NovelToon NovelToon
Cinta Sang Pewaris

Cinta Sang Pewaris

Status: sedang berlangsung
Genre:Playboy / Murid Genius / Diam-Diam Cinta / Cinta Murni / Bad Boy / Idola sekolah
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: CantiknyaKamu

Argani Sebasta Ganendra adalah pewaris muda dari keluarga yang berdiri di puncak kejayaan. Ayahnya seorang CEO tambang emas, ibunya desainer ternama dengan butik yang selalu menjadi pusat perhatian sosialita. Semua yang ia butuhkan selalu tersedia: mobil sport mewah, sekolah elit dengan fasilitas kelas dunia, dan hidup yang diselimuti gengsi serta hormat dari sekitarnya. Di sekolah, nama Argani bukan sekadar populer—ia adalah sosok yang disegani. Wajah tampan, karisma dingin, dan status pewaris membuatnya tampak sempurna. Namun, di balik citra itu, Argani menyimpan ruang kosong di hatinya. Sebuah perasaan yang ia arahkan pada seorang gadis—sederhana, berbeda, dan jauh dari dunia yang penuh kemewahan. Gadis itu tak pernah tahu kalau ia diperhatikan, dijaga dari kejauhan oleh pewaris yang hidupnya tampak sempurna. Kehidupan Argani semakin rumit ketika ia dipaksa mengikuti jejak keluarga: menjadi simbol keberhasilan, menghadiri pertemuan bisnis, bahkan menekan mimpi pribadinya. Di satu sisi, ia ingin bebas menjalani hidupnya sendiri; di sisi lain, ia terikat oleh garis keturunan dan kewajiban sebagai pewaris

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CantiknyaKamu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

ASTORIA

Amar melambatkan motornya dan berhenti persis di depan Latisha. Ia langsung melepas helm cadangan dari spion dan mengangkat alisnya.

“Naik,kak. Kalau kelamaan nanti aku disuruh bayar parkir juga,” godanya.

Latisha melipat tangan di dada sambil pura-pura manyun.

“Yaelah, gaya banget kamu. Padahal baru bisa bawa motor aja udah sok-sokan ngomelin.”

Amar pura-pura tersinggung. “Ih, dibilang baru bisa. Nih motor tiap hari aku yang panasin, ya kalau bukan aku, bensin udah pada basi kali.”

Latisha langsung ngakak, sampai matanya sedikit menyipit. “Bensin basi? Hahaha… ada-ada aja kamu Mar.”

Amar ikut ketawa, lalu dengan sok serius mengetuk helm cadangan itu ke lengan Latisha.

“Udah, pake dulu. Kalau nggak, aku tinggal kakak beneran di sini.”

“Ck,” Latisha akhirnya meraih helm sambil tetap tertawa. “Dasar tukang ngelawak.”

Suasana lobi yang tadinya penuh suara obrolan kini diselingi tawa kakak-adik itu. Beberapa siswa yang lewat sempat melirik sekilas, ada yang tersenyum melihat keakraban mereka.

Namun, di antara semua itu, ada beberapa tatapan yang berbeda:

• Vion yang masih belum masuk mobil, menoleh sebentar dengan ekspresi datar.

• Elang yang baru saja keluar bersama Lauren dan Aruna, sempat menahan senyum melihat Latisha tertawa begitu lepas.

• Dan tentu saja, Argani di bangku panjang sisi lobi, diam memandanginya. Entah apa yang ada di pikirannya, tapi jelas tawa Latisha barusan menarik perhatiannya lebih lama dari yang ia sadari.

🌙 Malam Hari — Rumah Masing-Masing

📍 Rumah Latisha & Amar

Bunda sedang merapikan barang belanjaan, Amar masih heboh dengan game di HP-nya. Latisha duduk di meja makan sambil ngerjain tugas ringan. Sesekali ia berhenti, menatap kosong ke arah jendela, masih teringat ucapan Argani sore tadi yang aneh dan bikin bingung.

“Latisha, jangan tidur malam-malam ya, besok masih ada acara di sekolah,” ucap bunda lembut.

“Iya, Bun…” jawabnya sambil tersenyum kecil. Tapi pikirannya tetap melayang.

📍 Rumah Vion

Vion duduk di kamar, bukunya terbuka tapi tak terbaca. Ia sibuk merenung. Dari kelas satu ia sudah menyimpan rasa pada Latisha, tapi sampai sekarang belum ada keberanian untuk bicara. Dan tadi sore, ia melihat jelas bagaimana Latisha menolak bantuannya dengan halus.

“Kalau terus gini, dia nggak bakal pernah tahu…” gumam Vion, menutup bukunya.

📍 Rumah Elang

Elang rebahan di kasur, earphone masih terpasang. Tapi alih-alih fokus ke musik, pikirannya penuh dengan satu hal: Vion. Ia tahu betul sahabatnya itu menyimpan perasaan ke Latisha sejak lama.

“Elang, lo tuh jago di lapangan, tapi kenapa soal hati malah mundur terus?” gumamnya sendiri, seolah berbicara untuk Vion yang nggak ada di ruangan itu. Ada rasa kasihan, tapi juga bingung harus gimana.

📍 Rumah Argani

Argani duduk di kursi menghadap jendela. Ponselnya tergeletak di meja, dibiarkan begitu saja. Kata-kata Latisha siang tadi berulang di kepalanya: “Lagipula apa urusannya sama kamu?”

Ia mendesah panjang, meremas pelipis. “Kenapa malah jadi begini…”

📍 Rumah Arsela

Di kamar bernuansa modern, Arsela berdiri di depan cermin, membenarkan sedikit rambutnya. Bibirnya tersenyum miring. “Astoria lebih menarik dari yang aku kira,” bisiknya pelan, seolah menyimpan sesuatu yang tak seorang pun tahu.

📍 Rumah Amora & Zamora

Amora duduk bersila di kasur, menatap papan catatan penuh coretan rencana masa depan. Zamora rebahan di sebelahnya sambil menggambar pola-pola abstrak di buku sketsanya. Mereka tidak membicarakan soal Latisha, Elang, atau siapa pun di sekolah. Malam itu, mereka sibuk dengan pikiran sendiri,tentang setelah lulus nanti, apa langkah yang harus mereka ambil, dan bagaimana menghadapi dunia di luar Astoria.

“Za, lo pernah kepikiran nggak, kita bakal ke mana setelah ini?” tanya Amora lirih.

Zamora tersenyum kecil tanpa menoleh, “Sering. Dan itu bikin gue nggak bisa tidur.”

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!