Seorang pria mengagumi seseorang wanita yang selama ini diam-diam dia awasi. Semua itu terjadi berawal kejadian kecelakaan yang menimpa dirinya hingga dia merasa tertarik pada wanita itu.
Sampai pada akhirnya dia nekat untuk mendekatinya dan dari itulah pria itu menunjukkan perhatian lebih hingga wanita itu merasa risih.
"Stop jangan mengikuti aku terus."ucap wanita itu yang membalas dengan nada kesal.
Apakah wanita itu menerima kehadirannya dan memilih dirinya menjadi istrinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ArsyaNendra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menjadi satu rumah (IITG)
Gio terdiam menatap kearah Mamanya."Sudahlah,tak perlu kamu beralasan.Mama tahu itu pasti alasanmu bukan,terserah kamu mau apa.Yang terpenting jangan berbuat aneh pada Nadira sedangkan kalian tak memiliki hubungan." Mama Belina memancing emosi putranya.
"Dia itu calon istri Gio ma." jawab Gio yang secara langsung menjawab.
"Iya Mama tahu jika dia calon istri kamu,tapi dia belum menjawab menerima atau tidaknya kamu kan."
"Apa pun alasannya Gio akan menikahi Nadira,Gio tak ingin kehilangan kedua anak Gio ma." Gio masih berusaha mempertahankan keinginannya.
"Baiklah,jika itu maumu akan Mama dukung.Tapi kita tunggu jawaban dari Nadira tentang rencana itu,Mama pun berharap semoga dia menerimamu.Dan awas kalau kamu berani bermain-main dengan wanita lain di luar sana." ucap Mama Belina yang secara langsung mengancam Gio.
"Tak mungkin juga ma,Gio serius dengan Nadira." Gio menjawab apa adanya tentang keseriusannya.
"Tapi nyatanya kamu kena jebakan wanita itu juga kan,sampai Nadira jadi korban kamu." jawab Mama Belina yang merasa kesal sendiri.
"Mana Gio tahu ma,kalau sudah seperti itu Gio akan menghindari wanita itu."
"Terserah kamu,ingat pesan Mama tadi." ucap Mama Belina yang langsung pergi meninggalkan Gio.
Sedangkan posisi Nadira masih sibuk menyusui putranya,Nadira duduk di sofa mini dekat keranjang tidur bayi.
Nadira mengelus salah satu putranya yang terlelap tidur."Anak Mama." sesekali Nadira mengecup dahi putranya.
Setelah tertidur,barulah Nadira meletakan putranya di keranjang bayi.Sembari Nadira tersenyum melihat kedua bayinya tertidur pulas.
"Mama begitu bahagia sayang,akhirnya perjuangan Mama tak sia-sia merawat dan menjaga kalian." Gumam Nadira pandangannya mengarah kedua anak kembarnya.
Tiba-tiba ingatan Nadira kembali mengingat sesuatu."Apa harus aku menerima tawaran itu,jika demi kedua anakku.Tapi aku tak benar-benar mencintai pria itu,sudah cukup rasa kecewa dan marah yang selama ini aku pendam." Batin Nadira yang mengingatkan memori setelah dia hamil.
"Tapi,aku sebagai ibu tak juga harus egois.Pasti mereka butuh peran seorang ayah disamping mereka.Bagaimana ini." Gumam Nadira yang masih mencoba memutuskan keputusannya.
"Jika semua ini demi mereka,aku harus berkorban.Masalah pria itu,aku akan mengatasinya sendiri." Batin Nadira yang akhirnya memutuskan pilihannya.
Malam hari
Nadira masih berada di kamar putranya,sibuk mengambil beberapa selimut yang sudah tersedia di lemari laci dekat jendela.
Tiba-tiba terdengar suara pintu terbuka, yang dimana ada sosok wanita datang membawa sesuatu.
"Selamat malam Nona." sapa wanita itu dengan ramah.
"Malam." jawab Nadira dengan sedikit senyuman.
"Ini minuman hangat untuk Nona." ucap pelayan itu yang secara langsung melayani Nadira.
"Terimakasih." jawab Nadira yang sibuk mengurus putranya.
Pelayan itu langsung pergi,kini Nadira duduk santai sembari menikmati minuman hangat.Tiba-tiba saja pintu terbuka kembali yang dimana ada dua wanita yang berdiri didepan pintu.
"Selamat malam Nona." Sapa kedua wanita itu,Nadira langsung berdiri dari tempat duduknya.
