NovelToon NovelToon
Kau Rebut Ibuku Ku Rebut Calon Suamimu

Kau Rebut Ibuku Ku Rebut Calon Suamimu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Balas Dendam / Obsesi / Cinta pada Pandangan Pertama / Ibu Tiri / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:16.5k
Nilai: 4.9
Nama Author: Almaira

Dia adalah darah dagingnya. Tapi sejak kecil, kasih ibu tak pernah benar-benar untuknya. Sang ibu lebih memilih memperjuangkan anak tiri—anak dari suami barunya—dan mengorbankan putrinya sendiri.

Tumbuh dengan luka dan kecewa, wanita muda itu membangun dirinya menjadi sosok yang kuat, cantik, dan penuh percaya diri. Namun luka masa lalu tetap membara. Hingga takdir mempertemukannya dengan pria yang hampir saja menjadi bagian dari keluarga tirinya.

Sebuah permainan cinta dan dendam pun dimulai.
Bukan sekadar balas dendam biasa—ini adalah perjuangan mengembalikan harga diri yang direbut sejak lama.

Karena jika ibunya memilih orang lain sebagai anaknya…
…maka dia pun berhak merebut seseorang yang paling berharga bagi mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Almaira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Siasat Kejam Burhan

Sementara hati Hana sedang merekah oleh ucapan cinta dari Pradipta, dunia di sekelilingnya mulai mempersiapkan kehancuran yang tersembunyi. Di balik senyum yang mulai ia pelajari kembali, di balik ketenangan yang belum lama ia miliki, sebuah jebakan telah dirangkai dengan sempurna oleh Burhan.

Tanpa sepengetahuan Hana, Burhan telah menyusun skenario yang kejam. Ia tahu kelemahan Hana hanya neneknya karena itu ia pergi ke kampung halaman Hana, menemui Ningsih sang ibu mertua, pura-pura membawa kabar duka. Katanya, Hana sedang sakit keras, dan sangat ingin bertemu neneknya, Ningsih.

Ningsih yang renta dan tak tahu apa-apa, tentu saja panik. Tanpa banyak tanya, ia naik ke mobil bersama Burhan. Tak ada curiga, tak ada ragu. Baginya, keluarga tetaplah keluarga, sekalipun hubungan mereka telah lama retak.

Namun ternyata. Burhan tak membawanya pada Hana. Ningsih malah disembunyikan di rumah kosong milik temannya yang terletak jauh di pinggiran kota. Nenek tua itu dijaga oleh orang suruhan, dan diberi alasan bahwa Hana sedang dalam perawatan.

Sementara itu, Burhan datang ke rumah membawa berita mengerikan bagi Hana. Dengan senyum penuh manipulasi ia menghampiri Hana.

"Nenekmu sekarang bersamaku. Kalau kamu tak menuruti apa yang aku mau jangan harap kau akan bertemu dia lagi."

Hana terpaku. Dunia yang baru mulai hangat seketika membeku. Nafasnya tercekat. Dadanya sesak. Tangannya bergetar menahan emosi yang tak bisa diledakkan. Ia sadar ternyata belum bisa ia kubur. Neraka masih nampak jelas di depan mata.

Burhan membuka ponsel dan memperlihatkan foto Ningsih sedang duduk di kursi kayu tua dalam ruangan asing

Hana menatap layar, wajahnya seketika pucat. Tangannya gemetar tapi dia berusaha tetap tegak.

“Nenek.”

“Ya. Nenekmu. Satu-satunya yang kamu pedulikan di dunia ini, bukan? Kalau kamu tidak menuruti apa yang aku katakan anggap saja kamu sudah menguburnya.”

Hana menahan tangis, rahangnya bergetar.

“Apa kamu sudah kehabisan siasat sampai harus menyakiti orang tua renta yang bahkan tak pernah berbuat salah?”

“Ini bukan soal salah atau benar, Hana. Ini soal kendali. Kamu pikir kamu bisa mengendalikan kami semua? Sekarang lihat, siapa yang benar-benar pegang kendali?” jawab Burhan sinis.

“Kalau kamu memang ingin menyakitiku, kenapa tidak langsung saja? Kenapa tidak langsung pukul aku, ikat aku, hina aku? Kenapa harus nenekku?” tanya Hana sinis.

