NovelToon NovelToon
ANASTASIA

ANASTASIA

Status: sedang berlangsung
Genre:Perperangan / Penyelamat / Kelahiran kembali menjadi kuat / Time Travel / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Balas Dendam
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: frj_nyt

Ongoing

Lady Anastasia Zylph, seorang gadis muda yang dulu polos dan mudah dipercaya, bangkit kembali dari kematian yang direncanakan oleh saudaranya sendiri. Dengan kekuatan magis kehidupan yang baru muncul, Anastasia memutuskan untuk meninggalkan keluarganya yang jahat dan memulai hidup sederhana.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon frj_nyt, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

#22

Angin malam mengguncang tirai panjang ruang strategi, membawa aroma dingin dari Utara seakan mengejek seluruh intrik yang terjadi dalam istana megah ini. Anastasia berdiri tegar di samping meja kayu hitam, kedua tangannya terkunci di depan dada. Di hadapannya, peta besar kerajaan terbentang, ditandai tinta merah yang memetakan daerah-daerah yang mulai dikuasai kelompok pendukung Putra Mahkota.

Bayangan Aloric terpampang di dinding, besar dan tegas, tubuhnya berdiri menjulang dengan mantel tempur tipis yang masih meneteskan salju beku. Dia baru kembali setelah menghancurkan markas pemberontak kecil di perbatasan timur sendirian seperti biasa. “Situasi semakin memburuk,” suara Anastasia pelan namun tegas. “Mereka bergerak lebih cepat dari dugaan.”

Aloric menatapnya lama. Sangat lama. Tatapan yang biasanya dingin itu kini punya nada berbeda seakan ia sedang membaca ketakutan yang belum terucap pada mata Anastasia. “Tunjukkan padaku,” katanya akhirnya.

Anastasia menghela napas dan menunjuk area lingkar timur istana. “Ada kejadian yang tidak biasa… beberapa mayat prajurit ditemukan tanpa bekas luka. Mereka… mati begitu saja. Tubuh mereka mengering seperti ditarik energinya.” Aloric terdiam. Suara dentuman logam dari luar terdengar samar latihan para penjaga malam. “Necromancy,” gumamnya.

Kata itu mencapai telinga Anastasia seperti petir menyambar tulang. Sihir terlarang. Sihir gelap tingkat tinggi yang diyakini lenyap berabad-abad lalu. “Kau yakin?” tanya Anastasia.

“Aku mengenali tanda-tandanya,” jawab Aloric tanpa keraguan. “Ini sihir yang sama yang hampir membunuhku di pertempuran musim salju tujuh tahun lalu.” Anastasia menelan ludah. “Itu berarti Putra Mahkota… bekerja sama dengan seseorang yang jauh lebih berbahaya.”

Aloric menatapnya. “Atau dia sendiri yang mempelajarinya.” Ruangan seketika terasa lebih dingin daripada lanskap utara.

Di Aula Timur saat tengah Malam Anastasia berjalan sendirian menyusuri lorong panjang dengan lentera kecil di tangan. Suara langkahnya menggema, menyatu dengan dentuman rendah angin luar. Istana yang biasanya indah kini terasa seperti labirin yang menyimpan sesuatu yang mengintai. Saat ia berbelok ke sayap timur…

BRUK.

Seseorang menabraknya dari belakang. Lentera terjatuh, cahaya bergoyang liar. Anastasia hampir terjerembap, namun tangan kokoh menangkap pinggangnya. “Ma—Maaf!” suara pria muda itu lirih." Anastasia mengangkat wajah. Seorang ksatria muda berambut pirang pucat berdiri dengan napas terengah.

“Kau… Sir Rowan?” tanya Anastasia. Rowan mengangguk cepat, wajahnya pucat. “Lady Anastasia… jangan pergi ke arah itu.” Anastasia memicingkan mata. “Kenapa?”

Rowan menelan ludah. “Aku… aku melihat sesuatu di Aula Timur. Mayat prajurit yang hilang mereka dihidupkan kembali. Bergerak tanpa jiwa. Matanya kosong.” Anastasia merasakan dadanya menegang. “Aloric harus tahu,” desisnya.

