NovelToon NovelToon
I Became An Extra In My Own Story

I Became An Extra In My Own Story

Status: tamat
Genre:Action / Reinkarnasi / Sistem / Transmigrasi ke Dalam Novel / Masuk ke dalam novel / Transmigrasi / Tamat
Popularitas:6.6k
Nilai: 5
Nama Author: MagnumKapalApi

karya tamat, novel ini hanya pembentukan world-building, plot, dan lore kisah utama

kalian bisa membaca novel ini di novel dengan judul yang lain.

Karena penulisan novel ini berantakan, saya menulisnya di judul lain.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MagnumKapalApi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8 - Batasan Mana Dan Fisik (3)

Liria Elphene terpejam sepanjang malam, mendekap putrinya penuh kehangatan. Hingga pagi tiba, hawa dingin tidak menusuk seperti pagi yang biasanya, di dalam rumah kecil petani, desa Carrington.

Aku terbangun dari mimpiku, banyak yang terjadi dalam semalam.

Kuharap semalam hanya mimpi...

Namun melihat Liria tertidur memeluk diriku, rasanya aneh jika disebut 'hanya mimpi'

Yo, selamat pagi tuan muda.

Ucapan selamat pagi khas sindiran kecil Agoy membuat otakku berdengung, suara batinnya sangat menyebalkan.

Mari lanjutkan latihan pagi kita. Lanjut Agoy berseru padaku.

Dari dekapan Liria, aku perlahan merebahkan lengannya ke lain sisi kasur, dengan hati-hati menjaga Liria tetap tertidur.

Perlahan mengeluarkan diriku dari dalam selimut, menuruni kasur.

Langkah kakiku mengarah pada pintu kamar. Kubuka perlahan supaya tak ada decitan.

Saat kubuka, Dave terduduk dengan tatapan mata yang kosong, diatas kursi dan meja makan. Aku menyapanya.

“Ayah...” sepertinya dia terjaga sepanjang malam

Seperti melihat diri sendiri saat di bumi, tatapannya kosong dengan noda hitam dibawah kelopak mata.

Dave menoleh cepat padaku, terkejut kecil melihatku terbangun sangat pagi.

“L-lala.” Canggung Dave menimpal.

Dengan langkah kaki mantap, aku mendekat pada Dave.

“N-nak maafkan ayah...”

Langkah kakiku semakin dekat pada Dave.

“Bukan maksud ayah un—”

Aku menaiki Dave, duduk dalam pangkuannya membuat Dave terhenti dengan ucapannya.

“Ayah kok minta maaf? kan ayah yang berantem sama ibu, aku semalem denger berisik, tapi ibu sama ayah kayak serius banget ngobrolnya”

“Jadi aku masuk kamar, ibu datang terus nangis.”

Menipu Dave dengan khas anak berusia empat tahun, aku mencoba menenangkan pria dewasa dengan cara anak yang polos.

“Y-ya ayah cuman mau bilang maaf sama Lala.” nada Dave melembut, kecanggungan mulai menurun diantara kami.

“Ehh, seharusnya ayah yang minta maaf sama ibu, aneh.” aku menjawabnya, berharap pasutri petani dapat berbaikan.

“Haha” tawa tak niat Dave “Nanti ayah bilang ya.”

Dari dalam kamar terdengar Liria berteriak, hingga terdengar keluar kamar, terdengar olehku dan Dave.

“Lala!”

Langkah kaki cepat terdengar dari dalam kamar.

Brukk

Bantingan suara pintu kamar menghantam dinding.

Raut wajahnya cemas dengan dahinya yang penuh urat, seketika mengkerut dan melemas, terheran dengan situasi didepannya.

Dave dan Liria saling memandangi satu sama lain, rasanya waktu seakan terhenti.

Dave bibir Liria tergerak, berbisik dari kejauhan.

“P-pagi, Liria.” sapa Dave, diatas pangkuannya aku merasakan kedua kaki Dave bergetar kecil.

