Guang Lian, jenius fraksi ortodoks, dikhianati keluarganya sendiri dan dibunuh sebelum mencapai puncaknya. Di tempat lain, Mo Long hidup sebagai “sampah klan”—dirundung, dipukul, dan diperlakukan seperti tak bernilai. Saat keduanya kehilangan hidup… nasib menyatukan mereka. Arwah Guang Lian bangkit dalam tubuh Mo Long, memadukan kecerdasan iblis dan luka batin yang tak terhitung. Dari dua tragedi, lahirlah satu sosok: Iblis Surgawi—makhluk yang tak lagi mengenal belas kasihan. Dengan tiga inti kekuatan langka dan tekad membalas semua yang telah merampas hidupnya, ia akan menulis kembali Jianghu dengan darah pengkhianat. Mereka menghancurkan dua kehidupan. Kini satu iblis akan membalas semuanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zen Feng, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 26: MATA KELIMA
Parasit Budak.
Ciptaan paling keji dari Kultus Iblis Surgawi—serangga parasit yang ditanam dalam otak inang untuk memperbudak jiwa dan raga mereka. Bukan sekadar racun atau mantra pengendali pikiran biasa. Ini adalah ikatan mutlak yang memaksa seseorang untuk setia, untuk tunduk, untuk menjadi boneka hidup tanpa kehendak.
Orang yang tertanam Parasit Budak akan merasakan kesakitan luar biasa jika berani menolak perintah pemilik Parasit Induk. Dan jika pemberontakan berlanjut, otak mereka akan meledak dari dalam—kematian yang mengerikan namun instan.
Sempurna. Efisien. Mengerikan.
Flashback—Tiga Tahun Lalu
Tenda komando Aliansi Ortodoks di Dataran Rendah Qing. Malam hujan lebat mengguyur kemah-kemah pasukan. Di dalam tenda, cahaya lentera menerangi meja kayu panjang yang penuh dengan peta dan laporan pertempuran.
Guang Lian berdiri di depan meja, mengenakan jubah perang berwarna putih dengan lambang matahari emas di dadanya. Rambutnya yang panjang diikat tinggi, wajahnya tampak lelah namun tetap tajam. Perang melawan Kultus Iblis Surgawi sudah berlangsung tiga bulan—ribuan nyawa melayang di kedua belah pihak.
"Tuan Guang Lian!" Seorang pemuda berambut pendek dari Klan Guang melesat masuk ke tenda, napasnya tersengal. Dia membungkuk dalam, lalu menaruh sebuah toples kaca kecil di atas meja. "Ini adalah parasit jenis baru!"
Guang Lian mengangkat toples itu, menatap isinya. Seekor serangga hitam seperti cacing menggeliat di dasar toples. Auranya... aneh. Bukan Qi biasa—ini Qi gelap bercampur dengan sesuatu yang lebih buruk.
"Jelaskan," perintah Guang Lian singkat.
Pemuda itu menarik napas. "Parasit ini lebih berbahaya dari yang pernah kita temui sebelumnya. Dia tetap hidup meskipun inangnya mati. Dan yang lebih mengerikan—Parasit Induk bisa berpindah tubuh."
Guang Lian mengangkat alis. "Berpindah tubuh?"
"Ya, Tuan. Artinya, kendali atas semua inang bisa dialihkan ke orang lain. Siapa pun yang menjadi pemilik Parasit Induk yang baru, otomatis bisa mengendalikan semua orang yang tertanam Parasit Budak."
"Dari mana kau tahu ini?"
Pemuda itu menunjuk toples. "Serangga ini memiliki bekas Qi dari anggota Tao Langit Hitam dan pendekar Kultus Iblis yang telah tewas. Salah satu prajurit dari Sekte Gunung Hua melihat langsung—serangga ini dibedah dari tubuh mayat Tao Langit Hitam, lalu dimasukkan oleh pendekar Kultus Iblis ke dalam tubuhnya sendiri."
"Dan?"
"Pendekar Kultus itu sempat mengendalikan tiga pendekar Ortodoks yang terinfeksi Parasit Budak. Dia memerintahkan mereka menyerang pasukan kita dari dalam. Beruntung kami menyadarinya cepat dan membunuh pendekar Kultus itu sebelum kerusakan meluas."