Rowan tampak ketakutan. “Yang Mulia Duke sudah menuju ke sana. Sendirian.” Anastasia langsung berbalik. “Lady Anastasia! Itu terlalu berbahaya!” Ia tidak peduli. Kakinya berlari seperti dipandu insting paling purba: lindungi Aloric.

Aula Timur di tempat terlarang Aroma busuk kematian menyambut Anastasia sebelum ia sempat memasuki aula. Cahaya biru pucat berdenyut dari celah pintu besar seperti nafas makhluk asing. Ia membuka pintu perlahan. Udara dingin menyergap wajahnya. Aula megah itu berubah menjadi medan mayat hidup. Puluhan tubuh prajurit kerajaan berdiri digerakkan oleh aliran sihir gelap berwarna biru keunguan. Di tengah mereka, Aloric berdiri tegap, satu tangan terangkat, lingkaran sihir di bawahnya memancarkan cahaya hitam legam.

Aura kekuatan tempur keluarga Silas muncul, menggetarkan lantai, membuat pilar-pilar berderit. “Jangan mendekat,” suara Aloric bergema keras. Anastasia terpaku. Energi Aloric begitu besar, seolah bisa memecahkan ruang itu sendiri. Tapi salah satu mayat hidup menyerang dari sisi kirinya. “ALORIC!!” teriak Anastasia refleks.

Pria itu membalikkan tubuh dalam sekejap memotong kepala sosok itu dengan tebasan sihir hitam tajam. Namun gerakan kecil itu membuat dua mayat hidup lain meluncur ke arah Anastasia. Dengan panik, Anastasia merentangkan tangan… cahaya putih menyembur.

Tubuh mayat hidup itu berhenti, retak, lalu hancur menjadi abu. Aloric menatapnya lebar jarang sekali ia menunjukkan keterkejutan. “Kau menggunakan kekuatanmu,” bisiknya, seakan itu adalah dosa. Anastasia menghirup napas kasar. “Jika aku tidak melakukannya, aku mati!”

“…Kau seharusnya tidak ada di sini.” Suara Aloric dalam, kasar, nyaris seperti amarah namun terselip kecemasan. “Kekuatan ini… tempat ini… bisa menghancurkanmu.” Anastasia melawan tatapannya. “Kalau begitu jangan bertarung sendirian!” Untuk sejenak, waktu berhenti. Kemudian Aloric mengangkat tangannya lagi lantai bergetar. Aura hitamnya dan cahaya putih Anastasia saling bertabrakan, menyatu, dan untuk pertama kalinya… mereka bertarung berdampingan.

Setelah Pertempuran Aula Timur gelap dan hening. Hanya sisa abu yang beterbangan. Aloric berdiri dengan napas berat. Anastasia mendekatinya perlahan, khawatir ia akan jatuh. “Aloric,” panggilnya. Pria itu menatapnya, mata hitamnya gelap dan intens. “Sihir itu… bukan buatan orang biasa. Ada seseorang di dalam istana yang menguasainya.” Anastasia mengangguk. “Aku sudah menduga begitu.”

“Putra Mahkota mungkin bukan dalangnya,” sambung Aloric. “Ia hanya pion.” Hening. Angin dingin merayap masuk dari jendela pecah. “Dan sekarang,” kata Aloric lirih, “kita tidak bisa mempercayai siapa pun.” Anastasia merasakan firasat buruk itu menancap dalam-dalam di hatinya. “Tidak ada yang aman lagi,” bisiknya.

Aloric memperbaiki mantel hitamnya, lalu menatap Anastasia dengan intensitas yang membuat lututnya lemas. “Mulai malam ini,” ujarnya pelan bahkan pelan pun terdengar seperti perintah, “Kau tidak akan pergi sendirian. Aku akan berada di sisimu.” Anastasia menatapnya. “Karena kekuatan sihir itu… atau karena—”

“Karena aku yang memutuskan begitu.” Aloric memotong cepat, namun rahangnya menegang. Anastasia merasakan pipinya panas. Ada sesuatu di balik kata-katanya. Bukan sekadar perlindungan. Bukan sekadar hutang nyawa. Sesuatu yang lebih dalam, lebih gelap, lebih berbahaya. Dan entah kenapa… Ia tidak membencinya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!