Lanjutan If You Meet Me First dan prolog Joy and Jessica Stories.
Jordan O'Grady harus pensiun dini dari Manchester United akibat cidera berat yang dialaminya saat pertandingan final Liga Champions. Sulung dari Shane O'Grady dan Apsarini Neville itu akhirnya mengurus bisnis bir dan baja milik keluarga O'Grady. Saat Jordan berada di Cork Irlandia untuk membuat resort, dia menemukan seorang gadis yang tidak ingat siapa dirinya. Hanya Addie yang dia ingat dan Jordan memanggilnya Addie.
Tanpa Jordan tahu jika Addie adalah Adelaide McCarthy, seorang dokter dan putri pengusaha kapal tangker yang dibunuh oleh pesaing bisnisnya. Addie berhasil kabur namun dia mengalami amnesia. Demi melindungi Addie, Jordan pun menikahinya dan berusaha mengembalikan semua ingatannya hingga bisa memenjarakan pembunuh ayahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hana Reeves, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
The O'Grady
"Jordan kecelakaan? Addie TERTEMBAK?" seru Shane O'Grady saat Paddy menghubungi dirinya.
"Iya Shane. Damn, aku tidak tahu anakmu terlibat apa tapi beruntung mereka masih hidup, meskipun menantumu sedikit tidak baik," jawab Paddy.
Nama Shane dan Jordan O'Grady memang dikenal di desa itu. Mereka mengenal beer O'Grady dan saat Shane datang bersama Jordan untuk menawarkan membeli tanah kosong itu, Paddy lah sebagai tetua yang menjadi perantara dengan major wilayah itu. Sudah setahunan ini Shane dan Jordan belum berhasil mendapatkan ijin tapi persahabatan mereka dengan warga desa terjalin baik.
"Aku akan ke Dublin sekarang!"
"Memangnya kamu dimana Shane? London?"
"Nope. Boston."
***
Jordan melihat lampu kamar operasi padam dan pria itu pun langsung berdiri, tidak sabar mendapatkan keterangan tentang kondisi istrinya. Caroline keluar dan tersenyum menenangkan sahabatnya.
"Addie baik-baik saja ... Pelurunya through and through, tidak kena organ vital. Aman Jordan."
Jordan merasa lega hingga dia harus duduk karena kakinya terasa lemas.
"Alhamdulillah ... Alhamdulillah ...." Jordan menatap Caroline. "Thanks C."
"Kamu cuci muka dulu deh! Berantakan!" ucap Caroline judes.
***
New York
"Menantu kamu ditembak?" seru Bayu O'Grady membuat dua asistennya, Hunter McDouglas dan Doogie O'Leary mendongak. "Ada masalah apa Shane?"
Hunter dan Doogie saling berpandangan. Alamat gegeran dengan keluarga O'Grady.
Bayu mendengarkan cerita Shane yang merupakan adik sepupunya. Ayah Duncan dan Scarlett serta Opa Dominic dan Philip itu tampak geram.
"Ternyata itu yang kemarin diajak rundingan Jayde? Jordan mau mengambil 40 persen kekayaan Addie ?" gumam Bayu. "Kalau soal ini, tidak usah ambil yang 40 persen! Ambil saja semuanya karena Andrew McCarthy dan Greg Storm sudah membunuh Albert McCarthy!"
Hunter langsung mencari tahu tentang McCarthy Ltd dan pria berwajah dingin itu bersiul. "Rupanya manufaktur kapal tanker! Nilainya tidak main-main, Bay."
Bayu menatap Hunter. "Kita ke Dublin?"
Hunter dan Doogie tersenyum. "I thought you never ask ( kirain nggak pergi )."
***
"Mas Bayu mau kemana?" tanya Ajeng saat Bayu pulang untuk membereskan bawaannya yang hendak dibawa ke Dublin.
"Dublin."
"Dublin ... Irlandia? Negaranya The Corrs? Negaranya Roy Keane? Mantan Kapten Manchester United?" seru Ajeng bersemangat. "Ikut!"
Bayu menoleh ke arah Ajeng. "Ikut?"
"Iya! Ikut! Eh, memangnya mas Bayu ke Dublin ngapain?" Ajeng baru ngeh kalau dia belum tahu suami Kryptonnya kesana mau apa.
"Kamu tuh main cuuussss aja. Jadi gini Jeng ...."
Ajeng terbelalak saat mendengar cerita suaminya dan membuat dirinya semakin semangat ikut.
"Tetap aku ikut! Kasihan Sari disana !" eyel Ajeng yang langsung mengambil kopernya dan membawanya ke walk in closet miliknya.
Bayu menghela nafas panjang. "Syulit ... Syulit."
***
MacArthur Long Island Airport
Hunter dan Doggie tidak heran jika Ajeng ikut karena sudah pasti acara gegeran dianggap piknik! Bagi Ajeng yang rusuh itu obat healing yang menyenangkan. Definisi sudah ketularan keluarga Pratomo.
"Ikut Jeng?" tanya Hunter sambil mencium pipi Ajeng.
"Ikut lah! Edyan opo aku ora Melu ( gile lu Ndro masa gue kagak ikut )!" balas Ajeng sambil menerima ciuman pipi dari Doogie.