“Kenapa kamu memangku putriku, hah?!” Ucap Liria bersamaan dengan ucapan Dave, berusaha menjelaskan “L-Liria, aku bisa jelaskan tolong dengarkan aku?” namun Liria terus berbicara tanpa menghiraukan Dave.

“Kamu yang bilang kalo kamu curiga sama La—” Liria terus berbicara hingga Dave berteriak, membuat Liria terhenti seketika “LIRIA! HENTIKAN SEKARANG JUGA! JANGAN KAMU LANJUTKAN UCAPANMU!” Membuatku terkejut dengan suara Dave yang menggetarkan seisi rumah.

Tubuhku terangkat sedikit diatas pangkuan Dave, kemudian Dave menoleh pelan kepadaku “Ahh maaf sayang... Ayah mengejutkanmu”

Liria semakin memanas, emosinya meledak namun tertahan, karena matanya melihat Lala dalam pangkuan Dave.

Liria melipatkan kedua tangannya didepan dada, matanya mendelik kearah lain, dahinya semakin mengencang. Sedangkan Dave berdiri, menurunkanku dari pangkuannya.

“Tunggu sebentar sayang.” ucap Dave menuruniku lalu berbisik pelan dengan senyum sehangat mentari pagi “Ayah mau minta maaf sama ibu.” tubuhnya membelakangi Liria, menutupi diriku, jari telunjuk Dave menutupi senyum dibibirnya.

Dave berbalik badan mendekati Liria, namun Liria sinis menatap Dave.

Hingga mereka berhadapan dan saling pandang satu sama lain.

“Mau jelasin apa?!” Bentak Liria seperti singa betina yang sedang mengaum.

Tak sampai disitu, Liria kembali melanjutkan ucapannya. “Ingin sekali aku meludahi wajahmu?!”

“Hah...” Dave menepuk dahinya, “Begini jadinya kalo perempuan merajuk.”

“Hah?!” Nada bicaranya tinggi, memelototkan mata sebelah kanannya pada dave, “Dasar laki-laki sialan!”

Dave dengan cepat merangkul bahu Liria “Sudahlah dengarkan dulu suamimu.”

“Singkirkan tanganmu sialan!” Liria memberontak, mencoba untuk lepas dari rangkulannya. Telapak tangannya mendorong wajah Dave hingga terlihat seperti wajah pria bodoh dimataku.

Ini kali pertamaku mendengar Liria sangat kasar, Dave berusaha keras meminta maaf pada istrinya, dengan kekonyolan.

Ahh sial, melihat tingkah mereka seperti melihat sepasang kekasih labil yang belum menikah dan masih berpacaran...

Aku mengaktifkan Sewu, karena situasi yang aku lihat dari perilaku Dave, seolah ucapannya tak ingin terdengar olehku.

“Aku minta maaf soal semalam.” Ketus Dave pelan berbisik, “dan jangan bahas apa-apa soal semalam, Lala gak ngerti apa-apa.”

Hah, sudah sewajarnya kamu harus bersikap seperti itu Dave, masalah orang tua itu jangan sampai diketahui anak mereka.

Batinku bergumam, tersenyum pada mereka.

Walau Liria masih merasa kesal pada Dave, mungkin masih terasa nyeri dihatinya, tentang tuduhan perselingkuhan Dave pada Liria, serta anak yang Dave curigai karena kemandulannya sendiri. Liria tetap memaafkan suaminya.

Di dalam rumah kecil petani wilayah desa Carrington. Dari malam yang panas dan penuh keributan, kembali dengan sambutan matahari pagi yang hangat juga damai.

Liria selalu lemah lembut, sebelum pengulangan waktu aku selalu menuruti perkataan Liria, melihatnya sangat marah membuat bulu kudukku berdiri.

Melihat kekonyolan Dave dipagi hari ini, aku merubah cara memandangku pada pria dewasa yang kupanggil ayah. Pria yang kupandang selalu bersikap tenang dan rasional, ternyata memiliki jiwa komedi didalam dirinya.

