NovelToon NovelToon
Andum

Andum

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Poligami / Pengantin Pengganti / Pernikahan Kilat / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:50.9k
Nilai: 5
Nama Author: Dfe

Farraz Arasy seorang pemuda biasa tapi mempunyai kisah cinta yang nggak biasa. Dia bukan CEO, bukan direktur utama, bukan juga milyarder yang punya aset setinggi gunung Himalaya. Bukan! Dia hanya pemuda tampan rupawan menurut emak bapaknya yang tiba-tiba harus terikat dalam hubungan cinta tak beraturan karena terbongkarnya rahasia besar sang calon istri sebelum pernikahan mereka terjadi!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dfe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mari mas, dedek belain!

Mereka makin dekat, makin mesra, dikit-dikit gandengan tangan, kecupan serta pelukan bukan lagi hal baru untuk keduanya. Seakan dunia milik mereka berdua, yang lain mengungsikan diri bikin tenda di lapangan dekat balaidesa.

Tapi hari ini, di Minggu pagi-pagi tunanetra.. Selimut kebahagiaan Arraz Zea berubah jadi topeng horor untuk keduanya.

Ponsel Arraz mendadak berisik karena banyak notifikasi pesan dan panggilan telepon yang masuk. Setelah melipat sajadahnya, Arraz mengambil ponselnya. Dia baca satu-satu pesan yang rata-rata menanyakan apakah benar dia memiliki istri dua. Dia meletakkan lagi benda yang dia pegang lalu menatap langit-langit kamarnya. Dia tahu ini akan terjadi, orang-orang akan mengetahui rahasia hubungannya dengan Zea tapi yang cukup membuatnya terkejut adalah kenapa mereka ujuk-ujuk bisa tahu rahasianya? Tahu dari mana coba?

"Kenapa, mas?" Zea sudah menaruh kembali mukena yang dia pakai tadi di rak kabinet.

Sedikit senyum terulas. "Sini.."

Zea mendekat, dia memposisikan diri tepat di samping Arraz.

"Dek, mas mau ngomong sama kamu. Ini tentang hubungan kita. Tentang pernikahan kita."

Mendengar nada bicara Arraz yang serius, Zea jadi nggak berani untuk menyela. Dia duduk diem, anteng, bak sinden nunggu giliran nyanyi.

"Negara kita punya aturan hukum, dek. Untuk perempuan maupun laki-laki usia menikah secara hukum minimal 19 tahun. Dan.. Mas menikahi kamu di usiamu yang masih sangat muda. Belum saatnya berumah tangga. Dan mas tau itu salah. Mas yang salah. Kamu tau dek, orang yang salah itu pasti mendapat hukuman kan? Dan mungkin karena tindakan mas yang melanggar hukum ini, mas akan mendapat sanksi. Mas nggak masalah dengan semua konsekuensi yang akan mas terima jika semua orang menyalahkan mas, tapi kamu.. Mas nggak mau kamu juga kena dampak dari kesalahan yang mas lakukan."

Zea mengedipkan mata beberapa kali. "Maksudnya apa mas?"

Sambil tersenyum menenangkan, Arraz usap kepala Zea. "Sebelumnya mas mau tanya sama kamu, apa kamu beneran mau melanjutkan pernikahan di antara kita?"

"Bukannya mas yang bilang kalau kita nggak boleh cerai? Kenapa mas tanya gitu? Mas mau ceraiin aku??" Tebak Zea dengan sorot mata berkaca-kaca.

"Iya. Mas yang bilang kalau di antara kita nggak boleh ada kata pisah. Tapi misalnya ada pihak tertentu yang bikin kamu susah karena statusmu sebagai istri mas.. Mas nggak bisa terima dek. Mas bisa hadapi semuanya, asal bukan kamu yang diserang mentalnya."

"Sebenarnya ada apa mas?"