"Oke intinya dia wajib ikut ya Bay?" kekeh Doogie ke Bayu yang hanya memasang wajah manyun.
"Wis ngunu lah ( begitulah )," jawab Bayu sambil menunggu pesawat pribadi milik Shane O'Grady.
Tak lama pesawat Gulfstream milik Shane pun mendarat di bandara yang khusus pesawat kecil terutama pesawat pribadi para kalangan jet set. Rombongan Bayu pun naik pesawat itu dan tak lama mereka pun take off menuju Dublin.
***
Ruang Rawat Inap Addie
Jordan memilih untuk tidur di rumah sakit setelah dirinya berganti pakaian yang dibawakan oleh Neil dari rumah. Helen pun datang membawakan makanan untuknya. Wanita paruh baya itu tidak mau anak kesayangannya sakit akibat pneumonia dan asam lambung karena terlambat makan.
Pria itu tidak protes dengan kondisi sofa yang sempit tapi setidaknya, dia dekat dengan Addie. Sebuah Glock dia selipkan dibawah bantalnya dan Jordan pun terlelap. Neil sendiri pulang ke rumah Jordan sementara Olan menjaga di depan pintu ruang Addie. Pria itu tampak terkantuk-kantuk di kursi meskipun sudah minum dua cangkir kopi.
"Oh ya ampun ... Aku ngantuk sekali!" gumam Olan sambil menguap lebar.
Pria itu melihat sekelilingnya yang tampak sepi dan lengang.
"Perasaan aku kok tidak enak ya?" Olan menyentuh Glock dan taser gun yang berada di sisi kiri dan kanan pinggangnya. Olan pun berdiri dan berjalan ke meja suster. "Tidak banyak pasien ya Sus?"
"Iya Sir."
Olan mengangguk dan berjalan lagi sambil menggerakkan badannya agar tidak mengantuk. Pria itu melihat jam dinding rumah sakit yang menunjukkan pukul dua pagi. Olan menguap lebar saat menuju meja kopi untuk membuat kopinya yang ketiga. Pria itu pun menyesap kopinya sembari jalan menuju balkon lantai tiga rumah sakit dimana kamar Addie berada. Mata coklatnya melihat ada dua orang dengan gaya mencurigakan hendak masuk ke rumah sakit.
Olan diam-diam mengambil ponselnya dan memotret dua orang itu dari balik pilar. Keduanya ditolak oleh satpam yang mengatakan bahwa sudah diluar jam kunjungan. Keduanya mengeyel namun pihak keamanan lebih keras dan mengusirnya.
Apa jangan-jangan mereka tahu bahwa nona Addie dirawat disini?
Olan langsung hilang rasa kantuknya dan tetap berjaga-jaga hingga pagi.
Ini tidak beres!
***
Dublin International Airport
Pesawat pribadi milik Shane O'Grady tiba di bandara internasional Dublin menjelang jam delapan pagi setelah menempuh perjalanan selama tujuh jam. Perbedaan waktu antara Dublin dan New York adalah lima jam Dublin lebih dulu.
Neil sudah datang bersama Senan, kepala keamanan O'Grady Beer Company serta Cian asistennya, dengan tiga mobil Range Rover yang sudah terparkir rapi di parkiran VIP. Neil melongo saat tahu Bayu O'Grady datang bersama dua pengawalnya, Hunter dan Doogie.
"Aku tidak menyangka paman Hunter dan paman Doogie ikut Mr Bayu," senyum Neil sambil menyalami dua pria itu.
"Anggap saja aku pulang kampung," senyum Hunter membuat Neil dan Senan tertawa.
"Oke. Kita langsung ke rumah sakit. Jordan bersama siapa disana, Neil?" tanya Shane yang juga didampingi Apsarini, istrinya.
"Ada Olan. Jordan dan Olan bawa Glock, Mr O'Grady," jawab Neil.
"Kita langsung kesana saja, Sayang," ucap Apsarini yang cemas memikirkan kondisi menantunya.
"Oke. Kita kesana."
***
Manchester
"Mas Bayu ke Dublin?" Jayde menatap wajah Radeva yang harus menggantikan Bayu selama mas Lisusnya kabur ke Dublin.
"Iya. Addie kena tembak ."
"Ya Tuhan. Kenapa tidak ada kabar? Kapan kejadiannya?" Jayde memegang pelipisnya.
"Kemarin malam. Sepertinya Mas Lisus dan Shane mau perang terbuka dengan Andrew McCarthy. Ini Nadya dan Nelson juga akan bersiap ke Dublin kalau sudah selesai urusannya di New York."
Jayde mengangguk. "Aku akan susul ke Dublin."
"Oh, Jay ... Kalau mas Bayu ngereog ...."
"Aku kalungkan bawang putih !"
Radeva terbahak.
***
Yuhuuuu up Siang Yaaaaaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
benar bu Ajeng, sebelum minum harus dipastikan dulu kalo pasien yang habis operasi terutama daerah perut harus kentut dulu kali nggak bakalan kembung dan malah berbahaya buat si pasien
Pada turun gunung ini 6th generation 👏🏻👏🏻👏🏻👏🏻
bkalan rusuh Dublin nih ... mrk tdk tau berhadapan dg keluarga yg aduhai gitu lho 🤭