Gabriel Alessandro, seorang tangan kanan bos mafia terkenal di Itali. Memutuskan keluar dari organisasi tersebut dan pergi ke Indonesia, kampung halaman ibunya.
Ia memutuskan pergi karena dihantui rasa bersalah setelah meledakkan bom di sebuah panti asuhan atas perintah bosnya.
Disaat ia mencoba menikmati hidup, ia bertemu dengan seorang perempuan yang dikejar oleh banyak pria berbadan kekar.
Ia yang awalnya tidak peduli akhirnya memutuskan untuk menolong perempuan itu.
Lalu apakah pertemuan mereka akan berlanjut dan membawa kedua nya dalam kisah yang baru ? Atau hanya sekedar pertemuan yang akan terlupakan begitu saja ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Saga Menyesal
Keduanya segera menaiki lift. Wajah Gabriel sangat tegang. Bisa Arya duga sesuatu terjadi pada istri bos nya.
"Melati". Teriak Gabriel saat melihat Melati sudah terbaring dengan wajah yang pucat.
"Apa yang kamu lakukan, Melati. Apa yang membuat mu berpikiran sangat pendek begini". Kata Gabriel dengan suara tercekat. Hatinya sangat sakit melihat Melati seperti ini.
Ia melepas dasinya dan mengikatnya pada pergelangan Melati yang penuh dengan darah.
"Tuan, ayo kita ke Rumah Sakit". Kata Arya mengingat kan. Sebab setelah mengikat pergelangan tangan Melati, Gabriel justru terisak sambil memeluk tubuh Melati yang lemas itu.
Seakan tersadar, Gabriel segera mengangkat tubuh Melati. Ia tidak memperdulikan kemeja mahalnya yang terkena darah. Ia hanya ingin Melati segera mendapat pertolongan.
Kali ini Arya yang menyetir. Gabriel duduk dibelakang sambil memeluk Melati. Ia berbisik di telinga Melati. Entah apa yang Gabriel katakan, tapi ia hanya ingin Melati tau kalau dirinya bersedih saat ini.
Arya mengemudi mobil dengan cepat juga. Meskipun tidak secepat Gabriel tadi. Beberapa kali ia kena omel Gabriel sebab menurut Gabriel Arya mengemudi sangat lambat macam siput.
"Bos, anda tidak menghubungi Tuan Saga ? Mumpung masih belum lama. Nanti takut nya Tuan Saga salah paham pada anda". Usul Arya.
"Benar juga. Tapi aku tidak punya nomernya". Kata Gabriel.
"Saya punya nomer ponselnya Roy. Asisten Tuan Saga. Atau ini saja, pakai ponsel Nona Melati. Tadi saya sempat membawa nya". Kata Arya menyerahkan ponsel Melati.
"Baiklah itu boleh juga. Pintar kamu, Arya". Kata Gabriel pelan tapi mampu membuat Arya besar kepala sebab dipuji oleh Bos nya.
"Tapi ini ada pasword nya. Aku tidak tau". Ucap Gabriel mendadak bingung.
"Coba pakai sidik jari Nona Melati, Tuan". Usul Arya.
"Oh iya. Pintar kamu".
Arya hanya menggelengkan kepalanya. Bos nya yang terkenal cerdas itu kenapa kini mendadak macam orang t*l*l. Malah sedari tadi memuji-muji dirinya.
Ponsel Melati berhasil di buka dengan menggunakan sidik jari Melati. Kemudian ia mencari nomer telepon Saga.
Panggilan sudah tersambung tapi belum diangkat.
📞"Halo, ada apa Mel ?"
"Ini aku. Cepat pergilah ke Rumah Sakit. Melati terluka. Kami sedang dalam perjalanan".
Hening, tidak terdengar lagi suara Saga.
📞 "Apa ? Kau apakan Melati sampai dia terluka !". Suara Saga terdengar menggelegar. Bahkan Gabriel harus menjauhkan ponsel dari telinga nya.
"Aku tidak tau apa-apa. Jangan menyalahkan ku". Teriak Gabriel pula.
"Bos, jangan berteriak. Nanti Nona Melati terkejut ". Kata Arya. Yang sebenarnya terkejut adalah dirinya.
Kemudian Gabriel terdiam. Melihat Melati yang sudah berwajah pucat.
📞"Aku menuju Rumah Sakit Kasih Bunda. Datanglah". Kata Gabriel pada Saga kemudian mematikan sambungan telfon.
