NovelToon NovelToon
Beginning And End Season 3

Beginning And End Season 3

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Dark Romance / Time Travel / Balas Dendam / Sci-Fi / Cintapertama
Popularitas:140
Nilai: 5
Nama Author: raffa zahran dio

Lanjutan Beginning And End Season 2.

Setelah mengalahkan Tenka Mutan, Catalina Rombert berdiri sendirian di reruntuhan Tokyo—saksi terakhir dunia yang hancur, penuh kesedihan dan kelelahan. Saat dia terbenam dalam keputusasaan, bayangan anak kecil yang mirip dirinya muncul dan memberinya kesempatan: kembali ke masa lalu.

Tanpa sadar, Catalina terlempar ke masa dia berusia lima tahun—semua memori masa depan hilang, tapi dia tahu dia ada untuk menyelamatkan keluarga dan umat manusia. Setiap malam, mimpi membawakan potongan-potongan memori dan petunjuk misinya. Tanpa gambaran penuh, dia harus menyusun potongan-potongan itu untuk mencegah tragedi dan membangun dunia yang diimpikan.

Apakah potongan-potongan memori dari mimpi cukup untuk membuat Catalina mengubah takdir yang sudah ditentukan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon raffa zahran dio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27 : Kebersamaan keluarga Miyamoto.

PUKUL 19.30 – DISTRIK SHIBUYA

“Tap… tap… tap…” Suara langkah sepatu anak kecil yang ringan menapak di aspal jalan Shibuya yang mulai sibuk. Cahaya neon berwarna-warni menyala terang—“nyalir… nyalir…”—cahaya merah, biru, kuning memantul di permukaan aspal yang masih sedikit basah dari hujan sore tadi. Udara terasa segar dengan bau bakso dari warung pinggir jalan yang berdiri rapat, bunyi obrolan orang-orang yang pulang kerja terdengar riang—“suara ramai… ramai…”—membuat suasana terasa hangat dan penuh kehidupan.

Catalina dan Kurumi berjalan berdampingan, tangan mereka saling menggenggam erat. Catalina mengenakan jaket bulu pink muda yang lucu dengan motif bunga, rambut putih gradasi pink nya terikat dengan jepit rambut berbentuk bintang. Kurumi memakai jaket hitam dengan reroda di bagian belakang, rambut abu-abu panjang nya melayang lembut setiap langkah, mata kiri diamond hijau dan kanan hijau muda terlihat bersinar penuh semangat.

“Hehe…” Kurumi tertawa manis, tubuhnya sedikit melompat-lompat sambil jalan. Dia mendekatkan wajahnya ke Catalina, mata nya membesar penuh kegembiraan. “Akhirnya kamu udah dapat pecahan memori masa depan ya!! Aku penasaran banget apa yang kamu lihat di situ!!” Suaranya meriah, membuat beberapa orang yang lewat menoleh dan tersenyum melihatnya. Dia menggoyangkan tangan Catalina yang dia genggam, gerakan nya penuh energi seperti anak kecil yang baru mendapatkan mainan baru.

Catalina tersenyum lembut, ekspresi wajahnya berubah dari tenang menjadi hangat. Dia mengangkat jempolnya ke arah Kurumi, lalu menyentuh pipinya dengan lembut. “Iya!! Dan kamu pasti ga sabar untuk melatih kekuatan kutukan mu!! Kan tadi sore kamu udah bisa membuat portal kecil tanpa rafalan?” Suaranya lembut tapi penuh semangat, mata kiri pink dan kanan merah nya memancarkan cahaya yang hangat. Dia melambai-lambai dengan tangan yang lain, menyapa orang-orang yang lewat dengan senyum.

“Yesss!!” Kurumi melompat sedikit ke atas, suara nya semakin meriah—“plak…” kakinya menyentuh aspal kembali. Dia menggenggam tangan Catalina lebih erat, jari-jari nya memegang erat. “Aku udah bisa bikin portal sebesar telapak tangan!! Besok aku mau coba bikin yang lebih besar!! Mungkin bisa bawa kita ke taman bunga di kejauhan!!” Ekspresi wajahnya penuh kebanggaan, pipinya memerah sedikit karena semangat. Dia menundukkan kepala seolah malu, tapi mata nya masih bersinar penuh harapan.

