NovelToon NovelToon
Istri Siri Om Majikan

Istri Siri Om Majikan

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / CEO / Nikah Kontrak / Tamat
Popularitas:16.8k
Nilai: 5
Nama Author: fania Mikaila AzZahrah

Tanpa gaun putih, tanpa restu keluarga, hanya akad sunyi di balik pintu tertutup.
Aku menjalani hari sebagai pelayan di siang hari… dan istri yang tersembunyi di malam hari.

Tak ada yang tahu, Bahkan istri sahnya yang anggun dan berkelas.

Tapi apa jadinya jika rahasia itu terbongkar?
Saat hati mulai berharap lebih, dan dunia mulai mempertanyakan tempatku…

Istri Siri Om Majikan adalah kisah tentang cinta yang lahir dari keterpaksaan, tumbuh di balik status yang tak diakui, dan perjuangan seorang perempuan untuk tetap bernapas dalam cinta yang ia tahu tak pernah boleh ada.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fania Mikaila AzZahrah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 28

Kemarahan Jordan malam itu bukan sekadar luapan emosi biasa. Bukan amarah remeh karena urusan pekerjaan atau perdebatan soal warisan. Tapi amarah yang tumbuh dari luka, dari kehilangan, dari cinta yang diam-diam direnggut paksa.

Untuk pertama kalinya, seisi rumah melihat sisi lain dari pewaris keluarga besar Atmadja. Bukan Jordan yang dingin, tertib, dan selalu tenang di ruang rapat. Tapi Jordan yang wajahnya memerah, matanya memancarkan gelap, dan suaranya menggetarkan jantung siapa pun yang mendengarnya.

“Siapa yang usir dia?! Siapa yang berani sentuh Syifa tanpa sepengetahuanku?!” serunya dari balik tangga marmer.

Langkahnya berat, tangannya terkepal, dan semua yang ada di ruangan itu hanya bisa membisu.

Mami Laura terdiam, tak bisa bicara sepatah kata pun. Bahkan Jayden yang biasanya bisa menenangkan Jordan, memilih memalingkan wajah. Jonathan menunduk, keringat dingin mulai merembes di pelipisnya.

Tuan Besar Julian berdiri, mencoba melawan tekanan itu, tapi sorot mata anak sulungnya begitu tajam hingga membuatnya terdiam sesaat. Aura Jordan malam itu asing, pekat dan mengancam.

“Kalau sampai ada yang menyentuh dia, aku pastikan... kalian semua akan kehilangan aku. Bukan cuma sebagai anak, tapi sebagai manusia yang kalian kenal selama ini,” ujar Jordan, suaranya rendah, tapi dinginnya menusuk.

Tak ada yang berani menyahut. Lampu kristal di atas kepala seolah bergetar bersama dentuman emosi yang belum mereda. Malam itu, rumah besar keluarga Atmadja berubah sunyi.

Bukan karena damai, tapi karena takut. Takut pada seorang Jordan yang tak lagi bisa diajak kompromi.

Bagi mereka, ini pertama kalinya melihat sisi gelap sang pewaris. Tapi bagi Jordan, ini pertama kalinya dia merasa benar-benar hidup, karena cinta yang ia anggap tak berharga, justru yang kini menyulut amarah sekaligus kehancurannya.

Semua hinaan malam itu mengarah pada satu namanya Syifa Mutmainnah.

"Perempuan itu nggak tahu diri, cuma pelayan tapi berani menempel pada darah Atmadja!" seru Mami Laura dengan suara tinggi, wajahnya memerah, telunjuknya hampir menusuk udara.

"Dia nggak lebih dari bayangan di lorong belakang rumah ini. Cantik? Iya. Tapi licik. Tipe yang manis di luar, tapi penuh perhitungan di dalam!" imbuhnya lagi.

Jayden menatap lantai, Jonathan menggenggam lututnya erat. Tak satupun berani memotong.

