Sebuah tragedi penyekapan membuat Maharaya bertemu dengan seseorang yang berhasil merenggut kesuciannya.
Seorang pria dingin dan kejam, pimpinan mafia bawah tanah yang sangat ditakuti.
Dia juga dibawa masuk ke dalam kehidupan pria itu yang ternyata bukanlah orang biasa, laki-laki kejam itu adalah seorang putra mahkota dan calon raja masa depan.
Sejak itulah perjalanan hidup Maharaya berubah drastis. Dia dipaksa masuk ke dalam kehidupan yang diluar bayangannya, dipenuhi oleh kekerasan, ketakutan, kesedihan sekaligus kesakitan, sampai akhirnya dia mengenali dirinya sendiri.
Mampukah Maharaya bertahan dengan kehidupan kerasnya dan mendapatkan cinta sejati dari pria dingin itu yang nyata-nyatanya masih dibayangi oleh cinta masa lalunya?
Yuuk... kita ikuti saja kisah selengkapnya di sini..!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shan Syeera, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
28. Bertemu Mertua
❤️❤️❤️
Raya dan Ansel turun dari tangga kemudian
melangkah tenang ke area pesta. Sementara
perhatian para tamu sebagian masih terfokus
pada mereka. Semua orang mengenal siapa
itu Ansel, selain sebagai sepupu Aaron juga
sebagai asisten pribadi Putra Mahkota.
Raya sebenarnya sedikit ragu saat melihat
bagaimana gemerlap dan glamornya pesta
ini, tapi Ansel terus meyakinkan nya.
Beberapa pasang mata saat ini masih fokus
kearah Raya dan Ansel yang sudah mendekat
ke area dimana Aaron berada. Pria itu tampak
kembali acuh dan datar, berbincang dengan
salah satu pengusaha dari timur tengah, ada
sedikit pembicaraan mengenai keyakinan dan
ajaran agama yang kini sedang di dalami oleh
Aaron, dan tampaknya sang pengusaha sudah
bisa memahami situasi. Dia terlihat sangat
antusias berbicara dengan pria penguasa itu.
Raya dan Ansel tiba di depan Aaron dan yang
lainnya. Catharina tampak tersenyum lembut
kearah Ansel dengan tatapan sedikit terkejut
melihat kehadirannya dengan menggandeng
wanita asing yang terlihat sangat istimewa itu.
Untuk sesaat Raya dan Aaron tampak saling
pandang, sulit sekali untuk mengabaikan satu
sama lain, tapi akhirnya Raya mencoba untuk
bersikap biasa dan profesional.
"Selamat malam Lady Catharina.. selamat
malam semuanya."
Ansel menyapa mereka sambil berdiri tegak
seraya menundukan kepala sopan di ikuti oleh
Raya yang juga melakukan hal yang sama.Dia
sudah di beritahu garis besarnya apa yang
harus di lakukannya malam ini oleh Ansel
tadi selama mereka turun ke tempat pesta ini.
"Selamat malam Tuan Danzstone.."
Catharina menyahut dengan senyum manis
dan gestur tubuh yang sangat anggun. Raya
belum di beritahu siapa Catharina ini. Mata
Aaron saat ini masih mengunci sosok Raya
yang ada di hadapannya, begitu cantik dan
seksi dengan tampilan sempurna tiada cela.
Ada hawa panas yang kini mulai menjalari
tubuhnya melihat bagaimana cantiknya Raya
malam ini. Kenapa wanita ini harus tampil
secantik dan seanggun ini, apakah dia sudah
salah menyiapkan gaun malam untuknya
kali ini.? Rahang Aaron sedikit mengeras,
namun dia mencoba setenang mungkin.
"Selamat malam Tuan Ansel.."
Sambut yang lain dengan tatapan masih
terlihat bingung dan penasaran pada sosok
wanita yang ada di samping Ansel. Apakah
dia wanita spesial nya Sang Asisten Putra
Mahkota.? Kelihatannya mereka berdua
sangat cocok dan serasi sekali. Tatapan
Raya kembali berbenturan dengan Aaron
yang seolah sedang menginterogasinya.
Raya memutus pandangan dengan sorot
mata tidak suka melihat tatapan kejam
laki-laki itu yang malam ini benar-benar
terlihat tampan dan bercahaya.
Ingat Raya..di sini peranmu adalah sebagai
sekretaris pribadi pria jahat ini..Kau harus
bisa bersikap se profesional mungkin..
Raya membathin seraya mengambil tempat
di belakang Aaron sedikit. Tentu saja hal itu
membuat semua orang terkejut dan di liputi
oleh tanda tanya besar karena tidak biasanya
seorang wanita berani selancang itu berada
di dekat Putra Mahkota yang terkenal sangat
dingin dan arogan.
