[BIJAK LAH DALAM MEMBACA] yang menceritakan tentang Jian yu seorang pekerja biasa Dengan gaji yang pas-pasan , dan saat dia pulang dia malah dihadang oleh sekelompok preman yg mabuk dan membentak nya untuk menyerahkan uang nya ,Jian yu yang tidak bisa melawan pun lari bukan Karena takut tapi Karena di sendirian dan mereka bertiga, mau tidak mau tidak ia harus melarikan diri tapi, pelarian nya itu sia sia Karena salah satu preman berhasil memukul nya dan membuat nya jatuh dan setelah itu dia di buang oleh Meraka , dan saat Jian yu membuka matanya kembali dia sudah tidak berada di bumi kagak melainkan berada di dunia yg tidak dia kenal dan mendapatkan sistem terkuat yg akan merubah hidup nya kedepan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FAUZAL LAZI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 27
Kilatan cahaya biru dari Langkah Bayangan Petir merobek hutan. Jian Yu bergerak secepat kilat, dan dalam sekejap ia sudah mendekati titik yang ditunjukkan sistem.
Di hadapannya terbentang sebuah dataran sunyi, penuh dengan kabut hitam pekat. Aroma anyir darah begitu kuat, menusuk hidung. Tanah di sekeliling lingkaran besar itu dipenuhi simbol kuno berwarna merah, terukir dengan darah segar. Tulang belulang manusia berserakan, beberapa masih meneteskan cairan merah, menandakan baru saja dikorbankan.
Di tengah lingkaran, delapan pemuja iblis berkerudung hitam duduk melingkar. Mereka melantunkan mantra dengan suara rendah, lidah mereka menjulur menjilat darah dari belati yang mereka gunakan untuk menorehkan simbol.
“...darah manusia untuk iblis agung... tubuh fana untuk kegelapan abadi...”
Aura iblis yang tebal naik dari formasi itu, membentuk bayangan besar menyerupai wajah iblis bertanduk.
Mata Jian Yu menyipit. “Pemuja iblis... Mereka benar-benar rela menjual jiwa demi kekuatan busuk.”
Namun sebelum ia sempat bergerak, salah satu pemuja berdiri, suaranya serak namun penuh kebencian.
“Berhenti di situ, bocah! Siapa yang berani menginjak tempat suci kami?”
Jian Yu mengangkat pedang, tubuhnya dipenuhi aura emas bercampur biru. “Aku? Hanya seorang yang muak melihat sampah sepertimu. Kalian tidak layak hidup.”
Pemuja itu tertawa, suara tawanya menggema, aneh dan menusuk telinga.
“Hahaha… sombong sekali! Kau pikir bisa menghalangi pemanggilan kami ? Bunuh dia!”
Sekejap kemudian, empat pemuja mengangkat tangan. Dari tanah, muncul bayangan hitam yang memadat menjadi makhluk iblis humanoid dengan tanduk melengkung, taring panjang, dan cakar tajam. Mereka meraung, lalu menyerbu ke arah Jian Yu.
SWOOOSH!
Jian Yu melesat maju, pedangnya berkilat tajam
“teknik pedang naga cakaran naga"
ZRAAK!
Dalam satu ayunan, dua iblis langsung terbelah, tubuh mereka hancur menjadi asap hitam yang menghilang. Dua iblis lainnya melompat serentak, satu mencakar dada Jian Yu, satu lagi menghantam dari belakang. Jian Yu memutar pedang, membentuk pusaran energi qi, lalu BOOOM! meledakkan keduanya ke tanah, meninggalkan kawah.
Para pemuja itu berhenti melantunkan mantra, terkejut.
“Tidak mungkin! Dia membantai iblis-iblis pemanggilan begitu mudah!”
Jian Yu melangkah maju, wajahnya tenang, namun matanya tajam menusuk.
“Kalian sudah salah langkah. Kalian bukan lagi manusia hanya boneka iblis. Biarlah aku yang mengakhiri semuanya.”
Pemuja lain meraung marah, membuka jubahnya. Tubuhnya berubah, kulitnya retak dan memunculkan sisik merah, matanya memerah, dan taring panjang tumbuh.
“Kami akan menjadi iblis sepenuhnya demi kekuatan! Bocah, kau akan menjadi korban berikutnya!”
Empat dari mereka berubah, aura iblis mereka meledak, membuat tanah bergetar. Tubuh mereka membesar, seakan manusia bercampur monster.
Jian Yu menatap tajam. “Bagus… aku memang butuh lawan kuat untuk mencoba kekuatan ku sudah sejauh mana”
Ia menusukkan pedangnya ke tanah. Qi emas dan biru meledak keluar, membentuk pusaran energi yang mendorong kabut hitam menjauh. Suara gemuruh terdengar, dan aura naga samar melayang di belakang tubuhnya.
“Baiklah… ayo kita lihat apakah ‘iblis jadi-jadian’ sekuat ocehan kalian.”
Delapan iblis manusia itu meraung serentak, melompat dengan kecepatan kilat, cakar mereka siap mencabik. Jian Yu justru tersenyum tipis, tubuhnya lenyap menjadi cahaya biru.
BOOOOMMMM!
Pertarungan besar pun dimulai, ledakan energi mengguncang hutan, memecahkan tanah, dan menebarkan gelombang qi ke segala arah.