Guang Lian menatap serangga dalam toples dengan ekspresi yang sulit dibaca. Di dalam dadanya, dua perasaan bertarung—ketertarikan dan kengerian.
'Serangga ini sungguh berbahaya,' pikirnya. 'Namun... sangat berguna untuk membuat pengikut yang benar-benar setia. Pengikut yang tidak akan pernah mengkhianati.'
Dia meletakkan toples itu kembali di meja. "Simpan dengan baik. Laporkan pada Guru Besar Wudang dan Kepala Shaolin. Kita perlu mempelajari cara melawan ini."
"Baik, Tuan."
Tapi di sudut hatinya, Guang Lian sudah memikirkan kemungkinan lain. 'Jika aku bisa menguasai teknik ini... jika aku bisa menciptakan pasukanku sendiri yang setia mutlak...'
Kembali ke Masa Kini
SREET!
Mo Long dan Yaohua melesat masuk ke dalam gua, kegelapan menelan mereka sepenuhnya. Meski mata Mo Long tertutup kain hitam, Gelombang Qi-nya menyebar ke segala arah—dia bisa "melihat" dinding batu, stalaktit tajam di langit-langit, dan...
Benang baja!
TING!
Kaki Mo Long menyenggol benang tipis yang terbentang di lantai gua.
WHOOOOSH!
Api menyembur dari celah-celah dinding—lidah api berwarna oranye menjilat udara dengan rakus. Suhu melonjak drastis dalam sekejap.
Mo Long bergerak cepat, merangkul pinggang Yaohua dan menariknya ke samping. Mereka bergulir di lantai batu, api melewati tepat di atas kepala mereka dengan selisih satu jengkal.
TING! TING! TING!
Benang-benang lain bergetar—jebakan berantai aktif. Semburan api datang dari berbagai arah, mengubah lorong gua menjadi neraka berkobar.
"Terus maju!" Mo Long mendorong Yaohua ke depan.
Mereka melesat, menghindari api, melompat melewati benang-benang jebakan. Qinggong mereka mencapai puncak—tubuh melayang, kaki hampir tidak menyentuh tanah.
Akhirnya, lorong melebar.
Mereka tiba di ruangan gua yang sangat luas—setidaknya lima puluh meter persegi. Langit-langitnya tinggi, stalaktit besar menjuntai seperti taring raksasa. Di tengah ruangan, ada altar batu yang penuh dengan darah kering dan sisa-sisa tubuh anak-anak.
Dan di sana, berdiri seorang pria.
Haikun.
Tinggi, kurus, mengenakan jubah hitam lusuh. Rambutnya acak-acakan, wajahnya pucat dengan lingkaran hitam di bawah mata. Tapi yang paling mengerikan—matanya.
Empat mata terbuka di wajahnya. Dua mata normal di tempatnya, satu mata ketiga di pipi kiri atas, satu mata keempat di pipi kanan atas. Dan di keningnya, tepat di atas hidung, ada tonjolan daging yang berdenyut—mata kelima yang belum terbuka penuh, hanya celah tipis yang memancarkan cahaya ungu menyilaukan.
"HAHAHAHA!" Haikun tertawa keras, suaranya bergema di seluruh gua. "Akhirnya! Akhirnya kalian datang!" Keempat matanya bergerak tidak sinkron, menatap Mo Long dan Yaohua dengan tatapan gila. "Istriku yang tercinta... dan kekasih barumu yang berani."
Yaohua menggeram—suara bukan manusia, lebih seperti binatang buas. Urat-urat hitam di wajahnya berdenyut lebih kencang. "Bunuh... Haikun... bunuh... HAIKUN!"
WHOOOOSH!
Tanpa peringatan, Yaohua melesat menyerang. Kecepatannya luar biasa—Teknik Pembalik Aliran Qi membuatnya jauh melampaui kemampuan normal. Cakarnya yang diselimuti Qi racun ungu menerkam wajah Haikun.