Pria tetaplah pria jika sedang melakukan kesalahan.

Aku sudah membayangkan, bagaimana mereka saat berpacaran dulu sebelum menikah... Mungkin Liria jatuh cinta pada Dave karena tingkah konyolnya.

Pagi diisi dengan Dave yang mengerjakan pekerjaan rumah tangga, dirinya tak diberi izin Liria mengurusi ladang hingga siang hari.

Sementara aku bercengkrama pada bayanganku sendir, di dalam kamar kecilku, hanya karena aku dipangku oleh Dave, diriku terseret hukuman yang sama.

“Goy, kenapa aku juga dihukum?” lesuhku terduduk diatas kasur.

“Hahaha mereka sangat lucu sebagai pasutri” ketus Agoy sebagai bayangan dari Lala Rosalia “Kamu harus bersyukur, bertransmigrasi menjadi Lala, sedangkan aku penulis aslinya malah jadi bayangan, gak bisa ikut nimbrung keluarga.”

Entah seperti apa Agoy saat di bumi pararel diriku, kami adalah diri yang sama dari bumi yang berbeda, namun sifatnya selalu menyindir.

“Kamu beneran aku di bumi yang lainkan? Kenapa aku di dimensi berbeda seperti perempuan, berisik nyindir terus.” Sindiran balik dariku karena terlanjur kesal.

“Kesampingkan itu, bukankah kamu sudah tahu? Tentang Astra Sewu?” Ketus Agoy.

“Ya, saat menggunakan Sewu, aku mencoba merasakan inti Mana, langsung pada jantung mereka.” jawabku menyambungkan, “saat aku merasakan Mana mereka, niat terdalam seakan bocor, rasa sesak dan rasa sesal.”

“Aku sudah menjalani kehidupan dilingkungan yang kotor saat di bumi, aku tahu rasanya hati penjahat seperti apa... Hati yang tulus bagaimana.”

“Walau aku berusia empat tahun sekarang, aku sangat paham wajah seorang penjahat.”

“Dari penjahat kelamin, penipu, hingga pecandu.”

“Tidak satupun aku lupa, bagaimana rasanya menjadi seseorang yang dipandang kriminal oleh dunia, perasaan sesak, maupun perasaan sesal.”

“Walau aku dapat merasakan hati mereka, Astra Sewu belum sepenuhnya aku kuasai, beberapa perasaan begitu rancu, aku harus memisahkan perasaan hatiku sendiri dengan target.”

Jelasku panjang tanpa ragu.

“Bagus, kembangkan terus, nanti siang kita berlatih di alam terbuka.” Seru Agoy pada diriku.

1
AI
kata "di" dipisahkan jika menunjukkan tempat, lokasi, atau waktu.
xiang ma'ling sheng: saya catat kak
total 1 replies
AI
Kalau dialog tag itu ditulis didahului tanda koma sebelum tanda petik dan ditulis dengan huruf kecil.

Contoh salah: "Aku lelah." keluhku.

Contoh benar: "Aku lelah," keluhku.
xiang ma'ling sheng: oalahhh, oke catat pak
total 1 replies
AI
tanyaku
AI
Anak berusia empat tahun itu jatuh dengan kepala membentur batu. Sudah jelas ia akan mati karena pendarahan di otak. Mungkin jiwanya pergi, dan aku yang menggantikannya.
AI
Lala, anak pemilik tubuh ini, terjatuh dari atas pohon saat bermain sendirian. Kepala bagian belakangnya terbentur batu besar sehingga membuatnya tak sadarkan diri selama empat hari.
AI
Dave dan Liria memang tidak pernah memberitahuku apa yang terjadi sebelum aku terbangun. Namun, aku sempat mendengar mereka berbicara diam-diam di balik pintu kamarku.
AI
Tulisan di chapter ini sedikit lebih baik dari prolognya yang kek cacing kepanasan. Meski begitu, penggunaan tanda bacamu buruk, huruf kapital masih salah, dan kata-kata yang harusnya dipisah malah disambung.
xiang ma'ling sheng: catat pak, saya akan tulis ulang.
total 2 replies
xiang ma'ling sheng
Terimakasih untuk semua yang membimbing saya dalam menulis, saya akan terus berkembang.

