Sinopsis
Jovan, seorang pria muda pewaris perusahaan besar, harus menjalani hidup yang penuh intrik dan bahaya karena persaingan bisnis ayahnya membuat musuh-musuhnya ingin menjatuhkannya. Suatu malam, ketika Jovan dikejar oleh orang-orang suruhan pesaing, ia terluka parah dan berlari tanpa arah hingga terjebak di sebuah gang sempit di pinggiran kota.
Di saat genting itu, hadir Viola, seorang wanita sederhana yang baru pulang dari shift panjangnya bekerja di pabrik garmen. Kehidupannya keras, dibesarkan di panti asuhan sejak kecil tanpa pernah mengenal kasih sayang keluarga kandung. Namun meski hidupnya sulit, Viola tumbuh menjadi sosok kuat, penuh empati, dan berhati lembut.
Melihat Jovan yang berdarah dan terpojok, naluri Viola untuk menolong muncul. Ia membawanya bersembunyi di rumah kontrakan kecilnya yang sederhana. Malam itu menjadi titik balik dua dunia yang sangat berbeda.....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lili Syakura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 27 Penculikan di Tengah Badai
Beberapa hari kemudian.....
Langit sore mendung berat, hujan tipis turun membasahi jalanan kota.
Jovan berdiri di depan pintu rumah Adiwangsa napasnya tersengal, darahnya mendidih. Ia baru saja meninggalkan konfrontasi besar dengan sang ibu. Untuk pertama kalinya dalam hidupnya, Jovan benar-benar kehilangan kesabaran.
"Cukup sudah, ma...… gumamnya lirih, kedua tangannya mengepal kuat. "Aku tidak akan diam lagi.!!"
Ponselnya berdering,pesan dari anak buahnya memberi laporan kalau semua akses menuju tempat persembunyian Viola sudah dijaga ketat.
Tapi di sisi lain, seseorang juga sedang mengintai… menunggu kelengahan.
Davin, pria yang sejak lama menyimpan obsesi terhadap Viola, berdiri di bawah payung hitam di seberang bangunan persembunyian.
Senyum licik mengembang di wajahnya.
"Kau benar-benar naif, Jovan," gumamnya. "Kau terlalu sibuk marah pada ibumu… dan lupa bahwa musuhmu bukan cuma dia.!"ucapnya tersenyum penuh arti...
Dengan bantuan orang-orang suruhan Maya yang disusupinya secara diam-diam, Davin menyelinap masuk lewat pintu belakang gudang tempat persembunyian itu.
Beberapa anak buah Jovan yang bertugas menjaga, dilumpuhkan secara senyap, ada yang disuntik bius, ada yang terkena alat setrum kejut, meskipun tidak sampai menyebabkan kematian.
Di dalam kamar, Viola yang masih lemah karena efek obat dan demam tinggi terbaring tak berdaya.
Peluh dingin membasahi pelipisnya.
Ia bahkan tak sempat menyadari saat pintu kamarnya terbuka perlahan.
"Viola…"suara Davin terdengar pelan namun licik.
"Akhirnya… aku yang membawamu pergi, bukan dia."
Viola mencoba bangkit, tapi tubuhnya terlalu lemah. Tangannya hanya mampu meraih selimut dan menggenggam erat.
"Davin… jangan…,'suaranya lirih dan serak.
"Tenang saja,Vio mulai hari ini, kau akan belajar… bahwa hanya aku yang benar-benar mencintaimu." Davin menyeringai.
Beberapa menit kemudian, Jovan baru tiba di persembunyian. Ia bermaksud menenangkan dirinya di dekat Viola setelah konflik dengan Maya.
Tapi ketika ia membuka pintu—ruangan itu berantakan, beberapa anak buahnya tergeletak pingsan di lantai, termasuk suster yang merawat Viola.
"Sial!!" teriak Jovan dengan mata membelalak. Ia berlari masuk, membuka kamar Viola.
Ranjang kosong. Selimut kusut. Gelas air terjatuh di lantai.
"KEMANA VIOLA?!" teriaknya dengan suara pecah.
Salah satu anak buahnya yang mulai sadar menunjuk ke arah belakang gedung.
"Da… Davin… dia… membawa nona Viola… lewat pintu belakang…"
Wajah Jovan mengeras seketika. Aura dingin memancar dari sorot matanya,auranya seorang Jovan Adiwangsa yang selama ini selalu tenang, kini benar-benar hilang kesabaran.
"Siapkan mobil. Lacak keberadaan Davin. SEKARANG!" bentaknya lantang.
Pengajaran pun dilakukan malam itu juga... Di tengah hujan lebat dan malam yang kian larut.
Mobil hitam milik Jovan melaju kencang membelah hujan deras. Wiper kaca bekerja cepat, namun matanya tetap fokus pada peta pelacak yang menunjukkan titik pergerakan Davin. Anak buahnya menginfokan Davin membawa Viola ke arah wilayah pelabuhan lama,tempat sepi, gelap, dan nyaris ditinggalkan.
"Beraninya kau menyentuh Viola saat dia bahkan tak bisa berdiri… aku akan pastikan kau membayar ini, Davin,!!" gumam Jovan lirih, suaranya penuh amarah yang membara.
Di pelabuhan tua, Davin menyeret Viola yang masih lemah ke dalam gudang kosong. Tangannya menggenggam wajah gadis itu dengan kasar.
"Kau akan menjadi milikku, Viola. Bukan Jovan. Bukan siapa pun!"
"Aku… lebih baik mati… dari pada ikut kamu," jawab Viola lirih, tapi sorot matanya masih menyala, meski tubuhnya lunglai.
Davin mencengkeram lebih kuat, namun suara tembakan peringatan memecah keheningan malam.
"DORRR!"
Pintu gudang terbuka lebar,Jovan berdiri di sana, basah kuyup oleh hujan, dengan pistol teracung dan wajah yang tak lagi menyimpan ampun.
"Lepaskan dia sekarang… atau aku sendiri yang akan mengubur mu di tempat ini.!"
Pertarungan sengit pun tak terhindarkan. Anak buah Jovan berhadapan dengan kelompok bayaran Davin. Peluru bersahutan di tengah hujan deras, suara teriakan dan denting logam menggema.
Davin mencoba kabur sambil menyeret Viola, tapi Jovan melompat dan menarik tubuh Viola ke pelukannya, menjatuhkan Davin ke lantai beton.
"Kau sudah melampaui batas, Davin!"
"Kau tidak pantas memilikinya!!" teriak Davin kalap sambil meraih pistol di pinggangnya.
Namun Jovan lebih cepat, tendangan keras menghantam tangan Davin, pistolnya terlempar jauh.
Pukulan bertubi-tubi mendarat ke wajah Davin, membuatnya tersungkur.
"Kau… menyentuh wanita ku saat dia sakit,"desis Jovan penuh amarah.
"Kau tidak akan pernah keluar dari tempat ini sebagai orang bebas."
Teriak Jovan lalu mengarahkan pistolnya ke arah kaki kiri Davin.
Namun belum sempat pelatuk di tarik sebuah benda berbentuk panjang terlempar kearah Jovan dan Jovan terhuyung kebelakang.
Dan kesempatan itu, dimanfaatkan oleh Davin untuk melarikan diri.
Saat itu Viola nyaris kehilangan kesadaran saat Davin membopongnya keluar dari gudang, dan membawanya menuju mobilnya entah kemana tujuannya, Namun yang pasti Davin ingin menjauh dari tempat itu dan membawa kabur Viola....