NovelToon NovelToon
Tawanan Cinta Casanova

Tawanan Cinta Casanova

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Cintamanis / Tamat
Popularitas:28.7M
Nilai: 4.5
Nama Author: Alfiana

Anindya Alyssa seorang wanita manis yang memiliki warna kulit putih bersih, bekerja sebagai waiters di salah satu hotel yang cukup terkenal di kotanya. Hidup sebatang kara membuat harapannya untuk menjadi sekretaris profesional pupus begitu saja karena keterbatasan biaya untuk pendidikan nya.


Namun takdir seakan mempermainkan nya, pekerjaan sebagai waitres lenyap begitu saja akibat kejadian satu malam yang bukan hanya menghancurkan pekerjaan, tetapi juga masa depannya.


Arsenio Lucifer seorang pria tampan yang merupakan ceo sekaligus pemilik dari perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur. Terkenal akan hasil produksi yang selalu berada di urutan teratas di pasaran, membuat sosok Lucifer disegani dalam dunia bisnis. Selain kehebatan perusahaan nya, ia juga terkenal akan ketampanan dan juga sifat gonta-ganti pasangan setiap hari bahkan setiap 6 jam sekali.


Namun kejadian satu malam membuat sifatnya yang biasa disebut 'cassanova' berubah seketika. Penolakan malam itu justru membuat hati seorang Lucifer takluk dalam pesona seorang waiters biasa.


Lalu bagaimana kisah Assa dan Lucifer?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alfiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 28

Arsen dan Anindya telah siap untuk pergi ke Meksiko selama beberapa hari saja, mereka disana untuk mengurus sebuah pekerjaan dan bukan liburan.

Arsen tampak menggenggam tangan Anindya dengan erat saat keduanya menuju pintu keberangkatan.

"Saya tidak pernah naik pesawat sebelumnya, Pak." Ucap Anindya tiba-tiba.

Arsen tersenyum simpul. "Jangan khawatir, jika kau takut kau bisa memelukku." Balas Arsen dengan lembut.

Kini keduanya sudah sama-sama duduk di pesawat, Anindya duduk dekat jendela sementara Arsen di sebelahnya. Pesawat sudah lepas landas, tangan Anindya tampak menggenggam tangan Arsen dengan begitu erat.

"Tenanglah Anin, ini minum dulu." Tutur Arsen menyodorkan sebotol air mineral pada Anindya.

Anindya menerimanya, ia meminum lalu kembali memberikannya pada Arsen. Tangannya enggan lepas dari lengan Arsen, kini perutnya mulai ikut andil.

"Pak, saya ingin ke toilet." Ucap Anindya dengan pelan.

Arsen tersenyum, ia menggenggam tangan Anindya dan membawanya menuju toilet. Anindya masuk ke dalam sementara Arsen diam menunggu di luar.

Arsen mengerutkan keningnya saat mendengar suara Anindya yang mual-mual di dalam, tak berpikir macam-macam karena ia pikir hanya mual karena mabuk pesawat yang biasa dialami oleh kebanyakan orang, namun apakah secepat itu bahkan pesawat baru saja lepas landas.

Tak lama Anindya keluar dengan wajah begitu pucat, Arsen menangkup wajah Anindya lalu mengusap nya dengan lembut.

"Assa, kau tidak apa-apa. Mau ku pesankan jus untukmu?" tanya Arsen khawatir.

"Tidak, Pak. Kepala saya pusing dan mungkin tidur bisa membantu," jawab Anindya tanpa menatap Arsen.

Arsen mencium kening Anindya hangat, hal itu sontak membuat Anin mendongak menatap Arsen dengan tatapan terkejut, ada perasaan tersendiri saat pria itu bersikap hangat padanya.

"Mungkin kau memang mabuk pesawat, Assa. Lebih baik istirahat ya," tutur Arsen seraya memapah Anindya untuk kembali duduk di kursi mereka.

Arsen mendudukkan Anindya di kursinya disusul dirinya yang duduk di sebelah wanita itu, Arsen menggenggam sebalah tangan Anindya lalu membiarkan wanita itu memeluknya.

