NovelToon NovelToon
DENDAM Sang PEMILIK KHODAM

DENDAM Sang PEMILIK KHODAM

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Balas Dendam / Ahli Bela Diri Kuno / Pusaka Ajaib / Ilmu Kanuragan / Pendamping Sakti
Popularitas:11.1k
Nilai: 5
Nama Author: Siti H

Wulan, seorang bayi perempuan yang diasingkan ke sebuah hutan karena demi menyelamatkan hidupnya, harus tumbuh dibawah asuhan seekor Macan Kumbang yang menemukannya dibawa sebatang pohon beringin.

Ayahnya seorang Adipati yang memimpin wilayah Utara dengan sebuah kebijakan yang sangat adil dan menjadikan wilayah Kadipaten yang dipimpinnya makmur.
Akan tetapi, sebuah pemberontakan terjadi, dimana sang Adipati harus meregang nyawa bersama istrinya dalam masa pengejaran dihutan.

Apakah Wulan, bayi mungil itu dapat selamat dan membalaskan semua dendamnya? lalu bagaimana ia menjalani hidup yang penuh misteri, dan siapa yang menjadi dalang pembunuhan kedua orangtuanya?

Ikuti kisah selanjutnya...,

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pria Itu-2

Wulan Ningrum menghentikan langkahnya. Ia terlihat waspada akan apa yang sedang dihadapinya.

Ekor mata sang gadis melirik ke arah sesemakan, dan tangannya siap menarik pedang luwuknya.

Wuuuuuuuusssssh...

Sreeeeeek....

Sesosok pria bertubuh ceking dengan jubah berwana hitam dan taring mencuat disudut bibir bawahnya meruncing keatas hingga keluar dari mulutnya dan hampir menyentuh hidungnya yang berlubang cukup lebar, seolah menggambarkan ia mirip dengan babi hutan.

Kedua taringnya beradu dengan pedang miliknya, hingga menimbulkan bunyi yang sangat nyaring.

Traaaannng.

Terdengar suara dentingan benda logam beradu dengan begitu cepat.

Serangan makhluk itu tanpa diduga, sedangkan Wulan Ningrum masih belum begitu pulih.

Rajendra masih menjadi penonton dibalik pohon mahoni yang sedang berbunga lebat, seolah melihat pertunjukkan yang sangat menyengkan.

Gadis itu terhuyung dengan ujung pedang menancap ditanah sebagai penyeimbang tubuhnya yang hampir jatuh, sedangkan sosok manusia ceking berwajah babi hutan itu mendarat dengan cepat diatas rerumputan.

"Siapa, Kau? Mengapa kau mengganggu wilayahku!" ucapnya dengan nada tak suka.

Wulan Ningrum tersentak kaget dan ia berjalan mundur. "Aku hanya menumpang lewat, tak ada niat untuk mengganggu," jawab gadis itu menegaskan.

"Kau telah mengusik ketenanganku," ucap sosok itu, lalu perlahan merubah wujud cekingnya menjadi sosok yang bertubuh tinggi dan besar.

"Kau terlalu berlebihan, aku terluka, dan berdiam diri disini sejenak untuk menyembuhkan lukaku,"

"Aaaaaaaa....," enyahlah, Kau...!" Sahut sosok itu tak perduli dengan alasan yang diberikan oleh Wulan Ningrum, dan ia mengayunkan tangannya yang mana membawa sebuah senjata mirip tongkat kasti yang berduri dan berbahan logam yang mengkilau.

Wuuuuussshh...

Senjata itu melayang diudara dan dengan cepat Wulan Ningrum merundukkan kepalanya, lalu melayangkan kakinya dengan gerakan ekor buaya menyapu korbannya.

Sreeeeeek....

Serangannya mampu membuat Siluman Babi itu terjerembab.

Braaaaak

Tubuhnya terpental diatas tanah rerumputan, dan cairan pekat keluar dari sudut mulutnya.

"Kau sungguh menyebalkan," ucap sang Siluman babi, lalu melompat dan kembali menyerang Wulan Ningrum dengan cepat.

Ia mengayunkan senjatanya dan kali ini sasarannya menuju bagian inti lawannya. Ujung tongkat itu menyasar pada bagian da-da kiri, dan tempat dimaba jantung itu berdenyut dan ia bersiap menghujamkannya.

Wuuuussssh....

Wulan Ningrum memiringkan tubuhnya ke sisi kanan dengan gesit, sehingga serangan lawannya mengenai angin belaka.

Gadis itu merasa jika makhluk diluaran goa tidak begitu bersahabat,  mereka menyerang tanpa ia ketahui apa salahnya.

Melihat serangannya tidak mengenai lawannya. Maka Siluman itu semakin kalap. Ia bergerak memutar tubuhnya dengan cepat sehingga menimbulkan pusaran angin yang menderu, dan...,

Wuuuusssh....,

Ia kembali menyerang tanpa terlihat.

Buuuuugh...

Wulan Ningrum terkena hantaman dari pukulan lawannya.

"Aaaaarrgh.....," Gadis itu meringis kesakitan dan terjerembab diatas tanah dengan luka parah.

