NovelToon NovelToon
Kamu Yang Meninggalkanku

Kamu Yang Meninggalkanku

Status: sedang berlangsung
Genre:Angst / Romansa
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: jewu nuna

Saat kamu menemukan seseorang yang sangat amat kamu cintai, lebih dari sahabat, namun dia malah meninggalkanmu...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jewu nuna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Belajar Masak

Hari ini Hana membuat makan siang lebih banyak. Bukan untuk dirinya, tapi untuk keluarga Watanabe dan keluarganya sendiri. Tepat jam 12 siang, gadis itu beranjak ke kantor Haruto setelah dari rumahnya dan rumah keluarga Watanabe.

Sepertinya ini kali pertama Hana datang ke kantor Haruto. Suasana yg tenang dan damai, Hana menyukai tempat ini. Terlebih lagi beberapa staff di kantor ini juga menyapa ramah walau sebagian dari mereka tidak mengenal Hana.

"Ibu Watabane?"

Hana menoleh. Pria berkacamata dengan jas hitam itu mendekatinya. Hana seperti pernah melihatnya, tapi dimana?

"Ah, saya sekertarisnya bapak" dia membungkuk memberi salam.

"Ada apa, Bu? Tidak biasanya"

"Dimana ruangan bapak?"

"Sebelah sini, Bu"

Tepat di ujung lorong, pria itu mengantarkan Hana masuk ke dalam ruangan yg lebih tenang dari pada yg lain.

"Permisi, Pak"

"Taruh berkasnya di meja saya, Keita" ucapnya masih menghadap jendela. Pria itu sepertinya tengah berpikir sesuatu.

"Bukan, Pak"

Haruto berbalik "ada apa?"

"Ada Ibu"

Haruto bangkit dari duduknya, menghampiri Hana dengan sedikit kejut. Dia tidak mengira Hana akan datang, bahkan dengan makanan di tangannya.

"Saya permisi, Pak"

"Iya, terima kasih"

"Berkas yg sebelumnya sudah saya submit via email, Pak"

"Iya iya, terima kasih lagi"

Sekertaris bernama Keita itu keluar. Meninggalkan Haruto yg masih menatap bingung pada Hana yg kali ini memilih duduk di sofa.

"Bagus ya kantor lo"

"Ngapain kesini?"

"Ngga boleh?"

"Boleh" gugupnya, Haruto ikut bergabung dengan Hana.

"Gue masak banyak, lo udah makan siang?"

Haruto mendongak, menatap jam yg memang sudah menunjukkan waktu makan siang. Sebenarnya dia malas makan siang ini, karena masih ada banyak pekerjaan yg harus dia selesainya. Dia tidak ingin lembur dan ingin lebih awal pulang kerumah. Tapi kedatangan Hana sepertinya telah menggagalkan rencananya.

"Gue lembur kalo lo minta gue makan sekarang"

"Bagus!"

"Kok bagus sih?"

"Yg penting lo makan"

"Gue pengen balik cepet"

"Ide buruk, mending makan dulu" Hana mengeluarkan makanan dari paperbagnya.

"Gue lagi belajar bikin mandu, kalo ngga enak bukan salah gue"

Haruto tergelak "terus nyalahin siapa?"

"Elo, karena ngga bantuin gue" Hana menyuapkan sebuah mandu ke mulut Haruto.

"Gimana?"

"Enak"

Hana tersenyum.

"Lo ngga makan juga?"

"Udah"

Haruto berdiri, pria itu memilih kembali ke tempat mulanya bekerja. Dia hanya tidak ingin membuang banyak waktu hanya untuk istirahat sebentar.

"Eh?"

"Sebentar lagi kelar"

"Makan dulu ah"

"Sebentar"

Hana menatap tajam. Ini adalah hal yg Hana benci, setelah sekertaris Haruto menghubunginya kala itu. Padahal dia menggunakan waktunya sebaik mungkin untuk membuat makanan ini. Dia bahkan berusaha sekeras yg dia bisa agar rasa makanannya bisa di cerna dengan baik oleh Haruto. Tapi apa balasannya sekarang?

"Lo beli kopi dulu gih, gu,"

"Sekertaris lo mana? Emang gue ngga bisa nyuruh dia?"

"Tugas dia bukan buat beliin lo kopi" ucapnya sambil fokus dengan laptopnya, lagi.