"Ada teman kerja mas yang tahu jika mas punya istri lebih dari satu. Dia menyebarkan kabar itu di media sosial. Mas udah dapet surat undangan dari kepala sekolah untuk menghadiri rapat nanti siang bersama anggota komite membahas masalah ini.. Kemungkinan besar mas akan dapat skorsing jika terbukti melakukan poligami. Dan.. kalau orang-orang tahu ternyata mas menikah dengan murid mas sendiri, bisa jadi nggak cuma skorsing yang mas dapatkan.. Bisa jadi mas akan kehilangan pekerjaan atau lebih parahnya bakal dipidanakan."

"Astaghfirullah..." Zea menutup mulutnya dengan telapak tangan. Dia terkejut mendengar penjelasan Arraz.

"Terus gimana mas? Aku nggak mau mas dipenjara!" Kali ini Zea udah nangis membayangkan mas suami jadi penghuni sel tahanan hanya karena menikahinya.

"Makanya mas tadi tanya sama kamu, dek.. Apa kamu beneran mau melanjutkan pernikahan kita? Jika iya, mas akan berusaha melawan mereka. Apapun yang terjadi, biar mas yang tanggung jawab semuanya. Mas nggak akan bikin kamu ikut terseret ke dalam masalah ini."

"Aku sayang sama mas.. Tapi aku juga nggak mau lihat mas jungkir balik sendirian.. Kita berjuang sama-sama ya mas. Kita hadapi ini semua sama-sama."

Arraz menggenggam tangan Zea. Dia berterimakasih pada gadis di depannya ini karena mau menemani Arraz di saat seperti ini. Entah ini jalan terbaik atau jalan terbalik, pokoknya Arraz bersyukur atas dukungan yang Zea berikan padanya.

.

.

.

Berangkat sekolah masih bersama, Arraz sudah mengatakan pada Zea nggak usah menunggunya pulang nanti. Rapat bersama kepala sekolah dan anggota komite pasti memakan waktu lama, dan oleh sebab itu Arraz meminta Zea untuk naik ojek aja ketika nanti sudah jam nya pulang sekolah.

"Mas.."

Arraz menoleh. Zea mengecup pipi Arraz singkat. Tentu aja Arraz ngefreeze. "Semangat! Aku nggak mau menjanda di usia muda soalnya!"

"Nggak bakal jadi janda. Tapi kalau suaminya jadi narapidana gimana?" Tau kok kalo lagi bercanda, tapi guyonnya itu lho.. Bikin orang gemes pengen nabokin!

"Dih! Amit-amit, amit-amit! Jangan ngomong sembarangan mas, ucapan itu doa! Kalo diamin sama malaikat gimana?" Zea seketika cemberut tak suka dengan ucapan mas Arraznya.

"Nggeh, maaf ya cah ayu ku. Nggak lagi-lagi mas ngomong gitu."

Ya walaupun rada gondok, Zea biarkan saja mamas Arraz mengecup jidatnya. Mereka turun dari mobil, seperti biasa.. Berpisah di koridor sekolah menuju tempat 'battle' masing-masing.

Sepanjang pelajaran, Zea nggak fokus sama sekali. Memangnya siapa juga yang bisa fokus belajar kalau pikirannya sedang bercabang seperti Zea saat ini. Dia terus memikirkan nasib mamas Arraznya. Beberapa kali bahkan terlihat melamun dan plonga-plongo ketika diajak bicara teman atau diberi pertanyaan dari guru pengajarnya.

Dengan perasaan gelisah, galau, gundah gulana, Zea meminta izin untuk pergi ke toilet. Yang sebenarnya dia mau menuju ke ruang rapat guru, sebuah ruangan besar yang dibangun khusus di sekolah Tadinya Mesra untuk keperluan rapat seluruh atau sebagian staf pengajar juga para anggota komite sekolah.