Cairan berwarna merah pekat mengalir disudut mulutnya dan ini terlihat begitu miris.

Wulan Ningrum menyeka darah yang keluar dari lukanya. Lalu ia berusaha bangkit meskipun kepayahan. Tubuhnya  masih sakit , tetapi ia tak ingin terlihat lemah.

Sesaat Siluman itu berjalan menghampirinya dengan seringai keangkuhan.

"Hanya segini kemampuanmu? Heh, lemah!" ejeknya dengan nada sombong.

Wulan Ningrum tersenyum miris. Ia mengatur nafasnya yang tersengal, lalu menghunuskan pedangnya dan bersiap untuk menahan serangan.

"Kau hanya seorang anak ingusan, dan itu sangat mudah bagiku." Ia berlari kencang sembari mengayunkan senjatanya, sedangkan Wulan Ningrum masih berdiri tegak menyambut serangan lawannya.

Saat yang tepat, ia memutar tubuhnya dan menghunuskan pedangnya tepat dibagian kepala lawannya dan itu membuat sang Siluman kehilangan sasarannya.

Ngiiiiiiikkk.... ngiiiiiikkk....

Suaranya berubah menjadi seekor babi hutan yang tak berdaya.

Sosok Siluman itu meregang nyawa, lalu terlihat sebuah asap yang mengepul menyelimuti sosok itu dan perlahan menghilang.

Wulan Ningrum bernafas lega dengan kejadian ini, dan ia menyarungkan kembali pedangnya.

Kemudian ia melirik kuda Turangga yang saat ini sedang menontonnya tanpa membantunya sedikitpun.

"Woooow... ilmu pedangmu ternyata bagus juga," puji kuda coklat tersebut.

Wulan Ningrum hanya tersenyum datar. "Dapatkah kita melanjutkan perjalanan? tanyanya dengan sikap bersiap.

"Tentu saja." Kuda itu meringkik dan berlari menghampirinya.

Gadis itu melompat dan menaiki punggung kuda tersebut, lalu menarik kekang kuda dan mereka melanjutkan perjalanannya.

Sedangkan pemuda dibalik pohon itu berdecak kagum ia semakin bersemangat untuk menjadi penguntit sang gadis.

Ia melirik kudanya yang juga sedang merumput, dan ia melesat cepat, lalu menghampiri sang kuda dan melompat ke punggungnya.

******

Mentari bersinar begitu terang. Wulan Ningrum merasakan perutnya mulai lapar, ia belum makan sedari tadi.

Aku sangat lapar, apakah ada sesuatu yang dapat dimakan?" tanyanya pada kuda tersebut.

"Sepertinya aku tahu dimana kau dapat menemukan makanan," jawab sang kuda dengan begitu yakin. "Pegang erat tali kekangku," titahnya, lalu ia berlari dengan kencang.

Tubuh sang gadis berguncang mengikuti gerakan saat kuda itu berlari. Ia melihat hewan tersebut membawanya pada sebuah hutan dengan banyaknya buah-buahan yang melimpah.

"Waaah, ini sangat banyak. Aku tak sabar ingin memakannya," teriak Wulan Ningrum dengan girang.

"Makanlah yang banyak, agar kau tidak terlalu kurus," sahut kuda tersebut.

"Apakah aku tampak kurus?" tanya Wulan Ningrum.

"Ya, bahkan aku membawamu seperti membawa angin saja," ledek kuda tersebut.

Wualn Ningrum mencebikkan bibirnya, lalu melompat dari punggung kuda dan menghampiri pohon lontar yang tampak berbuah lebat.

Ia memanjat dengan cara menapak, lalu menggunakan pedangnya, dan memotong tangkai beberapa buah dan membawanya turun kebawah.

Ia membelah buah tersebut, mengambil daging putihnya, lalu mengunyahnya. Gadis itu memberikan beberpa bagian pada kuda tersebut.

Mereka makan dengan lahap.

Sreeeeeeek....

Wulan Ningrum kembali mendengar suara gemerisik dibalik semak. Ia merasa mengapa hidupnya tak dapat tenang meskipun sejenak saja.

Tetapi rasa penasaran begitu mengusiknya. Ia melempar sisa buah lontar yang masih bercangkang digenggamannya, lalu berjalan mengendap-endap menyibak sesemakan.

Ia ingin mengetahui apa yang terjadi disana.

Sesaat ia tercengang saat melihat seseorang sedang mengarahkan anak panah pada seekor kelinci yang sedang merumput.

Sosok itu begitu tampan. Ya, bahkan sangat tampan. Ia mengingat jika sosok itu pernah ia lihat saat akan mandi disungai, dan kali ini dikebun buah.

"Siapa dia? Mengapa begitu sangat tampan?" Ucapnya lirih.

Wulan Ningrum merasa bagaikan terhipnotis melihat sosok dihadapannya, dan ia begitu terpesona. Jujur ia tak pernah melihat makhluk setampan itu.

Sosok itu terlihat sangat serius saat membidikkan ujung anak panahnya dan ia melepaskannya dari busur.

Wuuuuussh....

