"Aku rela buta kedua mata ini, demi mendapatkan cintamu. Gadis terunik yang telah membawa hatiku pergi!" kata Giordan Adhitama.
Giordan Adhitama adalah sosok pria yang tampan, pengusaha muda yang sukses, berwibawa, bijaksana, ramah pada siapapun. Namun, sejak kepergian gadis cantik dan unik dari kehidupannya. Ia berubah menjadi pria arogan dengan tatapan yang sangat dingin dan keras hati. Tidak ada lagi kehangatan dan senyuman seperti dulu.
Akankah Giordan Adhitama menemukan Gadis Unik nya kembali. Dan ia akan mendapatkan maaf serta tempat di hati Sang Gadis Unik yang telah ia lukai hati dan menghancurkan masa depannya.
Ikuti yuk kisah Pesona Sang Devil Giordan Adhitama dan Gadis Unik.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Najwa Camelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kau Pembohong
Happy reading..
☘️
☘️
☘️
...Walaupun lidahmu berkelit, tapi tetap hatimu tak bisa berbohong....
...Kau bisa membohongi dunia, tapi tidak dengan akalmu....
...*****...
"Sayang," desah Giordan sembari meraih jemari Lili yang masih berdiri di hadapannya dengan rasa gugup yang menyelimuti. Giordan merasa kepanasan melihat istrinya hanya memakai handuk untuk menutupi pegunungan yang menghijau, danau dengan air yang sangat jernih.
"Tuan Giordan, kapan datang?" ucap Lili dengan susah payah, rasanya keluh untuk berucap.
"Sayang, mandikan aku," pinta Giordan yang membuat membulat sempurna iris coklat milik Lili.
"Mandi? Tuan tak lagi bercandakan?" tanya Lili hampir pingsan dengan permintaan Giordan yang satu itu.
Ia kesulitan menelan salivanya. Tiba-tiba Giordan memintanya untuk memandikan. Apakah hawa dingin yang berkeliaran di tengah malam ini membuat aneh tingkah laku Giordan?
"Kenapa masih diam di situ saja, sayang? Mandikan aku sekarang juga. Aku ingin merasakan usapan dan gosokan jari jemarimu yang lembut itu," suara Giordan seakan-akan mendayu di indra pendengaran Lili.
Degg.. Degg.. Degg..
Suara jantung seseorang berdegup begitu cepat. Lagi-lagi ia mendengar ucapan Giordan yang menghipnotis alam bawah sadar Lili.
Lili memundurkan langkahnya untuk memberikan jarak, namun karena kurang berhati-hati dan lantai licin. Membuat tubuhnya terhuyun kebelakang, dengan sigap Giordan menangkap tubuh ramping istrinya.
Refleks tangan Lili berpegang erat pada lengan kokoh Giordan, dan saat itu tanpa disengaja belahan samar milik Lili tampak di depan mata, handuk yang dipakai untuk menutupi area pegunungan itu melorot.
Seketika sosis yang bersembunyi dibalik reseleting celana Giordan bergejolak hebat, keras, tersulut gairah. Benar-benar aneh? Tanpa dipanggang dalam oven, sosis itu telah mengembang sempurna.
Jantung Giordan berdetak semakin cepat, api dalam dirinya semakin menyala berkobar, mengamuk.
Mereka saling bertukar pandang selama beberapa detik.
Lili nyaris tak bisa bernafas melihat ketampanan Dewa Arjuna yang menitis di wajah Giordan. Demi apapun, kedua iris coklatnya mendadak lumpuh hingga tak berkedip sedikit pun. Ia bisa melihat jelas mata tajam Giordan yang mampu menghilangkan kesadarannya. Dada bidangnya yang begitu kuat, kokoh dan nyaman untuk bersandar. Dan ditumbuhi bulu-bulu tipis yang tampak di mata telanjang Lili, karena beberapa kancing kemeja Giordan tidak dikaitkan.
"Ya Allah, singkirkan segera pikiran laknat itu dalam otakku," gumam Lili.
"Tuan.." panggil Lili.
"Jangan panggil aku, Tuan. My Angel." bisik Giordan di telinganya.
