Diandra Aksara adalah seorang putri dari pemilik Tara Bumi Grup yang kaya dan terpandang, karena sibuk mengurus bisnisnya di luar negeri, Diandra mengambil alih tanggung jawab yang diberikan oleh ayahnya untuk mengurus kediaman dan juga perusahaan milik keluarga mereka.
Dibawah tekanan dan iri hati sang ibu tiri dan juga saudari tirinya, Diandra berusaha menjalankan tugas yang diberikan oleh ayahnya dengan baik meskipun sebenarnya ia kerapkali menghadapi rintangan dan juga bahaya yang diciptakan oleh dua orang yang sangat membencinya.
Namun kehidupan Diandra yang penuh rintangan dan juga bahaya pelan pelan sirna ketika ia bertemu dan mengenal Abimana Narendra, Seorang CEO yang dikenal jujur,berani, dan juga tajir melintir.
Penasaran dengan ceritanya? Ikuti terus kisahnya hanya di novel Gadis Kecil Kesayangan Sang CEO.
noted🚨🚨🚨
dilarang baca lompat dan komentar jelek.
Yang suka boleh like, yang tidak suka, semoga suka.
Ingat dosa ditanggung pembaca☺️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sylvia Rosyta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28
Untuk beberapa saat suasana terasa hening sejenak. Hanya suara detak jarum jam dan gemuruh samar dari luar gedung yang mengisi jeda waktu itu. Abimana mengangguk pelan. Ia menyandarkan tubuhnya ke sandaran sofa, namun tatapannya tetap fokus memandang pak Surya sembari meresapi apa yang barusaja laki laki itu sampaikan.
"Pak Surya, suatu kehormatan besar untuk saya bisa mendapatkan kesempatan tawaran kerjasama dari pengusaha sukses seperti anda. Anda tidak perlu khawatir, saya setuju untuk melakukan kerjasama bisnis ini dengan perusahaan anda. Anda bisa memasarkan perhiasan perhiasan anda di semua mall yang perusahaan saya naungi." ucap Abimana.
Senyum lega langsung terlihat di bibir Pak Surya. Tatapan tajam dan penuh perhitungan itu kini melunak, tergantikan dengan sorot kebanggaan seorang pengusaha senior yang berhasil memenangkan kepercayaan dari CEO sukses yang diperhitungkan.
“Terima kasih, Abimana. Saya benar-benar menghargai keputusan Anda,” ujar Pak Surya sambil mengulurkan tangannya untuk menjabat tangan Abimana yang kali ini dengan genggaman yang lebih kuat dan bersahabat. “Saya percaya, kerjasama ini akan membawa dampak besar, tidak hanya untuk perusahaan kita masing-masing, tapi juga untuk kemajuan industri secara keseluruhan.”
Abimana membalas jabatan tangan itu dengan mantap. “Saya pun yakin, Pak Surya. Dengan reputasi dan kualitas produk dari Tara Bumi Grup, serta jangkauan pasar Santara Corp, kita bisa menciptakan standar baru dalam dunia bisnis perhiasan.”
Pak Surya tertawa kecil, merasa senang dengan sikap tegas dan profesional dari pemuda yang kini menjadi partner barunya itu. “Saya senang mengetahui bahwa seorang CEO seperti Anda tidak hanya tajam dalam mengambil keputusan, tapi juga punya visi yang kuat. Tidak banyak yang memiliki karakter seperti yang anda miliki.”
Abimana hanya tersenyum kecil. Ia menerima pujian itu dengan tenang, meski pikirannya tak lepas dari satu nama yang diam-diam menjadi alasan ia membuka pintu kesempatan sebesar ini untuk Tara Bumi Grup.
Diandra.
"Saya hanya melakukan apa yang saya anggap benar, pak. Dan ya, anda juga tidak perlu merasa sungkan ataupun memperlakukan saya dengan formal. Anda sudah saya anggap seperti ayah kandung saya sendiri." ucap Abimana yang membuat pak Surya menilai Abimana sebagai seorang laki laki yang baik dimatanya.
Diam diam pak Surya berpikir di dalam hatinya kalau alangkah baiknya jika seorang laki laki yang berpikiran kritis, tegas dan baik seperti Abimana menjadi pasangan dari salah satu putrinya. Pak Surya merasa sangat yakin kalau salah satu dari putrinya itu akan hidup bahagia bersama Abimana.
"Apa yang anda pikirkan pak Surya? Saya perhatikan anda sedang memikirkan sesuatu." ucap Abimana yang membuat pak Surya buru buru menyudahi lamunannya dan tersenyum kepada Abimana.
"Tidak ada nak Abimana, aku hanya berpikir untuk mengundang nak Abimana makan malam di kediaman kami sebagai tanda resminya kerjasama perusahaan kita berdua. Tapi apa mungkin nak Abimana mau meluangkan sedikit waktu untuk makan malam di kediaman kami?" tanya pak Surya yang membuat Abimana merasa sangat bahagia di dalam hatinya karena berkesempatan bertemu dengan Diandra sekali lagi.
Dengan senyum ramah yang tak bisa disembunyikan, Abimana mengangguk pelan. Ia membalas tatapan penuh harap dari Pak Surya dengan tatapan hangat yang jarang ia tunjukkan dalam urusan bisnis.
“Tentu, Pak Surya. Saya merasa sangat senang menerima undangan makan malam dari Anda. Terima kasih sudah mengajak saya, itu suatu kehormatan bagi saya,” ucap Abimana dengan tulus, namun nada suaranya menyimpan sedikit getaran rasa bahagia yang tak mampu ia sembunyikan.
Pak Surya tampak senang mendengar jawaban itu. Senyumnya mengembang, seolah rencana kecil dalam benaknya berjalan sesuai harapan.
“Alhamdulillah. Kalau begitu, saya tunggu kehadiran nak Abimana di rumah kami, besok malam. Saya akan minta pelayan di rumah kami untuk menyiapkan makan malam yang istimewa,” ucap Pak Surya antusias,