NovelToon NovelToon
Pernikahan Kontrak CEO Dingin

Pernikahan Kontrak CEO Dingin

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta setelah menikah / Nikah Kontrak / Romansa
Popularitas:9.7k
Nilai: 5
Nama Author: lala_syalala

Rania Kirana seorang penjual cilok berprinsip dari kontrakan sederhana, terpaksa menerima tawaran pernikahan kontrak dari Abimana Sanjaya seorang CEO S.T.G. Group yang dingin dan sangat logis.

Syarat Rania hanya satu jaminan perawatan ibunya yang sakit.

Abimana, yang ingin menghindari pernikahan yang diatur keluarganya dan ancaman bisnis, menjadikan Rania 'istri kontrak' dengan batasan ketat, terutama Pasal 7 yaitu tidak ada hubungan fisik atau emosional.

Bagaimana kelanjutannya yukkk Kepoin!!!!

FOLLOW ME :
IG : Lala_Syalala13
FB : Lala Syalala13
FN : Lala_Syalala

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lala_syalala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PKCD BAB 27_Aku merindukanmu

Suasana di meja makan pagi itu terasa lebih dingin daripada suhu pendingin ruangan, Rania duduk di salah satu kursi, di depannya hanya ada sepiring nasi goreng sederhana yang ia buat sendiri jauh dari menu mewah yang biasanya disiapkan katering bintang lima.

Ia tidak memakai gaun sutra pagi itu, melainkan blus katun yang ia beli dari pasar swalayan beberapa waktu lalu.

Abimana datang dan duduk di kursi utama, kursi yang memisahkan mereka oleh jarak meja yang terasa bermil-mil jauhnya, ia memperhatikan piring Rania.

"Kenapa tidak makan menu yang sudah disediakan?" tanya Abimana mencoba membuka percakapan.

Rania mendongak, matanya tenang namun tidak ada lagi binar kekaguman yang biasanya tersirat di sana.

"Nasi goreng ini lebih cocok dengan lidah ku pagi ini Abi, terkadang kita perlu kembali ke apa yang nyata untuk mengingatkan kita siapa kita sebenarnya." ucap Rania dengan begitu dingin dan cuek.

Abimana meremas serbet di bawah meja.

"Rania, soal semalam... soal dana tambahan itu..." ucapnya terpotong.

"Sudah aku lupakan, Abi," potong Rania cepat.

"Jangan dibahas lagi karena kamu sudah membayar apa yang menjadi kewajiban mu sesuai kontrak awal untuk Ibu ku, sisanya tidak ada yang perlu dibayar karena perasaan dan martabat ku memang tidak dijual." tegas Rania.

 Keheningan kembali menyergap dan hanya suara denting sendok Rania yang menyentuh piring porselen.

Abimana merasa setiap denting itu seperti detak jam yang menghitung mundur akhir dari kesepakatan mereka.

"Rencana kita untuk kunjungan ke panti asuhan sore ini tetap berjalan?" tanya Abimana lagi mencoba mengalihkan ke topik profesional.

"Tentu karena itu bagian dari tugas ku sebagai Nyonya Sanjaya dalam sandiwara ini dan aku akan bersiap tepat waktu," jawab Rania dengan nada yang sangat formal seolah ia sedang berbicara dengan rekan bisnis yang paling asing.

Setelah menyelesaikan makanannya Rania bangkit untuk bersiap-siap.

"Aku ingin menjenguk Ibu sebentar sebelum acara sore nanti, aku akan pergi bersama sopir perusahaan saja, kamu tidak perlu khawatir." ucapnya.

"Aku akan mengantarmu," tawar Abimana cepat ia ikut berdiri.

Rania berhenti melangkah membelakangi Abimana.

"Tidak perlu, Abi. kamu sibuk dengan angka-angka mu dan aku lebih suka pergi sendiri. Lagipula, di rumah sakit aku ingin menjadi Rania yang dulu sejenak, tanpa pengawasan suami yang sedang berakting." ucap Rania lebih ke sindiran tipis untuk Abimana.

Rania melangkah pergi tanpa menoleh lagi, Abimana berdiri mematung sambil menatap punggung Rania yang menjauh.

Ia baru menyadari bahwa selama ini ia telah memenjarakan Rania dalam sebuah sangkar emas dan meskipun ia memegang kuncinya, ia telah kehilangan akses ke hati penghuninya.

Di rumah sakit Rania duduk di samping tempat tidur ibunya, Bu Rahmi sudah jauh lebih sehat, rona wajahnya mulai kembali.

Namun, naluri seorang ibu tidak bisa dibohongi, ia meraih tangan putrinya dan mengusapnya lembut.

"Rania ada apa? Matamu tidak bisa bohong, kamu tampak sedih meskipun bajumu bagus," bisik Bu Rahmi.

Rania tersenyum, mencoba menyembunyikan badai di hatinya.

"Hanya lelah Bu, banyak acara yang harus Rania datangi, menjadi istri orang penting ternyata melelahkan." ucapnya.

"Kalau kamu tidak bahagia Rania... kita bisa pulang, ibu sudah sehat dan ita bisa kembali ke kontrakan. Ibu lebih suka melihatmu makan tahu tempe tapi tertawa, daripada makan daging tapi matamu kosong begini," kata Bu Rahmi dengan suara yang bergetar.

Rania merasakan matanya panas, tawaran itu sangat menggoda.

Kembali ke kontrakan, kembali berjualan cilok, kembali ke dunia di mana segalanya jujur meskipun sulit.

Namun ia ingat biaya rumah sakit ini, ia ingat kontrak yang telah ia tanda tangani, ia adalah wanita yang memegang janji.

