NovelToon NovelToon
OBSESSION

OBSESSION

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Obsesi / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:6.3k
Nilai: 5
Nama Author: Jelitacantp

"Endria hanya milikku," tekannya dengan manik abu yang menyorot tajam.

***

Sekembalinya ke Indonesia setelah belasan tahun tinggal di Australia, Geswa Ryan Beck tak bisa menahan-nahan keinginannya lagi.

Gadis yang sedari kecil ia awasi dan diincar dari kejauhan tak bisa lepas lagi, sekalipun Endria Ayu Gemintang sudah memiliki calon suami, di mana calon suaminya adalah adik dari Geswa sendiri.

Pria yang nyaris sempurna itu akan melepaskan akal sehatnya hanya untuk menjadikan Endria miliknya seorang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jelitacantp, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Foto-foto

Di hari dan waktu yang sama tapi berbeda tempat.

Gatra pulang dari kantor lebih awal hari ini. Pria itu melangkahkan tungkainya dengan tempo pelan menaiki tangga, manik mata birunya mengedar ke seluruh penjuru ruangan tapi tidak ada siapapun yang bisa ia lihat di rumah ini.

Sesampainya di lantai atas, Gatra berbelok ke arah kanan, arah di mana kamarnya berada. Namun, sebelum sampai ke kamarnya, ada kamar Geswa dengan pintu kamar tersebut yang terbuka lebar.

Apakah kak Geswa juga sudah pulang?

Setelah bertanya-tanya dalam hati, pria itu melangkahkan kakinya untuk masuk ke kamar Geswa. Ini untuk kedua kalinya ia memasuki kamar ini, pertama di saat usianya baru menginjak 10 tahun di mana Geswa sudah tinggal di Australia.

Tidak ada yang istimewa di kamar ini, bahkan terlihat biasa-biasa saja, tidak hiasan atau benda menarik lainnya, hanya saja ada jam dinding bundar tertempel ditembok berguna untuk sedikit menyamarkan keheningan.

Putra kesayangan Antonello dan Utami itu mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan, ia tak merasakan ada tanda-tanda kehidupan di sini, bahkan tempat tidur besar dengan bedcover polos berwarna abu tua tersebut tertata rapi.

Gatra berjalan ke arah tempat tidur lalu mendudukkan dirinya sejenak. Kemudian, matanya tak sengaja menatap ke arah nakas dan di atasnya ada lampu tidur dan sebuah ikat rambut bermotif bunga gardenia berwarna putih.

Kening Gatra lantas mengernyit, bertanya-tanya. Pria itu akui rambut kecokelatan Geswa memang sedikit lebih panjang tapi tidak cukup juga untuk diikat, apalagi ikat rambut ini bermotif bunga.

Seketika senyum jahil Geswa terbit, kakaknya yang terkenal dingin dan tak tersentuh serta tak pernah terlihat bersama seorang wanita ternyata diam-diam menyimpan barang wanita.

Dalam pikirannya, ikat rambut ini pasti milik dari pacar Geswa.

Hati Gatra ikut senang saat tahu sang kakak sudah memiliki tambatan hati.

Dengan begitu, otaknya langsung memerintah untuk mencari petunjuk lebih lagi, pria itu kembali mengedarkan pandangannya, tapi dia tak mendapatkan apa pun maka Gatra berinisiatif untuk membuka laci nakas.

Di dalam laci nakas tersebut, terdapat beberapa lembar foto terbalik berukuran 5×6, Gatra tersenyum jahil lalu ia mengambil dan membalikkan foto tersebut.

Sebuah foto yang malah menampilkan separuh wajah Endria dengan rambut panjang yang berantakan karena ditiup angin, gadis itu begitu terlihat senang di kamera.

Jantung Gatra tak ayal untuk berdebar-debar kencang.

Kemudian dengan napas yang sudah tak beraturan karena emosi, Gatra kembali meraup foto-foto terbalik itu.

Foto kedua menampilkan Geswa memakai hoodie hitam tersenyum tulus dengan Endria yang tertidur sambil memeluk pria itu dari samping.

Latar fotonya mereka seperti sedang berada di pesawat, lalu Gatra langsung ingat pada pakaian Endria yang dipakai pada saat ke Hongkong, sama persis.

Jadi kedekatan Endria dan Geswa dimulai satu bulan lalu? Dan ternyata alasan Geswa berada di Hongkong dan ditemukan pingsan di sana karena mengikutinya bersama Endria?

Gatra meremuk foto tersebut, manik mata yang awalnya sebiru langit berubah menjadi sebiru api yang menyala-nyala. Tak menyangka Endria dan Geswa berani mengkhianatinya.

Hatinya sakit, tetapi emosi lebih mendominasi pikirannya.

Tak cukup puas untuk melihat satu foto saja, Gatra mengalihkan pandangannya ke arah foto ketiga. Di mana menampilkan dari samping, tubuh Endria memakai dress berwarna hitam dan sedang duduk di pangkuan Geswa dan membuat Gatra lebih sakit hati di foto ini mereka berdua sedang berciuman serta Gatra melihat tak ada raut terpaksa dari Endria, pria itu bahkan melihat dengan detail, Geswa begitu posesif memeluk erat pinggang Endria.

Sudah cukup!

Manik Gatra akhirnya mengeluarkan setetes air mata, dia memikirkan di mana dirinya yang selama ini menjaga Endria, tak berani menyentuh gadis itu, dia hanya berani memegang tangan dan mengecup pipi tembem Endria, bahkan selama satu tahun mereka pacaran, untuk pertama kali Endria yang mengecup bibirnya duluan.

Tapi apa? Kebaikannya yang selama ini malah dibalas pengkhianatan dengan rasa sakit tak terhingga.

