NovelToon NovelToon
Bilik Penyesalan

Bilik Penyesalan

Status: tamat
Genre:Romantis / Patahhati / Tamat
Popularitas:22.2M
Nilai: 4.7
Nama Author: Lemari Kertas

Akankah cinta memudar seperti kehormatan yang telah hilang?

Seruni, nama yang singkat, sesingkat pemikirannya tentang cinta ketika usianya baru saja menginjak tujuh belas tahun saat itu. Atas kekagumannya pada sosok gagah, pemuda yang digandrungi semua gadis desa pada masa itu, Seruni rela melepas keperawanannya kepada lelaki itu di sebuah bilik bambu tak berpenghuni.

Ajun Komisaris Polisi Seno Ari Bimantara, lelaki dengan segudang prestasi di ranah kepolisian, tercengang ketika pada hari dia kembali bekerja setelah lamaran dengan kekasihnya, menemukan laporan dua orang wanita malam yang berkelahi dengan satu korban bocor di kepala. Ia tercekat pada satu nama dan satu wajah dalam laporan itu: Seruni.

Gadis polos yang ia ambil kesuciannya bertahun-tahun lalu di balik bilik bambu kini kembali secara tak sengaja ke dalam hidupnya dengan realita kehidupan mereka yang kontras. Namun, pada pertemuan kedua setelah bertahun-tahun yang lalu itu, hanya ada kebencian dalam nyalang mata seruni ketika memandangnya.

Bima, Seruni dan Atikah, terlibat sebuah hubungan rumit yang akhirnya mengantarka mereka pada romansa berantakan berujung dendam! Mampukah Bima meredam kebencian Seruni pada sepenggal kisah mereka yang tertinggal di balik bilik penyesalan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lemari Kertas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sabda Cinta Bima

"Lebih baik kau keluar, daripada kepalamu aku ledakkan dengan peluru dari pistolku ini," ancam Bima kepada Tobi yang hanya bisa mengepalkan tangannya lalu berusaha bangkit dan berdiri. Tobi paham, bahwa pria yang telah menggagalkan aksi bejatnya malam itu bukan seorang sipil biasa. Tapi sepertinya dia mengenal lelaki itu. Apa mereka satu kampung juga? Yang jelas dia adalah seorang aparat. Tobi tak mau nanti masalah ini berbuntut panjang. Jadi dengan wajah tak rela dia paksakan kaki untuk melangkah keluar dari room.

Kini, tinggallah Bima dan Seruni di dalam ruangan itu. Seruni berusaha menutupi bagian dadanya yang sudah terlihat karena robek bajunya. Betul-betul terlihat bebas bukan hanya sekedar belahan tetapi dua benda itu menyembul indah dengan sedikit tertutup bra berwarna hitam pekat.

Bima melepaskan jaketnya lalu menutup bagian yang terbuka itu Seruni hanya diam. Sungguh sebuah ironi, dulu Bima lah penjahatnya, dulu Bima adalah pria jahat itu dan sekarang, pria jahat sepuluh tahun yang lalu itu telah menyelamatkannya dari obsesi sang kakak tiri untuk menggagahi Seruni.

"Pulang, Run, sungguh tempat ini berbahaya untukmu."

Seruni menoleh, dia menyandarkan tubuhnya, tatapannya menerawang kemudian.

"Semua tempat berbahaya, Bima. Semua tempat hanya menyajikan luka lalu berujung penyesalan."

Terdengar pilu di telinga Bima, ia tahu, Seruni sekalian sedang menyindirnya saat ini, atas kejadian sepuluh tahun yang lalu. Mungkin, maksud Seruni adalah apa bedanya Bima dan Tobi?

"Tapi, tak aku pungkiri, malam ini kau sudah menyelamatkan aku. Jadi, terimakasih." Seruni hendak beranjak, tapi dia merasa bersalah jika harus meninggalkan Bima yang kembali terluka di wajah dan beberapa bagian tubuhnya itu. "Diamlah di sini dahulu, aku ambilkan kotak obat dahulu."

Bima mengangguk. Entah mengapa, kendati sudah mendapatkan luka terlalu banyak hari ini, tapi dia malah menyukainya. Luka akhirnya mendekatkannya dengan Seruni.

Seruni sendiri berjalan sembari menarik risleting jaket Bima hingga ke lehernya. Dia teringat, jaket Bima yang satu lagi juga masih dia simpan.

"Run ..."

Seruni menoleh kepada atasannya yang segera menghampiri Seruni saat melihat tamunya sudah keluar dalam keadaan babak belur.

"Itu tadi kakak tiriku, Bos. Dia mau memperk*saku tadi. Aku tidak mau lagi melayaninya kalau dia datang lagi ke tempat ini," ujar Seruni seraya memeriksa kelengkapan obat dalam kotaknya.