Haikun mundur, tapi Mo Long sudah bergerak dari sisi lain—serangan ganda yang sempurna.
Pukulan Naga Bayangan!
Tinju Mo Long meledak dengan Qi hitam, mengincar tulang rusuk Haikun. Haikun terpaksa membelok, tapi Yaohua sudah menunggu di sana.
Raungan Harimau Iblis!
"GRAAAAAAH!"
Gelombang suara menghantam Haikun dari jarak dekat. Dia terpental ke belakang, menabrak dinding gua. Batu-batu retak di belakangnya.
"Bagus! Bagus!" Mo Long menyeringai meski matanya tertutup. "Yaohua, serang dari kiri!"
Mereka menyerang lagi—kombinasi sempurna seperti sepasang prajurit yang telah lama bertarung bersama. Mo Long menyerang dari kanan dengan Tendangan Naga Bayangan, Yaohua menerkam dari kiri dengan cakar beracun. Haikun terjebak di tengah.
BOOM! BOOM! BOOM!
Serangan bertubi-tubi menghantam tubuh Haikun. Darah segar muncrat dari sudut bibirnya.
"HAH!" Haikun mengaum marah. "Kenapa?! Kenapa istriku bisa kau kendalikan?! Apa ini ulah Yuto cecunguk itu?!"
Mo Long tertawa—tawa dingin yang membuat bulu kuduk berdiri. "HAHAHA! Istrimu lah yang bernapsu untuk membunuhmu, Haikun! Aku hanya... membantunya mewujudkan keinginan terpendam!"
"BAJINGAN!" Haikun meludah darah. "Kau mendekati istri orang! Tidak tahu malu!"
"Oh?" Mo Long menyeringai lebih lebar. "Istrimu lah yang mendekatiku! Dia yang merawatku, dia yang memberiku kehangatan."
WHOOOOSH!
Haikun melesat dengan kecepatan yang tiba-tiba meningkat. Mata ketiganya di pipi kiri bersinar merah menyala.
Teknik Kutukan Indra—Ilusi Neraka Pertama!
Dunia berubah.
Meski mata Mo Long tertutup, tiba-tiba dia "melihat" sesuatu lewat Gelombang Qi-nya. Api. Api di mana-mana. Tubuh-tubuh yang terbakar. Wajah-wajah yang dia kenal—Guang Wei, para tetua Klan Guang, semua menyeringai sambil menikamnya berulang kali.
'Ini ilusi,' Mo Long menggertakkan gigi. 'Fokus pada Qi asli, bukan persepsi!'
Tapi Yaohua terganggu juga—meski dalam kendali pikiran, tubuhnya bergetar hebat, serangannya melambat.
Haikun menggunakan kesempatan itu. Mata keempatnya di pipi kanan bersinar kuning.
Teknik Kutukan Indra—Ilusi Neraka Kedua!
Suara-suara memenuhi telinga Mo Long. Jeritan, tangisan, erangan. Suara ibunya yang memanggil namanya sambil menangis. Suara Min Mao yang memohon ampun sebelum dibunuh.
'Tutup pendengaranmu! Ini hanya ilusi suara!'
Mo Long menyumbat Qi di meridian pendengarannya—teknik darurat yang berbahaya tapi efektif. Dunia menjadi hening.
Tapi sekarang Haikun menyerang secara fisik—tangannya yang diselimuti Qi gelap menebas ke arah Mo Long.
CLANG!
Mo Long menangkis dengan pedangnya, tapi tenaga di balik pukulan Haikun sangat berat. Ini Tao Ranah Spiritual Puncak! Hampir menyentuh Ranah Abadi!
Yaohua bangkit lagi, menyerang dari belakang. Tapi Haikun berputar, menendang perutnya. Yaohua terlempar, menabrak stalaktit.
Situasi berbalik.
Yang tadinya mendominasi, sekarang Mo Long dan Yaohua mulai terpojok.
Haikun tertawa. "Kau pikir bisa mengalahkanku dengan menutup mata? BODOH! Ilusi Kutukan Indra bisa menembus matamu yang tertutup!"
Kedua matanya yang normal bersinar putih.
Teknik Kutukan Indra—Ilusi Neraka Ketiga!