Terimakasih sebesar-besarnya, tanpa kalian saya tidak akan pernah menyelesaikan rangka awal kisah ini.

Terimakasih untuk para reader yang sudah membaca kisah ini hingga volume 1 selesai.

Terimakasih atas dukungan kalian selama ini.

Novel ini tamat dalam bentuk naskah kasar. Saya berniat merapihkannya nanti dengan sudut pandang orang ketiga.

Sekali lagi saya ucapkan terimakasih.
xiang ma'ling sheng: Novel ini hanya awal pembentukan kisah utama.

Kisah utama sedang saya tulis dengan judul, Transmigration: Ki Hajar Dewantara Academy.

Untuk lebih lengkap silahkan cek di profil saya.
total 1 replies
AI
Layar laptopku bergetar pelan, garis tipis seperti retakan kaca merayap dari tengah, memecah warna menjadi semburan ungu pekat. Kilau cahaya menyelinap di celah-celah retakan, menyala seperti urat petir yang tertahan.

Aku menunduk lebih dekat. "Apa-apaan ini …." bisikku, tenggorokanku kering.

Celah itu melebar. Dari dalam, sesuatu merayap keluar, sebuah tangan legam, berasap seakan bara membakar udara di sekitarnya. Jari-jari panjangnya menancap di tepi layar, mencengkeram kuat, lalu menarik celah itu lebih lebar, seperti seseorang membuka pintu ke dunia lain.

Tangan itu terhenti. Perlahan, satu jari terangkat … lalu berdiri tegak. Jari tengah.

Narasi ini jauh lebih baik dan lebih enak dibaca.
AI: note, kata "masa-masa" w typo bjir, harusnya "sama-sama"
total 4 replies
Riska Mustopa
terus nulis sampe lu jadi bisa profesional
xiang ma'ling sheng: lah ada teteh /Facepalm/
bakal terus nulis sampai punya buku cetak sendiri
total 1 replies
Arlen࿐
aku yg komen di tiktok dengan nickname Arlen tadi, novel nya menarik bang, walau aku belum baca semuanya, semangat nulisnya!
xiang ma'ling sheng: wahhh makasih bg udah berkunjung, abang yang pertama dari tiktok baca novel ini
total 1 replies
Arlen࿐
kisah nyata kah?
xiang ma'ling sheng: sebagian nyata dan sebagian fiksi/Scowl/
total 1 replies
aurel
hai Thor aku sudah mampir yuk mampir juga di karya aku " istriku adalah kakak ipar ku
Nisa
elep sunda wkwkwk
Orang Aring
konsepnya menarik
Pramono
world buildingnya bagus, cuman bingung aja di pemetaan
xiang ma'ling sheng: kurang ahli soal pemetaan
total 1 replies
Sarah
lumayan
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
"Maaf… bukannya aku tidak ingin terlalu ikut campur dengan urusan kalian…" napasku terasa berat di dada. "Tapi aku juga bukan anak kalian." Pandanganku mengabur sejenak. "Aku hanyalah anomali. Penulis naskah yang entah bagaimana terjebak di tubuh Lala anak kalian…" batinku, sambil melangkah perlahan menuju jendela, seolah setiap langkah menambah beban di pundakku.

Kesannya lebih menyesakkan dan ada tekanan batin. Karena si MC ini tau, kalau dia kabur dari rumah tersebut. Orang tua asli dari tubuh yang ditempati oleh MC, akan khawatir dan mencarinya.
xiang ma'ling sheng: shappp paman/Applaud/
total 2 replies
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Lanjut baca ✌️
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Dititip dulu likenya. Nanti lanjut baca lagi
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!