"... Berarti pak Arraz mengakui jika miliki istri lebih dari satu? Pak Arraz tau apa konsekuensinya karena melakukan poligami?" Entah suara siapa, Zea nggak tahu. Yang dia tahu, di dalam sana Arraz sedang berjuang mempertahankan Zea di sisinya.

"Ya. Saya sudah mendapatkan izin dari istri pertama saya untuk melakukan poligami. Dan juga, saya sudah mendapat izin dari pihak berwenang untuk melakukan pernikahan kedua bersama istri saya yang lain."

Pinter ya si Arraz ini, orang lain mana tau yang dimaksud istri pertamanya itu si bocil yang sedang nguping di luar sana. Dan emang si Zea kan dulu beneran nggak keberatan waktu Arraz mau kawin lagi sama Dewi. Masalah izin dari pihak berwenang, Arraz kan nggak mencatatkan pernikahan pertamanya dengan Zae di kantor urusan agama, ya jadi yang dia omongin itu bohong. Izin sama pihak berwenang siapa yang dimaksud hah?? Itu lambe kok guambleh banget sih!

"Mana bisa seperti itu?! Jelas pak Arraz ini melanggar peraturan di sekolah yang mana tidak memperbolehkan pegawai atau staf pengajarnya memiliki pasangan lebih dari satu!!" Kali ini Willy yang bersuara.

"Peraturan itu hanya berlaku untuk PNS wanita, pak Willy. Pak Willy bisa membaca kembali peraturan sekolah dengan lebih teliti. Oiya, jika anda memiliki banyak waktu luang, anda juga bisa membaca peraturan pemerintah tentang larangan PNS wanita menjadi istri kedua, ketiga, atau keempat, karena bisa diberhentikan secara tidak hormat sebagai PNS." Suara syahdu itu datang dari Arraz nya dedek Zea.

"Tapi anda sudah melanggar peraturan sekolah--" Willy ngotot banget dah!

"Peraturan mana yang saya langgar? Istri pertama saya mengizinkan saya melakukan poligami, saya sudah mendapatkan izin dari pihak berwenang untuk menikah untuk kedua kali, saya mampu dalam segi finansial untuk memiliki dua istri, tugas saya sebagai staf pengajar di sekolah ini tidak terganggu oleh status yang saya miliki sebagai lelaki yang melakukan poligami. Lalu peraturan mana yang pak Willy maksud sudah saya langgar?"

Willy tak bisa berkata-kata.

"Namun, jika memang status saya ini membuat para wali murid dan anggota komite sekolah tidak nyaman, tidak lagi bisa mempercayakan anak-anaknya untuk dididik dan diajar oleh saya, saya selaku guru yang masih aktif mengajar di sekolah ini memohon maaf yang sebesar-besarnya. Juga siap mundur dari posisi yang sekarang saya tempati jika memang diperlukan."

Dada Zea bergemuruh hebat mendengar keberanian Arraz yang justru mengusulkan untuk mengundurkan diri dari jabatannya sebagai staf pengajar di SMA Tadinya Mesra.

"Sebagai kepala sekolah, saya pribadi menyayangkan keputusan yang pak Arraz ambil dalam menjalani kehidupan berumah tangga. Namun, di sisi lain saya juga tidak bisa mengesampingkan dedikasi besar pak Arraz sebagai guru di sekolah ini yang sudah banyak menorehkan prestasi dan membawa sekolah kita berjaya dalam bidang seni budaya. Saya tahu apa yang pak Arraz lakukan dengan berpoligami adalah urusan pribadi pak Arraz. Jadi.. Dengan berat hati saya putuskan untuk memberi sanksi berupa skorsing selama batas waktu yang tidak bisa ditentukan, sampai masalah viral nya masalah pak Arraz mereda dan tidak memberikan efek buruk pada siswa di sekolah kita ini."

Dengan berani Zea masuk ke dalam ruang rapat tersebut. Dia marah kepada kepala sekolah yang dianggap hanya mementingkan citra sekolah tanpa peduli semua dedikasi dan rekam jejak Arraz sebagai guru yang tidak pernah membuat kesalahan dan tindakan buruk lainnya selama Arraz menjadi tenaga pengajar.