"Dan kamu, Jordan, kamu dipermainkan oleh wajah seperti itu. Dia pasti pakai cara kotor buat masuk ke hidupmu!" sambung Tuan Besar Julian, nadanya nyaris penuh jijik.

Jordan berdiri tegak. Napasnya pendek-pendek, tapi matanya menatap satu-satu mereka yang bicara.

“Cukup.”

Semua mata menoleh. Tak ada yang bergerak. Nada suaranya tenang, tapi setiap katanya seperti gemuruh.

“Jangan kalian hina Syifa seolah dia sampah. Dia lebih punya hati dari kalian yang mengaku keluarga.”

"Jordan—"

“Aku belum selesai, Mi.”

Jordan melangkah pelan ke tengah ruangan, berhenti tepat di depan meja marmer yang jadi saksi ribuan rapat keluarga.

Tatapannya jatuh ke foto pernikahannya dengan Cassandra yang dipajang di dinding.

“Kalian pikir aku bangga dengan pernikahan itu?” katanya lirih. “Kalian pikir aku bahagia berdiri di pelaminan dengan perempuan yang bahkan nggak pernah aku sentuh?”

Jayden hanya terdiam mendengarnya tapi tatapan matanya tertuju kepada pintu yang terbuka sedikit, Jonathan nyaris jatuh dari duduknya.

“Aku nikahi Cassandra karena kalian paksa. Karena kalian takut omongan orang. Tapi hatiku sudah milik Syifa sejak lama.”

Mami Laura berdiri. “Kamu sadar nggak apa yang kamu ucapkan?!”

“Sadar,” jawabnya mantap. “Dan satu hal yang kalian harus tahu.”

Jordan menoleh, suaranya lebih pelan, tapi penuh ketegasan yang mengguncang.

“Syifa bukan cuma perempuan yang tidur di kamarku. Dia istriku, kami menikah diam-diam, iya. Tapi sah di hadapan Tuhan.”

Seisi ruangan membeku. Mami Laura menutup mulutnya. Tuan Besar Julian menahan napas. Jonathan menoleh perlahan, tak percaya.

“Jadi...” gumam Jonathan pelan. “Abang menikahi Syifa aku kira hanya teman ranjangnya?”

Jordan mengangguk, pelan, tapi pasti. “Dan aku nggak akan menyesalinya.”

Tak seorang pun menyadari pintu kayu di ujung lorong sedikit terbuka. Cassandra berdiri di baliknya, tubuhnya membeku, tangan yang tadi menggenggam segelas teh perlahan merosot, hampir terjatuh dari genggamannya.

Ia tidak berniat menguping. Awalnya hanya ingin menyapa Mami Laura sebelum naik ke kamarnya. Tapi suara tinggi, bentakan, dan nama Syifa yang disebut berulang kali menarik langkahnya diam-diam mendekat.

Semula ia berpikir hanya perdebatan biasa. Mungkin soal rumah tangga Jordan, atau konflik perusahaan. Tapi yang ia dengar justru menghantam jantungnya tanpa ampun.

“Syifa bukan cuma perempuan yang tidur di kamarku. Dia istriku. Kami menikah diam-diam, iya. Tapi sah. Di hadapan Tuhan.”

Jantung Cassandra mencelos. Matanya membulat. Wajahnya pucat. Tak percaya.

Syifa? Perempuan itu?

Teman curhatnya, orang yang sering ia ajak ngobrol saat merasa kesepian. Yang selalu mendengarkannya bicara soal Jordan. Yang diam saja saat ia menceritakan betapa sakitnya dicintai sepihak.

Tangannya gemetar. Semua potongan cerita selama ini mendadak menyatu. Sikap Jordan yang selalu dingin, sorot mata saat menatap Syifa, suasana aneh tiap kali ia masuk ruangan tempat mereka berdua berada.

Bukan ilusi dan nukan perasaannya saja.

“Kenapa nggak ada yang bilang apa-apa ke aku...” gumamnya nyaris tanpa suara.

