Seorang pemuda yang di tolak cintanya dengan kejam oleh seorang gadis cantik. Tiba tiba di datangi seorang gadis cantik dan merubah jalan hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wang Lee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pengecut.
Bagian 18.
Kedua anak lelaki yang melihat ketua kelompok mereka tersungkur menjadi pucat pasi.
Mereka berdua hampir tidak melihat apa yang sedang terjadi. Tiba tiba saja teman mereka telah di hajar oleh lutut Wang Lee di perutnya.
Keduanya berlari membantu ketua kelompoknya untuk berdiri.
"Masih mau melanjutkan" Tantang Wang Lee.
"Pu....Pukul...Dia!" Dengan masih kesakitan ia memerintahkan kedua temannya.
Kedua pemuda itu saling pandang dengan keraguan, ketua mereka saja yang lebih kuat di hajar oleh pemuda itu, apa lagi mereka?
"Apa yang kalian tunggu?!" Bentak ketua mereka.
Salah satunya berlari dan maju kearah Wang Lee dengan satu injakan di tanah ia terbang dengan tendangan mengarah ke kepala Wang Lee.
Namun pemuda itu terkejut melihat tendangannya dengan mudah di hindari dan meleset mengenai udara kosong.
Pemuda itu mendarat di tanah, sebelum pemuda itu sempat berbalik, sebuah hantaman kuat terasa di punggungnya.
"Bugggghhhh...."
Pemuda itu jatuh tersungkur.
Wang Lee berjalan ke pemuda yang lain yang masih memegang temannya yang kesakitan.
Pemuda itu menjadi gugup dan keringat dingin bercucuran di wajahnya.
Ketika Wang Lee semakin mendekat dengan muka ganas, ia melempar sebuah kantong yang berisi batu kristal warna kearah Wang Lee.
"Kami mengaku kalah dan ini ambil untukmu!"
Teriak pemuda itu ketakutan dan segera menolong ketua mereka dan temannya satu lagi, ia langsung beranjak pergi dari tempat tersebut.
Wang Lee mengambil kantong itu dan memandangi punggung mereka.
Ada Tiga puluh batu kristal, empat berwarna Kuning, sepuluh berwarna merah dan lainnya berwarna biru.
Melihat banyaknya batu kristal warna yang ada di dalam kantong itu, pasti mereka telah merampok kelompok kelompok lainnya.
Mei Cin dan Xio Zhan mendekati, Xio Zhan terlihat pucat pasi. Bagaimana pun ia tidak terbiasa melihat hal seperti ini.
"Banyak sekali!" Seru Mei Cin senang, Wang Lee hanya tersenyum dan membiarkan Mei Cin mengambilnya.
"Namun ada kekhawatiran di wajahnya, mereka pasti akan melaporkan ke teman temannya" ucapnya cemas.
"Kita urus urusan itu nanti belakangan" Ucap Wang Lee dengan nada santai.
Menjelang sore hari mereka bertiga duduk di bongkahan batu besar yang rata.
Mei Cin dan Xio Zhan mengeluarkan makanan yang di bawanya.
Wang Lee mengawasi sekelingnya dan dia terkejut ada batu kristal warna di sekitarnya. Setelah mengambil empat buah batu kristal warna, dia pun menyerah untuk mencarinya dan kembali duduk kembali di samping Mei Cin dan Xio Zhan.
Wang Lee mengambil sebuah kue dan melemparkan kedalam mulutnya, ia melirik Xio Zhan yang sepanjang perjalanannya lebih banyak diam, gadis itu begitu pemalu.
Mei Cin yang melirik Wang Lee seolah mengerti apa yang di pikirkannya, ia menyodorkan kotak kue kepada Wang Lee.
Namun tangannya tiba tiba membeku, sayup sayup terdengar suara teriakan.
Teriakan itu terdengar tidak jauh dari tempat pohon.
Wang Lee berdiri dan melihat kesekeliling, Namun pandangannya terhalang oleh bukit kecil yang ada di seberang sana.
Rei Sha dan empat temannya nampak sedang beradu argumen dengan empat pemuda memakai sarung tangan dan terdapat logo bat di belakang punggung mereka.
Ron Geer terlihat terduduk di tanah meringis kesakitan sambil memegang anggota tubuhnya yang kesakitan.
"Kalian keterlaluan" Teriak Rei Sha, ia berjongkok dan memegang pundak Ron Geer.