"Kenalkan dia adalah Miss Raya.. sekretaris
pribadi Tuan De Enzo..!"
Akhirnya Ansel yang maju memperkenalkan
Raya pada para pengusaha juga Catharina.
"Sekretaris Pribadi Tuan De Enzo.?"
Salah seorang bergumam pelan tidak percaya.
Yang lain juga sedang berusaha meyakinkan
diri, terlebih lagi bagi seorang Catharina. Dia
menatap dalam wajah Raya, benar-benar tidak
percaya dengan apa yang di dengarnya.
"Benar.. dia adalah sekretaris Pribadi ku.!"
Aaron menegaskan membuat semua orang
terdiam, ini adalah kejutan luar biasa. Setahu
mereka yang ada di sekeliling Aaron rata-rata
laki-laki yang kesemuanya sangat profesional
dan memiliki kemampuan diatas rata-rata.
"Selamat malam Tuan-tuan.. Lady.."
Raya menundukkan kepalanya penuh santun
seraya tersenyum sopan. Para pengusaha itu
tersenyum dan membalas sapaan Raya. Lady
Catharina masih menatap lekat wajah wanita
yang di perkenalkan sebagai sekretaris pribadi
calon tunangannya itu. Aaron mengibaskan
tangan sedikit memberi isyarat pada Ansel
yang langsung mengangguk.
"Permisi semuanya.. sepertinya kami harus
menemui Yang Mulya Raja dan Ratu.."
Ansel berpamitan, sementara Aaron sudah
melangkah duluan, dengan terpaksa Raya
mengikuti langkah pria itu di belakang. Aaron
melambatkan langkahnya agar bisa sejajar
dengan Raya, tapi wanita itu malah mundur
dan ikut-ikutan melambatkan langkahnya.
"Bersikaplah profesional..Jangan melakukan
sesuatu yang mencurigakan.!"
Desis Aaron dengan tatapan lurus ke depan.
Raya mengangkat wajah dengan sikap tenang
namun tidak mengurangi keanggunan nya.
"Tentu saja Tuan, saya adalah sekretaris pribadi
anda, sekarang semua orang akan tahu itu.!"
Jawab Raya dengan suara yang cukup tegas
namun ada nada kesal yang terselip di sana.
Bibir Aaron terangkat sedikit. Mereka sudah
mendekat ke area utama, semua mata kini
mengarah padanya. Dan ada sepasang mata
tajam dengan aura gelap sedang menatap
lekat dengan sorot mata tidak terima melihat
keberadaan sosok Raya di samping Aaron.
Mata Raya bertemu dengan mata elang pria
menawan yang sedang berdiri gagah di area
utama, untuk sesaat dia tampak terkejut
melihat kehadiran pria itu. Pria yang bertemu
dengan nya pagi tadi. Dan kini pria itu sedang
menatapnya lembut dengan senyum aneh di
bibirnya yang membuat bulu kuduk nya berdiri
seketika. Ada sesuatu yang membuatnya
tidak nyaman saat melihat tatapan pria itu.
Aaron menghampiri Raja Williams kemudian
membungkuk di hadapannya dengan gaya
yang sangat elegan dan berkelas, tapi tetap
bertahan dengan raut wajah datarnya. Raya
menatap diam semua yang di lakukan oleh
bos sekaligus suami jahatnya itu.
"Selamat ulang tahun pernikahan Yang Mulya.
Semoga Tuhan selalu menjaga kalian."
Aaron berucap dengan suara berat dan datar.
Raja Williams menepuk bahu Aaron dengan
wajah tenang dan tatapan hangat. Raya berdiri
di belakangnya dengan kepala tertunduk.
Aaron berpaling pada Ratu Virginia yang saat
ini sedang menatap lembut kearah Putra
kesayangan nya itu. Dia kembali melakukan
hal sama di hadapan Ratu Virginia.
"Selamat Yang Mulya Ratu.. semoga anda
selalu diberi kebahagiaan dan kedamaian."
"Hanya satu yang aku inginkan. Cepatlah
beri kami kabar baik tentang masa depan
yang akan kau putuskan.!"
Aaron terdiam, Ratu mengusap lembut dada
bidang pria gagah itu di penuhi harapan.Tidak
ada interaksi intim di antara mereka walau
notabene nya mereka adalah keluarga. Semua
tampak formal dan sebagimana adanya. Dalam diamnya Raya mengamati interaksi suaminya
dengan Sang Ratu yang tampak tak biasa itu.
Ansel menyusul mengucapkan selamat pada
Ratu yang terlihat menepuk-nepuk bahu pria
itu dengan senyum lembut bersahaja.
"Ansel.. siapa dia, apakah dia seseorang yang
sedang dekat dengan mu.?"
Ratu Virginia berpaling pada Raya yang masih
berdiri di belakang Aaron, wajah Ansel tampak
memerah, andai saja itu benar.
