Banyak yang bilang orang baru akan kalah dengan orang lama. Nyatanya nasib Zema sangat berbeda.
Menikah dengan sahabat masa kecilnya justru membuat luka yang cukup dalam dan membuatnya sedikit trauma dengan pernikahan.
Dikhianati, dimanfaatkan dan dibuang membuat Zema akhirnya sadar. Terkadang orang yang dikenal lebih lama bisa saja kalah dengan orang baru yang hadir dihidup kita.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Redwhite, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27
Semua uang yang terkumpul ternyata masih jauh dari rekomendasi pengacara yang pernah mereka mintai saran.
Atta menghela napas panjang, gajinya yang harus dibagi dengan ibu dan adiknya, membuatnya tak kuasa mengumpulkan uang.
"Kok cuma tiga ratus juta? Ini juga paling banyak uang dari Zema. Gaji kamu ke mana aja Ta?" cecar Kenzie kesal.
Atta lantas menatap kekasihnya itu sinis. "Kamu ini amnesia atau apa? Gajiku sudah pasti dibagi dengan ibu, belum lagi kalau kamu ke sini, kamu selalu minta berlibur atau menginap di hotel, kamu pikir pakai uang siapa?"
Kenzie benar-benar kesal. Atta sekarang selalu berkata kasar dan membentaknya.
"Cobalah kamu minta harta gono gini dari suamimu itu, aku benar-benar ngga ngerti kenapa kamu harus berbohong sama aku?"
"Kenapa masih kamu bahas sih Ta, 'kan tadi udah aku jelasin sama kamu!"
"Sudah, kalian ngga jemput Ara di daycarenya? Jangan-jangan anak itu udah dijemput Zema," sela Luthfi yang mulai geram dengan kedua insan di depannya.
Saat mendengar nama Leora, keduanya mendadak panik.
Kini mereka bergegas keluar rumah untuk menjemput Ara dipenitipan anak. Mereka benar-benar takut jika zema telah mengambil anak itu.
Benar saja, keduanya terlambat datang sebab Zema telah menjemput Leora.
Pihak penitipan tak bisa menolak sebab mau bagaimana pun mereka tahu jika Zema adalah ibu kandung Leora.
"Aduh gimana ini Ta, kamu cepat telepon Zema. Jangan sampai dia bawa anak kita!"
Atta segera menghubungi Zema. Sampai beberapa kali dirinya menelepon tak ada jawaban dari istrinya.
Atta dan Kenzie benar-benar panik. Mereka kehilangan jejak Zema. Tak mungkin Zema mendatangi kediaman orang tuanya, sebab mereka juga sudah tak ada di sana.
"Ayo kita ke rumah sakit jiwa. Kita akan minta pihak rumah sakit menelepon Zema," saran Atta.
"Zema kan ngga tahu kalau kakaknya di rumah sakit jiwa. Kalau dia tahu bagaimana?"
"Ngga papa, kita ngga punya pilihan, gampang-lah nanti bagaimana kita menjelaskan. Yang penting dia tak membawa Leora pergi."
Keduanya segera menuju rumah sakit jiwa tempat Dery di rawat pertama kali.
Betapa terkejutnya mereka saat tahu jika Dery telah dipindahkan langsung oleh Zema.
Apalagi mereka menjelaskan jika semua sudah sesuai prosedur dan Luthfi sebagai penanggung jawab juga telah menyetujuinya.
"Luthfi? Bagaimana mungkin? Apa dia mengkhianati kita Ta?" lirih Kenzie.
Bukan hanya Kenzie, Atta makin terlihat kalut sebab Luthfi tak pernah bercerita apa pun padanya selama ini.
Kini dia juga memiliki pemikiran yang sama, apa mungkin Luthfi mengkhianatinya?
Keduanya kembali mencoba menghubungi Luthfi. Meski telah diberitahu rumah sakit Dery yang baru, mereka tetap berharap bisa mendapatkan penjelasan dari Luthfi.
Nomor lelaki itu mendadak susah dihubungi. Keduanya kini sudah berada di rumah sakit tempat Dery di rawat.
Sayangnya keduanya ditolak sebab permintaan keluarga yang memang tak mengizinkan siapa pun menjenguk Dery kecuali Zema.
"Apa Zema sudah tahu semuanya Ta?"
"Entah, sebaiknya kita cari Luthfi. Aku curiga jika dia sudah tahu semua ini. Kenapa dia ngga cerita?"
Mereka kembali ke rumah. Ternyata kediaman Atta sudah kosong. Barang-barang milik Luthfi juga sudah tak ada.
Lelaki itu pergi tanpa memberitahu keduanya.