"Ya sudah, aku juga tak tahu kalau dia ternyata punya niat jahat terhadapmu. Malam ini, kau temani saja pak Bima. Aku rasa dia suka padamu, Run. Malah katanya, setiap malam akan menjadi tamu untukmu. "

Kali ini Seruni kaget. Dia merasa jadi kesal kepada Bima. Apa-apaan lelaki itu?

Seruni kembali lagi ke dalam room di mana Bima sedang duduk dengan tenang. Seruni duduk lagi di samping lelaki itu.

"Kemarikan wajahmu, biar aku obati."

Bima menurut saja, dalam hatinya sudah bersorak gembira. Biarlah sakit di badan yang penting bisa dekat dengan sang pujaan.

"Ada dua barangmu lagi yang berada di kontrakanku. Jaketmu waktu itu juga jam tanganmu yang lagi-lagi tertinggal di tempat itu. Aku akan mengembalikannya besok ke kantormu, sekalian dengan jaket ini."

"Tak perlu, Seruni. Pakailah. Ambil untukmu, juga jam tangan itu, biarkan kau simpan."

Seruni menghentikan gerakannya perlahan, lalu kembali melanjutkan.

"Untuk apa aku menyimpannya, Bim?"

"Ya sudah kalau kau tak mau menyimpannya, biarkan aku buang saja."

Seruni tertawa tipis mendengarnya. "Semua orang kaya suka mubazir, suka membuang-buang sesuatu. Seperti habis manis sepah dibuang."

Bima kembali lagi tersindir. Ia paham betul maksud Seruni jadi kemudian dia hanya diam, hanya memandang wajah cantik dan menggoda perempuan di depannya itu.

"Biarkan aku mengantar kau pulang," kata Bima lagi.

"Tak perlu, bisa pulang sendiri."

"Kau keras kepala sekali, Seruni," Bima menatap Seruni lekat.

"Jangan membuat calon istrimu salah paham. Nanti aku pula yang kena batunya."

Seruni berdiri, ia sudah selesai mengobati Bima. Tangannya kemudian terulur meraih gagang pintu.

"Aku sudah membatalkan rencana pernikahan itu, Seruni, dan aku ingin menikahimu."

"Atas dasar apa, Bim? Tanggungjawab yang harusnya kau lakukan sepuluh tahun yang lalu? Sekarang aku tak mengharapkannya lagi."

Seruni kembali hendak membuka pintu, tetapi Bima kembali menahan dirinya. Lelaki itu bahkan sudah membalikkan tubuh Seruni jadi menghadap dirinya. Ia menatap Seruni serius sekali.

"Ya, kau benar Seruni, karena aku ingin bertanggungjawab atas kejadian sepuluh tahun yang lalu yang telah terjadi di antara kita berdua. Tapi ada hal lain yang membuatku ingin segera menikahimu."

Seruni mengalihkan pandangannya, ia tak nyaman berhadapan dengan Bima dalam jarak sedekat ini.

"Lepaskan aku, aku tak mau mendengarnya!" desis Seruni.

"Aku mencintaimu, Seruni. Sungguh aku jatuh cinta padamu," ujar Bima tanpa peduli dengan penolakan Seruni barusan.

Seruni menoleh lagi, menatap ke kedalaman mata Bima. Ia tidak ingin tertipu lagi, ia masih ingin menggali kebenciannya kepada lelaki itu. Namun, kali ini dipastikan Bima bukan penipu lagi seperti dulu. Dia serius, tapi Seruni tetap bergeming. Nampaknya masih betah dengan selaksa rasa kecewa yang pernah tercipta dahulu.

1
Din Raga
Luar biasa
Litel Girl
ini dimana kak ?
aq cari disini gak nemu 🤭
Catur Rini
seruni goblok, sdh diragukan kok mah memaafkan
Rosidahnamaku
hebat thor
epi juliana
setuju seruni
imoe nawar
👍👍
Murni Aneka
Luar biasa
Rosdiana Azwar
sumpah habis bawang merah d dapur 😭😭😭 thorrr emang kren
Rosdiana Azwar
Luar biasa
Sustika Ekawati
cusss meluncur🏃🏃💃💃
Falach Abdillah: ini dimna kak
total 1 replies
Asa Asa
nah begitu laki" harus gentle
Asa Asa
keren thorr yg nama nya hewan rayap gk ada ya,, masih utuh bilik bambu ny😁
ayu cantik
suka
Asa Asa
lanjut lagi baca nya
Dek Raraaa
kakkk . hadirr ✌️✌️
Trisna
waduh anak perempuan di biarkan pergi begitu saja tanpa tahu keberadaanya
padahal holang kaya
Trisna
kapan seruni memberitahukan kepada bima bahwa Bayu kekasih Laras itu adalah laki-laki hidung belang
Trisna
itu pasti kamera pengintai
Deera
oteweee
Maryana Fiqa
trimakasih banyak Thor sudah menghibur kami pembaca 🙏🙏 ini sudah kesekian kalinya aku dah tak terhitung bacanya,aku suka banget alur ceritanya 👍👍👍👍
Lemari Kertas: makasih banyak kakak ♥️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!