Arsen tersenyum, entah mengapa beberapa hari ini ia suka sekali dengan sikap Anindya yang tiba-tiba berubah manja, bahkan di kantor pun Anindya sering meminta izin untuk sekadar memeluknya padahal bagi Arsen tak perlu, ia tidak akan pernah menolak jika Anindya yang memeluknya.

Perubahan sikap dan kelakuan Anindya sedikit membuatnya bingung, ia merasa ada yang disembunyikan oleh wanita itu.

"Assa, kau tahu aku tidak suka kebohongan." Ucap Arsen pada Anindya yang sudah terlelap hingga tak mendengar ucapannya.

***

Perjalanan yang memakan waktu puluhan jam itu akhirnya telah mereka lewati, Arsen dan Anindya telah sampai di Bandara internasional Abraham Gonzalez.

Arsen mengambil barang-barang nya sendiri, ia melarang saat Anindya ingin ikut membantu sementara wajah wanita itu tampak begitu pucat.

"Ayo, Sayang." Ajak Arsen mengulurkan tangannya untuk menggandeng tangan Anindya.

Anindya menahan nafasnya mendengar panggilan Arsen untuknya, bibir pucat itu mengulum senyum manis lalu meraih tangan Arsen.

"Sini, Pak. Saya bisa membawanya," ucap Anindya namun Arsen menggelengkan kepalanya.

"Wajahmu sangat pucat, apa kau benar-benar mabuk pesawat?" tanya Arsen merapikan anak rambut Anindya yang sedikit berantakan.

"Hmm, karena sebelumnya saya tidak pernah naik pesawat. Sejak kecil saya selalu bermimpi bisa pergi ke luar negeri dengan pria yang mencintai saya, liburan bersama dengan penuh tawa." Jawab Anindya menatap lurus ke depan.

Arsen mengusap puncak kepala Anindya pelan. "Quieres comer, cariño?" Tanya Arsen dengan bahasa Spanyol yang merupakan bahasa resmi di Meksiko.

Anindya mengerutkan keningnya tak paham, ia menggaruk pelipisnya berusaha menebak apa yang Arsen ucapan tadi.

"Ya, saya lelah." Jawab Anindya asal-asalan.

"Hahaha, bukan itu Sayang. Tadi aku bertanya apakah kau ingin makan." Jelas Arsen dengan tawa lebar yang menghiasi wajah tampan nya.

Anindya meringis aneh pada dirinya sendiri yang selalu saja gugup dan berdesir saat Arsen memanggilnya dengan sebutan 'sayang' apakah ini termasuk ke dalam hormon ibu hamil juga.

"Ahh saya tidak paham, Pak. Maafkan saya, tapi saya tidak ingin makan, mulut saya sangat pahit." Tolak Anindya menggelengkan kepalanya.

Arsen menghela nafas pelan lalu mengangguk, ia kembali mencium kening Anindya untuk yang kesekian kalinya.

"Baiklah, saat sampai di hotel kau harus makan ya." Tutur Arsen mendapat anggukkan kepala dari Anindya.

Arsen dan Anindya dijemput oleh orang suruhan Arsen, mereka langsung menuju hotel yang akan menjadi tempat mereka tinggal selama beberapa hari di negara orang.

Sesampainya di hotel, Arsen memesan dua kamar untuknya dan Anindya, awalnya ia ingin memesan satu kamar saja namun ia takut membuat Anindya was-was meski kenyataanya nanti ia pasti akan lebih banyak tidur bersama Anindya.

Tak apalah membuang uang, toh uangnya banyak bahkan mampu jika membeli satu gedung hotel bertingkat puluhan lantai itu.

"Ayo." Ajak Arsen menggenggam tangan Anindya tiba-tiba.

Anin menurut saat Arsen membawanya ke dalam lift, menekan angka 18 yang merupakan lantai kamar mereka berada.

Sesampainya di lantai tujuan, Arsen melihat nomor-nomor di pintu lalu terhenti saat tahu itulah kamarnya dan Anindya. Bersebelahan.