Tak sanggup lagi, pria itu menggenggam erat foto tersebut lalu melangkahkan tungkainya untuk keluar dari kamar ini, tak lupa Gatra membanting pintu kamar Geswa.

***

"Nyonya...!" Tampak Bi Rani dengan terburu-buru menggedor-gedor pintu kamar majikannya dengan raut wajah takut bercampur khawatir.

Pintu terbuka menampilkan Utami yang dengan santai sedang menyisir rambut basahnya. "Kenapa, Bi?" tanya Utami.

"Itu Nyonya! Den Geswa sama Den Gatra berantem!" beritahu Bi Rani dengan nada panik.

"Ah, palingan mereka cuma bercanda." Masih dengan menyisir rambutnya, Utami membalas kepanikan Bi Rani dengan santai.

Apa yang harus ia khawatirkan? Geswa dan Gatra itu sama sekali tak pernah berselisih paham, dan mungkin kali ini mereka berdua hanya terlibat pertengkaran kecil saja.

Bi Rani menggeleng-gelengkan kepalanya. "Nggak Nyonya, mereka saling tonjok, para pengawal dan satpam yang melerai juga ikutan babak belur."

Raut santai yang sedari tadi diperlihatkan berubah menjadi terkejut. Bahkan dengan sengaja Utami melempar sisirnya ke sembarangan arah.

"Mereka berdua ada di mana sekarang?" tanya Utami serius.

"Di halaman depan, Nyonya," jawab bi Rani.

Utami pun berlari menuju lift tanpa ingin menunggu bi Rani yang sedang berjalan terseok-seok di belakangnya.

***

Beberapa menit sebelum bi Rani memberitahu Utami tentang pertengkaran Geswa dan Gatra.

"Mau ke mana, Den?" tanya bi Rani, mereka berpapasan di lantai bawah di mana Gatra sedang berjalan tergesa-gesa menuju pintu utama.

Geswa tak menjawab, pria itu tetap berjalan sampai bi Rani terkejut sesaat setelah Geswa membuka pintu utama secara paksa yang membuat suara gebrakan, sedikit membuat jantung terkejut.

Setelah pria itu membuka pintu, kebetulan sekali terlihat Geswa yang baru turun dari mobilnya.

Mata Gatra berkilat tajam seakan pria itu sudah menemukan mangsanya. Gatra berlari lalu langsung menerjang Geswa dengan sebuah bogeman kuat.

"Brengsek!" teriak Gatra seraya meninju rahang Geswa dengan kuat, napas Gatra putus-putus dan maniknya menatap tajam ke arah Geswa.

Bi Rani yang melihat kejadian tersebut lantas berjalan keluar, menghampiri Geswa dan Gatra yang saling berhadapan.

Terkejut, Geswa tak menyangka akan mendapat pukulan keras dari adiknya, sampai-sampai membuat area dalam mulutnya berdarah serta punggung tangan Gatra menjadi lecet.

Geswa meregangkan mulut dan rahangnya yang kaku lalu meludahkan beberapa tetes darah ke samping kiri.

"Kamu kenapa?" tanya Geswa pelan, manik abunya balas menatap tajam ke arah Gatra.

Gatra merogoh sakunya, mengeluarkan sebuah foto yang sudah terlipat lalu memberikannya pada Geswa.

Geswa menerima foto tersebut lalu membuka lipatannya, seketika pria itu menampilkan senyum smirk saat melihat fotonya bersama Endria sedang berciuman di hotel.

"Kamu masuk ke kamarku?" tanya Geswa berbisik.

"Iyya, dan aku sudah lihat semua foto-fotonya," aku Gatra, kilau matanya menjadi meredup. "Apa maksudnya?" Suara pria itu tercekat, pertanyaannya hanya untuk memastikan kebenarannya lebih dalam lagi.

Geswa tersenyum, pria itu berjalan satu langkah lebih dekat ke arah Gatra. Lalu memposisikan mulutnya dengan jarak dua cm dari telinga Gatra. "Seperti yang kamu lihat di foto itu, aku memangku, memeluk, mencium dan mel*mat habis bibir manisnya," kata Geswa tanpa ada yang ditutup-tutupi.

Pria itu pun mundur dan melihat Gatra yang berubah linglung dan entah kenapa ia merasa senang melihatnya.

Gatra tersadar, pria itu mendekat lalu mencengkeram kerah kemeja Geswa yang masih terpasangi dasi lalu kembali memberi bogeman mentah yang kali ini di pipi kiri.

"Kenapa kak Geswa tega?!" raung Gatra, pria itu mengamuk dengan dia yang berkali-kali menonjok pipi Geswa.

Geswa tak tinggal diam, ia membalas tonjokan Gatra lebih dari yang ia terima. "Karena aku juga menginginkannya!" balas Geswa, suaranya tak kalah menggelegar.

Sedangkan di belakang mereka ada bi Rani yang panik. "Adenn...!" teriaknya ingin melerai tapi Louis berhasil menghentikannya, melihat kedua anak majikannya yang bertengkar membuat wanita lansia itu khawatir.

"Hei, kenapa kamu dan kalian diam saja cepat pisahkan mereka berdua?!" teriak bi Rani histeris sesaat setelah pertengkaran mereka yang semakin brutal dan menimbulkan darah.

Para pengawal dan satpam mendekat tapi malah berakhir mereka yang babak belur.

Melihat itu, bi Rani melepaskan diri dari genggaman Louis lalu menyeret kakinya ke dalam mansion, bertujuan ingin memberitahu Utami akan masalah ini.

1
Kiyo Takamine and Zatch Bell
Bener-bener nggak bisa berhenti baca!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!