Jian Yu melesat seperti bayangan petir, begitu cepat hingga menghilang dari pandangan para pemuja iblis. Mereka langsung terdiam waspada, mata mereka menyipit menembus kegelapan. Namun, sebelum sempat bereaksi lebih jauh, dua kepala terpisah dari tubuhnya dengan satu tebasan pedang kilat.
Buk! Buk!
Suara tubuh jatuh bergaung, darah panas memercik di atas formasi hitam itu.
Para pemuja iblis lainnya meraung marah, wajah mereka dipenuhi urat biru akibat pengaruh energi iblis. Salah satu dari mereka menggeram lantang, “Keluar lah, pengecut! Hadapi kami jika kau bera—”
Belum sempat ia menyelesaikan kalimatnya, kepalanya sudah melayang ke udara. Jian Yu muncul di hadapan mereka, berdiri tegak dengan tatapan tajam bagaikan bilah pedang. Suaranya tenang namun penuh tekanan, membuat jantung siapa pun yang mendengarnya bergetar.
“Kalian tetap saja lemah… bahkan setelah menyerahkan jiwa kalian pada iblis.” Nada bicaranya datar, tetapi jelas-jelas penuh ejekan.
Lima pemuja iblis yang tersisa langsung mengamuk, serangan demi serangan menghujani Jian Yu dari berbagai arah. Cakar iblis yang menghitam, cambuk energi gelap, dan semburan api neraka meledak di sekelilingnya. Namun Jian Yu melangkah ringan, tubuhnya seakan bayangan yang tak bisa disentuh. Dengan satu gerakan miring, ia menghindari serangan pedang hitam, lalu berputar cepat mengelak dari semburan energi.
“Lambat.” Ia tersenyum tipis.
Jian Yu, yang tak mau membuang waktu lebih lama, mengangkat tangannya. Aura es yang dingin mendadak meluap, membuat udara sekitar bergetar. Cuaca berubah drastis, suhu jatuh tajam hingga embun membeku dalam sekejap.
“Domain Es Abadi!”
Seketika itu juga, hawa dingin yang menggigit menelan seluruh area. Tanah mengeras, udara membeku, dan es menjalar ke arah kaki para pemuja iblis. Suara retakan terdengar jelas ketika tubuh mereka kaku, gerakan mereka melambat, lalu benar-benar terhenti.
“Tidak… tidak mungkin! Apa ini?!” salah satu dari mereka berteriak panik, berusaha memecahkan es yang melilit tubuhnya. Namun semakin mereka melawan, semakin cepat es itu mengikat.
“Sudah terlambat untuk kalian membebaskan diri.” Jian Yu mengepalkan tangannya.
Craakk! Craakk!
Duri-duri es yang tajam dan runcing muncul dari tanah, menembus tubuh mereka dengan brutal. Jeritan kesakitan bergema, darah mereka bahkan membeku sebelum sempat menyentuh tanah. Tubuh mereka pecah menjadi pecahan es bercampur darah beku.
“Tidak… mustahil! Kau… seharusnya… kalah…!” itu adalah suara terakhir dari salah satu pemuja iblis sebelum tubuhnya hancur berkeping-keping.
Domain es lenyap perlahan, menyisakan keheningan mencekam. Jian Yu menatap mereka dingin, lalu melangkah ke tengah formasi pemanggilan. Dengan telapak tangannya, ia melepaskan Api Surgawi yang membara.
Fwooooshhh!
Api emas membungkus formasi itu, melahap seluruh ukiran runik yang berlumur darah. Jeritan samar dari roh-roh tumbal terdengar memudar, hingga akhirnya hanya tersisa abu dan bau hangus di udara.
Mata Jian Yu semakin tajam ketika melihat mayat-mayat korban yang dijadikan tumbal. Tubuh-tubuh yang tak berdosa tergeletak kaku, darah mereka menjadi bahan bagi pemanggilan itu. Rahangnya mengeras, amarah mendidih di dalam dadanya.
“Akan kuhancurkan kalian, para iblis. Dan kalian semua… akan jadi batu loncatan untuk membuatku menjadi yang terkuat.” Suaranya bergaung bagaikan sumpah.
Dengan satu lompatan, Jian Yu terbang menuju kerajaan Tianlong.
Namun sebelum sempat terlalu jauh, suara sistem bergema di dalam kepalanya:
[Sistem: Misi tersedia. Kalahkan sosok Iblis Arkan yang menyamar menjadi manusia di dalam Kerajaan Tianlong, dan lindungi ayah Xiao Ying yang masih dalam keadaan lemah, serta ibunya mereka berdua adalah Raja dan Ratu di yg memimpin kota Tianlong.Hadiah: kenaikan satu ranah kultivasi dan peta akses ke Benua Baru Qianmu yang dipenuhi sumber daya.]
Jian Yu berhenti sejenak di udara, matanya menyipit membaca detail misi itu. “Jadi Xiao Ying itu seorang tuan putri, ya? Jadi waktu itu… aku malah keliatan payah di depannya.” Ia mengusap wajahnya sambil mendesah, mengingat kejadian konyol di rumah makan ketika dia bersembunyi di belakang Xiao Ying hanya karna kecoa
“Aduh… mau aku bawa ke mana muka ini…” gumamnya sambil geleng-geleng kepala.
Namun sesaat kemudian, tatapannya kembali serius. “Haisss… mau tidak mau harus mau. Kalau ini bisa mencegah bencana yang lebih besar, aku akan melakukannya.”