Aruna adalah seorang perawat di poli psikiater yang bekerja bersama sahabat lamanya, Dirga — seorang dokter psikiater . Persahabatan mereka yang telah terjalin sejak SMA berlanjut hingga dewasa, bahkan keluarga mereka pun saling mengenal dekat. Namun kehidupan Aruna berubah ketika ia mulai menerima teror misterius dari seseorang yang terus mengintainya. Ketakutan membuatnya mencari perlindungan pada Dirga tanpa berani menceritakan apa yang sebenarnya terjadi. Di tengah tekanan batin itu, keduanya juga menghadapi desakan orang tua masing-masing untuk segera menikah.
Dalam kebingungan dan rasa terdesak, Aruna dan Dirga akhirnya sepakat menikah. Bagi Dirga, pernikahan itu hanyalah cara memenuhi keinginan keluarga. Namun bagi Aruna, keputusan itu menyimpan alasan tersembunyi . Seiring waktu, Dirga mulai melihat sisi lain dari Aruna: trauma, luka, dan rahasia masa lalu yang membuatnya hancur dalam diam.
Akan kah Cinta akan menyatukan mereka atau mungkin akan memisahkan keduanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mila julia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27 . Gagang Pintu
Di balik pintu Dirga menguping ucapan Aruna ia tersenyum kecil , lalu memastikan langkah Aruna menuju kedalam kamar mandi. Begitu suara air terdengar Dirga kembali masuk kedalam kamar berjalan menuju kamar mandi lalu memegang gagang pintu kamar mandi hendak membukanya.
Klik.
Pintu itu terbuka namun Dirga tidak mendorongnya, ia kembali menutup pintu.
Runa yang sedang mandi membuka sedikit tirai shower ketika mendegar suara pintu terbuka, namun saat ia pastikan pintu itu masih tertutup dan tidak ada satu orang pun yang masuk. Aruna mengabaikannya lalu kembali melanjutkan mandi.
Di depan pintu kamar mandi Dirga mencoba mengingat kembali saat Aruna melarangnya untuk mengunci pintu saat mereka malam pertama di rumah bundanya, ekspresi panik Aruna saat mendengar putaran pintu di kunci, semuanya seolah menyambung dengan apa yang ia curigai.
"Setiap ruangan yang memiliki kunci putar yang di masuki oleh Aruna tidak pernah ia kunci bahkan kamar mandi sekalipun. Kecuali pintu Apartemen yang terkunci otomatis. " batin Dirga menelaah sembari berjalan menuju pintu kamar.
...~kunci putar~...
Dirga memutar beberapa kali pintu kamar, mengunci lalu membukanya. Dirga melakukan itu beberapa kali hingga ia menemukan jawaban dari pertanyaannya sendiri.
"Aruna bukan takut dengan pintu yang di kunci melainkan dengan suara patikan kunci itu sendiri. " gumam Dirga yang kemudian segera keluar dari kamar saat suara percikan air dari dalam kamar mandi berhenti.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Pagi - pagi sekali begitu sif jaga malamnya selesai Raka langsung segera ke kontrakan Maya , membawakan bunga serta coklat kesukaannya tanpa berganti pakaian sama sekali. jas dokter dan baju operasi rumah sakit masih melekat di badannya .
Begitu Maya keluar Raka langsung membuka pintu mobil dan berdiri di pagar kontrakan maya, berlutut sembari memohon permintaan maaf dari Maya.
"Maafin aku ya sayang!. "ucap Raka menunduk di hadapan Maya.
Maya melihatnya sekilas lalu berlalu meninggalkan Raka yang masih berlutut.
Dirga segera bangkit dan mengejar Maya. " Sayang... sayang kamu nggak mau maafin aku?. "ucap Raka dengan manjanya .
Maya tetap bungkam bahkan tidak ingin menatap Raka yang memelas kepadanya.