Tiba-tiba, Gelombang Qi Mo Long terganggu. Persepsi "penglihatan" Qi-nya menjadi kacau—Haikun terlihat berada di lima tempat sekaligus. Mana yang asli?
Sial!
Mo Long mengayunkan pedangnya ke semua arah, berharap mengenai yang asli. Tapi semua Haikun itu hanya ilusi.
Haikun yang asli muncul dari samping—tinjunya menghantam rusuk Mo Long.
CRACK!
Tulang rusuk retak. Mo Long terpental, muntah darah.
"Mo... Long..." Yaohua bangkit lagi meski tubuhnya penuh luka. Mata merahnya berair—air mata bercampur darah. "Bunuh... Haikun..."
'Tidak bisa seperti ini terus!' Mo Long bangkit, mengusap darah di sudut bibirnya. 'Kami harus menyerang dengan kekuatan penuh! Satu serangan yang akan memaksanya mundur!'
Dia menatap ke arah Yaohua—meski matanya tertutup, Gelombang Qi-nya "melihat" kondisi wanita itu. Terluka, tapi masih bisa bertarung.
"Yaohua!" teriaknya. "Serangan kombinasi terakhir! Kau dari depan, aku dari belakang!"
Yaohua melolong—auman yang penuh amarah dan dendam.
Mereka bergerak bersamaan.
Yaohua melesat dari depan, kecepatannya mencapai puncak. Qi racun ungu di sekujur tubuhnya menyala terang.
"CAKARAN HARIMAU SEMBILAN RACUN!"
SWISH SWISH SWISH!
Sembilan garis cahaya ungu menyambar dari depan—setiap cakaran membawa racun mematikan yang bisa melumpuhkan bahkan Tao Ranah Spiritual!
Di saat bersamaan, Mo Long meluncur dari belakang. Qi Bayangan di kedua tangannya berkobar dahsyat—Tapak Tangan untuk tangan kiri, Pukulan untuk tangan kanan.
WHAM!
Tapak tangan kiri menghantam rusuk Haikun!
BOOM!
Kepalan kanan menghantam dada Haikun!
CRAAAAACK!
Tulang rusuk patah! Darah menyembur dari mulut Haikun!
Tubuhnya terlempar ke dinding gua, menghantam batu dengan kekuatan dahsyat!
BOOOOM!
Batu retak berbentuk jaring laba-laba dari titik benturan!
"Haah... haah..." Mo Long terengah, Qi-nya terkuras banyak. Gelombang Qi membuatnya "melihat" Haikun tergeletak di reruntuhan batu, tubuhnya babak belur, darah mengalir dari berbagai luka.
'Hampir selesai,' pikir Mo Long. 'Tinggal satu serangan terakhir—'
Tiba-tiba, Haikun tertawa.
Tawa pelan yang perlahan membesar.
"He... hehe... HAHAHA... HAHAHAHAHAHA!"
Tubuhnya bangkit—perlahan, terseret, tapi tidak ada keraguan dalam gerakannya.
"Kalian bertarung dengan baik," kata Haikun sambil meludahkan darah. Seringainya melebar. "Tapi sekarang..."
Dia berhenti. Matanya yang empat menatap Mo Long dan Yaohua dengan kilatan gila.
"Tidak. Tidak hampir. AKU SUDAH MENCAPAINYA!"
Tonjolan daging di keningnya mulai terbuka.
Cahaya ungu meledak keluar—begitu terang, begitu membutakan meski Mo Long tidak bisa melihat secara fisik.
Mata Kelima—Mata Penyatuan Alam—TERBUKA SEPENUHNYA!
WHOOOOOOOM!
Tekanan spiritual yang luar biasa meledak dari tubuh Haikun. Dinding gua retak di berbagai tempat. Stalaktit berjatuhan seperti hujan batu. Debu dan serpihan beterbangan. Aura Haikun naik berkali lipat—dari Spiritual Puncak langsung melompat ke ambang Spiritual Abadi.
Mo Long dan Yaohua terlempar ke belakang oleh tekanan semata.
