Reu Suami Pengganti

Bella memanggil dokter kenalannya untuk datang memberikan pengobatan pada Jeha. Hingga, akhirnya Jeha sadar.

“Ah … kau?” Jeha membuka matanya perlahan, menatap Bella yang berdiri di depannya.

“Astaga, kau sudah membuka mata.” Bella langsung memeluk Jeha.

“Kau … kau bawa aku dimana?” Jeha memutar bola matanya, melihat sekeliling ruangan.

“Kamu di rumahku, dan saat ini akan menjadi rumah kita. Kau bisa istirahat disini,” kata Bella, dia menuangkan air di gelas dan memberikan pada Jeha.

“Si … sialan, wanita tua itu.” Jeha mengepalkan kedua tangannya, menaruh kebencian kepada Nyonya Igrid, Ibunya Anne.

“Tenang sayang, aku punya rencana. Kita akan membuat mereka membayar mahal karena melakukan ini padamu,” ucap Bella, kemudian berbisik di telinga Jeha. Memberitahukan rencana yang sudah Bella rancang.

Disisi lain, Anne sudah bernafas lega melihat Lyox pulih.

“Papa,” kata Lyox dengan suara lirih.

Anne mengusap tangan putranya, kemudian memeluknya.

“Papa baik-baik saja, kamu harus pulih dan sehat terlebih dahulu. Nanti, kita bertemu papa.” Anne memberikan janji, agar Lyox tenang.

Rasa tenang yang diberikan pada Lyox, menyimpan sebuah kegelisahan di diri Anne sendiri. Kakaknya Edward mengatakan, jika Jeha sudah menandatangani berkas perceraian. Anne merasa ada hal yang tidak wajar, “Semudah itu, kah? Dia menandatanganinya tanpa meminta balasan.”

“Aku tidak yakin Jeha, melepaskanku seperti ini,” batin Anne.

Di balik kegelisahan Anne, Ibunya saat ini sedang menyelesaikan masalah kedua. Berharap putrinya tidak terjerat lagi dengan kesalahan lain.

Seorang pengacara handal datang ke kantor polisi, membebaskan Reu detik itu juga. Reu bernafas lega, ketika keluar dari jeruji besi. Pengacara itu mendekat, “Kau bisa berterima kasih pada Nyonya Igrid, dia akan menemuimu di luar.”

Reu mengambil beberapa barang pribadinya yang ditahan sebelumnya. Kemudian, saat keluar dari kantor polisi tatapannya menyorot ke arah jendela mobil yang terbuka setengah. Reu bisa melihat keberadaan Ibunya Anne di dalam mobil.

Pintu mobil di sisi lain terbuka, seorang pengawal menyuruh Reu masuk. Tiba di sebuah restoran, Reu diminta untuk masuk kedalam duduk di kursi yang sudah ditunjukkan oleh pengawal. Nyonya Igrid, melangkah mendekat ke arah Reu. Reu yang melihat, bangkit dan sedikit membungkuk.

“Duduklah!” Suara tegas, terdengar. Reu kemudian segera duduk.

Ibunya Anne menyodorkan sebuah kertas dan bolpoin.

“Aku membebaskanmu bukan hanya cuma-cuma. Aku ingin kamu enyah dari dunia putriku,” kata Nyonya Igrid dengan tegas, sambil meneguk wine.

“Apa maksudnya ini?” Reu mengambil kertas itu, kemudian membacanya. Kertas itu berisi sebuah perjanjian, jika Reu harus meninggalkan negara ini dan tidak pernah menampakkan diri di depan Anne dan keluarganya lagi.

“Jeha dan Anne sudah berpisah, tapi bukan berarti kalian bisa bersama. Aku tidak akan membiarkan anjing lain menapaki lantai rumahku kesekian kalinya. Biarkan dia bahagia,” ucap tegas, Ibunya Anne.

“Apakah Anne sudah tahu?”