Dari belakang datanglah Gio yang secara langsung menghampiri kedua wanita itu." Kalian sudah tahu bukan,apa tugas kalian?" tanya Gio pada mereka.
"Sudah tuan." jawab mereka berdua dengan serentak.
"Mereka siapa?" tanya Nadira pada Gio.
"Mereka berdua adalah suster yang akan menjaga anak kita." Mendengar jawaban itu,Nadira menatap tajam kearah Gio.
"Apa anak kita." Batin Nadira yang menatap dengan tatapan tajam.
"Kerjakan pekerjaan kalian,ayo sayang kita kebawah.Mama dan Papa sudah menunggu kita kebawah untuk makan malam." Ajak Gio yang secara berani memanggil dengan nama sayang.
"Apa kamu bilang." jawab Nadira yang terlihat sedikit kesal dengan cara dia memanggil namanya.
"Biarkan mereka yang mengerjakan tugas mereka." jawab Gio yang langsung mengajak Nadira untuk makan malam bersama.
Nadira terpaksa harus mengikuti apa perintah pria itu.Nadira mendekati mereka berdua.
"Jaga baik-baik ." Pesan Nadira pada 2 suster yang menjaga putranya.
"Baik Nona." Jawab mereka berdua yang Seca langsung bekerja.Nadira pun akhirnya pergi dari tempat itu bersamaan dirinya keluar bersama Gio yang berjalan tepat dibelakangnya.
Gio selalu mengikuti Nadira dari belakang,Nadira berjalan-jalan pelan saat menuruni anak tangga.
Tiba-tiba saja,ada tangan yang menyentuh tangan Nadira."Pelan-pelan." ucap Gio yang dengan lembutnya memegang tangan Nadira.
"Lepas."ucap Nadira dengan tatapan marah.
"Aku hanya ingin membantu,bagaimana nanti kamu jatuh." jawab Gio yang terlihat begitu extra sabar menghadapi Nadira.
"Aku bisa jalan sendiri." jawab Nadira yang melanjutkan jalannya saat menuruni anak tangga.
"Alasan dia saja." Batin Nadira yang terlihat masih kesal dengan pria itu.Gio pun hanya bisa menghela nafas,setelah mendengar jawaban seperti itu.
Sampai pada akhirnya Nadira sampai di ruang meja makan ,yang dimana di ruangan itu sudah ada Mama Belina dan tuan Marco yang sedari menunggu kedatangan mereka berdua.
"Nadira." Sambutan hangat dari Mama Belina untuk dirinya,Nadira membalas dengan anggukkan kepala.
"Ayo sayang,kita makan malam bersama.Kebetulan Mama mempersiapkan makanan khusus untuk kamu sayang." Mama Belina begitu antusias dengan kedatangan Nadira.
Mama Belina menuntun Nadira ke tempat duduknya,Gio pun duduk di samping Nadira.Mama Belina menatap tajam kearah putranya.
"Kamu duduk disamping Papa." ucap Mama Belina yang langsung menegur putranya untuk duduk di samping suaminya.
Gio terdiam sembari melirik tajam kearah Mama Belina."Berani kamu dengan Mama." ucap Mama Belina yang mulai berani balik menatap putranya.
Gio akhirnya mengalah pindah tempat duduk,tuan Marco terdiam melihat kedatangan Nadira di malam itu.
"Ayo sayang." ucap Mama Belina yang langsung mempersiapkan makanan khusus untuk Nadira.
"Habiskan semua,ini makanan baik untuk ibu menyusui.Kalau butuh sesuatu jangan sungkan bertanya." Mama Belina memberikan perhatian lebih pada Nadira.
Nadira pun hanya membalas dengan anggukan kepala,dan di malam itu Nadira menikmati makan malam bersama mereka.
Setelah selesai makan malam,Mama Belina melirik kearah Nadira.
"Bagaimana sayang,apa kamu menyetujui apa permintaan Mama?" tanya Mama Belina yang menunggu Jawaban dari Nadira.
Nadira melirik kearah Mama Belina,dan dirinya menyadari apa maksud dari pertanyaan Mama Belina.
"Aduh,aku harus bagaimana.Apa harus aku terima,tapi..."
"Berikan Nadira waktu lagi." jawab Nadira yang masih bingung harus memutuskan bagaimana untuk dia menerima atau tidaknya.
Mama Belina menghela nafas setelah Nadira belum saja menentukan jawabannya apa.Apalagi Mama Belina begitu mengharapkan jika mana Nadira menerima tawaran itu dan segala upaya yang beliau lakukan tidak sia-sia hanya untuk mendapatkan sesuatu yang beliau inginkan.