ayahnya membuat Kedua pria itu mengatup bibirnya rapat " Sudah cukup untuk menyakiti putriku biarkan dia bebas seperti apa yang dia inginkan!"
" Termasuk berteman dengan Shaka?" Tanya Rey
" Tentu saja. Jika itu membuat Putri kecilku kembali tersenyum biarkan Cia berteman dengannya!" Jawab Ayah Liam.
" Tapi Ayah, ayah tau bukan keluarga Shaka itu siapa? Jangan sampai ayah menyesal di kemudian hari dengan keputusan Ayah."
" Kamu menggurui ayah?" Randi menunduk. Perkataannya keluar begitu saja dari mulutnya " Ayah bingung. Sebenarnya apa masalah kalian dengan Shaka? Pria itu tidak berbuat yang tidak-tidak bahkan selama ini Cia aman saja meskipun dekat dengannya. Katakan apa masalah kalian dengannya?"
Rey dan Randi masih terdiam. Kedua pria itu hanya menunduk tak mampu membalas tatapan sang Ayah yang tajam bak mata Elang " Apa karena Shaka itu putra dari Alex? Maka dari itu kalian melarang Cia berteman dengannya, begitu?"
Tanpa Ragu kedua pria itu mengangguk " Uncle Alex adalah seorang mafia Ayah dan ayah pasti tau sendiri, di luar sana banyak orang yang membencinya dan.....
" Termasuk Kamu? Kamu juga membenci Alex temanku?"
Rey menggeleng samar " Lalu apa masalahmu dengannya? Kenapa kamu melarang Cia untuk dekat dengan putranya?"
" Seperti yang sudah Ayah ketahui alasan kami tetap sama, kami hanya ingin Cia menjauh dari Shaka. Kami tidak ingin nyawa Cia berada dalam bahaya jika terus bersamanya. Karena kami yakin baik Shaka ataupun Uncle Alex mereka memiliki musuh yang tidak bisa di remehkan dan oleh sebab itu Cia harus menjauh darinya, kami takut jika Cia menjadi sasaran musuh mereka!"
" Ayah, di dunia Bisnis siapa yang tidak kenal Uncle Alex? Pria berdarah dingin itu tidak segan segan untuk menghancurkan musuhnya sampai akar akarnya. Dan aku yakin Ayah pun tau jika orang yang dekat dengan keluarganya bisa menjadi sasaran musuhnya dan aku tidak menginginkan itu terjadi pada Cia!" Jelas Randi menimpali perkataan kakaknya.
" Kalian memandangnya sebagai seorang mafia? Bukan Temanku ataupun Uncle kalian?!" Ayah Liam bangkit dari kursinya lalu matanya menatap lurus kedepan pada jendela yang terdapat di ruangannya " Tau apa kalian tentang Alex huh? Hanya bermodalkan ' katanya ' kalian ingin menghancurkan kebahagian putriku? Apa Alex sekejam itu dimata kalian? Apa kalian tau alasan dia menjadi kuat dan menjadi seorang Mafia yang banyak di takuti orang? Apa kalian mengetahuinya?!"
" Bagiku dia adalah temanku, sahabatku bahkan aku sudah menganggapnya seperti kakakku. Dia pria yang baik dia pria yang hangat dan dia pria yang ramah. Ya dia memang berdarah dingin, dia memang seorang Mafia tapi dia tidak seperti apa yang kalian pikirkan. Dia membunuh karena memiliki alasan yang kuat!"
" Jadi ku peringatkan pada kalian, jangan pernah melarang Cia untuk dekat dengan siapapun termasuk Shaka dan jangan sampai Aku melihat putri kecilku menangis lagi. Dan jika itu sampai terjadi dan alasan dia menangis karena kalian, jangan harap Ayah bisa memaafkan kalian, dan ayah pastikan Kalian tidak akan bertemu dengan Cia lagi. Ayah akan mengirim kalian ke Amrik dan menetap di sana. Ingat itu!"
" Tapi Ayah,"
" Tapi Apa? Kamu tidak terima dengan keputusan ayah?" Tanya Ayah liam pada Rey.
" Turuti perkataan ayah, ayah hanya tidak ingin melihat putra putri ayah seperti ini. Rey Randi Ayah tau kalian sayang pada Cia, ayah tau kalian mengkhawatirkan keselamatannya tapi ayah mohon bersikaplah seperti biasa dan biarkan Cia bahagia. Besok minta maaflah padanya dan anggaplah tidak pernah terjadi apa apa pada kalian!"
" Apa kalian bisa?"
Ayah Liam masih setia menunggu jawaban dari kedua putranya. Mereka masih terdiam dan enggan untuk membuka suara " Apa kalian bisa?" Tanya Ayah Liam kembali.
Randi menatap kakaknya. Rey terlihat mengesah kecewa dengan keputusan ayahnya tapi mengingat ancaman sang Ayah yang ingin mengirimnya ke amrik membuat CEO muda itu kembali berfikir ulang dengan keputusannya selama ini.
" Ayahh," Ayah Liam masih setia menanti jawaban dari putranya " Rey dan Randi menyetujui keputusan Ayah!" Randi menyenggol kaki Rey dengan kakinya. Pria yang berstatus dokter itu tidak mengerti kenapa Sang kakak menyetujui keputusan ayahnya?
Ayah Liam tersenyum " Keputusan yang tepat. Baiklah kalau begitu besok pagi temui Cia dan minta maaflah padanya. Ingat jangan sampai air matanya kembali menetes karena ulah kalian. Jika itu terjadi?" Ayah Liam menjeda perkataannya untuk sesaat lalu kembali berucap " Bukan berpisah dengan Cia saja tapi Ayah akan mengasingkan kalian dan tidak akan membiarkan kalian bertemu lagi dengannya."