"Rasakan ini!" Haikun mengarahkan mata kelimanya—iris ungu yang berputar seperti pusaran—ke Mo Long.
Teknik Kutukan Indra—Ilusi Abadi: Dunia Terbalik!
BOOOOOM!
Cahaya ungu menyambar kesadaran Mo Long seperti petir.
Dan untuk pertama kalinya sejak dia menutup matanya, Mo Long merasakan sesuatu yang mengerikan—Gelombang Qi-nya tidak berfungsi. Persepsinya hancur total. Dia tidak bisa merasakan apapun.
Dia... buta. Tuli. Tidak bisa merasakan Qi.
Hanya ada kegelapan.
Dunia berubah total.
Mo Long berdiri sendirian di tengah padang rumput luas yang terbakar. Langit berwarna merah darah, awan berputar membentuk pusaran raksasa. Di kejauhan, gunung-gunung runtuh satu per satu, reruntuhan mereka jatuh ke langit—gravitasi terbalik.
Suara-suara berbisik di telinganya—ribuan suara sekaligus—mengejek, menertawakan, memanggil namanya.
"Guang Lian... Guang Lian... pengkhianat..."
"Kau tidak bisa melarikan diri..."
"Dendam tidak akan pernah terbalas..."
Mo Long menggelengkan kepala keras. "Ini ilusi! Bukan nyata!"
Tapi ilusinya terlalu kuat—terlalu nyata.
Dari tanah yang terbakar, sosok-sosok mulai bangkit. Wajah-wajah yang dia kenal—wajah-wajah dari kehidupan lamanya sebagai Guang Lian.
Guru yang mengajarkannya teknik pertama.
Teman-teman yang mati di medan perang.
Dan yang paling mengerikan—
Guang Wei.
Kakaknya yang mengkhianati dan membunuhnya.
Sosok Guang Wei berdiri tegak dengan pedang pusaka Klan Guang di tangan, menatap Mo Long dengan seringai yang sama seperti saat membunuhnya di altar.
"Kau pikir kau bisa membalas dendam?" tanya Guang Wei dengan suara mengejek. "Kau sudah mati, Guang Lian. Kau hanya hantu yang berpura-pura hidup."
"DIAMLAH!" teriak Mo Long.
Tapi sosok-sosok lain muncul—semakin banyak—hingga ratusan wajah mengelilinginya, menatap dengan tatapan kosong, mulut mereka bergerak bersamaan.
"Hantu..."
"Hantu..."
"Hantu..."
Mereka melangkah lebih dekat, tangan-tangan pucat terangkat, meraih ke arahnya.
"HANTU..."
"HANTU..."
"HANTU..."
Suara-suara itu membesar, bergema di seluruh dunia ilusi. Mo Long memegang kepalanya, berlutut di tanah yang terbakar. Rasa sakit menusuk otaknya—sakit yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya.
"AAAARRRGH!"
Di dunia nyata, tubuh Mo Long berdiri kaku. Mulutnya terbuka, berteriak tanpa suara. Darah mulai menetes dari hidungnya, lalu dari telinganya.
Yaohua—masih dalam kendali pikiran—mencoba menyerang Haikun, tapi tubuhnya juga mulai gemetar hebat. Efek ilusi mulai merembes ke kesadarannya yang terkunci.
Haikun berjalan perlahan mendekat. Mata kelimanya terus bersinar dengan cahaya ungu yang menyilaukan—seperti matahari ungu yang membakar jiwa.
"Dunia Sejatiku adalah neraka yang kubuat khusus untuk masing-masing korban," katanya dengan suara yang bergema—seolah ada puluhan suara berbicara bersamaan. "Dan nerakamu, Mo Long... adalah dendam yang tidak akan pernah terbalas."
Dia mengangkat tangannya, Qi spiritual terkumpul di ujung jarinya—siap memberikan pukulan terakhir.
Mo Long terjatuh berlutut. Darah mengalir dari hidung dan telinganya.
'Apa... yang terjadi...?'
Mata kelima Haikun bersinar semakin terang—seperti matahari ungu yang membakar jiwa.
Jangan lupa like dan subscribe apabila kalian menikmati novelku 😁😁