Wanita ini adalah menantu mu Yang Mulya..!
"Yang Mulya.. perkenalkan..dia adalah Miss
Raya, sekretaris Pribadinya Tuan Marvell."
Raja dan Ratu tampak terkejut, mereka saling
pandang tidak percaya. Aaron melirik sekilas
kearah Raya memberi isyarat pada wanita itu
untuk melakukan sesuatu hal.
"Selamat malam Yang Mulya.. selamat ulang
tahun pernikahan.. saya turut berbahagia."
Raya maju kehadapan Raja dan Ratu, menyapa
dengan suara yang sangat lembut dan tutur
kata yang halus. Gestur tubuh nya terlihat
begitu anggun penuh kesantunan namun ada ketegasan yang tersirat dari atitude yang di
perlihatkan nya. Raja dan Ratu untuk sesaat
tampak menatap lekat wanita yang memiliki
paras berbeda itu dan di perkenalkan sebagai sekertaris pribadi Putra Mahkota, ini sesuatu
yang cukup mengejutkan bagi mereka.
Aaron dan Ansel sendiri tampak terkesima,
ternyata wanita yang selama ini terlihat kasar
dan jutek itu mampu melakukan hal se elegan
itu, benar-benar di luar dugaan.
"Ohh ini sedikit mengejutkan..Setahuku kau
tidak suka memakai jasa sekertaris wanita,
ini sebuah kemajuan untukmu."
Ratu berusaha menuangkan rasa penasarannya
atas posisi Raya. Karena hal ini memang sesuatu
yang cukup luar biasa.
"Beliau adalah pegawai yang sangat hebat dan profesional di cabang Marvello's Yang Mulya."
Ansel kembali menerangkan sambil tersenyum
tenang kearah wanita terhormat yang notabene
nya adalah Tante nya itu. Ratu Virginia tampak
menatap Ansel dengan senyum penuh arti,
sepertinya ada sesuatu di balik ini.
"Ohh.. begitu ya.. baiklah, sepertinya itu cukup
masuk akal juga.!"
Ratu mengangguk masih menatap lurus kearah
Raya yang kini kembali pada posisi berdiri nya
di belakang Aaron. Tidak lama Raja dan Ratu
kembali pada kesibukannya melayani tamu
lain yang baru saja datang. Aaron dan Raya
mengambil tempat tidak jauh dari tempat
Raja dan Ratu berada.
"Miss Raya..kau di sini..?"
Aaron dan Ansel melihat kearah kedatangan
Arabella yang baru saja muncul di tempat itu
bersama dengan Pangeran Arthur.
"Selamat malam Putri.. Pangeran.."
Raya menundukkan kepalanya sopan di
hadapan Arabella yang terlihat cukup terkejut
melihat kehadiran Raya di pesta ini. Arthur pun
terlihat menatap lekat wajah cantik Raya
yang memang berbeda dari orang lain itu.
"Arabella..kau mengenal Miss Raya.?"
Ansel terlihat bingung begitu pun dengan
Aaron, mereka melihat Raya dan Arabella
bergantian, namun Aaron kembali acuh.
"Dia ini yang tadi sore menyelamatkan Luna.
Kalau bukan karena dia, mungkin saat ini
Luna sudah terluka."
Mereka berdua tampak terkejut, termasuk
dengan Arthur. Aaron kembali melihat kearah
Raya yang semakin tertunduk dalam.
"Itu bukanlah apa-apa Putri.. saya hanya
kebetulan lewat di sana."
"Tetap saja, kau sudah menolong putriku.
Dan.. terimakasih boneka nya, Luna sangat
menyukainya.. sampai-sampai tidak bisa
di tukar dengan yang lain."
Wajah Raya tampak semakin tersipu malu.
Aaron melirik, menatap Raya dengan sorot
mata tak terbaca.
"Terimakasih kalau Putri Luna menyukainya.
Itu hanyalah barang kecil yang tidak berharga."
"Tentu saja tidak, kau memberikannya dengan
tulus, makanya itu sangat berarti buat Luna."
Arabella terlihat sangat antusias dan senang
melihat kehadiran Raya di tempat ini. Aaron
menatap tajam wajah Arabella dengan raut
wajah sedikit berbeda.
"Kenapa kau membiarkan putrimu menerima
barang pemberian orang sembarangan.?!"
Suara Aaron membuat semua orang terdiam,
melirik kearah nya. Arabella tampak menatap
wajah super tampan namun sedingin kutub
Utara itu dengan sorot mata sedikit kesal.
"Aku rasa Miss Raya sangat tulus memberikan
hadiah itu untuk Luna, lagipula kelihatannya
Luna sangat menginginkan benda itu.!"