"Mau apa?" tanya Lili sambil mengendurkan tangannya dari lengan kokoh Giordan.
"Mau kamu, Angel," ucap Giordan tersenyum sambil terus mengunci netra coklat Lili. Menstabilkan suaranya yang sudah terbalut hasrat untuk segera mencumbu bibir ranum istrinya yang tampak menggoda di hadapannya.
Wangi bunga lavender tubuh Lili langsung menggelitik indra penciumannya yang telah menjadi candu, membuat Giordan menahan nafas dalam-dalam menetralisir sesuatu yang primitif di dalam dirinya.
Lili hanya terdiam mematung, otak nya bertanya-tanya sendiri, "Apakah dia benar-benar buta?"
Sebelum Lili mencari jawabannya. Giordan seperti mengerti apa yang sedang dipikirkan Lili. Dengan cepat ia menggelitik telinga Lili dengan ujung hidungnya yang mancung, memberikan rasa hangat dari nafasnya di leher jenjang Lili. Seketika jantungnya terasa terhenti, kakinya begitu lemas tak mampu lagi untuk berdiri.
Giordan langsung merengkuh pinggang Lili dan mengaitkan bibirnya ke bibir Lili.
"Lepaskan aku!" ucap Lili yang berhasil meloloskan bibirnya dari serangan bertubi-tubi oleh Giordan.
Ia seperti merasakan dejavu. Rasa takut yang seketika menjalar ke tubuh Lili. Bayangan lima tahun yang silam, kini terputar kembali.
Namun, bukan Giordan Adhitama. Kalau tak bisa menaklukkan hati seorang Aulia Anastasia.
Tiba-tiba Giordan memiringkan wajahnya mengikis jarak diantara keduanya.
Dia memajukan wajahnya mendekati telinga Lili, dengan cepat Giordan menemukan titik kelemahan istrinya itu. Perlahan bergeser mencium wangi tubuh Lili, dan berhenti sejenak di ceruk leher Lili yang entah kenapa membuat nyaman Giordan. Harum bunga lavender seakan menghipnotis otak Giordan.
Sedetik kemudian bibir Lili merasakan sesuatu yang hangat dan lembut menyapu benda kenyal itu. Netra keduanya beradu saling tatap.
Sensasi hangat benar-benar dirasakan nya. Membuat Lili meremang, kecupan super kilat yang membuat logika Lili terbang ke udara dan tak mampu berkata apa pun lagi.
Giordan dan Lili akhirnya dipersatukan kembali dalam gelombang dahsyat asmara yang memacu adrenalin. Keduanya pun terus bercinta entah sudah keberapa kalinya terbuai dalam kenikmatan gulungan ombak keringat yang saling membasahi tubuh polos mereka. Kedua sama-sama terpuaskan malam belah duren, walaupun bukan yang perdana. Namun, sinyal 4G terlalu kuat tidak nampak sinyal E di dalam ruangan itu.
"Terimakasih, Angel." Giordan mengecup pangkal kepala istri tercintanya dengan penuh kelembutan dan kemudian berguling di samping tubuh polos Lili. Sembari meraih didekap ke dada bidangnya.
"Sama-sama, Bae." balas lirih Lili. Yang membuat bahagia hati Giordan, malam ini.
Setelah menyelimuti tubuh keduanya, dia pun ikut terpejam dengan terangkat sudut bibirnya membentuk lengkungan.
*****
Jarum kecil penunjuk waktu tepat di angka 4 dan jarum panjang di angka 12. Masih terlalu pagi bagi Giordan terjaga dari tidurnya.
Giordan mengulas senyum tipis melihat wajah cantik gadis uniknya. Ia begitu gemas pada Lili yang masih bergelung manja dalam pelukannya. Dada bidang yang ditumbuhi bulu-bulu tipis itu, sangat membuat nyaman bagi Lili untuk tertidur di atasnya.
Pertarungan semalam dengan saling adu kekuatan dan entah siapa yang jadi pemenang. Keduanya sama-sama memiliki damage yang sangat besar. Tarikan magnet yang saling mengimbangi diantara dua kubu. Tidak ada yang mau kalah dan mengalah, keduanya berakhir dengan kerjasama bahu membahu memberikan semangat yang tinggi dalam menghasilkan produk yang terbaik dengan ajian jaran goyang pecah seribu.
