Mafia adalah dunia nya, separuh hidupnya ia habiskan dalam kegelapan dan separuh lainnya dalam bayang-bayang kematian yang selalu mengintai nya. Hingga seorang wanita cantik yang membawa cahaya muncul dan mengubah arah hidup nya, membuatnya mempertanyakan hal-hal apa yang berharga dalam hidupnya.
Mampukah dia mengubah dirinya sendiri, ataukah bayang-bayang masa lalunya akan terus menghantuinya dan membuat wanita cantik itu memilih untuk menjauh darinya?
~ Klan Keluarga Morrigan S2~
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Buna_Ama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 26
"Arsen ada apa ini ?", terdengar seruan Rayner dari arah belakangnya. Arsen berbalik badan menatap sang daddy yang berjalan menuruni anak tanggga. Dibelakangnya, Jerry selalu setia mendampingi nya kemana pun dia pergi.
"Daddy kak Alcen nakal.. " adu Jessy seraya merentangkan kedua tangannya meminta digendong.
Rayner dengan sigap langsung mengangkat Jessy dan menggendongnya. Dihapus nya air mata yang membasahi pipi putri kecilnya itu dengan lembut.
"Apa Jessy membantah ucapannya ?", Rayner balik bertanya dan itu berhasil membuat Jessy bungkam.
Jessy mengigit pelan bibir bawah nya dan menatap wajah tampan sang daddy sambil mengedip-ngedipkan mata bulatnya yang masih basah karena air mata.
Melihat itu, Rayner hanya bisa menghela nafas panjang. "Apa yang kak Arsen perbuat hm?", tanya Rayner dengan lembut
"Kak Alcen culuh Jessy tidul dad". Jawab Jessy lirih
Arsen yang melihat daddy nya dan adik perempuannya itu hanya terdiam dan terus memperhatikan apa yang akan keduanya lakukan.
"Betul, Jessy harus tidur sayang.. Ini sudah malam, bukankah ketiga saudara kembar mu sudah masuk ke kamar dan tidur ?", ujar Rayner
"Tapi dad-"
"Tidak ada bantahan Jessy, sekarang masuk ke kamar dan tidur hmm... " Dengan lembut Rayner berkata dan Jessy mengangguk-anggukkan kepalanya patuh. Kemudian, Rayner menurunkan putri kecilnya itu dari gendongannya.
Jessy berlari menaiki anak tangga dan masuk kedalam kamarnya. Setelah memastikan putrinya itu benar-benar sudah masuk kedalam kamar, barulah Rayner melangkahkan kakinya menghampiri Arsen.
"Boy, kau tidak tidur ?", tanya Rayner pada putra sulung nya
"Sebentar lagi, daddy mau pergi ?", ujar Arsen balik bertanya
Rayner mengangguk sambil berdehem, "Hm.. Tidak akan lama".
"Baiklah, hati-hati dad". Ucap Arsen
Mendengar itu, Rayner mengulas senyum seraya mengusap-usap pucuk kepala Arsen. "Jangan tidur larut malam, jaga mommymu sebentar boy".
Arsen mengangguk. Setelah itu, Rayner kembali melanjutkan langkah kakinya keluar dan dibelakang nya diikuti Jery.
"Tuan muda Arsen.. " sapa Jerry
"Hm.. paman Jerry", sapa balik Arsen
Kemudian, Jerry segera menyusul Rayner yang sudah lebih dulu keluar dari mansion. Sepeninggalan daddy dan Jerry, Arsen segera naik kelantai atas dan masuk kedalam kamarnya.
.
Rayner masuk kedalam mobil dan duduk dikursi belakang bagian penumpang, sedangkan Jerry duduk dibalik kemudi.
"Apa Rakhes sudah sampai dimarkas ?", tanya Rayner sambil mengenakan seatbelt nya
"Sudah tuan". Jawab Jery
"Baiklah, kita ke markas sekarang".
"Baik tuan". Jerry segera menyalakan mesin mobilnya lalu menginjak pedal gas dan rem nya. Perlahan mobil yang ia kendarai mulai melaju pelan meninggalkan area pelataran mansion Rayner menuju markas Golden Eagle.
.
.
Bugghh...
Bugghh..
Pukulan demi pukulan Han layangkan pada anak buah Rayner, lebih tepatnya mantan anak buah Douglass yang kini masuk kedalam klan mafia milik keluarga Morrigan.
"Tuan.. Ampuni saya.. Saya dipaksa melakukan itu oleh tuan Douglass". Mohon anak buah itu yang sudah duduk tak berdaya diatas tanah didalam markas Golden Eagle. Wajahnya sudah babak belur dan darah terus mengalir dari sudut bibir nya. Para anak buah Rayner yang melihat itu tak bisa berbuat apa-apa, bahkan menolong nya saja tidak. Mereka hanya akan bergerak jika mendapat perintah dari tuannya.