Sreeeeek....

Anak panah mengenai kelinci dan membuat hewan itu terkapar. Sosok itu berjalan menghampiri buruannya dan memungutnya.

Hewan mungil itu ditenteng dengan mudahnya, lalu tanpa diduga...,

Wuuussh...

Sosok itu melemparkannya tepat dihadapan Wulan Ningrum yang sedang sibuk mengamatinya.

"Hah!" Wulan Ningrum tersentak kaget, tetapi ia berhasil menangkapnya.

Sosok itu melesat menghampirinya. "Tidak sopan mengintai seseorang," cibirnya dengan tatapan dingin.

Sang gadis tercengang mendengar ucapan sosok pria tampan tersebut.

"Apa begitu sikap seorang gadis? Panggang kelinci itu, dan siapkan segera," titahnya.

"Hei, siapa kau berani memerintahku?" Wulan Ningrum menolak.

"Ini hukuman untukmu karena sudah mengintipku saat mandi kemarin, dan juga saat berburu, dan sekarang masak daging kelinci itu," titahnya.

"Enak saja! Aku tidak mau!" sahut Wulan Ningrum, lalu melemparkan hewan mungil itu kembali kepada sang pemiliknya.

Braaaaak....

Hewan itu jatuh tepat dikaki sang pria.

"Dasar pembangkang," ejek pria itu lagi.

Wulan Ningrum mencebikkan bibirnya, lalu berjalan melewati sang pria.

Saat bersamaan, ia tersandung sebuah batu yang tak sengaja berada tepat dihadapannya.

"Awwwwww.....," teriaknya hampir jatuh. Lalu dengan sigap sosok sang pria menangkap tubuhnya dan menariknya dalam dekapannya. Kali ini, kedua mata mereka kembali beradu.

1
Wardi's
begitulah cinta...
kaylla salsabella
lanjut Thor😍😍😍
Liani purnafasary.
Lanjut thor
ᅠ ᅠ ᅠ ᅠ ᅠ❤️⃟WᵃfRhyNie🍒⃞⃟🦅
oh jadi Wulan Ningrum itu Tarzan ya.. tapi pandai bahasa manusia gak sama kyk Tarzan Indonesia taunya auoo uoo aja .
kriwil
di kurung sampai 17 tahun ga sakti sakti kapan mau balas dendam kematian orang tuanya sampai ibunya baru melahirkan pun harus di gilir sama manusia biadap itu oh sunguh miris
kriwil
kanjeng raden rajendra ,padahal di sebut putra mahkota saja udah bagus atai raden mas 🤣
kriwil
sudah ketebak dia yang akan membuka pintu gua perawan wulan🤣
kinoy
waduh Ki..dah tua msh ttp gagah
FiaNasa
nafsunya akuji ngeri kali weyyy...habis sudah perjakanya kumbang desa 😅
FiaNasa
sosok macan kumbang masih kekar gitu walaupun udah tua,,kek nya si kumbang gak pernah sakit pinggang deh,, nyeri lutut apalagi skit beban pikiran ya kumbang 🤣🤣🤣
FiaNasa: kek nya cuma mak² deh yg borong sakit gitu 😅
total 2 replies
Astiana 💕
biarlah muka nya cukup tampan cuma rambut nya doang yg jadi kribo kayak di panah kilat🤣
Siti H: jadi diq tampan🙄😄
total 1 replies
Wardi's
makasih sdh update bnyk hr ini..
Wardi's
jd macan kumbangnya sejenis jelmaan, siluman, jin atau apa nih ka othor??
Siti H: jelmaan
total 1 replies
❤️⃟Wᵃf☘𝓡𝓳•§͜¢•🍒⃞⃟🦅💜⃞⃟𝓛
sudah tua tp masih gagah ya itulah klo irg2 jaman dlu beda ma skrg banyakan formalin kali ya jd yaahh 🤭
❤️⃟Wᵃf☘𝓡𝓳•§͜¢•🍒⃞⃟🦅💜⃞⃟𝓛: 🤭 lha apa yg berotot kk🤔🤔🤔
total 4 replies
Liani purnafasary.
Laki-laki emang gitu ya😆🤣🤣pura pura terlihat acuh dingin, hnya menutupi rasa gugup nya😆.
Liani purnafasary.
Iishhh suka sekali pangeran ini ngintip ya🤣🤣🤣knpa gak langsung kenalan aja ke.
Liani purnafasary.
Pria itu tidak lain dan tidak bukan, adalah pangeran Rajendra😆😆si pengintip itu.
Hamzah / V3
Cover nya kereeen abis 😍🥰
Siti H: editor yang ganti
total 1 replies
Liani purnafasary.
Kuda itu, kuda yg mmbwa Romo dan ibunda nya Wulan waktu bayi ya, wah lama banget ya kuda nya nungguin Wulan.
Andai bukan jelmaan jin, pasti udah mninggoy tuh kuda. 😆
Liani purnafasary.
Pling juga sebentar mereka meraja lela, stelah Wulan rebut tahta Romo nya nanti klian hnya sampah tuan Basrah. 😆😆
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!