Terlihat sekali jika Willy sangat senang dengan keputusan yang diambil pihak sekolah. Namun wajah senangnya itu hilang berganti keterkejutan seperti orang lain di ruangan itu kala melihat Zea menerobos masuk ke dalam ruang rapat.

Arraz apalagi, dia yang sejak tadi sudah pasrah dengan keputusan apapun yang akan diterimanya, menjadi syok karena kemunculan Zea.

"Kenapa ke sini, dek?" Arraz langsung menghampiri Zea.

"Karena mereka semua nggak adil sama mas eh pak guru!" Teriak Zea membuat semua yang ada di sana menoleh ke arahnya.

"Udah nggak apa-apa, dek. Balik ke kelas nggeh. Mas udah bilang.. Biar mas yang hadapi ini. Tugasmu belajar yang bener. Saget?" Suara Arraz bisa se soft itu ketika bicara dengan Zea.

"Mboten saget! Harusnya pak kepala sekolah nggak ngasih sanksi seberat itu sama pak guru! Skorsing selama batas waktu yang tidak bisa ditentukan itu sama aja memberhentikan pak guru dari pekerjaan! Emangnya sekolah rugi apa kalo pak guru punya istri dua? Ikut nyumbang pas nikahan? Ikut nafkahi dua istri pak guru? Ikut pusing karena beban hidup yang pak guru tanggung lebih banyak ketimbang orang lain di sini? Enggak kan? Urusan pernikahan itu harusnya jadi urusan pribadi pak guru, bukan malah dijadikan konsumsi publik dan menghakimi pak guru secara semena-mena seperti ini karena takut reputasi sekolah rusak karena poligami yang pak guru lakukan!" Zea menggebu-gebu sekali ngomong kayak gini.

Arraz salut dengan keberanian Zea yang berani muncul membelanya di depan semua staf pengajar di sini namun jika bocah itu dibiarin di ruangan rapat lebih lama, bisa-bisa Zea bakal ngebocorin rahasia lain yang semua orang belum tau kalau Zea lah istri pertama Arraz.

'Deeek.. Metuoo deeeek, metuoooo! Udah to, biar mamas aja yang menghadapi kerasnya dunia, kamu nggak usah ikut-ikutan jadi gila to dek Zeaaaa...'

----------______--------------

Zea bilek : Aku hebat kan mas? Aku bakal belain mas biar nggak dipecat dari kerjaan! Nggak sia-sia aku sering nonton pilem prindapan, pahlawan kan emang muncul belakangan! (Sambil menepuk dada angkuh!)

Arraz bilek : Dyaar modyaar! Besok tamatin aja ceritanya oeeee, nikah punya binik dua tapi batang masih perjaka! Belum nemu enaknya eh dikasih masalah jlimet kayak gini?? Jangan jahat-jahat sama saya wahai penulis! Doanya orang terjolimi bisa nembus langit ke tujuh asal anda tau!!