"Mel, sadarlah. Bangunlah Mel". Bisik Gabriel. Ia memeluk tubuh Melati dan menekan luka dipergelangan tangan Melati yang terbalut dasi.
Tidak lama kemudian mereka sampai di Rumah Sakit. Gabriel segera berteriak di depan IGD dan beberapa perawat mendatangi nya sambil membawa brankar.
Gabriel mengikutinya sampai di depan ruang tindakan. Bajunya terkena noda darah di beberapa bagian.
Gabriel mondar-mandir di depan pintu. Ia berpikir keras, hal apa gerangan yang membuat Melati melakukan hal senekat ini.
Tadi pagi ia merasa Melati baik-baik saja. Apa Melati sebenarnya tertekan hidup bersama Gabriel. Atau karena Gabriel beberapa hari bersikap dingin padanya.
"Apa ini salahku ?" Tanya nya pada diri sendiri.
Tidak lama kemudian datanglah Arya bersama dengan Saga dan Roy.
Sebenarnya Saga sangat ingin menghajar Gabriel sejak dari perjalanan tadi.
Tapi, di parkiran ia bertemu dengan Arya dan Arya menceritakan kalau Gabriel lah yang menemukan Melati dalam keadaan seperti itu.
Jadi untuk sekarang Saga berusaha meredam emosinya dan akan mencari tau sebabnya nanti.
"Bagaimana keadaan Melati ?" Tanya Saga.
"Belum tau. Dokternya belum keluar ". Jawab Gabriel.
Hingga beberapa waktu mereka hanya berdiam diri. Tapi Gabriel masih mondar-mandir. Kakinya seperti enggan untuk diam di tempat.
"Hei, berhentilah berputar-putar di depanku. Mataku sakit melihat mu begitu". Tegur Saga.
Tapi Gabriel hanya melirik saja. Tidak berniat berhenti.
Saga berdecak sebal sebab Gabriel Gabriel tidak memperdulikan nya. Sedangkan Arya dan Roy hanya diam dipojokan..
Cklek..
Pintu dibuka oleh seorang Dokter. Saga dan Gabriel segera menghampirinya.
"Dokter bagaimana keadaan adik saya ?"
"Bagaimana keadaan istriku, Dokter". Kata Saga dan Gabriel secara bersamaan.
Dokter tersenyum kecil melihat kekompakan dua pria bersaudara ipar itu.
"Kondisi pasien saat ini sudah stabil. Untung segera dibawa kemari untuk mendapatkan tindakan. Dan juga mengikat lukanya dengan dasi adalah pertolongan pertama yang sangat tepat ". Jelas Dokter.
Saga melirik Gabriel. Jadi Gabriel melakukan pertolongan pertama pada Melati sebelum membawanya kemari. Dalam hati ada sebuah kelegaan di hati Saga sebab Gabriel juga memperdulikan adiknya.
"Baiklah Dokter. Apa kami bisa melihat nya ?" Tanya Saga.
"Tentu saja. Tapi jangan bertanya apapun dulu. Mungkin saja ini jiwanya masih terguncang. Saran saya, jika keadaannya sudah membaik ajaklah periksa ke psikiater. Sepertinya pasien butuh penanganan yang lebih sebab ia sudah mencoba b*n*h d*ri". Jelas Dokter lagi.
Saga dan Gabriel terdiam mendengar penjelasan Dokter. Ada rasa bersalah di hati Saga yang tidak memperhatikan Melati sejak pernikahan Damar.
Harusnya ia mendampingi Melati dan memberi penjelasan pelan-pelan padanya. Bukan malah menekannya agar melupakan Damar. Apalagi menikahkan Melati dengan orang asing.
"Kami akan memindahkan pasien ke ruang perawatan". Kata Suster.
"Berikan perawatan yang terbaik ". Kata Gabriel.
"Apa Melati pernah melakukan ini sebelumnya ?" Tanya Gabriel saat Dokter dan perawat sudah meninggalkan mereka.
Saga menggeleng mendengar pertanyaan Gabriel. "Tidak. Tidak pernah".
Gabriel mengangguk. Ia melihat penyesalan di wajah Saga. Tapi ia tidak mau terlalu banyak bertanya hal yang bukan urusannya.
"Ayo kita ikut". Gabriel menyentuh pundak Saga yang masih terdiam. Saga mengangguk dan kemudian berjalan mengikuti perawat di depan mereka.
..
cerita nya dominan mereka berdua tok
coba Gabriel dekat ma seorang wanita kira kira melati cemburu ga yah
biarpun cintamu sedang membara