Catalina menghela nafas perlahan, ekspresi wajahnya berubah lagi—dari senang menjadi sedikit sedih tapi juga bangga. Dia melihat Kurumi dengan mata yang penuh kasih, tubuhnya sedikit membungkuk seolah memikirkan sesuatu yang mendalam. “Hah… Kurumi… walaupun usia kita masih lima tahun… bahkan kamu yang tidak seperti ku yang memiliki jiwa masa depan… kamu sangat bersemangat untuk mengubah takdir kita…” Suaranya pelan, bahkan hampir bisik. Dia menyentuh rambut Kurumi dengan lembut, mengusapnya perlahan. “Aku kagum banget sama kamu… di usia ini, kamu udah bisa memahami hal-hal yang sulit…”

Kurumi mengangkat kepala, ekspresi wajahnya berubah dari semangat menjadi tenang dan serius. Dia melihat Catalina dengan mata yang penuh kepercayaan, tubuhnya sedikit condong ke depan seolah ingin mendengar lebih jelas. Suaranya menjadi pelan, tapi tetap tegas. “Iya… tapi ini bukan karena aku terlahir dari kedua orang tua pahlawan masa lalu… tapi karena kehancuran yang aku lihat di masa depan dengan kamu…” Dia menundukkan kepala sebentar, air mata mulai muncul di sudut matanya. “Aku tersadar bahwa dunia ini tidak akan diam menunggu kehancuran… kita harus bergerak cepat… untuk melindungi semua yang kita sayangi…”

Catalina terkejut, matanya membesar, bibirnya sedikit terbuka. Dia mengangkat alisnya, ekspresi wajahnya berubah dari sedih menjadi terkejut dan bangga. Dia menggenggam tangan Kurumi lebih erat, jari-jari nya memegang erat. “Waw Kurumi… di usia mu yang masih lima tahun… kau bisa bilang seperti ini… keren!!” Suaranya semakin lantang, penuh kebanggaan. Dia melompat sedikit ke atas, menarik Kurumi untuk melompat bersama—“wheee…” suara riang mereka bergema di jalan.

Kurumi tersenyum lebar, air mata yang ada di sudut matanya hilang diganti dengan senyum yang ceria. Dia melompat-lompat bersama Catalina, tubuhnya penuh energi. “Ini semua berkat aku berteman dengan mu, Catalina! Aku sangat senang sekali!!” Suaranya meriah, membuat orang-orang di sekitar mereka juga tersenyum. Dia mencium pipi Catalina dengan cepat, lalu memalingkan wajah karena malu—pipinya memerah seperti apel.

Tiba-tiba—“suara langkah sepatu… tap… tap…”—dari kejauhan mereka melihat sekelompok keluarga yang berjalan dengan sangat senang. Zerav dengan rambut panjang putih yang mengkilap dan mata emas yang tenang, mengenakan jaket biru tua yang elegan. Di sampingnya berdiri Ryu, istri nya yang masih kekanak-kanakan dengan rambut kuncir dua berwarna biru muda dan mata oranye yang ceria. Dia memegang permen tangkai berwarna merah di tangan, mengunyahnya dengan senyum lebar—“crunch… crunch…”.

Dan di atas pundak Zerav duduk Mayuri, anak perempuan mereka yang terkenal tsundere. Rambutnya panjang putih yang diikat kuncir dua, mata emas yang ceria. Dia bersandar di pundak ayahnya, tangan menyentuh rambut ayahnya yang lembut. “Papa!! Dunia sangat luas jika aku duduk di atas pundak papa!! Lihat itu—pohonnya tinggi banget!! Dan lampu nya juga cerah!!” Teriaknya dengan semangat, tubuhnya sedikit bergoyang-goyang membuat Zerav sedikit berguncang.

Ryu mengangkat alisnya, ekspresi wajahnya berubah dari senang menjadi sedikit cemberut. Dia menggoyangkan permen tangkai nya di depan Zerav, suara nya melengking. “Aduh Mayuri, gantian dong!! Mama mau naik di atas pundak suami ku sendiri!! Hmmhh… tadi mama udah nunggu lama banget!!” Dia membungkuk sedikit, menatap Mayuri dengan mata yang memelas. “Mama juga mau lihat dunia yang luas!!”

Mayuri mengangkat dagunya, ekspresi wajahnya berubah dari senang menjadi cemberut yang lucu. Dia memalingkan wajah, suara nya sedikit marah tapi manis. “Ih mama!! Gantian!! Tadi mama udah naik di atas pundak papa, sekarang giliran aku!! Kamu jangan ngambil giliran aku!!” Dia menggenggam rambut ayahnya dengan lembut, seolah takut akan di turunkan.

Zerav tersenyum lembut, ekspresi wajahnya tetap tenang dan penuh kasih. Dia mengangkat tangan kanannya, menggendong Ryu dengan satu tangan—“whoosh…” Ryu melompat ke atas pundak Zerav yang lain, duduk berdampingan dengan Mayuri. “Udah udah… sekarang kalian berdua bisa melihat dunia dengan sangat luas di atas aku…” Suaranya lembut tapi tegas, tubuhnya tegak seolah tidak merasa berat membawa kedua anaknya.

