(***) Peony surgawi adalah seorang gadis yatim piatu . dia tinggal bersama seorang Bibi penjual bunga yang bernama Aura Herawati , dia tidak mempunyai anak dan suami . Peony tinggal bersamanya semenjak usia delapan tahun .
***
Al gozali Matthew adalah seorang anak laki laki kecil yang sejak lahir telah di tinggal pergi ibunya mengejar kemewahan duniawi . dia tumbuh menjadi anak laki laki yang dingin dan datar seperti Ayahnya Al Gibran Matthew .
semenjak di khianati oleh istrinya ,Al Gibra Matthew sangat membentengi diri dengan namanya wanita .Semenjak sang istri pergi bersama laki laki yang lebih kaya darinya ,karena kehidupan Matthew saat itu masih kalang kabut .
suatu hari Al tanpa sengaja bertemu dengan Piony . melihat kelembutan kesabaran dan kebaikan Piony Al menginginkannya sebagai temannya . karena selama ini kehidupan anak berumur lima tahun itu sangat abu abu .
apakah Matthew akan mengabulkan permintaan Al putra . perubahan apa yang akan terjadi pada Al Gibran Mat
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rumiati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
26
Matthew menatap Morgan dengan wajah lelahnya . Satu jam kebelakang dia melakukan seleksi langsung bersama sepuluh perempuan pilihan . Dan itu membuat Matthew begitu lelah dan frustasi .
"Perempuan perempuan macam apa yang kamu pilih . Apa kamu sengaja ingin mengerjai saya? " desis Matthew menatap tajam ke arah Morgan .
Morgan pun menghembuskan napas ." Anda bisa lihat dan nilai sendiri bagaimana para perempuan itu . Mereka memang sudah lebih baik dari pada perempuan perempuan lain yang sudah tersingkirkan . Jika Anda tidak percaya saya bisa perlihatkan biodata para perempuan lainnya .
"Tidak usah!" Tukas Matthew sambil berdecak .
"Lagi pula hanya dua perempuan saja yang membuat Anda frustasi , Tuan . Selebihnya cukup kalem,kan ? Jadi apa Anda sudah membuat keputusan untuk tiga perempuan pilihan terakhir?"
Matthew kembali mengurut keningnya yang terasa sedikit berdenyut . Dia mengira jika itu semua akan berjalan begitu mudah , ternyata bertolak belakang.
"Bahkan saya tidak yakin unyuk membawanya bertemu dengan Al . Saya saja kurang menyukai mereka ."
"Tapi tidak ada salahnya Anda coba ,kan? Bukannya Anda juga tidak menyukai Nona Peony ? Tuan muda malah begitu menyukainya . Siapa tahu ada kesempatan untuk ketiga perempuan ini . Seperti yang Anda sebutkan sedari awal ."
Matthew terdiam ada benarnya juga ,pikirnya ." Baiklah saya sudah memilih tiga perempuan terakhir . Mereka akan saya bawa ke hadapan Al secara bergantian . Ini biodata mereka silahkan kau hubungi sesuai dengan jadwal pertemuan . Kau atur dulu kecocokan jadwal saya dan Al ."Matthew melemparkan tiga map ke ujung meja di mana Morgan berada .
"Anda ingin mengadakan pertemuan di mana ,Tuan? Apakah di mansion Matthew atau di perusahaan , atau mungkin juga di tempat lain ?".
"Di mansion saja , Al tidak boleh keluar terlalu sering ."
"Ok , baiklah akan saya atur pertemuannya besok . Sebelumnya apakah Anda sudah memberitahu Tuan Muda tentang masalah ini?"
"Belum".
"Ya , saya hanya berdo'a semoga dia tidak marah ."
"Apa yang akan membuatnya marah ? Saya melakukan ini semua untuknya , yang sedari dulu menginginkan seorang Ibu ." cetus Matthew .
"Ya , tapi Anda tahu sendiri karakter Tuan Muda ,Tuan . Meski dia kecil ,dia sudah begitu pintar , bisa saja di juga paham apa arti Ibu kontrak ."
"Ck, sudahlah. saya pusing , saya akan pulang sekarang .kamu handle saja pertemuan bulanan kali ini ." Matthew tiba tiba berdiri dan bergerak mengambil jas-nya sebelum melangkah ke arah pintu .
Matthew kali ini pulang mengendarai mobil sendiri . Sampai di mansion dia segera keluar dari mobil dan berjalan ke arah pintu utama mansion .
Duda arogan itu berjalan sembari menenteng jas di tangannya . Matthew juga melonggarkan dasi yang melilit lehernya sambil terus melangkah .
Baru saja dia mencapai ruangan tamu utama . Langkah kaki Matthew berubah pelan , pria itu menoleh ke kiri , matanya memicing , hidungnya mengendus bahu yang menarik .
"Apa mereka sedang memasak untuk menu makan siang ? Tapi ini sudah lewat makan siang . Dan ini sangat wangi , biasanya aku tidak pernah memperhatikan koki memasak ." gumam Matthew .
Entah karena penasaran akan bau wangi, Matthew memutar balik langkahnya . Pria itu melangkah ke arah dapur mansion, ingin melihat para koki memasak . Bau makanan itu membuat perut Matthew terasa lapar.