"Ini kamarku dan itu kamarku." Ucap Arsen memberikan kunci kamar pada Anindya.

"Kita tidak satu kamar, Pak?" tanya Anindya asal ceplos.

"Eeeeee … maksud saya, baiklah." Lanjut Anindya saat menyadari ucapan bodohnya.

Arsen terkekeh, ia kembali mencium kening Anindya lalu turun mengecup bibir wanita itu dengan cepat.

"Istirahat lah," tutur Arsen membuat Anindya mengangguk dan segera masuk ke dalam kamarnya.

JARANG UP KARENA BENAR-BENAR SIBUK SAMA REAL LIFE WE, MAAFKAN 😕😕

To be continued

1
Amazing Grace
aku selalu benci female lead yang menye menye dengan mengandalkan kata "cinta"
Mamah dini
insyaalloh thor
Mamah dini
makasih atas karyamu Thor bagus ceritanya keren menarik, sampai dua kali baca , sukses terus dn semangat /Good//Good/
Mamah dini
Luar biasa
Mamah dini
Lumayan
Mamah dini
segitunya ya penyiksaan papah perdo, TPI... kasian juga ya , mungkin GK ada kata memberi kesempatan ke dua bagi mereka , siksaan nya terlalu berat , beri ampunan untuk mereka bertobat tuan perdo bisa GK , gak bisa ya , ya udh
Mamah dini
seneng NY Anin udh bahagia , moga secepatny hamil lgi
Mamah dini
aduh jadi tatut selem bingit , nah itu mungkin penyesalanmu hai manusia2 gak punya hati satu kluarga kompak jahatny semua , coba aja satu... aja yg baik , gak ada kan
Mamah dini
rasain tuh ondel2 tempatmu yg layak jeruji besi, mg karma udh datang selamet menikmatinya del del, Dan untuk Bu Anin jgn sekali2 ninggalin anak di mana saja angkat tlpon bawalah anaknya ya nyonya baru punya anak satu , gimana kalau udh banyak anakny , hati2 itu Harus ya non.
Mamah dini
angkat tlpon kok malah menjauh dari Anak aneh kmu nin , iya kmu itu lalai, moga aja Arvin GK kenapa2, udh GK aneh LGI pasti ada adegan culik culikan hampir setiap novel yg ku baca , nah itu yg ku kurang suka , TPI penasaran.
Mamah dini
alhmdulilah mereka udh bahagia ,, itu balasan penderitaan mu nin sekarang kmu memanen nya , dgn masa depan yg cemerlang , sehat2 ya kalian jaga Anin nya ya mas arsen jgn sampai kabur lagi .
Mamah dini
mungkin untuk anak aku aja dia masih singel , asiten Lee bisa berpaling gak dgn anak aku ya ha ha ha , ngehayal ahh
Mamah dini
kalau kmu menikah tunggu hadiah dari atasanmu asisten Lee , kmu sudah banyak kerja keras di perusahaan itu dn pekerjaan lain nya termasuk urusan pribadi bosmu , sepantasnya arsen beri sesuatu pdmu tunggu ya tuan Lee, moga gadis itu membalas cintamu he
Mamah dini
alhamdulilah kalian udh selamat , selamat nin arsen udh menjadi papah dn mama Jaga buah hati kalian ya semoga menjadi anak yg Soleh GK kayak papah nya he he
Mamah dini
nanti setelah main 3 ronde Anin lgsung lahiran arsen
Mamah dini
iya GK mau liat menantunya lahiran , eh iya Thor kapan tuh dapat karmanya bibi dn paman Anin sm c udel itu kok mereka baik2 padahal Anin sangat menderita dgn kluarga itu , semua ada di tangan author.
Mamah dini
ambil air ambil air tuh ember yg gede , siram mereka he he
Mamah dini
kenapa harus Minggu depan , kalau mau nya besok kenapa enggak , orang berduit kapan saja pasti bisa , lagian lbh cepat lbh baik.
Mamah dini
pasti sembuhlah kan tau ada pawang nya he he
Mamah dini
kapan nikahi Anin hai arsen, mau nuggu anakmu lahir
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!