"Kami hanya meminta sesuatu yang cukup mudah, seharusnya kalian jangan bertele tele"
Ucap salah seorang pemuda dalam kelompok tersebut.
"Serahkan semua batu kristal warna yang kalian miliki" Kami tidak akan menganggu lagi.
"Mana mungkin, ini hasil jerih payah kami dalam waktu setengah hari kami bekerja mencarinya, kami akan melaporkan kalian!"
Teriak Rei Sha, wajahnya terlihat sangat marah.
"Oh, ya? Melaporkan? Kami akan mencari siapa saja yang mau melaporkan dan terima saja akibatnya jika kalian berani" Ancam pemuda itu yang ternyata ketua kelompok.
Rei Sha menjadi pucat, jika jika pemuda pemuda bengal ini benar benar melakukan apa yang di katakannya, maka mereka tidak aman.
Tiba tiba dari atas bukit tempat mereka keluar tiga orang sosok bayangan samar samar terlihat, melihat siapa yang datang.
Kelompok dari SMK 87 Batu terlihat senang, hanya satu pemuda dan dua orang gadis yang datang.
"Kebetulan sekali, kesini kalian!" Teriak pemuda itu.
Wang Lee mengabaikan dan terus berjalan mendekati Rei Sha di ikuti oleh Mei Cin dan Xio Zhan.
"Mei Cin, cepat pergi!" Teriak Rei Sha, ia khawatir Mei Cin akan di rampok oleh pemuda pemuda bengal itu.
Namun kelompok itu telah waspada dan tak ingin kehilangan buruan mereka.
Dua orang pemuda langsung mendekati kearah Wang Lee, Mei Cin dan Xio Zhan.
"Apa yang terjadi" Tanya Mei Cin setelah agak dekat.
"Mereka merampok kami!" Teriak Rei Sha.
"Mei Cin mengernyit, apa semua pemuda pemuda dari kelompok SMK 87 Batu bersekongkol merampok semua kelompok kelompok lawannya?" Ia hanya geleng gelengkan kepala.
"Kalian juga serahkan batu kristal warna dan kami akan membiarkan kalian pergi"
Kata ketua kelompok bengal tersebut.
Wang Lee memandangi empat pemuda dari kelompok tim SMK 87 Batu. Kemudian ia melirik tim Rei Sha, ada empat orang pemuda. Satu terduduk kesakitan.
Wang Lee mengambil bungkusan mereka di tangan Xio Zhan, lalu menghitungnya dan memandang kearah ketua kelompok tersebut.
"Kalian akan membiarkan kami pergi jika kami memberikannya?" Tanya Wang Lee.
"Tentu saja kami tidak butuh hal lainnya"
Tetua kelompok itu memandang kearah teman temannya yang tertawa riuh.
"Baiklah!" Ucap Wang Lee lalu melemparkan bungkusan itu kedepannya, salah satu pemuda dari kelompok itu mengambilnya. Ia sangat terkejut ketika melihat isinya.
"Wow, banyak sekali!" Ia membawa ke kelompoknya yang juga berseru kegirangan.
Wajah Mei Cin jadi berubah, ia tidak menyangka Wang Lee yang begitu mudah.
Setidaknya dalam pikirannya Wang Lee akan menantang mereka satu persatu dengan taruhan batu kristal warna. Siapa sangka dia akan menyerah begitu saja.
Rei Sha dan Ron Geer tercengang melihat itu, bukankah tindakan itu terlalu pengecut?
Bahkan Ron Geer rela di pukuli untuk mempertahankan batu kristal warna mereka, penilaian mereka semakin jatuh terhadap Wang Lee.
Meskipun seharusnya tidak ada jalan lain kecuali mereka berkelahi, tetapi apakah mereka punya nyali? Tentu saja tidak, pemuda pemuda SMK 87 Batu terkenal brutal dan suka main tangan.
Meskipun menyerahkan bendera adalah satu satunya pilihan, tapi saat ini mereka menjadikan Wang Lee sasaran kebencian mereka.
"Kalian juga serahkan!" Perintah ketua kelompok itu kepada kelompok Rei Sha.
Rei Sha mengambil kantong berisi batu kristal warna dan melemparkannya kepada kelompok SMK 87 Batu.
Sekilas ia melirik Wang Lee dengan wajah tidak senang.
Bagian 17. Bersambung
lah siapa tuh cewek dalam bayangan wong lee itu ya