"Lain kali jangan menerima pemberian orang
sembarangan lagi, pikirkan keselamatan dan
nyawa putrimu.!"
Raya melirik dengan cepat, wajahnya kini
benar-benar memerah. Apa laki-laki ini sudah
menyamakan dirinya dengan penjahat yang
ingin mencelakakan Sang Putri kecil.?
"Kakak selalu saja berlebihan..Aku tahu yang
terbaik untuk putriku.!"
Ketus Arabella sambil mengerucutkan bibir
dan memalingkan wajahnya.
DEG !
Detak jantung Raya seakan berhenti seketika.
Apa yang baru saja dia dengar, kakak.? Aaron
tampak melirik kearah Raya dengan raut wajah
yang terlihat datar dan dingin tak terbaca.
"Kalau boleh tahu kau datang kesini dengan
siapa ? apa kau datang bersama dengan
Ansel.. atau mungkin bersama yang lain.?"
Arabella menatap Raya yang saat ini tampak
terdiam dalam kekusutan pikirannya, masih
bingung dengan perkataan Arabella barusan.
"Arabella.. kenalkan..Miss Raya ini adalah
sekretaris pribadi nya Tuan Marvell.!"
"Apa, sekretaris pribadi kak Aaron.?"
Arabella dan Arthur saling pandang di tengah
rasa terkejut nya. Namun di sini Raya pun
sedikit terkejut. Apa-apaan ini, kenapa Aaron
dan Ansel terlihat sangat dekat dengan Putri
Arabella, mungkinkah mereka masih punya
hubungan kekerabatan.?
"Selamat malam semuanya.. selamat malam
Yang Mulya..!"
Ada suara berat namun lembut yang hadir di
antara mereka. Dan satu sosok tinggi gagah
serta menawan kini telah berdiri membungkuk
di hadapan Aaron dengan sikap hormat dan
gaya yang sangat elegan serta khas.
Aaron melirik kearah orang itu, kedua mata
elang mereka beradu, saling menembus batas
dan kedalaman masing-masing yang terlihat
sama-sama kuat dan bertahan. Jiwa Aaron
merasakan ada sesuatu yang tidak beres di
sini. Dia segera memutus pandangan nya.
"Selamat malam Duke Lucas Winston.!"
Keduanya berjabat tangan, lagi-lagi mereka
berdua mengadu kekuatan lewat arus tenaga
yang terpusat di telapak tangan. Namun kali
ini pria elegan itu terlebih dahulu menarik diri
dan melepas jabatannya. Sikap Aaron kembali
datar dan tanpa ekspresi. Namun ada gestur
tubuh yang tidak terdeteksi dari dirinya saat
ini setelah berjabat tangan dengan Lucas.
"Hallo..selamat malam beautiful lady..akhirnya
kita bisa bertemu lagi di sini.!"
Lucas berpaling pada Raya yang bersikap
setenang dan senormal mungkin. Mata Aaron
tampak berkilat penuh antisipasi menyadari
Lucas mengenal Raya.
"Tuan Lucas.. dia adalah sekretaris pribadi
Tuan Marvell..Miss Maharaya.."
Ansel menatap tajam wajah Lucas mencoba
untuk memberikan peringatan tersirat terhadap
pria Flamboyan itu agar menjaga sikap. Namun
hal itu tampaknya tidak mempan, karena lucas
malah mengulurkan tangannya menyebarkan
senyum memikat tanpa ragu kearah Raya yang
terpaksa menerima uluran tangan pria itu.
"Selamat malam Tuan Lucas.."
"Senang bertemu anda Miss Maharaya.."
Lagi-lagi mata pria itu berusaha menembus
kedalaman mata indah Raya. Tangan halus
lembut Raya seolah mengalirkan arus hebat
yang membuat tubuh pria itu langsung saja
memanas dan membuat wajahnya memerah.
Aaron menatap datar interaksi kedua orang
itu, namun tidak lama dia memalingkan muka
dengan ekspresi yang sedikit berbeda. Raya
segera menarik kembali tangannya, wajahnya
tampak tidak nyaman akan situasi yang ada.
"Tempatkan dirimu pada posisi yang benar
Miss Maharaya.!"
Desis Aaron dengan suara bariton dan wajah
datarnya. Kemudian dia melangkah pergi dari
hadapan semua orang dengan tampang yang
sudah sangat dingin tidak terbaca. Raya hanya
bisa menatapnya menahan kesal, dia terpaksa
mengikuti langkah pria itu di susul oleh Ansel
setelah membungkuk pada semua orang yang
hanya bisa terdiam. Lucas menyeringai tipis
melihat aksi angkat kaki Sang Putra Mahkota.
Namun kembali ada kilatan aneh dari matanya
dan tersembunyi di balik senyum manisnya
yang senantiasa terkembang..
***
Happy Reading...
pasti lebih seru