Tak berapa lama sebuah taksi online berhenti di hadapan Maya, ia membuka pintu mobil hendak memasukinya, tapi Raka menahan tangan Maya.
"Sayang aku udah bela- belain ke sini pagi - pagi banget loh cuma buat bujuk kamu. Aku bahkan nggak sempat buat ganti baju karna takut kamu pergi duluan. "
"Bahkan bunga serta coklat ini aku pesan sejak semalam untuk aku berikan sama kamu sayang. sayang... aku bener- benar merasa bersalah. Tolong yaa.... maafin aku ya ya.... "ucap Raka mencoba memberikan senyum terbaiknya.
"Aku bakal maafkan kamu, kalau kamu tunjukin keseriusan kamu ke aku. "ucap Maya menepis tangan Raka lalu masuk kedalam taksi online meninggalkan Raka yang masih berdiri di sisi jalan memegang buket bunga serta coklat .
Raka menghela nafas kasar, lalu mengacak rambutnya frustasi. " Gue harus lakuin apa coba?. "ucapnya melangkah gontai kembali ke mobilnya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Begitu masuk kedalam Mobil Dirga memberikan kotak bekal ke tangan Aruna.
"Nih di makan tadi malam lo juga nggak sempat makan malam kan. "ucap Dirga memasang sabuk pengamannya, lalu bersiap2 menginjak gas menuju rumah sakit.
Aruna memasang sabuk pengamannya lalu membuka bekal makanan yang di berikan Dirga.Roti Sandwich dengan dua lapis daging dan satu keju di tengahnya serta selada tanpa timun. Roti itu bertumpuk dua. Sandwich kesukaan Aruna yang hanya Dirga yang tau tanpa perlu ia katakan panjang lebar.
"Lo udah makan?. "tanya Aruna mengalihkan pandangan ke arah Dirga.
"Gue?.... tenang aja gue bisa cari makan di rumah sakit nanti. " ucap Dirga namun Aruna dengan cepat menyodorkan sandwich itu ke mulut Dirga.
"Makan buruan,lo yang buat juga!. Mana tau lo kasih racun di makanan gue. " ucap Aruna yang tau Dirga pasti akan menolak jika ia tidak memaksanya .
Dirga menggigitnya kecil, membuat Aruna mengerutkan keningnya. "Apaan makan gitu, jangan - jangan beneran lagi ada racunnya gara - gara lo dendam gue tendang tadi pagi. " ucap Aruna semakin curiga.
Tanpa menjawab Dirga membuka lebar mulutnya lalu menggigit sandwich itu dengan gigitan besar hingga melenyapkan separuh bagian sandwich segi tiga yang ia buat itu. Pipi Dirga menggembung bergerak gerak mengunyah makanan yang ada di dalmnya.
"Gitu dong . " ucap Aruna tersenyum puas.
Dirga melirik Aruna beberapa kali, ingin sekali ia menanyakan apa yang sebenarnya terjadi pada Aruna tadi malam.
"Sebenernya apa_____"
"Gue minta jangan bahas kejadian tadi malam ya Ga!. "potong Aruna seolah tau apa yang akan di tanyakan Dirga.
Dirga hanya menganguk, tak melanjutkan ucapannya lagi. Ia tau bagaimana Aruna jika ia terus bertanya apa yang tidak ia suka maka Aruna akan semakin menutupinya.
Aruna menikamati sandwich buatan Dirga sembari sesekali melirik raut wajah Dirga yang terlihat kecewa.
"Maaf Ga, gue belum siap buat cerita sama lo . Gue takut lo bakal pergi meningalkan gue setalah lo tau semuanya. " batin Aruna menatap ke arah jendela .
.
.
.
Bersambung...
Terima kasih sudah membaca bab ini hingga akhir semuanya. jangan lupa tinggalkan jejak yaa, like👍🏿 komen😍 and subscribe ❤kalian sangat aku nantikan 🥰❤