Air mata menetes begitu saja, tapi Cassandra tetap berdiri. Diam. Tersayat oleh kenyataan bahwa rumah tangganya, yang sejak awal sudah kosong, ternyata tak pernah benar-benar punya tempat di hati suaminya.

Dan lebih menyakitkan lagi, tempat itu sudah lama diisi oleh perempuan yang selama ini ia peluk sebagai teman. Aku belum pernah benar-benar tahu siapa ayah kandung dari anakku.

Aku melahirkan bayi itu dalam diam, dalam ketakutan, dalam bayang-bayang dosa yang tak pernah punya nama. Semuanya terjadi begitu cepat.

Begitu gelap, bahkan aku sendiri masih menggenggam samar-samar wajah siapa yang sebenarnya memberi benih di rahimku.

Saat tubuhku lemah dan jiwa nyaris patah, aku hanya fokus menyelamatkan satu nyawa kecil yang tumbuh dari luka. Tak ada waktu untuk bertanya, apalagi mencari. Aku bungkam, dunia pun diam.

Tapi takdir ternyata tak pernah tidur.

Kebenaran itu datang di saat yang paling tak kuduga. Saat semuanya sudah terlanjur hancur, saat aku pikir Tuhan pun mungkin sudah tak sudi menoleh ke arahku lagi. Justru di tengah kehancuran itulah aku menemukan kenyataan paling luar biasa dalam hidupku.

Bahwa anak itu, bukan sekadar darah daging yang lahir dari aib.

Melainkan anugerah yang mengikatku pada sosok yang selama ini aku benci, aku hindari, aku anggap hanya bagian dari masa lalu kelam.

Tapi ternyata, dia adalah bagian dari darah anakku. Bagian dari tubuh kecil yang setiap malam kupeluk dengan air mata.

Aku gemetar bukan karena takut, tapi karena antara benci dan cinta, ada ruang yang tak bisa dijelaskan oleh logika manusia.

Dan aku kini berdiri di ambang pintu masa lalu harus memilih antara mengubur kenyataan ini atau membuka luka yang selama ini aku rawat dalam diam.

1
Retno Harningsih
lanjut
Reni Anjarwani
lanjut doubel up
Retno Harningsih
up
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: sambil nunggu bab selanjutnya kakak bisa mampir baca novel aku yang baru ceritanya lebih seru judulnya:

Dihina Camer Dirajakan Kekasih
Istri Badas Ustad Tampan
total 1 replies
Adinda
ayo fathan rebut hati naurah cocok kok kamu sama Naurah
Retno Harningsih
lanjut
sunshine wings
♥️♥️♥️♥️♥️
sunshine wings
😍😍😍😍😍
sunshine wings
🥰🥰🥰🥰🥰
sunshine wings
🥹🥹🥹🥹🥹
sunshine wings
♥️♥️♥️♥️♥️
sunshine wings
Aamiin.. 🤲🤲🤲🤲🤲
sunshine wings
Alhamdulillah.. Semoga papa Jordan terus istiqomah di jalan-Nya ya Rabb.. Lindungilah ia dan keluarga kecilnya.. 🥹🥹🥹🥹🥹🤲🤲🤲🤲🤲
sunshine wings
Sedihnya punya saudara kandung yg begini kelakuannya.. Kebahagiaan gak akan menghampiri mereka yg sombong dan bongkan apalagi iri dan dengki karma Allah akan membuat mereka hancur atas perbuatan sendiri..
sunshine wings
Aamiin ya Rabbal Alaamiinn.. 🤲🤲🤲🤲🤲♥️♥️♥️♥️♥️
sunshine wings
Yeah akhirnya 🥰🥰🥰🥰🥰
sunshine wings
🥹🥹🥹🥹🥹♥️♥️♥️♥️♥️
sunshine wings
Aduh.. Capek daa.. 😁😁😁😁😁
sunshine wings
🙈🙈🙈🙈🙈
sunshine wings
Ahhh!!! Jordaaannn..
sunshine wings
Waduh kok makin parah bunyinya author.. Jordan!!!!
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: typo kakak 😭😭☺️🙏🏻
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!