“Dia tidak perlu tahu, dia hanya seorang putri yang selalu menaruh belas kasih kepada pengemis. Dan aku tidak akan membiarkan dia melakukan hal bodoh kedua kalinya,”

Reu menyobek kertas perjanjian itu tepat di depan mata Ibunya Anne. Dua pasang mata yang saling menatap tajam.

“Aku hanya perlu pergi, tidak butuh perjanjian seperti ini. Asal Anne bahagia,” Reu bangkit, kemudian membungkuk sebagai penghormatan terakhir bertemu dengan ibunya Anne.

Dua orang pengawal mencegah langkah Reu, namun Nyonya Igrid langsung memberikan isyarat untuk membiarkan Reu pergi.

Reu melangkah pergi meninggalkan restoran, sebagai pria yang memang miskin dia hanya menggunakan kedua kakinya untuk berjalan mencari kehidupan baru.

Pengacara pribadi Anne, memberitahukan kebebasan Reu. Namun, Anne merasa kesal mengetahui jika Ibunya yang melakukan semua ini. Anne meninggalkan Lyox di rumah sakit dan pulang kerumah membahas hal ini kepada Ibunya.

Di halaman belakang rumah, Ibunya sedang menikmati secangkir teh hangat di bawah taburan bintang-bintang malam dan langit petang yang cerah.

Anne mendekat dengan kursi rodanya, “Ibu, apa yang ibu lakukan pada, Reu?”

Ibunya tidak menoleh, membiarkan Anne dengan kemarahannya.

“Ibu, dia sendirian di luar sana. Bahkan, Ibunya telah meninggal. Bagaimana dia bisa hidup?!” gertak Anne kesal.

Ibunya bangkit dari kursi, kemudian menatap wajah Anne dengan tajam. Tamparan keras, mendarat di pipi kanan Anne.

“Sampai kapan kamu mau mengumpulkan pengemis dan anjing jalanan di dalam rumah?!” gertak Ibunya balik.

Anne yang masih terkejut dengan sikap Ibunya, hanya diam dan menyentuh pipinya yang terasa sakit.

“Kamu adalah Anne Alexandarista, kamu harus tahu batasan antara memberi makan pengemis dan tuan rumah!”

“Aku sangat mencintai, Reu,” ucap Anne.

“Delapan tahun lalu, kau juga katakan hal yang sama pada pria bajing4n itu. Lalu, sekarang kau berpikir itu tidak berbeda? Wajah yang sama, kau pikir sikap dan tabiat mereka tidak jauh berbeda. Apalagi keduanya adalah saudara kembar!” ucap Ibunya lantang.

Mendengar, Ibunya tahu semua tentang Reu dan Jeha yang ternyata memiliki ikatan. Membuat Anne semakin yakin, ibunya selama ini diam-diam menyelidiki Reu.

“Jangan banyak keinginan lagi, usiamu tidak muda. Kau butuh seorang pria yang terpandang dan bisa menunjukkan pada Lyox cara memimpin perusahaan yang besar. Bukan hanya butuh, lelaki yang baik!” tegas Ibunya, sebelum pergi meninggalkan Anne.

Anne terdiam tanpa sanggahan. Dia memikirkan kembali kalimat nasehat itu.

Pikirannya kusut dan berantakan.

Sedangkan dua sejoli yang menjadi parasit, mengatur sebuah rencana penculikan terhadap Lyox. Jeha dan Bella, sedang mengatur strategi agar Anne mau memberikan uang.

“Kau tidak akan goyah, kan?” tanya Bella, menatap Jeha.

“Apa maksudmu?” Jeha mengernyit.

“Meskipun kamu ayahnya, kau berhak mendapatkan bagian uang itu. Jadi jangan pakai nalurimu untuk melakukan ini!” Bella memberikan ucapan yang menusuk.

“Huh, kita hanya perlu mengajak nya bermain sebentar. Anggap saja itu liburan ayah dan anak. Setelah Anne memberikan uang itu, aku akan mengembalikan Lyox,” jawab Jeha.

“Benar, kau harus mendapatkan uangnya. Ingat impianmu dan kerja kerasmu, sayang.” Bella membuat Jeha terperangkap menjadi Ayah yang kejam kali ini.