Sepasang mata indah milik wanita cantik yang berada dalam pelukannya, perlahan terbuka sempurna. Yang terbangun akibat morning kiss yang didaratkan oleh Giordan pada bibir ranum Lili. Giordan menyambutnya dengan senyuman manis.
"Pagi, Angel." tatapan penuh damba dipersembahkan oleh Giordan untuk gadis uniknya yang telah membombardir benteng kokoh pertahanan hatinya.
"Kau membohongi aku!" Lili berusaha bangkit. Dia kecewa dengan kebohongan yang diciptakan oleh Giordan, untuk mendapatkan simpatinya dengan berpura-pura buta.
"Tenanglah dulu, aku bisa menjelaskan semuanya. Beristirahatlah dulu, Angel." tukas Giordan sembari merebahkan tubuh Lili kembali yang hanya tertutup selimut tipis.
"Aku benci kamu, Giordan Adhitama!" teriak histeris Lili.
"Aku mencintaimu, sangat Aulia Anastasia. Istriku." balas Giordan menatapnya sungguh dan mengecup jemari Lili berkali-kali.
"Ceraikan aku, Giordan Adhitama!" teriak Lili kembali.
"Aulia Anastasia, aku akan tetap mencintaimu selamanya. Dan tidak akan pernah menceraikan kamu sampai kapan pun itu!" tukas Giordan kembali mengecup jemari Lili.
"Kau pembohong! Aku benci kamu!"
"Aku akan bercerita padamu, setelah itu kau boleh putuskan untuk tetap disisiku atau pergi meninggalkan aku!" Giordan menatap dalam pada Lili kali ini.
"Aku menikahimu bukan karena terpaksa. Aku jatuh cinta pada pandangan pertama, walau awal pertemuan kita adalah malam yang penuh dengan air mata dan darah kevirginan kamu. Pada saat itu aku ingin bertanggungjawab atas kelakuan brengsekku, namun pagi itu kamu telah pergi tanpa meninggalkan pesan ataupun jejak. Bertahun-tahun aku mencari keberadaan kamu hingga suatu hari aku mengalami kecelakaan mobil dan mengalami kebutaan. Tapi dengan bantuan dokter yang merawat ku, akhirnya kesembuhan itu berpihak padaku. Walaupun sempat terjadi kecurangan yang dilakukan Ayra dan kekasih selingkuhannya untuk membuat kebutaanku ini menjadi permanen. Kini, takdir baik itu hadir dikehidupanku. Alloh telah memberikan padaku bidadari yang cantik bukan hanya wajahnya saja, namun hatinya juga yang tulus suci." begitu cerita singkat dari Giordan.
"Bertahan atau pergi?" pertanyaan Giordano untuk Lili.
Lili mengusap titik kecil pada sudut matanya. Dia terharu mendengar ketulusan Giordan padanya.
"Benarkah seperti itu kejadiannya?" Lili menatap dalam pada Giordan kali ini.
"Sungguh."
Lili hanya tersenyum dan segera memberikan ciuman pada bibir Giordan.
"Tak ingin beradu kekuatan lagi?" bisik Giordan tersenyum nakal pada Lili, sembari memeluk erat tubuhnya.
"Bae.. Kau menggodaku!"
🌟🌟🌟🌟🌟
Bersambung..
Selamat Hari Jum'at Berkah.. 🙏🏻🥰
asem manis kecut pedas yg bikin candu 🤣
antara hukuman dan hadiah specialnya bau²nya mirip nih yg pasti anu ya gio, yg penting enk ya gio 🤭🤣
banyak nyaNyii nya 🤭🤭🤭🤭
soP Lidah asaM pedAs maNis kataaanyaaaa😂😂😂😂😂😂
Bukti nyata cinta Gio ke Lili bukan hanya omongan belaka tapi penuhin isi brankas Lili dr kartu yg berbagai warna hingga dompet tebal untuk beli skincare dkk biar makin glowing makin keset di derit ranjang 🤣🤣 biar halaman gak kering , enak dibasahin terus eiii