"Bisa berhenti sebentar ngga sih?"

"Engga, proyek ini harus kelar hari ini"

"Hari ini masih panjang dan lo masih punya banyak waktu buat nyelesein itu, To"

"Secepatnya lebih baik kan?"

Hana beranjak "terserah!"

Haruto mendongak, menatap Hana yg berjalan keluar ruangannya. Meninggalkan tas kecilnya di sofa dan mandu itu di meja.

"Marah?"

Ya bagaimana tidak?! Hana membuang waktunya hanya untuk meminta Haruto makan. Hanya itu dan itu tidak muluk muluk kan?

Dengan kesal Hana berjalan menuju kantin kantor. Sambil berkeliling untuk melihat keadaan sekitar. Mungkin lebih menyenangkan dari oada harus berdiam diri bersama Haruto di ruangannya yg horor itu.

Selang satu atau hampir dua jam, gadis itu kembali lagi. Dengan keadaan yg belum berubah. Haruto yg duduk di meja kerjanya, mandu yg sama sekali tidak berkurang ataupun bergeser.

Hanya saja yg berubah adalah mood Hana. Gadis itu menarik tasnya tanpa kata. Dia berniat pulang karena Haruto juga mengabaikannya disini. Jadi apa untungnya dia sekarang disini?

"Mau kemana?"

Hana hanya diam, gadis itu membereskan kotak bekal untuk dia masukkan lagi ke paperbag. Sepertinya memberikan itu pada kucing lebih berpahala dari pada memberikannya pada Haruto.

Oke, itu ide bagus!

"Hana!" Suara beratnya bahkan tidak mengalihkan pandangan Hana. Sampai pria itu beranjak dan menarik lengan Hana cukup keras. Bahkan gadis itu sempat meringis karena lengannya sedikit perih.

"Mau kemana?"

"Pulang, ngga ada untungnya juga gue disini. Harusnya gue ngga buang banyak waktu buat masak makanan ini" tatapnya tajam.

"..."

"Asal lo tau, hal yg gue lakuin sama kaya yg orang lain lakuin kan? Ngga berguna juga buat lo"

Haruto menghela napas "kok ngomong gitu?"

"Buktinya? Lo ngga menghargai apa yg udah gue lakuin ke elo, sesimple gue masakin makanan buat lo aja ngga lo makan"

"..."

"Gimana kita mau buat dunia kita sendiri, To? Kalo lo aja kaya gini"

"Iya, gue minta maaf"

"Udah, gue terlanjur badmood"

"Terus gimana supaya lo ngga badmood?"

"Ngga ada, gue pengen pulang"

"Cepet banget, masih juga sebentar gue liat lo disini"

"Sebentar?" Hana melirik ke jam tangannya yg sudah menunjukkan pukul dua siang "oh ngga heran sih lo lebih banyak ngeliatin kerjaan lo dari pada gue"

Haruto malah terkekeh.

"Gila lo?"

"Jadi ceritanya cemburu sama kerjaan gue?"

"Asli lo gila"

Haruto menarik kedua tangan Hana, mengecup punggung tangan itu bergantian. Bahkan aroma vanilla Hana masih tercium cukup kuat walau sudah seharian beraktivitas.

"Maafin dong"

"Lepas"

"Ngga mau" Haruto kali ini menarik tubuh Hana kepelukannya. Sedikit menunduk agar bisa melihat wajah Hana yg seketika merona.

Sebenernya jantung mereka berdua saling berdetak tak beraturan. Tapi Haruto lebih pandai mengontrol ekspresinya saat ini dari pada Hana. Gadis itu hanya mendongak, melihat Haruto dengan wajah gugup.

Dia memang punya banyak ekspresi untuk orang lain, tapi tidak untuk Haruto.

"Temenin gue sampe selesai, habis itu kita makan sama sama"

"Engga,"

"Ngga ada penolakan"

1
suka baca
bagus 😭 ceritanya ringann and sweet boy
Putri Wienda
ceritanya ringan, sweet bgtt
Putri Wienda
Weh, awalan yg gong
suka baca
pucuk dicinta, ulampun tiba
suka baca
WOI😭
suka baca
rakus bgt 😭
suka baca
bagus bgt, ceritanya ringan
suka baca
ayok 😭😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!