Atta melempar barang-barang yang berada di meja karena frustasi.
Apalagi uang yang susah payah dia kumpulkan, tadi sudah dia transfer semua ke rekening Luthfi.
"Sialan! Kayaknya dia telah mengkhianati kita Zie."
Kenzie menjerit histeris. Hancur sudah semuanya. Uang yang Atta simpan tadi sudah diberikan pada Luthfi, ternyata lelaki itu justru mengkhianati mereka.
"Ayo kita ke apartemennya!"
Dengan pikiran kalut, keduanya menuju apartemen Luthfi. Sayangnya, menurut penjaga, Luthfi belum kembali ke sana.
Keduanya mengerang frustasi di parkiran. Mau tak mau, Atta kembali mencoba menghubungi Zema.
Beruntung kali ini panggilannya langsung di jawab.
"Kau bawa ke mana anakku Zema!" pekiknya.
Zema yang kini sedang bersama dengan Ara sampai harus menjauhkan ponselnya karena suara pekikannya.
"Kamu ingin bicara baik-baik atau aku matikan panggilanmu!" ancam Zema.
Kenzie lantas merebut ponsel Atta, "Zem, tolong kembalikan Ara. Dia ngga nyaman sama kamu, jangan kamu paksa dia Zem," bujuknya.
"Dia anakku, apa hakmu bicara seperti itu? Lagi pula kenapa bisa kamu bicara begitu?" balas Zema kesal.
Atta kembali merebut ponselnya. "Ayo kita bicara Zem!"
"Enggak ada yang harus kita bicarakan Ta. Kamu tunggu saja sidang perceraian dariku. Dan ya, kalian juga harus bersiap menerima laporanku atas keadaan Bang Dery!" ancamnya balik.
Zema mengangkat panggilan Atta sebab tadi pihak rumah sakit jiwa memberitahu jika ada seseorang yang ingin menemui Dery.
Saat bertanya siapa, ternyata itu adalah suaminya bersama seorang wanita yang ia yakin dia adalah Kenzie.
"Justru akan kupastikan kalau Bang Dery akan membusuk dipenjara!"
"Benarkah? Atas dasar apa? Pemerkosaan Kenzie?" cibir Zema.
"Atta ... Atta. Aku tahu kamu sangat mencintai Kenzie, tapi kenapa otakmu bebal sekali. Aku bicara seperti ini jelas bukan omong kosong seperti ucapanmu."
"Pemerkosaan? Bagaimana mungkin rahim dan organ kewanitaan Kenzie bisa rusak sangat parah jika hanya diperkosa oleh bang Dery? Apa kamu enggak melihat rekam medisnya?"
Tubuh Atta menegang, selama ini dia memang tak pernah menanyakan secara detail tentang peristiwa itu, sebab dirinya tak ingin kejadian buruk itu membuat mental Kenzie kembali memburuk.
Namun sekarang Zema seakan mengetahui segala hal yang dirinya tak ketahui.
Apa yang sebenarnya terjadi? Pikirnya.
"Ta ada apa? Kenapa kamu diam? Di mana anak kita?" cecar Kenzie tak sabar.
"Anak kita, katakan pada kekasihmu ah ... bukan, istri sirimu itu jika Leora adalah anakku!"
"Enggak Zem. Kenzie benar, Leora adalah anakku dan Kenzie," elak Atta lemah.
Di seberang sana Zema mengernyit bingung. Dia memaki keduanya 'gila' karena masih bersikeras menganggap Leora anak mereka.
"Secara data memang Leora anaku dan kamu. Pada kenyataannya, dia adalah anakku dan Kenzie. Dia hasil dari pembuahan spe*ma aku dan sel telur Kenzie. Kami hanya meminjam rahimmu untuk tempatnya tumbuh," jelas Atta pada akhirnya.
Zema terkejut bukan main. Inikah yang selama ini mereka sembunyikan?
Kenapa mereka selalu bersikeras mengatakan jika Leora adalah anak mereka, karena memang Leora hanya menumpang di rahimnya?
Kejam, ini adalah kenyataan menyakitkan yang tak pernah terbesit dalam pikiran Zema.
Note
Yang terjadi pada Zema di sebut GESTATIONAL SURROGACY yang berarti seorang ibu pengganti hanya menyewakan rahimnya dan tidak memiliki hubungan genetik dengan anak tersebut.
Embrio yang ditransfer ke rahim ibu pengganti berasal dari spe*ma dan sel telur pasangan yang ingin memiliki anak.
Sumber dari Google.
.
.
.
Lanjut
Karma memang tak Semanis kurma