Sesampainya di dapur kedua alis Matthew berkerut melihat punggung kecil seseorang sedang sibuk sendirian di depan kompor . Setelan pakaian itu sangat di kenal oleh Mathew . Dan hanya dia yang menggunakan setelan pakaian pelayan yang berbeda di mansion itu .
"Apa yang kamu lakukan ?"
"Astaga ," Peony terkejut ketika suara berat Matthew terdengar di belakangnya .
Gadis itu menoleh ke belakang dan terkejut melihat Matthew sudah berada tepat di belakangnya . Peony mundur dan membungkuk hormat .
Mata Matthew menajam melihat isi wajan di atas di kompor . Dia melirik Peony yang masih menunduk .
"Apa kamu membuatkan ini untuk Al ? Ini tidak sehat , saya sangat melarang Al memakan mie instan." geram Matthew .
Peony mengangkat kepala dan menggeleng ." Tidak ,Tuan . Ini bukan untuk Tuan Muda . Dia sudah makan tadi dan sekarang pun sudah terlelap di kamarnya . Mie instan ini untuk saya sendiri ,Tuan . Saya belum makan siang , selagi Tuan Muda tidur . Saya membuatnya dan bisa makan dulu ."
Kening Matthew berkerut mendengar penjelasan Peony . Dia melirik jam tangannya , ini sudah jam dua lewat . Sudah sangat jauh dari jam makan siang .
"Kamu belum makan siang?"
"Belum ,Tuan."
"Kenapa? Apa kamu sengaja ingin membuat tubuhmu demam dan sakit." desis Matthew .
Peony menghembuskan napasnya pelan ." saya rasa tidak ada manusia normal yang ingin badan sendiri demam atau sakit . Apalagi sampai di sengaja membuat tubuh sendiri kesakitan . Saya belum makan karena tidak ada makanan untuk saya .Jadi saya harus menunggu Tuan Muda tidur dulu baru bisa membuat makanan untuk saya sendiri , untuk makan siang ."
"Tidak ada makanan? Mana mungkin tidak ada makanan ? Semua pekerja di mansion ini sudah di jatah makan sehari tiga kali . Apalagi kamu harus mendapatkan tenaga lebih banyak supaya tidak sakit dan menular kepada Al."
Peony kembali menghembuskan napas dengan pelan ." Iya ,Tuan . Awalnya memang begitu . tetapi semenjak kejadian membuat teh itu , saya dimusuhi oleh kepala koki dan beberapa pelayan di sini . Jadi semenjak hari itu saya sudah tidak di beri jatah makan siang ."
"Ha ,Apa?" Matthew terkejut .
"Tidak di beri jatah makan siang? Siapa mereka berani melarang kamu makan, hah!".
Peony sempat terkejut ketika tiba tiba Matthew membentak . Suara nyaring Matthew membuat para pengawal dan pelayan berdatangan . Mereka menatap ke arah Peony , mereka berpikir jika Matthew sedang marah kepada Peony.
Matthew menatap ke kanan dan kiri ,mata tajamnya membuat semua orang menunduk . Akhirnya Matthew menemukan kepala koki di antara mereka .
"Apa benar kamu tidak memberi jatah makan siang untuk Peony." desis Matthew membuat kepala koki terkesiap .
Kepala koki itu melirik Peony dengan mata tajamnya .Peony pun hanya diam , dia tak bereaksi apa apa .
"Kenapa diam ,jawab!"
"B-bukan begitu ,Tuan . Dia selalu telat makan . Jadi makanan sudah keburu habis . Saya..."
"Bulshit!..kamu pikir saya bodoh! Selama ini bahkan makanan untuk para pelayan dan pengawal tidak pernah kekurangan . Bahkan sering tersisa . Apa sekarang kamu mencoba bermain main dengan saya ,hah!"
"M-maaf ,Tuan . Bukan begitu , dia saja yang tidak bersedia makan . Say..."
"Maaf,Bu. Seperti Anda begitu sangat membenci saya . Padahal saya merasa tidak ada melakukan kesalahan apapun kepada Anda selama ini . Masalah teh kemarin , saya tidak ada salah apa apa di sana . Anda melarang saya makan , tidak memberi saya jatah makan siang . Anda mengatakan , tidak sudi memberikan makanan hasil olahan Anda dan kelompok Anda . Dan di pagi hari saya beruntung bisa ikut menikmati sarapan karena ada Tuan Matthew dan Tuan Muda . Sedangkan untuk makan siang , Anda melarang saya makan sudah hampir satu minggu , dan selama satu minggu itu saya hanya makan siang dengan mie instan . Karena lebih praktis saat masak dan menyingkat waktu . Maaf kalau saya harus mengatakan ini semua , karena saya tidak suka jika di fitnah seperti ini ."
Matthew mengurut keningnya , dia pulang cepat untuk melepas frustasi . Tapi malah di buat semakin frustasi .
secara kamar kan ad cctv nya
aku suka Thor Matt tersiksa
karena benci dan cinta itu terlalu tipis
bujang lapuk kah si Matthew thor
secara dia bilang dadanya masih rata