“Karena menyakitimu langsung, tidak akan cukup. Aku ingin kau merasa tak berdaya. Aku ingin kau tunduk. Dan nenekmu adalah kunci yang membuatmu patuh,” jawab Burhan nyaris berbisik tapi tajam. Secara tiba-tiba Burhan mengambil ponsel Hana. Memasukkannya langsung ke dalam sakunya. Dia tak ingin kecolongan Hana mengadu pada Pradipta.

Hanya terdiam, pasrah.

“Kamu punya waktu dua hari. Hari ketiga kamu jadi pengantin. Kalau tidak anggap saja kamu akan jadi yatim piatu untuk kedua kalinya. Silahkan lapor kekasihmu yang polisi itu atau siapapun, aku sudah siap masuk penjara, tapi apakah kamu sudah siap tak bertemu nenekmu lagi untuk selamanya?” ucap Burhan sembari melemparkan baju kebaya putih lalu berbalik dan berjalan pergi.

Dengan hati yang digenggam ancaman, Hana bimbang. Ia tak berkata sepatah pun. Tak menangis. Hanya matanya yang perlahan kehilangan cahaya. Dengan tubuh yang setengah roboh, ia menerima kebaya pengantin yang diberikan Burhan tadi.

"Cinta ternyata hanya selingan sementara sebelum luka kembali berkuasa," batin Hana saat memandangi kebaya pengantin di tangannya.

Hana terus terdiam. Napasnya tercekat. Ia menunduk, menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Tangis tak jatuh, tapi nyaris. Burhan sudah keterlaluan. Dia telah menekan titik paling rapuh dalam hidupnya, Neneknya.

Sementara itu, Sri hanya bisa menunduk. Nurani sebagai ibu masih ada, namun keberanian untuk melawan suaminya sudah lama padam. Ia tahu ini salah, Burhan sangat keterlaluan sudah menculik ibunya, ia tahu suaminya sangat kejam. Tapi apakah diam saja lebih mudah daripada menjadi musuh Burhan.

Di ruang tengah yang mulai sepi, Sri akhirnya mencoba memberanikan diri menyuarakan kegelisahan yang selama ini ia pendam. Malam sudah larut, dan Burhan masih duduk dengan gelas kopi yang sudah dingin, tatapannya kosong, penuh dendam.

Sri mendekat pelan, suara langkahnya nyaris tak terdengar di lantai marmer.

“Pak. Apa tidak sebaiknya kita hentikan semua ini?” tanyanya lirih, namun cukup jelas untuk membuat Burhan menoleh.

Burhan tidak langsung menjawab. Ia hanya menatap Sri sejenak, seolah menimbang apakah layak menjawab seorang istri yang sejak awal hanya ikut arus. Tapi Sri melanjutkan, suaranya sedikit gemetar.

“Aku rasa kamu sudah keterlaluan dengan menculik ibuku hanya karena dendam pada Hana saja,” ucap Sri hati-hati.

Burhan mendengus, pahit. “Ini dendamku. Hidupku sudah hancur sejak Hana itu muncul dan menghancurkan Malika. Sekarang anakku, putri kesayanganku, kebanggaanku, jadi perempuan hamil tanpa suami, hidupnya dan masa depannya hancur. Dan kau bilang cukup?”

Sri menggigit bibir, matanya mulai basah. “Tapi pak, bagaimana kalau Pradipta tahu? Dia polisi, pak. Ini penculikan. Kamu bisa masuk penjara dan aku tidak sanggup kalau harus melihatmu ditangkap.”

Burhan terdiam sejenak. Kemudian dia tertawa pelan, hambar, penuh amarah.

“Kalau memang penjara itu harga yang harus kubayar untuk melihat Hana menderita seperti yang dia lakukan pada kita maka biarlah. Aku rela,” ucapnya dingin, mata menatap kosong ke depan.

Sri jatuh terduduk di sofa. Ada sesuatu dalam suara Burhan tadi yang membuatnya ngeri.

Suaminya bukan hanya keras kepala, dia sudah rusak oleh amarah. Dan yang lebih menakutkan lagi, ia tidak peduli apa yang akan terjadi padanya sendiri, asal dendamnya tuntas.

Sri kini benar-benar takut. Bukan hanya pada Burhan. Tapi juga pada apa yang mungkin terjadi jika semua ini akhirnya meledak. Dan ia tahu, ledakan itu hanya tinggal menunggu waktu.

***

Di dalam kamar kecil yang kini terasa lebih sesak dari biasanya, Hana duduk menyendiri, mencoba menyusun napasnya yang tercekat oleh tekanan yang tiada henti. Di benaknya terbayangkan sang nenek yang lemah tengah ketakutan, bingung karena entah sedang berada dimana.