Ryu mencium pipi Zerav dengan cepat, suara nya meriah. “Ih Zerav… Ryu sangat senang!! Tapi Mayuri selalu mencuri kasih sayang mu kepada ku!! Dia selalu duduk di pundak mu lebih lama dari aku!!” Dia menggoyangkan bahu Mayuri dengan lembut, tertawa senang—“hahaha…”.

Mayuri cemberut lagi, tapi bibirnya sedikit melengkung menjadi senyum. “Ih mama!! Kamu itu suka ngomong omong!! Aku cuma mau lihat dunia doang!!” Dia mencium pipi ayahnya juga, lalu memalingkan wajah karena malu. Zerav ketawa senang—“hahaha…”—suaranya meriah menggema di jalan, membuat orang-orang di sekitar mereka juga tertawa.

Catalina dan Kurumi melihat adegan keluarga itu dengan mata yang penuh kesedihan dan harapan bergantian. Kurumi menggenggam tangan Catalina lebih erat, tubuhnya sedikit menggigil. Dia melihat Mayuri yang senang di pundak ayahnya, ekspresi wajahnya berubah dari senang menjadi sedih tapi juga tekad. “Aku tidak akan membiarkan semua orang mati di masa depan… aku tidak akan biarkan Mayuri kehilangan papa dan mama nya… tidak akan biarkan semua keluarga yang bahagia ini hancur…” Bisiknya dengan suara yang gemetar, air mata mulai muncul di sudut matanya.

Catalina menyentuh pipi Kurumi dengan lembut, mengusap air mata nya. Ekspresi wajahnya penuh tekad dan kasih, mata nya menyala dengan cahaya pink dan biru kebiruan. “Kamu benar Kurumi, dunia selama nya harus seperti yang kita lihat barusan… penuh dengan tawa keluarga, kebahagiaan, dan kasih sayang…” Dia melihat ke arah langit yang mulai memerah, mata nya terfokus ke arah waktu yang akan datang. “Dan kita akan memastikan itu… bersama-sama… tidak ada yang akan terlewatkan… tidak ada yang akan terjatuh…”

“Nyooooom…” Suara mobil yang lewat cepat, memecah keheningan sejenak. Catalina melihat jam di pergelangan tangannya—“tick… tock…”—sudah pukul 19.45. Dia mengangkat alisnya, ekspresi wajahnya berubah menjadi waspada. “Kita harus pergi ke rumah sakit sekarang… hanya sepuluh menit lagi sebelum mutan itu tiba…” Suaranya tegas, tapi tetap lembut. Dia menarik Kurumi dengan lembut, berjalan ke arah rumah sakit dengan langkah yang mantap.

Kurumi mengangguk, ekspresi wajahnya menjadi serius. Dia menggenggam tangan Catalina lebih erat, jari-jari nya memegang erat. “Iya… kita harus cepat… agar tidak ada yang terlambat lagi…” Suaranya tegas, mata kiri diamond hijau nya memancarkan cahaya yang kuat. Dia berjalan berdampingan dengan Catalina, tubuhnya tegak seolah siap menghadapi apa pun yang akan datang.

Di kejauhan, cahaya neon masih menyala terang—“nyalir… nyalir…”—membuat jalan Shibuya terlihat indah dan penuh harapan. Bunyi tawa keluarga Zerav masih terdengar riang, seolah memberitahu mereka bahwa semua upaya mereka akan terbayar lunas. Dan di hati Catalina dan Kurumi, tekad mereka semakin kuat—mereka akan melindungi dunia ini, melindungi kebahagiaan yang mereka lihat hari ini, dan mengubah masa depan yang hancur menjadi masa depan yang penuh harapan.

“Glow… glow…” Cahaya pink dan biru kebiruan mulai muncul di sekitar tangan Catalina, memancarkan cahaya yang lembut tapi kuat. Kurumi melihatnya dengan mata yang penuh kebanggaan, lalu cahaya hijau kehitaman juga muncul di sekitar tangannya—“flick… flick…”—kedua cahaya itu bergabung, menciptakan kilau yang indah di tengah malam Shibuya.

Mereka berjalan terus, langkah mereka mantap dan penuh tekad, menuju tempat di mana takdir mereka akan diuji—dan di mana mereka akan membuktikan bahwa kekuatan kasih sayang dan harapan lebih kuat dari segala kehancuran.

 

Bunyi angin malam yang lembut—“whoosh… whoosh…”—menyebar di udara, membawa harapan baru dan tekad yang kuat ke seluruh distrik Shibuya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!