Rakhes, pria itu dengan santai duduk diatas kursi roda sambil menghisap rokok yang terselip dijari telunjuk dan tengahnya yang berada ditangan kirinya. Ia menghembuskan asap rokok itu ke udara dan menutupi sebagian wajahnya yang tampan.
"Han.. " seru Rakhes memberi kode pada Han untuk berhenti memukulinya, dan Han yang paham akan kode itu mengangguk paham lalu menyingkir. Ia merogoh saku celananya mengambil sapu tangan untuk membersihkan tangannya yang terkena noda darah.
"Lantas kenapa kau memilih berkhianat dari Douglass?", Rakhes bertanya dengan suara yang terdengar tenang namun matanya menatap pria anak buah itu dengan tatapan mengintimidasinya.
"Sa-saya.. "
"Apa kau takut Douglass membunuhmu jika ada yang angkat bicarat tentang perencanaan pembunuhan itu dan kau memilih mengkhianatinya lalu mengganti identitas mu dan bergabung dengan klan Mafia Golden Eagle untuk mencari perlindungan diri?". Tebak Rakhes mencecar pria itu
"Tuan saya hanya-"
"Shut up!". Bentak Rakhes seraya mengangkat tangan nya meminta pria itu untuk tidak banyak bicara
"Sekarang katakan, apa tujuan Douglass melakukan hal itu ?",
Pria itu terdiam sejenak, ia terlihat ragu-ragu untuk mengatakan yang sejujur nya pada Rakhes.
"Tuan, ji-jika saya mengatakan yang sebenarnya apa anda akan mengampuni saya ?", ujar nya mengiba
Rakhes yang mendengar itu tertawa sumbang mengejeknya, ia kemudian membuang puntung rokok nya dan anak buah Rayner dengan cepat langsung menginjak ujung rokok nya yang masih menyala itu dengan sepatu nya agar padan dan tidak memicu kebakaran dimarkas, karena didalam markas tersebut banyak sekali bahan peledak dan detonator.
"Apa kau sedang bernegosisasi dengan ku ?", tukas Rakhes dengan alis yang terangkat sebelah seolah tengah merendahkannya
"Apa kau tidak tau siapa aku?", imbuhnya
Pria mantan anak buah Douglass itu terdiam, rahangnya mengetat dan menatap Rakhes dengan tatapan tak berdaya. Ia seolah lupa jika kali ini dia berhadapan dengan Rakhes Morrigan, pria yang dikenal dengan julukan 'Iblis berdarah dingin'. Bahkan sifat kejam nya melebihi kekejaman yang pernah Douglass lakukan. Apa jika dia berkata dengan jujur, apa Rakhes akan mengampuni nya ?r ta
"Maaf tuan, tolong ampuni saya.. " pinta nya momohon
"Aku tidak butuh permohonan ampunan mu, sekarang katakan apa tujuan Douglass melakukan itu. Cepat! jangan membuang-buang waktu ku bedebah!". Bentak Rakhes tidak sabaran
"B-baik, saya akan mengatakan yang sejujurnya pada anda. Sebenarnya tuan Douglass melakukan itu karena ingin balas dendam dan menyingkirkan keturunan tuan Grayson dan tuan Anthony.. " ungkap nya terus terang
"Balas dendam ?", cicit Rakhes seraya mengerutkan dahinya kebingungan
"Benar tuan", bukan anak buah itu yang menyahut melainkan Han
Rakhes menoleh menatap Han dengan tatapan tajam nya, "Katakan dengan jelas Han".
"Saya sudah menyelidiki nya tuan, jika tuan Douglass mengutus dia untuk melakukan pembunuhan itu karena dendam pribadi. Dan, mengenai kematian kedua orang tua anda juga ada hubungannya dengan Douglass". Ucap Han menjelaskan
"Bedebah!!" umpat Rakhes tak terima. Kedua tangannya terkepal erat hingga urat-uratnya menonjol dan rahangnya mengeras juga giginya saling bergemelatuk. Menandakan jika amarah sudah menguasai dirinya. Wajahnya yang terlihat tenang namun mematikan itu berubah mengerikan, seolah siap ingin menghabisi musuhnya hidup-hidup.
Anak buah Douglass yang melihat itu menjadi ketakutan, ia hendak berdiri dan ingin melarikan diri. Tapi, dengan cepat Rakhes langsung menarik belati kecil yang selalu tersimpan dibalik mantel besarnya itu. Dan, tanpa aba-aba Rakhes langsung melemparkan belati itu dan mengenai tepat dada kiri pria itu saat hendak berbalik badan melarikan diri.
Jlebb...
"Aakhhh... "
.
.
.
BERSAMBUNG...
lanjut semangaaaat
ini pasti ada kaitanya dgn jerry
dobel up
bagaimana nantinya tentang Rainer semua dia tau
keluarga adalah kelemahanya
Kan harus di jadikan saksi
yg dgn sengaja membuat rem blong tersebut