1
ㅤㅤ ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤㅤㅤㅤ𒈒⃟ʟʙᴄ
jatuh bangun dalam usaha hal biasa yg penting jgn menyerah ✊️✊️🏃‍♀️🏃‍♀️
ㅤㅤ ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤㅤㅤㅤ𒈒⃟ʟʙᴄ
awal² emang begitu nanti pasti sukses 🚶🏿‍♀️🚶🏿‍♀️🚶🏿‍♀️
ㅤㅤ ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤㅤㅤㅤ𒈒⃟ʟʙᴄ
astagfirullah 3 detik engga tu🤣🤣🤣🤦‍♀️🤦‍♀️🚶🏿‍♀️🚶🏿‍♀️🚶🏿‍♀️
ㅤㅤ ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤㅤㅤㅤ𒈒⃟ʟʙᴄ
terniat banget di gantungin thor 😤😤🤭🤭untung aku baru baca lagi 🙈🙈🙈🚶🏿‍♀️🚶🏿‍♀️🚶🏿‍♀️
ㅤㅤ ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤㅤㅤㅤ𒈒⃟ʟʙᴄ
ada saja masalah mereka thorr🤧🤧🚶🏿‍♀️🚶🏿‍♀️🚶🏿‍♀️🚶🏿‍♀️
ㅤㅤ ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤㅤㅤㅤ𒈒⃟ʟʙᴄ
asem ternyata si Dewi kampreett😒😒katanya cinta tapi giliran mau diceraikan begitu🤦‍♀️engga sadar sama kesalahan sendiri🚶🏿‍♀️🚶🏿‍♀️🚶🏿‍♀️
ㅤㅤ ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤㅤㅤㅤ𒈒⃟ʟʙᴄ
kan zea masih sekolah kayak harus maklum deh pas ngomong nya kalau ketahuan 🤣🤣🤣🤣🏃‍♀️🏃‍♀️🏃‍♀️
𝙲𝚑𝚕𝚘𝚎 𝙽𝚊𝚝𝚊𝚜𝚑𝚊𒈒⃟ʟʙ
thor kok kebangetan sih, kasian bgt sama zea, udah dia keseret2 masalah, dinikahin siri pula, malah untung si dewi, nikah nya sah, bisa semaunya juha
𝐌𝐄𝐍𝐘𝐄𝐌𝐄𝐍𝐘𝐄 😏
ini iklan? (bertanya dengan nada lelembut dan mimik planga plongo)
𝐌𝐄𝐍𝐘𝐄𝐌𝐄𝐍𝐘𝐄 😏
Napa kakaknya arraz ga jelasin kalo biarpun kutilnya sembuh tp virusnya tetap hidup🤔
𝙲𝚑𝚕𝚘𝚎 𝙽𝚊𝚝𝚊𝚜𝚑𝚊𒈒⃟ʟʙ
lucuu sekaliiii, kapan part sekop2an nya thorrr🤣🤣🤣
𝙲𝚑𝚕𝚘𝚎 𝙽𝚊𝚝𝚊𝚜𝚑𝚊𒈒⃟ʟʙ
razz🤣🤣🤣🤣
𝙲𝚑𝚕𝚘𝚎 𝙽𝚊𝚝𝚊𝚜𝚑𝚊𒈒⃟ʟʙ
dewi sangat memalukan 😭😭
𝙲𝚑𝚕𝚘𝚎 𝙽𝚊𝚝𝚊𝚜𝚑𝚊𒈒⃟ʟʙ
sokorrr, untung dia ngang-kang duluan🤣🤣🤣🤣
𝙲𝚑𝚕𝚘𝚎 𝙽𝚊𝚝𝚊𝚜𝚑𝚊𒈒⃟ʟʙ
piye to razz🤣🤣
𝐙⃝🦜尺o
salahnya araz gak tegas dari awal
Dewi kunti
yungalah gustiiiiiii🤦🤦🤦🤦🤦
Ⓜ️αɾყσɳσՇɧeeՐՏ🍻¢ᖱ'D⃤ ̐
dah sirih innalilahi saja dia Thor nyepet²i Moco jenengé ahahhah
gek ndanh isoh yasinan mengko Willy Ben nyusul dekne juga jare ora ono umur dowo kan ben jodoh lah dikubur na sebelahan wae🤣🤣🤣🤣
Alya Karunia
zea itu baik, dia pasti bisa nerima keadaan berbagi suami kalau si Dewi Medusa ini sifatnya ga kayak manusia kurang sajen🤭🤣🤣🤣
𝐇𝐁𝐃 𝐄𝐑𝐋🎉🎊
wow😨
apa setelah jengger ayam, terbitlah HIV?! 😱
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!