Tiba-tiba Sri datang menghampiri. Dengan wajah yang pucat dan muram, bukan karena sedih namun karena amarah yang tengah di pendam.

"Seandainya saja kamu dulu mendengarkan perkataanku, untuk segera pergi dari rumah ini. Maka semua ini tak akan terjadi. Kamu sadar jika kamu adalah biang dari semua permasalahan yang ada!" Sri menatap Hana tajam.

"Jika kamu tak kesini. Malika tak akan hamil tanpa suami, ibuku tak akan diculik suamiku sendiri dan kamu tak harus menikah dengan duda tua bangka."

"Semuanya gara-gara kamu Hana!!" Sri menunjuk Hana dengan telunjuknya.

 

 

1
Teti Hayati
Ibliiiiis.... berwujud manusia kau Sri ..
Teti Hayati
Diiih.. ngerasa korban, gak sadar situ penjahat yg sebenernya..? inget apa yg kua rampas dulu...
Teti Hayati
Bener-bener emang ni orang, dulu pas lahir dari gedebog pisang apa yaa..
Lawanlah... meski hasilnya belum pasti..
Gak cukup apa, ngorbanin Hana kecil dulu, sekarang ibunya digituin pun masih diam...
udh matiin aja karakter Sri ini.. bikin esmosi aja.. dari awal sampe sekarang.
Yg lain okelah.. kejam sama Hana karena gak ada ikatan darah.. Lah ini Ibunya sendiri, bisa gitu sama anak kandungnya...
Ngancurin citra kaum Ibu ..
🍒⃞⃟🦅🥑⃟gaibfarm🦉𝐕⃝⃟🏴‍☠️
ibu yg ga sdr diri ya bgni nih, ga ngsih solusi tpi menuntutt pdhl sma ank kndung sndri aja bcrany bgtu/Proud/
Sugiharti Rusli
walo si Pradipta seorang aparat, mereka kan belum tahu latar belakang keluarga si Pradipta yah, apa dari keluarga sederhana atau keluarga berada dia
Sugiharti Rusli
kamu sebetulnya yang diuntungkan sih Dip, jadi kamu ga beristrikan si Malika yang cuma mau harta kamu saja kalo kalian jadi menikah,,,
🎀𝔸ᥣᥙᥒᥲ🎀
Gilaaa bangeet penggambaran seorang ibu disini sangatt menyeramkan😬 Hana gunakan akal sehatmu, telpon pradipta minta bantuan dia.
Sugiharti Rusli
Hana ga akan bisa mereka salahkan yah nanti, kan yang membatalkan pernikahan si Rendy sendiri
Sugiharti Rusli
dan beruntung lha si Hana akhirnya bisa terlepas dari si Rendy yang sudah dia manfaatkan yah
🎀𝔸ᥣᥙᥒᥲ🎀
Lemah bangeet Ibu Sri, Gak tahu balasan apa yang diberikan. Kasihan hana harus terlahir dari seorang monster
Sugiharti Rusli
memang cocok sih tuh si Malika jadi pasangan si Rendy yang penipu ulung
Sugiharti Rusli
dasar aslinya mereka memang keluarga kemaruk harta yah
Sugiharti Rusli
apalagi kalo si Rendy pada akhirnya berhasil merayu si Malika agar mereka jadian di belakang Hana
Sugiharti Rusli
kecuali kalo pada akhirnya si Hana jatuh cinta betulan sama Pradipta
Sugiharti Rusli
kalo Pradipta apa nanti kalo tahu hanya dimanfaatkan oleh Hana, walo apa yang dia alami sesuai sih sama kenyataannya, tapi tetap kan dia juga dimanfaatkan yah
Sugiharti Rusli
walo di melakukannya demi keuntungan diri nya pribadi sih
Sugiharti Rusli
itu si Rendy juga sebenarnya hanya dimanfaatkan juga oleh si Hana yah
Tati st🍒🍒🍒
semoga rencana burhan gagal.....gedeg banget sama sri
Tati st🍒🍒🍒
dendam bagaikan kita menyimpan buah,lama2 akan busuk,.jadj g baik menyimpan dendam ...lebih baik berdamai dg keadaan,hati lebih tenang
Nur Faris
semoga Pradipta secepatnya pulang jng sampai Hana jatuh ditangan laki hidung belang,...
dasar ortu gak punya otak,...😠😠😠
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!