"Rania bahagia kok bu, Abi itu orang baik tapi dia cuma... sangat sibuk," bohong Rania kali ini demi ketenangan ibunya.

Sepanjang perjalanan pulang dari rumah sakit, Rania menatap keluar jendela mobil.

Ia melihat pedagang kaki lima, anak-anak sekolah yang berlarian dan kemacetan Jakarta yang bising.

Ia merindukan kebisingan itu, di penthouse Abimana, keheningan terlalu nyaring dan ia merasa seperti hantu yang terjebak di antara dua dunia yaitu dunia aslinya yang telah ia tinggalkan dan dunia barunya yang menolaknya secara emosional.

Sore harinya, sesuai jadwal mereka pergi ke panti asuhan.

Di depan kamera wartawan yang sudah menunggu, Abimana kembali menjadi sosok suami yang sempurna.

Ia merangkul bahu Rania, menatapnya dengan pandangan penuh cinta yang telah ia latih berkali-kali.

Rania pun melakukan perannya, ia tersenyum, menggendong anak-anak panti dan berbicara dengan lembut.

Namun setiap kali tangan Abimana menyentuh pinggangnya, Rania merasakan sengatan listrik yang menyakitkan, ia tahu sentuhan itu hanya propaganda.

Saat mereka sedang membagikan paket sembako, seorang anak kecil bertanya pada mereka.

"Tuan dan Nyonya, apakah kalian selalu bahagia seperti di TV?" tanya anak tersebut.

Abimana tertegun, ia menatap Rania dan intuk sesaat dunia seolah melambat bahkan tidak bergerak.

"Bahagia itu perjuangan sayang," jawab Rania lembut, sambil mengelus rambut anak itu.

"Terkadang kita harus melewati banyak kesedihan untuk tahu apa itu bahagia yang sesungguhnya." lanjutnya begitu bijak dan atau mungkin sedang menyindir Abimana.

Abimana merasakan jantungnya mencelos, jawaban Rania bukanlah naskah yang mereka sepakati.

Itu adalah ungkapan hatinya yang hancur, sepanjang sisa acara Abimana merasa sangat gelisah.

Ia ingin menarik Rania keluar dari kerumunan itu, membawanya pulang dan mengatakan bahwa ia tidak ingin bersandiwara lagi, ia ingin jujur.

Namun egonya kembali berbisik 'kau adalah Abimana Sanjaya dan kau tidak boleh lemah karena perasaan.'

Malam kembali turun dan mereka kembali ke penthouse.

Begitu pintu tertutup, kemesraan palsu itu menguap seketika, Abimana melepaskan jasnya dan melemparkannya ke sofa.

"Rania tunggu," panggil Abimana saat Rania hendak langsung menuju kamar tamunya.

Rania berhenti di tengah ruangan sambil menengok kearah belakang di mana Abimana berada.

"Ada apa lagi Abi? Peran ku hari ini sudah selesai bukan?" tanyanya dengan wajah kelelahan.

Abimana berjalan mendekat, berhenti tepat di depan Rania.

Cahaya lampu kota dari jendela besar membiaskan siluet mereka di lantai.

"Aku tidak bisa terus begini," ucap Abimana lirih.

"Terus bagaimana? Kamu yang menentukan aturannya Abi dan aku hanya mengikuti," balas Rania suaranya dingin namun ada nada lelah di sana.

"Aku merindukanmu di kamar utama, sofa itu terasa sangat dingin tanpamu," pengakuan itu meluncur begitu saja dari bibir Abimana.

Rania menatap Abimana, mencari kebohongan di matanya.

"Kamu merindukan kehadiran ku sebagai perawat saat kau sakit, atau merindukan ku sebagai hiasan di kasur mu? kamu tidak bisa memiliki keduanya jika kamu tetap menolak untuk mengakui apa yang sebenarnya terjadi di antara kita." seru Rania.

.

.

Cerita Belum Selesai.....

1
Sweet Girl
Naaaah, bahagia Ndak...???
Sweet Girl
Bukannya di lantai 45 ya...🤔
Sweet Girl
Emang kenapa...???
Sweet Girl
Taktik apa tiktok...
Sweet Girl
Emang njaluk di cabut gigine, Bu Wati ini ya...
Sweet Girl
Bwahahaha sing gak betah itu saat jadi tetangga mu, Bu Wati...
ayak ayak wae...
Sweet Girl
👏👏👏👏👏👏👏
Ariany Sudjana
puji Tuhan, Rania dan Abimana sudah bisa saling menerima, tetap jadi pribadi yang jujur dan berintegritas Rania
Sweet Girl
Meyakinkan dengan pelanggaran Pasal 7.
Sweet Girl
Lho lho lho ... Pelanggan Pasal 7 ini...🤪
Sweet Girl
Formal banget deh...
Lusi Hariyani
nah gitu dong adem...sm2 cinta tp gengsi
Sweet Girl
Good job...
Sweet Girl
Menggigil 🤣
Sweet Girl
Aamiin
Sweet Girl
Good, harus ada perlindungan
Sweet Girl
Demi Ibu, kendurkan sedikit idealisme mu Ran...
Mar lina
akhirnya Abi mencurahkan isi Hatinya ke Rania, cinta Rania tidak bertepuk sebelah tangan... lanjut Thor ceritanya
di tunggu updatenya
Sweet Girl
Otor tau, klo kamu lagi sangat butuh²nya Ran...
Sweet Girl
Ndak usah terkejut Bu Wati... anda memang sesekali mesti di pertegas.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!