Di suatu kampung yang masih asri disana jauh dari hiruk pikuk nya keramaian.
Di sana sangat Damai tidak ada yang namanya keberisikan yang di timbulkan oleh kendaraan dan lainnya
Namun kedamaian itu hilang tergantikan oleh teror mengerikan suasana Damai itu hilang bak terlelan alam.. Akan kan orang-orang yang ada di sana bertahan untuk melewati teror itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Makmisshalu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab-26. Begitu Mencekam
JELEDAARRRR...
DUAARRRRR...
Dengan secara tiba-tiba guncangan terjadi karna suara petir yang begitu menggelar seakan mengguncang bumi, langit biru berubah jadi abu-abu kilatan petir terus bersambaran ke segala arah seakan sedang menguntai sesuatu untuk di mangsa.
"Allah hu akbar.. Subhanallah.. " ujar Ambu.
"Ambu.. Ngampih tong cicing di luar, "( Ambu.. Masuk jangan diem diluar) ujar Abah kepada Ambu, sebab dari tadi Ambu berasa di luar untuk menonton keramaian yang terjadi gara-gara ada yang meninggal di hutan dalam.
"Nya Abah, yeu Ambu geu rek ngampih, " (Iya Abah, ini Ambu juga mau masuk) ujar Ambu.
kemudian Ambu pun masuk kedalam rumah nya, Ambu menghampiri Abah yang sedang duduk namun gelisah.
"Ai Abah kunaon.. Jigah anu bingung kitu, ?" ( Abah kenapa.. Kaya yang bingung gitu?) ujar Ambu.
"Abah lain bingung Ambu tapi... Abah sieun, "(Abah bukan bingung Ambu tapi... Abah takut)
" Sieun naon Abah?( Takut apa Abah?) ujar Ambu.
" Sieun warga leumbur maraot Ambu, "(Takut warga kampung mati Ambu) ujar Abah, sontak jawaban Abah membuat Ambu kaget karna biasanya Abah tak pernah mengatakan hal seperti itu.
"Astaghfirullah.. Abah, ai ngomong teh sok nu araraneh.. Tong ngomong kitu abah.. Ucapan teh sarua jeung do'a, "( Astaghfirullah.. Abah, kalo ngomong tuh suka yang aneh-aneh.. Jangan ngomong gitu abah.. Ucapan itu sama dengan do'a) ujar Ambu.
"Lain kitu Ambu.. ayeuna hawa leumbur urang jadi pikasieuneun, "(Bukan begitu Ambu.. Sekarang energi di kampung kita jadi menakutkan) ujar Abah, dan Ambu pun setuju dengan apa yang abah katakan karna memang kenyataan seperti itu.
Di saat Abah dan Ambu sedang mengobrol tentang kampung nya tiba-tiba mereka di kejutkan dengan suara benda jatuh di salah satu kamar mereka.
PRAAANG...
Abah dan Ambu terkejut, namun itu tak berlangsung lama karna Abah sudah tau suara itu sebagai tanda apa. Abah pun meminta ijin kepada Ambu untuk masuk kedalam kamar dan akan ada yang dia lakukan, Ambu sudah paham apa yang akan abah lakukan maka Ambu pun mengijinkan abah masuk ke kamar itu.
Setelah berada si dalam kamar Abah duduk bersila di atas sajadah.. kemudian dia membaca sesuatu sambil memejamkan mata lalu kemudian...
CLING...
[DI ALAM BAWAH SADAR ABAH ]
Kini jiwa Abah telah sampai di suatu tempat yang kalau menurut orang biasa tempat itu sangat menyeramkan.. pohon-pohon menjulang tinggi juga begitu rimbun bahkan akarnya pun keluar dan di sekitar hutan itu di tumbuhi semak belukar yang begitu lebat, si sana Abah melihat ada beberapa sosok yang mengerikan. Ki Maung pun ada di antara mereka, karna yang memanggil Abah kesana pun adalah ki Maung.. Namun Abah meresa heran dengan adanya sua orang asing disana satu orang kelihatan nya memperihatinkan satu lagi seakan seorang Kyai.
"Assalamu'alaikum.. " ujar Abah mengucapkan salam.
"Waalaikumsalam, " ujar semua yang ada disana kecuali satu orang yang terduduk si tanah.
"Ki Maung.. Aya naon ngageuroan Abah.. jeung eta saja, ?"( Ki Maung.. Ada apa manggil Abah.. Dan itu siapa, ?) ujar Abah bertanya.
"Nu hiji jelma pikasebeleun nu hiji deui Kyai, urang ngageuroan maneh supaya maneh bisa nyokot keputusan jang manusa itu"(Yang satu manusia menyebalkan yang satu lagi , aku manggil kamu agar kamu bisa ngambil keputusan buat manusia itu) ujar ki Maung, sambil menunjuk ke arah pak Karim.. Ya sekarang Abah masuk ke dunia ghoib, dan disana Abah bertemu dengan pak Karim serta pak Kyai Saleh.
Abah pun sudah mengerti apa maksud dari ki Maung tanpa harus di jelaskan dengan rinci, kemudian Abah menghampiri pak Karim yang terduduk si tanah dengan ke adaan yang sudah sangat kacau.
"Assalamu'alaikum.. Pak, apakah bapak sadar berasa dimana dan karna apa bapak di bawa ke tempat ini, ?" ujar abah, Abah menggunakan bahasa Indonesia karna abah yakin orang itu tak paham bahasa Sunda.
"Saya kurang tau jelas Bah.. Tapi mereka bilang bahwa saya telah merusak rumah mereka. Sedangkan bertemu saja baru sekarang lalu kenapa mahluk itu semua berbicara begitu, " ujar pak Karim dengan suara yang lemah.
"Ya kamu memang merusak rumah mereka, hutan yang sekarang akan kamu dirikan bangunan besar itu adalah rumah mereka, " ujar Abah.
Pak Karim tentu kaget dengan jawaban itu, dia pun tau dan merasakan ada teror hampir tiap hari, tapi pak Karim tidak menyangka akan seperti ini.
"Saya hanya bekerja di sana, kenapa saya yang harus merasakan balasan dari kalian, " ujar pak Karim.
"Karna kamu salah satu dari mereka.. Dan karna kamu juga yang pertama kali menggunakan uang mereka, " ujar Abah.
Dan lagi-lagi pak Karim merasa kaget.. Karna memang dia yang pertama kali mengambil dan memakai uang itu.
"Lalu bagaimana agar saya bisa keluar dari sini? "ujar pak Karim.
"Kamu hanya perlu berhenti dari pembangun ini, dan kembalikan uang yang kamu terima, " Ujar Abah.
BERSAMBUNG.
dasar Lurah gebleg/Hammer/
manehna ngadat imahna aya nu ngacak², tapi manehna teu sadar, manehna nage gs ngacak² leuweung tempang cicing sagala makhluk..
kop tah ririwa, demit leuweung, jurig jarian coba pangnakolkn Pak Lurah. kira² teu bisaeun hudang weh menang saminggu mah/Hammer/
masa sesama setan takut/Tongue/
coba salah sahiji nu jadi tumbal teh jalma diluhurna atuh, ulah nu kuli wae. asa sedih nujadi anak pamajikan na..